• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I - - Electronic theses of IAIN Ponorogo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I - - Electronic theses of IAIN Ponorogo"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

Bagaimana hukum Islam meninjau perjanjian pelunasan hutang dan piutang dengan menggunakan jasa di Desa Gentong Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi. Bagaimana Hukum Islam Merevisi Penetapan Upah Pelayanan Sebagai Pelunasan Hutang dan Piutang di Desa Gentong Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap perjanjian penyelesaian hutang dengan menggunakan jasa di Desa Gentong Kecamatan Paron.

Sistematika Pembahasan

Al-Qard} al-hasan, iaitu meminjamkan sesuatu kepada orang lain di mana pihak yang dipinjamkan sebenarnya tidak mempunyai kewajipan untuk mengembalikannya. 22 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah iaitu pihak yang berhutang di jalan Allah melalui al-Qard} al-hasan, maka dapat membantu seseorang yang berhutang di jalan Allah untuk mengembalikan hutangnya kepada orang lain. tanpa sebarang kewajipan di pihaknya untuk membayar balik hutang kepada peminjam. Qard}, iaitu meminjamkan sesuatu kepada orang lain dengan kewajipan untuk mengembalikan pokok kepada pihak yang memberi pinjaman.

اض َافَت

Artinya: “Al-Qard} adalah harta yang diberikan oleh debitur (muqrid} kepada debitur (muqtarid}) kemudian untuk dikembalikan kepadanya (muqrid}) sebagaimana yang diterimanya ketika ia mampu membayarnya.” 28 . Berdasarkan beberapa penjelasan pengertian di atas, maka akad ini termasuk dalam akad gotong royong yang bertujuan untuk meringankan beban orang lain, dan tidak diperkenankan atau diperkenankan untuk mengambil keuntungan dari akad ini. Memberi hutang termasuk dalam kebaikan agama karena sangat diperlukan bagi orang yang sedang kesulitan atau sangat membutuhkan.

ملسو هيلع ها ىلص-

Pandangan yang dipilih oleh Ibnu Ta>imiyyah dan Ibnu al-Qayyim adalah bahwa hutang dan piutang itu sesuai dengan qiyas karena termasuk transaksi yang irfaq (memberikan manfaat) dan tujuan hutang dan piutang tersebut bukanlah keuntungan duniawi, melainkan imbalan di akhirat. 35. Adapun mengenai hutang dan piutang, maka untuk sahnya suatu transaksi ada beberapa syarat, ada yang menyangkut orang yang berhutang dan debitur, dan ada pula yang menyangkut barang yang terutang. Perjanjian utang piutang tidak boleh diikatkan pada syarat-syarat lain selain utang itu sendiri, yaitu untuk kepentingan muqrid}.

ةبق اعلا لهج وه ررغلا

Gharar atau disebut juga taghrir adalah suatu keadaan dimana terjadi ketidakpastian antara kedua belah pihak dalam bertransaksi. Dalam tadlis yang terjadi adalah pihak A tidak mengetahui apa yang diketahui pihak B, lalu yang terjadi pada gharar atau taghrir, baik pihak A maupun pihak B tidak mengetahui secara pasti tentang sesuatu yang dilakukan. Gharar terjadi ketika salah satu pihak mengubah sesuatu yang seharusnya pasti menjadi tidak pasti.

قيقح د ع هباض رلا مدع ة ظم يذلا عاد ا وه وررغلا ياررغلا

Upah/ Ujrah

  • Pengertian Al-Ija>rah

Al-Ija>rah berasal dari kata al-ajru yang berarti Al-Iwad}u atau berarti perubahan. Dalam pembahasan artikel ilmiah ini penjelasan teori ijarah lebih cenderung ke arah al-ijarah dari segi upah. Menurut Helmi Karim, ijarah secara harafiah berarti “upah” atau imbalan atau “ganjaran”, oleh karena itu kata ijarah mempunyai arti.

ملسم و ي راخبلا اور)

لَاق م

Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis

  • Kondisi sosial masyarakat Desa Gentong
  • Budaya
  • Keadaan pendidikan dan keagamaan
  • Ekonomi Masyarakat
  • Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang menjadi ibu rumah
  • Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang cacat dan bekerja 0 orang

Kondisi masyarakat di Desa Gentong dapat dikatakan merupakan masyarakat yang agraris, penggembala dan pekerja mandiri, dalam hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang berprofesi sebagai petani, buruh tani, penggembala dan juga banyaknya masyarakat yang berprofesi sebagai petani. PNS seperti guru dll. Tidak dapat dipungkiri bahwa warga Desa Gentong juga merupakan bagian dari umat beragama, dimana terdapat kelompok yasinan yaitu TPQ. Masyarakat Desa Gentong mengedepankan nilai-nilai persatuan dan gotong royong, nilai-nilai tersebut tetap meramaikan masyarakat Desa Gentong dalam kegiatan sosial keagamaan dan seni budaya seperti hadrah, doa nabi, serta masih banyak NU . bacaan muslim.

