• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I - IAIN Syekh Nurjati Cirebon"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pernikahan ialah bertemunya dua orang yang berbeda yang bersedia menerima lahir batin pasangannya, juga bersedia untuk hidup bersama dalam mewujudkan kehidupan pernikahan yang sakinah mawaddah warohmah sebagaimana yang dikutip pada kompilasi aturan islam pasal tiga yaitu tujuan adanya suatu pernikahan untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah.(Nuruddin & Tarigan, 2006) Keluarga yang dimaksud ialah keluarga yang menjadikan hati damai, tentram serta bahagia.

Hal itu menjadi sebuah impian untuk setiap pasangan suami istri, namun kendati demikian pada realitanya menjalani kehidupan sebagai pasangan suami istri tidaklah mudah, perlu adanya saling pengertian untuk mewujudkan rumah tangga pasangan yang serasi tersebut tidak terlepas dari adanya sebuah konflik antara pasangan suami istri, konflik ini terjadi karena adanya sikap egois dari masing-masing pasangan, banyak pula konflik pasangan suami istri yang tidak menemukan titik tengah atau jalan keluar, lalu mereka memilih dengan jalan perceraian.

Putusnya perkawinan atau yang biasa disebut dengan perceraian sebenarnya merupakan hal yang wajar Ketika tujuan perkawinan harus kandas di tengah jalan. (Nuruddin & Tarigan, 2006) Perceraian sebenarnya bukan satu-satunya jalan terbaik dalam sebuah pernikahan, perceraian ialah putusnya suatu hubungan pernikahan antara seorang laki-laki dan perempuan sebagai pasangan suami istri. Dalam Membangun keluarga yang bahagia, tentram serta damai merupakan tujuan yang utama dalam kehidupan berumah tangga, untuk mencapai keluarga yang bahagia, tentram serta damai, dibutuhkan kolaborasi serta rasa saling pengertian di dalamnya, dengan menghindari akan adanya perselisihan, perbedaan pendapat dalam kehidupan rumah tangga. Tujuan tersebut acap kali gagal di tengah jalan, sebab pasangan tidak dapat mempertahankan hubungan keluarga kemudian

(2)

akhirnya bercerai, lalu setelah di amati angka perceraian di Indonesia terhitung cukup banyak, terdapat banyak faktor ketika pasangan suami istri bercerai diantaranya kurang dalam berkomunikasi, kekerasan dalam rumah tangga, salah satu pasangan ada yang mendua, kemudian faktor terbanyak dalam sebuah rumah tangga yang akhirnya bercerai yaitu masalah ekonomi yang menjadikan alasan utama pasangan suami istri bercerai.

Perceraian dapat mengakibatkan seseorang memiliki status baru, baik itu laki-laki maupun perempuan yaitu sebagai janda atau duda. Seperti yang didefinisikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia, janda ialah seorang wanita yang tidak memiliki suami, hal tersebut diakibatkan karena perpisahan, ataupun kematian. Perceraian tidak hanya berakibat kurang baik pada kalangan masyarakat untuk pihak suami dan istri, tetapi berakibat juga pada rasa percaya diri istri setelah perceraian terjadi, hal tersebut bisa menjadi beban, baik mental maupun spiritualnya.

Disisi lain, perceraian juga dapat mengakibatkan seseorang menjadi kurang percaya diri, terlebih untuk perempuan ketika pandangan masyarakat menganggap bahwa kehidupan perempuan setelah bercerai atau seorang janda merupakan suatu hal yang dianggap kurang baik, dengan beragam stigma sosial yang ditimpakan kepada seorang janda, bahwa perempuan yang menjadi janda dianggap sebagai istri yang gagal dalam membina rumah tangga. Hal ini dapat berdampak pada rasa percaya diri seorang janda tersebut.

