Model sistem nyata dan model perbaikan yang digunakan dalam penelitian ini dibangun dengan simulasi menggunakan perangkat lunak ProModel. Dari hasil perbaikan sistem dengan menggunakan pendekatan line balancing diketahui bahwa terjadi peningkatan barang jadi sebesar 279% dan persediaan pada operasi pengecoran menurun sebesar 2475%, hal ini terbukti bahwa pendekatan line balancing dapat mematahkan kemacetan di lantai produksi dalam hal ini, kemacetan kemacetan terjadi dalam operasi pengecoran. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Simulasi Bengkel Pengecoran Logam PT. “X” Dengan Pendekatan Line Balancing”.
Penelitian ini merupakan salah satu penelitian yang termasuk dalam payung penelitian “Optimization of Resources” (peta jalan). Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam penyusunan penelitian ini. Tujuan akhir dari line balancing adalah memaksimalkan kecepatan pada setiap stasiun kerja untuk mencapai efisiensi kerja yang tinggi pada setiap stasiun kerja (Kusuma, 1999).
Dengan menggunakan perangkat lunak ProModel, simulasi sistem yang sebenarnya dan simulasi perubahan sistem akan dilakukan setelah pendekatan penyeimbangan garis diterapkan. Perubahan sistem ke sistem nyata akan sangat memakan waktu dan biaya, oleh karena itu setelah diterapkan metode line balancing, perubahan sistem akan diterapkan pada model simulasi yang telah dibangun.
Perumusan Masalah
Keseimbangan lini sangat penting, karena akan menentukan aspek lain dari sistem produksi dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, line balancing harus dilakukan dengan metode yang tepat untuk menghasilkan hasil line balance yang terbaik.
Batasan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kajian Pustaka
Landasan Teori 1. Line Balancing
- Langkah Pemecahan Line Balancing
- Istilah-Istilah Line Balancing
- Metode Penyeimbang Lini Perakitan
- Model
- Jenis-Jenis Model
- Tipe-Tipe Simulasi
Artinya, operasi di dasar panah mendahului operasi di ujung panah. Balance lag adalah ukuran ketidakefisienan track karena waktu idle aktual yang disebabkan oleh alokasi yang tidak sempurna antara workstation. Efisiensi workstation adalah perbandingan antara waktu kerja tiap workstation (Wi) dengan waktu kerja workstation terbesar (Ws).
Efisiensi lini adalah rasio waktu total stasiun kerja dibagi dengan siklus dikalikan dengan jumlah stasiun kerja, atau jumlah efisiensi stasiun kerja dibagi dengan jumlah stasiun kerja. Buat diagram prioritas dari data prioritas yang ada, sorot area yang berisi item pekerjaan yang tidak saling bergantung. Menentukan waktu siklus dengan menggunakan faktor percobaan (trial) dari semua item pekerjaan yang ada.
Mendistribusikan elemen kerja pada setiap stasiun kerja dengan aturan bahwa total waktu elemen kerja yang didistribusikan pada suatu stasiun kerja tidak boleh melebihi waktu siklus yang ditentukan. Hapus elemen kerja yang didistribusikan di seluruh stasiun kerja dan ulangi 3 langkah hingga semua elemen kerja yang ada didistribusikan di seluruh stasiun kerja. Model yang baik adalah model yang dapat menjelaskan kembali mekanisme pemecahan masalah tanpa menyembunyikan apapun.
Model ini juga membuka kemungkinan bagi peneliti lain untuk mengembangkan model yang lebih kompleks dan efisien untuk menjawab permasalahan sistem nyata. Model yang mencakup distribusi probabilitas untuk input dan menghasilkan sekumpulan nilai dari setidaknya satu variabel output dengan probabilitas yang terkait dengan setiap nilai. Model berhubungan dengan keadaan sistem dalam waktu yang terus menerus, mengandung proses perubahan sewaktu-waktu akibat adanya suatu aktivitas.
Beberapa jenis model dapat digunakan mulai dari model matematis sampai dengan simulasi komputer, penggunaan ini tergantung dari waktu, anggaran biaya dan kegunaan serta pengembangan model yang diinginkan oleh pengguna. Dengan kata lain, dapatkah pembuat keputusan mempercayai model yang digunakan sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan? Jika model yang dibuat dapat bernilai dalam pengambilan keputusan, sebaiknya model dibuat sebagai interface agar mudah digunakan oleh pengambil keputusan (misal: manajer pabrik).
Langkah ini menguji model yang telah dibuat dengan memasukkan berbagai parameter yang mempengaruhi sistem untuk melihat apakah model ini dapat bekerja dengan baik dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, simulasi pada dasarnya adalah penggunaan atau praktik membangun model yang mewakili sistem nyata atau prediksi masa depan, atau bereksperimen dengan model yang digunakan untuk mempelajari perilaku sistem, meningkatkan kinerja sistem, atau merancang sistem baru dengan ukuran tertentu.
Objek Penelitian
Variabel Penelitian
Studi Kepustakaan
Metode Pengumpulan Data
Data primer
Metode Pengolahan Data
Menentukan bobot posisi setiap elemen kerja yang berhubungan dengan waktu operasi waktu kerja terlama dari awal operasi pertama hingga operasi selanjutnya. Jika masih memungkinkan (waktu stasiun < CT), operasi dengan bobot tertinggi berikutnya ditetapkan, tetapi penetapan ini mungkin tidak menghasilkan waktu stasiun > CT. Jika penugasan kontrol membuat waktu stasiun > CT, maka sisa waktu ini (CT-ST) diisi oleh penugasan kontrol dengan bobot tertinggi, dan penambahannya tidak membuat ST > CT.