Di sisi lain, semangat adat masyarakat masih tetap ada, hal ini terlihat dari acara-acara seperti bersih-bersih desa yaitu wayang golek, pengajian dan juga pertunjukan Reog masih terus berlangsung setiap tahunnya. Pandangan masyarakat Desa Gentong terhadap pendidikan tidak jauh berbeda dengan masyarakat pada umumnya, yaitu bahwa pendidikan merupakan modal dasar dalam peralihan menuju masyarakat modern, karena tingkat persaingan di masa depan menuntut kita untuk dapat bersaing berdasarkan tingkat keterampilan manusia. sumber daya, khususnya di bidang pendidikan. Dalam hal ini pemerintah desa memberikan pembinaan di bidang perekonomian untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat.

Salah satunya dengan bertemu secara rutin, bertukar informasi dan pengalaman guna menambah wawasan dan pengetahuan baik dalam bidang ekonomi maupun lainnya. Selain itu juga terdapat usaha-usaha kecil seperti banyak pedagang Grabah, pengusaha tahu, dan juga pedagang pasar yang sebagian besar berasal dari masyarakat gentong, dan juga terdapat peternak kambing, itik, dll.67.

Tabel Keadaan Ekonomi Masyarakat
Tabel Keadaan Ekonomi Masyarakat

Pelaksanaan Akad Pelunasan Hutang Piutang Dengan Menggunakan Jasa Di Desa Gentong Kecamatan Paron

Ibu Suparmi dan suaminya, Pak Suparji, adalah pemilik toko sekaligus penggagas pelunasan utang dengan jasa, meski pada awalnya ia hanya mendapatkan kembali utang tersebut dengan uang. Transaksi awal perjanjian utang piutang dilakukan oleh nasabah yang membutuhkan uang atau bahan pokok, yang datang langsung ke rumahnya dan segera menyampaikan maksud kedatangannya. Awalnya kami meminjam uang sebelum saya membangun toko saudari dan piutang jasa dimulai ketika 2 orang datang meminjam uang dan bahan pokok kemudian mereka berjanji akan membayarnya kembali ketika panen tiba.” Salah satu hutangnya adalah 300.000, dan yang lainnya 1.000.000, itu Bu Sumarni dan Pak Ismail, mereka berjanji akan mengembalikan uang itu dari awal, dan karena mereka di desa, kami sepakat dengan jaminan amanah.71 .

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak pula orang yang berutang kepadanya, seperti Pak Malikun, Bu Fitri, Supadi dan juga Pak Marsidik yang tak lain adalah tetangganya karena menganggap keluarga Bu Suparmi adalah orang-orang yang cakap. dan bisa membantu orang lain. Pada dasarnya mayoritas penduduknya berprofesi sebagai buruh tani dan penggembala ternak.Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi ini akan menimbulkan banyak transaksi hutang dan piutang untuk berbagai kebutuhan, tidak hanya uang tetapi juga bahan pokok. Meskipun banyak lembaga keuangan di daerah yang setiap hari memberikan layanan door-to-door-door-to-door, namun masyarakat lebih memilih meminjam ke tetangga karena meminjam ke tetangga lebih mudah dibandingkan prosedur meminjam uang ke lembaga keuangan. adalah pola pikir yang membuat setiap orang berhutang budi kepada tetangganya.

Namun terkadang ada juga orang yang belum mampu membayar hutangnya atau membayar hutangnya dan dia menjelaskan apa yang terjadi dan menjelaskan bagaimana mereka bisa membayarnya. Begitulah cara orang yang ingin melunasi utangnya pulang ke rumah dan, seperti biasa, segera menyerahkan jumlah pinjamannya. Namun berbeda dengan orang yang ingin membayar hutangnya dengan jasa, tiba-tiba mereka tidak langsung membayar hutangnya, malah mengatakan tidak bisa mengembalikan uang tersebut, dengan alasan tidak mempunyai uang untuk membayarnya atau karena alasan lain.

Sebaliknya orang yang berhutang dengan sengaja tidak menjelaskan di awal perjanjian ketidakmampuannya membayar hutangnya dengan uang karena khawatir tidak menerima uang pinjaman sesuai kebutuhan.