Percaya diri merupakan suatu sikap yang yakin terhadap dirinya sendiri, kemudian timbul sebagai sikap positif terhadap kemampuan yang dimiliki. Seseorang yang mempunyai rasa percaya diri cenderung lebih mudah dalam memanage dirinya, dapat menerima dan juga menghadapi penolakan serta mengutarakan pendapat. Hal ini selaras dengan pernyataan Syaipul Amri (dalam Lautser, 2003) bahwa rasa percaya diri berasal dari individu yang positif serta tidak merasa khawatir dan dapat melakukan apapun yang dirasakannya secara bebas.(Amri, 2018)

(3)

Adapun yang membuat perempuan setelah bercerai atau janda tersebut tidak percaya diri adalah perasaan yang sering kali muncul yaitu mudah cemas, gelisah, mudah tegang ketika menghadapi kondisi tertentu, kemudian sering kali merasa gugup ketika bertemu dengan seseorang. Hal ini selaras dengan pendapat Thursan Hakim (2005). Dari sekian banyak perasaan-perasaan tersebut dapat membuat mental dan jiwa janda terganggu.

Menurut data KUA bahwa di Desa Cisetu merupakan desa dengan peringkat kedua janda terbanyak di kecamatan Rajagaluh, dengan jumlah 259 orang. Angka perceraian di Kabupaten Majalengka dari tahun 2019 hingga 2021 terbilang cukup tinggi, hingga juli 2021 tercatat penerimaan berjumlah 2.481 perkara. Hal tersebut merupakan penturan dari Bapak H Iing selaku pengawas kegiatan ketika melakukan jemput bola pada hari jum’at tanggal 27 Agustus 2021 di KUA Kecamatan Rajagaluh. Faktor yang menyebabkan angka perceraian yang tinggi sangat beragam, tetapi faktor yang menyebabkan banyaknya janda di desa Cisetu yaitu dari segi ekonomi dan perselingkuhan. Kebanyakan janda di Desa Cisetu tidak percaya diri karena stigma masyarakat yang menganggap bahwa janda adalah seseorang yang tidak mampu menjaga keutuhan rumah tangganya, hal ini berdampak pula pada kondisi mentalnya. Tidak hanya itu, hal tersebut dapat berdampak pada kehidupan sehari-hari, mereka menjadi malu ketika berinteraksi dengan lingkungan, gugup ketika bertemu dengan orang- orang serta acapkali mendapat gunjingan dari masyarakat.

Rasa kepercayaan diri itu perlu dimiliki oleh seorang, namun pada kenyataannya rasa kepercayaan diri seorang janda di Desa Cisetu sangat rendah. Hal ini dikarenakan konsep dirinya yang rendah yang membuat mereka menjadi kurang percaya diri, selain konsep diri harga diri sangat berpengaruh terhadap rasa kepercayaan diri. Seorang janda di Desa Cisetu rata-rata memiliki harga diri yang rendah, oleh sebab itu mempengaruhi terhadap rasa kepercayaan dirinya.

(4)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Dampak Perceraian Terhadap Rasa Percaya Diri Perempuan Di Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka”.

B. Fokus Kajian

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka peneliti akan memfokuskan penelitian pasa Dampak Perceraian Terhadap Rasa Percaya Diri Perempuan Di Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten majalengka.

C. Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Sehubungan dengan uraian serta penjelasan di atas, maka penulis menguraikan identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Usia pernikahan muda yang menyebabkan perceraian di Desa Cisetu

Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka

b. Rendahnya rasa kepercayaan diri perempuan setelah bercerai di Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka

c. Stigma masyarakat yang masih berkembang terhadap perempuan setelah bercerai di Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka

2. Pembatasan Masalah

Peneliti telah memasukkan batasan masalah dalam penelitian ini untuk memastikan bahwa tetap fokus pada tujuan penelitian serta tidak meluas untuk memasukkan isu-isu penting lainnya. Dalam penelitian ini, berikut batasan masalah yang akan menjadi perhatian utama yaitu : a. Sebab-sebab terjadinya perceraian di Desa Cisetu Kecamatan

Rajagaluh Kabupaten Majalengka

(5)

b. Bentuk-bentuk rasa ketidakpercaya diri perempuan setelah bercerai di Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka c. Bagaimana dampak perceraian terhadap rasa percaya diri

perempuan di Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka

3. Pertanyaan penelitian

Sehubung dengan latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian ini sebagai berikut :

a. Apa saja faktor penyebab perceraian pada perempuan di Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka ?