Jika elemen operasi yang dialokasikan untuk membuat ST > CT tidak ada lagi, maka kembali ke langkah 5. Membuat “trace” agar dapat menelusuri dengan jelas keadaan sistem yang disimulasikan pada tabel, disertai dengan deskripsi gambar seperti warna garis, kotak dan interaksinya. Penyusunan ekspresi komputasi dan logika operasi sesuai dengan tahapan dan prosedur formulasi aritmatika yang hasilnya berupa variabel-variabel yang akan dibutuhkan dalam analisis.
Data yang telah diolah kemudian dianalisis dan dievaluasi untuk mengambil keputusan peningkatan output setiap lini di departemen produksi.
Kesimpulan Dan Saran
Penelitian ini terdiri dari dua bagian, bagian pertama memecahkan masalah keseimbangan jalan dengan pendekatan metode line balancing dan bagian kedua menghitung penerapan hasil analisis awal ke dalam model simulasi sistem nyata, sehingga perubahan efisiensi stasiun kerja akan terjadi. terlihat. sebelum dan sesudah perubahan terjadi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menciptakan keseimbangan jalur yang optimal yang akan meningkatkan efisiensi Workstation dimana efisiensi merupakan ukuran kinerja sistem produksi. Pada penelitian ini, data dan model simulasi sistem nyata diperoleh dari penelitian Dwi Laksono dkk, 2011.
Data Produksi
- Precedence Diagram
- Waktu Siklus dan Jumlah Stasiun Kerja Minimal
- Penyusunan Elemen Produksi ke dalam Stasiun Kerja
- Aplikasi Perubahan Lintasan Pada Model Simulasi
- Membangun Model Aplikasi dengan Pendekatan Line Balancing 1. Activity Cycle Diagram(ACD)
- Model Diagram ACD
- Flowchart Model Simulasi Proses Produksi
- Model Simulasi Aplikasi dengan Pendekatan Line Balancing
Untuk menyeimbangkan lini produksi pada lantai produksi produk fire hydrant digunakan metode RPW (Ranked Positional Weight). Inti dari metode RPW sendiri adalah setiap tugas produksi akan ditugaskan ke setiap workstation secara berurutan dengan memperhatikan jumlah cycle time. Urutan prioritas untuk menugaskan tugas ke stasiun kerja akan ditentukan berdasarkan bobot posisi tugas produksi (bobot waktu pelaksanaan tugas ditambah waktu tugas yang mengikutinya).
Sebelum menghitung bobot posisi masing-masing elemen kerja, dibuat matriks pendahuluan berdasarkan diagram prioritas, seperti terlihat pada Tabel 4.2. Setelah menghitung bobot posisi untuk setiap operasi, langkah selanjutnya adalah mengurutkan operasi dalam urutan menurun dari bobot posisi. Jumlah stasiun kerja secara teori menunjukkan jumlah minimum stasiun kerja yang harus ditempatkan pada lini produksi.
Penjadwalan elemen produksi akan didasarkan pada waktu siklus yang tersedia dan jumlah stasiun kerja minimum. Dari perhitungan beban kerja lini produksi produk hydrant diketahui efisiensi rata-rata seluruh lini mencapai 99% yang membuktikan bahwa proses produksi telah dilakukan dengan baik dan benar, sehingga akan memberikan hasil yang optimal. . Model simulasi real yang digunakan dalam penelitian ini adalah model simulasi real yang dikembangkan oleh Dwi Laksono dkk pada tahun 2011 di area produksi produk hydrant untuk bengkel “X”.
Model yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah model yang dibuat berdasarkan pendekatan line balancing. Aktivitas aktivitas di lantai produksi produk fire hydrant dapat dilihat pada Activity Cycle Diagram (ACD) berikut. Model simulasi aplikasi dengan pendekatan line balancing di bagian produksi (foundry) bengkel “X” untuk produk hydrant yang dibangun adalah sebagai berikut.
Keseimbangan lintasan yang dibangun dengan hipotesis awal adalah hasil penerapan perhitungan tersebut berbeda dengan sistem nyata, sistem nyata dalam penelitian ini dibangun dengan simulasi, demikian pula penerapan pendekatan keseimbangan lintasan dibangun dengan simulasi. Berikut adalah tabel perbandingan hasil produksi proses bisnis berdasarkan model dunia nyata dan model aplikasi dengan pendekatan line balancing untuk produk hydrant. Perbandingan hasil produksi proses operasional berdasarkan model nyata dan model aplikasi dengan pendekatan line balancing pada produk fire hydrant.
Terlihat jelas bahwa produk jadi mengalami peningkatan sebesar 279% dan penyimpanan pada operasi pengecoran mengalami penurunan sebesar 2475%, terlihat jelas bahwa pendekatan penyeimbangan lini dapat mengurai kemacetan di lantai produksi, dalam hal ini kemacetan yang terdekomposisi terjadi pada pengecoran. operasi.
Kesimpulan
Saran
Hasil analisis pemecahan masalah sebaiknya digunakan oleh perusahaan sebagai informasi tentang sistem proses produksi, sehingga menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik melalui perbaikan terus menerus. Perencanaan produksi sebaiknya tidak hanya pada bagian proses produksi saja, tetapi harus dilanjutkan dari awal proses produksi, bahkan sebelum proses pengecoran dimulai dari pemesanan bahan baku dan proses produksi sampai ke tangan konsumen, sehingga analisis akan dilakukan. menjadi lebih baik dari hanya satu departemen.
DAFTAR PUSTAKA