Penetapan Upah Kerja Sebagai Pelunasan Hutang Piutang Di Desa Gentong Kecamatan Paron

Sementara pihak yang berhutang, sebaliknya, tidak mengetahui berapa gaji yang didapatnya per hari. Jika debitur ingin melunasi utangnya, maka patokan pelunasan utangnya adalah harga bahan pokok pada awal transaksi kreditur dan debitur. Meski demikian, masih banyak masyarakat yang berhutang kepada Ibu Suparmi karena banyak kebutuhan yang harus dipenuhi dan tidak peduli dengan aturan yang ditetapkan oleh Ibu Suparmi, sehingga di Desa Gentong semakin banyak pihak yang berhutang. memberikan pinjaman kepada masyarakat sekitar yaitu dari golongan masyarakat yang mempunyai penghasilan lebih seperti Pak Gimin dan juga Pak Suparman, dimana penentuan pengembalian pinjamannya juga sangat bervariatif dan rata-rata seperti ketentuan untuk hutang dan piutang Ibu Suparmi.

Transaksi awal perjanjian hutang piutang ini tidak ada bedanya dengan transaksi lainnya yaitu dilakukan oleh nasabah yang membutuhkan uang atau bahan pokok datang langsung ke rumah pemilik modal dan segera mengkomunikasikan maksud kedatangannya. . tanpa adanya penyerahan jaminan atau syarat-syarat lain, maka dibuatlah akad antara keduanya dengan perjanjian yang dibuat oleh masing-masing orang yang akan berhutang dengan pihak yang memberi hutang. Menurut penafsiran Perjanjian Piutang dan Tagihan di atas yang dilakukan di Desa Gentong Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi tepatnya di rumah ibu Suparmi sebagai pihak pemberi hutang atau (muqrid} menurut syariat Islam, hal-hal seperti itu adalah Hal ini tidak boleh atau tidak patut karena ada unsur kesengajaan debitur atau muqtarid} untuk melunasi utangnya dengan jasa dan hal ini tidak dijelaskan dalam akad aslinya. Menurut penulis, dalam hal ini ada baiknya pihak yang berhutang berkomunikasi dan menjelaskan apakah ia akan dibalas dengan nikmat, agar kedua belah pihak mengetahui dan dapat mengambil jalan tengah serta dapat mewujudkan tujuan qard} itu sendiri, yaitu perjanjian untuk membantu tanpa ada manfaat dari pihak manapun.

Dan tidak dijelaskan dalam kontrak aslinya berapa nominal yang akan diberikan untuk setiap pekerjaan yang akan dilakukan oleh pihak yang berhutang. Saat ini hal tersebut diberlakukan apabila nantinya debitur akan dilunasi dengan jasa dan harga barang pokok yang terutang juga tetap berbeda dengan harga di pasaran, sehingga fluktuasi harga barang pokok akan mempengaruhi pelunasannya. Menurut penulis sendiri, agar utang dan tagihan sesuai dengan syariat Islam, hendaknya pemberi pinjaman tidak membedakan antara upah yang berlaku di masyarakat dan upah yang ditentukan sendiri.

Dan mengenai harga barang-barang pokok yang terutang, hendaknya tidak mempengaruhi naik turunnya harga di pasaran, karena semua itu dapat memberatkan dan merugikan salah satu pihak, terutama pihak yang berhutang. Akad hutang dan piutang yang terjadi di desa Gentong kecamatan Paron kabupaten Ngawi tepatnya di rumah ibu Suparmi sebagai pihak pemberi hutang atau (muqrid}) menurut syariat Islam hal seperti itu tidak pantas karena ada unsur niat apakah gharar ada dalam akad aslinya. Adapun penambahan hari yang ditetapkan oleh ibu Suparmi juga tidak sesuai syara’ karena tidak boleh mengambil keuntungan dari salah satu pihak dalam transaksi utang piutang karena akad ini termasuk dalam akad gotong royong. .

SARAN

Abdullah Bin Muhammad, et al, Encyclopedia of Muamalah Fiqh in the View of the Four Madzhabs, Yogyakarta: Madarul-Wathan Lin-Nasyr, Riad, KSA, 2014.

Gambar

Tabel Keadaan Ekonomi Masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

Dan yang selanjutnya skripsi yang menjadi rujukan, yang berjudul Analisis Konsep Pendidikan Anak Menurut Ki Hadjar Dewantara karya Arif Tri Kurniawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,