b. Bagaimana bentuk ketidakpercayaan diri perempuan setelah bercerai di Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka ?

c. Bagaimana dampak perceraian terhadap rasa percaya diri perempuan di Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka ?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa sajakah faktor penyebab perceraian di Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka

2. Untuk mendeskripsikan bagaimana bentuk ketidakpercayaan diri perempuan setelah bercerai di Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka

3. Untuk menganalisis bagaimana dampak perceraian terhadap rasa percaya diri perempuan di Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka.

(6)

E. Kegunaan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti berharap dapat di jadikan sumber penelitian bagi peneliti dan orang lain. Adapun kegunaan dari penelitian ini yaitu :

1. Kegunaan teoritis, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, wawasan serta sebagai referensi bagi para pembaca untuk mengetahui tentang dampak perceraian terhadap rasa percaya diri perempuan di Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka bagi mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan dakwah, Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon, terkhusus bagi mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling Islam.

2. Kegunaan praktis, yaitu hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dalam mengatasi kasus yang sama yaitu dampak perceraian terhadap rasa percaya diri perempuan.

F. Penelitian Terdahulu

Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa penelitian terdahulu sebagai bahan acuan penulis dalam melakukan penelitian yaitu sebagai berikut :

No Nama

Pengarang Judul Hasil penelitian

1. Afif Bin Ali Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri Seorang Wanita Pasca Perceraian Di Kampung Asy-

Hasil penerapan Rational Emotive Behavior Therapy dalam meningkatkan rasa percaya diri seorang wanita pasca perceraian dinyatakan berhasil 90% dengan adanya perubahan mengenai diri konseli d dtandai dengan konseli mampu berfikir secara

(7)

Sayikirin, Bintulu Sirawak

logis serta rasional mengenai keadaan dirinya, lebih percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki serta lebih berani bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya

Perbedaan Penelitian :

Perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu terletak pada penyebab kurangnya rasa percaya diri perempuan setelah bercerai dan penelitian yang dilakukan oleh penelitian terdahulu menggunakan metode konselig yaitu Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dalam menangani kasus tersebut

Persamaan Penelitian :

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sama-sama meneliti tentang keadaan rasa percaya diri perempuan setelah perceraian juga menggunakan metode penelitian yang sama yaitu kualitatif

2. Jajang Abdul Malik

Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Sikap Empati Anak Broken Home di Kec. Sumber

Dampak perceraian orang tua terhadap sikap empati anak broken home yang terjadi di Kec. Sumber sangat mempengaruhi terhadap kondisi emosional anak-anak tersebut, hal ini pula berpengaruh pada kehidupan sosialnya karena kurangnya

(8)

sikap empati pada anak tersebut

Perbedaan Penelitian :

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu terletak pada fokus yang berbeda, penelitian terdahulu berfokus pada sikap empati anak broken home sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu berfokus pada rasa kepercayaan diri perempuan setelah bercerai

Persamaan Penelitian :

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu sama-sama meneliti tentang dampak perceraian dan juga menggunakan metode penelitian kualitatif

3. Tri Ajeng Ayunda Hasti

Penerimaan Diri Wanita Dewasa

Awal Pasca

Perceraian

Tahap penerimaan diri responden satu merasa kesal dengan perceraian yang responden terima. Dimana pernikahan yang diharapkan dapat berjalan harmonis berujung dengan perceraian karena mantan suami yang selalu berselingkuh yang tidak berubah sehingga memicu responden satu mengambil keputusan untuk bercerai.

Namun responden satu berpikir jika terus mempertahankan rumah tangganya tidak akan maju dan terus berkutat pada

(9)

masalah yang sama. Hal tersebut yang menyebabkan responden satu lebih memilih untuk bangkit dan menerima perceraiannya. Sedangkan responden dua pada awal perceraian merasa kehilangan sandaran hidup serta sempat minder dengan status perceraiannya lalu responden sempat terpuruk takut dengan pandangan negative orang terhadap single parent. Lantas responden dua bangkit dalam keadaan terpuruknya hal itu membuat responden dua percaya diri kembali

Perbedaan Penelitian :

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu terletak pada fokus yang berbeda yakni berfokus pada penerimaan diri perempuan setelah bercerai sedangkan fokus penelitian pada penulis yaitu terletak pada rasa percaya diri perempuan setelah bercerai

Persamaan Penelitian :

Persamaan penelitian terdahulu dengan peneliti yaitu sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif dan juga sama-sama meneliti tentang perempuan pasca perceraian

(10)

G. Kerangka Teori 1. Perceraian

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia perceraian merupakan berakhirnya suatu ikatan pernikahan. Saat kedua pasangan tak ingin melanjutkan kehidupan pernikahannya. Seperti yang di definisikan oleh American Civil Liberties Union, perceraian adalah percahnya sebuah hubungan keluarga atau runtuhnya status social ketika satu atau lebih anggota keluarga tidak mampu menjalankan tugas perannya. Perceraian juga merupakan putusnya suatu ikatan pernikahan antara suami dan istri dengan jatuhnya talak, baik itu secara lisan maupun secara tulisan sehingga mereka berhenti untuk melakukan kewajibannya sebagai suami istri. (Samudra, 2020)

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perceraian merupakan putusnya ikatan pernikahan antara seorang laki-laki dan perempuan sebagai suami istri.

Banyak faktor yang menyebabkan perceraian diantaranya persoalan ekonomi, perbedaan usia, perselingkuhan, berbeda prinsip dan ingin memiliki seorang anak, menurut Hartini (dalam save, 1990). Tingkat kebutuhan ekonomi di zaman sekarang memaksa kedua pasangan harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan kehidupan rumah tangga dengan melihat keadaan masyarakat, kenyataan yang ada menunjukkan bahwa sebahagian besar penduduk Indonesia berpenghasilan di bawah rata-rata yang menyebabkan terjadinya percekcokan lalu percekcokan tersebut mengakibatkan perceraian. (Wangge, Barbara.D.R,.Nurul, 2013)

Maulana Fatur & Faradina Syrifah (dalam Amato, 2010) menyebutkan bahwa pasangan yang bercerai cenderung menunjukkan tingkat kesehatan fisik dan juga mental jauh lebih lebih menurun, serta menyebabkan status baru pada pasangan yang bercerai. Dampak yang di dapat setelah perceraian adalah penurunan status social, perubahan

(11)

peran dalam rumah tangga dan berdampak pula pada rasa kepercayaan diri seorang perempuan setelah bercerai. (Maulana & Faradina, 2018)

2. Percaya Diri

a. Pengertian Percaya Diri

Percaya diri digambarkan sebagai sikap positif yang dimiliki oleh orang-orang yang mendorong mereka untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki. Dalam kata-kata Rini (2002) rasa percaya diri dicirikan sebagai sikap yang memberikan gambaran positif dan realistis tentang diri mereka dan lingkungan sekitar (WHO, 2003).

Perry (2005) juga berpendapat bahwa kepercayaan diri adalah kemampuan untuk percaya tentang diri sendiri dengan perasaan tanpa khawatir untuk mencapai apapun. (Saputra & Prasetiawan, 2018)

Dapat disimpulkan bahwa percaya diri adalah sikap yang memandang diri sendiri dengan perasaan positif, percaya bahwa seseorang memiliki potensi yang harus dikembangkan, percaya pada kemampuan yang dimiliki, dapat mengembangkan kesadadaran diri.

b. Ciri-ciri percaya diri

Seseorang yang mempunyai rasa percaya diri ialah dapat memanage dirinya sendiri, memahami, mengatasi kesulitan, serta mengarahkan diri sendiri, juga mampu melakukan hal-hal untuk diri sendiri. Dalam hal yang sama, Eyyenk seperti yang di kutip D.H Guld menjelaskan bahwa setiap orang memiliki harga diri yang tinggi cenderung lebih memiliki rasa percaya diri yang tinggi pula serta percaya terhadap kemampuan yang dimiliki.

c. Faktor-faktor Penghambat Percaya Diri

Jika ada rasa percaya dalam diri, ada pula rasa tidak percaya diri atau biasanya disebut pemicu rasa percaya diri seseorang

(12)

terhambat. Faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya rasa percaya diri ialah kurang percaya terhadap diri sendiri, berangkat dari hal tersebutt menunjukan bahwa hilangnya rasa aman, timbulnya rasa takut, dengan ditandai rasa ragu-ragu, malu, serta tidak dapa berpikir secara bebas.

H. Metodologi Penelitian

Metode penelitian merupakan faktor yang penting dalam pemecahan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan dalam penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif.

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan kualitatif adalah proses penelitian serta pemahaman berdasarkan pendekatan yang mengkaji dari banyak sudut pandang fenomena sosial atau masalah manusia. Dalam teknik ini, peneliti menekankan jenis realitas yang dibangun secara sosial yang dianalisis, dan kontak pribadi antara peneliti dan masalah yang sedang di pelajari.

Penelitian kualitatif dilakukan untuk mendpatkan pemahaman yang luas tentang fenomena subjek studi melalui penggunaan kata-kata dan deskripsi Bahasa di lingkungan alam tertentu serta penggunaan metode ilmian yang berbeda. (Sugiyono, 2014)

Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode analisis deskriptif, yang bertujuan untuk mengeksplorasi atau mengklarifikasi suatu fenomenal, gejala serta kejadian sosial dengan menggambarkan semua masalah yang ada secara umum, kemudian menganalisis dan mengklarifikasikan masalah sambil berusaha mencari solusi, yang meliputi pencatatan dan penguraian masalah yang ada berdasarkan data yang di kumplukan. Dalam metode ini, rangkaian peristiwa yang terjadi dalam pengalaman manusia digambarkan sebagai narasi, dongeng, atau deskripsi dari kejadian tersebut. (Samsu, 2017)

(13)

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dilakukannya proses penelitian dalam menemukan fakta, permasalahan-permasalahan serta data-data yang ada. Dalam penelitian ini dilaksanakan di Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka. Waktu yang digunakan peneliti dalam proses penelitian yaitu :

Jadwal Penelitian

No Bulan Kegiatan

1. Juni Menentukan tempat

penelitian

2. Juli Penyusunan proposal

3. September Seminar Proposal

4. Oktober

Penyusunan Kerangka teori, pelaksanaan

penelitian

5. Januari

Pelaksanaan Penelitian, Pengolahan data, analisis

serta penyusunan hasil penelitian

6. Februari Sidang hasil penelitian

3. Sumber Data

Sumber data yaitu pemahaman mengenai berbagai sumber data penelitian yang sangat penting bagi penelitian karena ketepatan dalam memilih serta menentukan jenis sumber data akan menetukan ketepatan, kedalaman, serta kelayakan informasi yang di peroleh.

(Nugrahani, 2014) Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

(14)

a. Data Primer

Data primer adalah informasi yang telah diterima langsung dari sumbernya dan telah diolah oleh peneliti dan organisasi terkait lainnya untuk digunakan dalam penelitian dan aplikasi lainnya. Data primal sapat disajikan dalam bentuk opini subjek yang diucapkan baik secara individu maupun dalam setting kelompok. Data primer dapat dikumpulkan dengan dua cara yakni melalui observasi dan melalui wawancara dengan ahli materi pelajaran. Data yang dikumpulkan peniliti ini menggunakan data deskriptif yang menggambarkankan mengenai efektivitas komunikasi Interpersonal dan berdasarkan wawancara serta observasi. Dalam penelitian ini mengambil beberapa responden tertentu sebagai subyek penelitian yang terlibat dalam permasalahan yang di teliti dengan ketentuan sebagai berikut:

Lima orang perempuan setelah bercerai atau janda yang ada di Desa Cisetu sebagai subjek penelitian. Dalam permasalahan ini, janda menjadi objek utama dalam penelitian yang dilakukan penulis.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah informasi yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara yang disediakan oleh pihak lain, seperti penelitian terdahulu dalam buku, jurnal, tesis, dan artikel yang berhubungan langsung dengan prakarsa penelitian.

Pada data sekunder, informasi yang dikumpulkan peneliti antara lain berupa dokumentasi dan banyak referensi dari jurnal dan buku.

(Pratiwi, 2017)

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi langsung pada perempuan setelah bercerai (Janda) langsung di Desa Cisetu

(15)

Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah :

a. Observasi

Observasi yakni aktivitas dalam mencari fakta yang ada di lapangan guna merumuskan suatu masalah yang ditemukan agar dapat memahami masalah dengan detail untuk pembentukan pertanyaan, ataupun untuk menentukan strategi pengumpulan data yang tepat. (Suyitno, 2018:111)

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi langsung, yakni peneliti terlibat langsung dalam kegiatan subyek peneliti sambil melakukan pengamatan juga ikut serta dalam kegiatan. Observasi ini peneliti lakukan untuk mengamati dan membuat catatan deskriptif terhadap latar belakang serta semua kegiatan yang terkait dengan subyek.

Observasi juga dilakukan saat melakukan studi pendahuluan guna melihat situasi di lingkungan atau tempat yang akan dijadikan tempat penelitian. dalam penelitian observasi dilakukan di Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka.

Pedoman Observasi

No Dimensi Indikator

1.

Perangkat Desa (Modin) Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten

Majalengka

Mengamati keadaan latar belakang janda di Desa

Cisetu

2.

Perempuan Setelah Bercerai (Janda) di Desa Cisetu

Kecmatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka

a. Mengamati latar belakang kehidupan janda di Desa Cisetu

(16)

b. Mengamati keadaan lingkungan sekitar janda di Desa Cisetu

b. Wawancara

Wawancara adalah prosedur komunikasi dalam memperoleh data secara lebih mendalam, wawancara dilakukan dengan proses tanya jawab antara peneliti dengan subjek. Penelitian yang dilakukan menggunakan wawancara dengan janda di Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka.

(Indrawan & Yaniawati, 2017)

Jadi Teknik wawancara yang penulis gunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data atau informasi mengenai rasa percaya diri perempuan setelah bercerai.

Pedoman wawancara untuk informan Tujuan :

Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor penyebab perceraian di Desa Cisetu, bagaimana bentuk ketidakpercayaan diri perempuan setelah bercerai, dan bagaimana dampak perceraian terhadap rasa percaya diri perempuan di Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka

No Fokus Pertanyaan

1.

Faktor-faktor penyebab terjadinya perceraian di Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka

a. Apa yang melatarbelakangi terjadinya

perceraian ? b. Faktor apa saja

yang

menyebabkan

(17)

terjadinya perceraian ?

2.

Bentuk-bentuk ketidakpercayaan diri perempuan setelah bercerai di Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka

a. Apakah setelah bercerai anda kurang memiliki rasa percaya diri ?

b. Apakah anda merasa malu setelah bercerai ?

c. Apakah anda merasa gugup ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitar

?

3.

Dampak perceraian terhadap rasa percaya diri perempuan di Desa

Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten

Majalengka

a. Apa saja dampak yang di rasakan setelah perceraian terhadap rasa percaya diri anda ?

b. Bagaimana perasaan anda setelah bercerai ?

c. selain berdampak pada rasa percaya diri, apakah ada dampak lain yang di rasakan setelah perceraian

?

d. Bagaimana respon lingkungan sekitar setelah tahu anda bercerai ?

c. Dokumentasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI: online) Dokumentasi adalah akumulasi, penentuan, penataan, dan pengarsipan data dalam bidang informasi. Dokumentasi dilaksanakan guna mengumpulkan data-data baik berupa, foto, rekaman suara atau file dokumen yang terkait dengan penelitian yang dilakukan. dokumentasi pada penelitian ini dapat berupa screenshoot videocall sebagai bukti wawancara secara online, ataupun foto, rekaman suara, file dokumen dan lain sebagainya untuk menunjang hasil penelitian yang dilakukan.

(18)

4. Teknik Analisis Data

Suatu usaha untuk mencari dan mengorganisasikan bukti yang dikumpulkan melalui wawancara, dokumen dan observasi yang diurutkan ke dalam pola, mengidentifikasi mana yang signifikan dan mana yang akan diselidiki dan membuat temuan yang lebih mudah dipahami oleh diri sendiri dan drang lain yang dikenal dengan analisis data (Sugiyono, 2016 245).

Untuk mengolah data yang telah terkumpul, penulis akan menggunakan ide yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman, yang disebut sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, pengumpulan informasi di lapangan dengan cara observasi, wawancara, dan pengumpulan dokumen dan catatan pendek dengan menggunakan prosedur yang benar dan sesuai dengan pokok bahasan yang diteliti.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal utama dengan memfokuskan pada hal-hal penting serta mencari pokok dan temanya. Reduksi data dapat dibantu dengan menggunakan alat elektronik seperti komputer. (Sugiyono, 2014)

3. Penyajian Data

Data dapat disajikan dalam berbagai cara, termasuk penjelasan singkat, diagram, hubungan antara kategori diagram alur, dan bentuk representasi visual lainnya. Menurut Miles dan Huberman (1984), bahasa naratif sering digunakan untuk menyampaikan data dalam penelitian kualitatif, dan ini terutama benar dalam penelitian naratif. (Sugiyono, 2014)

4. Verifikasi Data

Inilah tingkat terakhir, dimana peneliti dapat menarik diri kesimpulan tentang upaya peningkatan rasa percaya diri

(19)

perempuan pasca perceraian di Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka setelah analisis data memuat jawaban atas rumusan masalah penelitian kualitatif yang diuraikan secara singkat di atas.

I. Sistematika Penulisan 1. Bagian Awal

Bagian awal penelitian terdiri dari kata pengantar dan daftar isi.

2. Bagian Isi terdiri dari lima bab, yaitu:

Bab I : Berisikan pendahuluan, latar belakang masalah, fokus kajian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penelitian.

Bab II Berisikan landasan teori yang membahas mengenai kajian penelitian seperti: Percaya diri, perceraian.

Bab III : Berisikan berupa jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data serta berisikan gambaran umum tentang percaya diri dan perceraian.

Bab IV : Berisikan hasil penelitian dan pembahasan serta gambaran umum mengenai objek penelitian dalam hal ini perempuan pasca perceraian

Bab V :Berisikan penutup, kesimpulan dan saran.

3. Bagian Akhir

Bagian akhir dari penelitian ini berisikan daftar pustaka, lampiran- lampiran dan surat izin melaksanakan penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Seberapa besar indikator keterampilan membuat pernyataan dan variabel serta pola dan fungsi dalam berfikir aljabar mahasiswa semester 4 Jurusan Pendidikan

mengverifikasikan serta mensintesiskan bukti-bukti untuk mendukung bukti-bukti untuk mendukung fakta memperoleh kesimpulan yang kuat. Dimana terdapat hubungan

Emosi, individu yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan.. lebih mudah mengendalikan dirinya di dalam suatu keadaan

Prilaku adil, berani dan peduli juga telah nampak pada apa yang dilakukan oleh siswa SMK Al-Hidayah, Nilai-nilai pendidikan tersebut berdasarkan

Adapun hal yang bisa diterapkan di dalam suatu Perguruan Tinggi dalam upaya MSDM guna menghadapi tantangan global yaitu dengan Prinsip-prinsip Strategi Balancea

Wahidin (2006) menyatakan dengan adanya latar belakang budaya pada diri siswa sangat berpengaruh terhadap cara siswa dalam mempelajari, memahami dan menguasai

Peraturan Wali Kota Cirebon Nomor 105 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Wali Kota Cirebon Nomor 38 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta

DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP RASA PERCAYA DIRI PEREMPUAN DI DESA CISETU KECAMATAN RAJAGALUH KABUPATEN MAJALENGKA SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar