• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit usaha milik daerah, yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum.

PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah. Perusahaan air minum yang dikelola negara secara modern sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda pada tahun 1920an dengan nama Waterleiding sedangkan pada pendudukan Jepang perusahaan air minum dinamai Suido Syo.

BUMD dalam hal ini, tidaklah jauh berbeda dengan BUMN, yang bertujuan menunjang perkembangan ekonomi, mencapai pemerataan secara horizontal dan vertikal bagi masyarakat, menyediakan persediaan yang cukup bagi hajat hidup orang banyak, mampu untuk memupuk keuntungan dan menunjang terselenggaranya rencana pembangunan. Hanya perbedaannya terletak pada kepemilikan yaitu dalam konteks negara dan daerah. Salah satu BUMD yang mengemban amanat dan peran strategis di daerah adalah PDAM. Yang berfungsi melayani kebutuhan hajat hidup orang banyak dan sekaligus menggali dana masyarakat melalui perolehan keuntungan dari usahanya untuk digunakan kembali dalam membangun sarana dan prasarana yang diperlukan masyarakat.

(2)

Berdasarkan uraian diatas dapat dinyatakan bahwa badan usaha milik daerah adalah satu kesatuan produksi yang bersifat memberi jasa, menyelenggarakan kemanfaatan umum dan memupuk pendapatan. Tujuan perusahaan daerah adalah untuk turut serta dalam pelaksanaan pembangunan daerah khususnya dan pembangunan ekonomi nasional umumnya, untuk memenuhi kebutuhan rakyat dengan mengutamakan industrialisasi dan ketentraman serta ketenangan kerja dalam perusahaan, menuju masyarakat adil dan makmur.

Pertumbuhan ekonomi di indonesia saat ini sedang mengalami kelesuan yang diakibatkan dari berbagai macam faktor, faktor utama dikarenakan wabah Covid- 19 yang bahkan bukan hanya berdampak pada Indonesia saja namun berdampak bagi seluruh dunia. Banyak perusahaan yang harus mengalami kerugian dan bangkrut dalam 2 tahun terakhir. Keberadaan perusahaan, baik perusahaan negara maupun perusahaan swasta memegang peran penting dalam pertumbuhan ekonomi. Dalam menjalankan kegiatannya perusahaan akan diarahkan pada pencapaian tujuan. Setiap perusahaan harus memiliki strategi yang tepat, yang kemudian akan menjadi prestasi bagi pihak manajemen apabila tujuan tersebut dapat tercapai, dan prestasi itu ditunjukan dengan kinerja perusahaan.

Estimasi terhadap laba dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan yang dilakukan dapat berupa perhitungan dan interprestasi melalui rasio keuangan. Jika rasio keuangan dapat dijadikan sebagai prediktor pertumbuhan laba dimasa yang akan datang. Temuan ini merupakan pengetahuan yang cukup berguna bagi para pemakai laporan keuangan secara real, maupun potensial berkepentingan dengan suatu perusahaan.

(3)

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Fungsi lain rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan). Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan.

Dalam menjalankan perusahaan, manajer perusahaan tidak akan terlepas dari permodalan perusahaan yaitu pemenuhan modal kerja maupun investasi. Modal kerja merupakan masalah pokok dan topik penting yang sering kali dihadapi oleh perusahaan, karena hampir semua perhatian untuk mengelola modal kerja dan aktiva lancar yang merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva. Dalam penelitian ini rasio keuangan yang dipakai memprediksi adalah rasio aktivitas diwakili oleh rasio likuiditas diwakili oleh Current Ratio dan Cash Ratio, Working Capital Turnover, dan rasio profitabilitas diwakili oleh Return On Equity dan Return On Assets.

Berikut ini adalah gambaran likuiditas, modal kerja dan profitabilitas pada PDAM TIRTA SILAUPIASA.

Tabel 1.1.

Rasio Likuiditas PDAM TIRTA SILAUPIASA 2018-2020 Tahun Current Rasio

(%)

Cash Rasio (%)

2018 51,6 11,1

2019 53,2 11,7

2020 51,6 10,8

Sumber data: Laporan keuangan PDAM TIRTA SILAUPIASA

(4)

Berdasarkan Tabel 1.1 hasil perhitungan Curent Rasio dan Cash Rasio sama- sama mengalami kenaikan ditahun 2019 pada PDAM TIRTA SILAUPIASA dan kembali menurun pada tahun 2020 pada PDAM TIRTA SILAUPIASA.

Tabel 1.2

Rasio Perputaran Modal Kerja PDAM TIRTA SILAUPIASA 2018-2020

Tahun WCT

2018 3,1 Kali

2019 3,3 Kali

2020 3,3 Kali

Sumber data: Laporan keuangan PDAM TIRTA SILAUPIASA

Tabel 1.2 menunjukan kenaikan perputaran modal kerja pada tahun 2019 pada PDAM TIRTA SILAUPIASA dan tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan pada tahun 2020 (tetap) pada PDAM TIRTA SILAUPIASA.

Tabel 1.3

Rasio Profitabilitas PDAM TIRTA SILAUPIASA 2019-2020

Tahun ROE

(%)

ROA (%)

2018 -5,6 -4,7

2019 -10,6 -8,78

2020 -8,8 -7,3

Sumber data: Laporan keuangan PDAM TIRTA SILAUPIASA

Tabel 1.3 menunjukan PDAM TIRTA SILAUPIASA mengalami kerugian dalam tiga tahun terakhir ini, dilihat dari hasil perhitungan ROE menurun pada tahun 2019 dan kembali naik pada tahun 2020, sedangkan dari nilai ROA semakin menurun disetiap tahun dan mengalami kerugian tertinggi ditahun 2020.

(5)

Berdasarkan uraian diatas maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PDAM TIRTA SILAUPIASA”.

1.2. Identifikasi Masalah

2. Terjadinya Penurunan Likuiditas pada nilai Curent Rasio danCash Rasio tahun 2019 pada PDAM TIRTA SILAUPIASA.

3. Tidak terjadi kenaikan Perputaran Modal Kerja pada tahun 2020.

4. Terjadinya kerugian Dalam tiga tahun terakhir pada PDAM TIRTA SILAUPIASA.

5. Terjadinya penurunan nilai ROE ditahun 2019, dan terjadinya penurunan setiap tahun dalam nilai ROA.

1.3. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah 1.3.1. Batasan Masalah

Untuk mencegah adanya penafsiran yang salah dan pembahasan penelitian yang tidak terarah, maka penulis menetapkan batasan masalah pada rentang waktu yaitu tahun 2019 sampai dengan 2020 dan ruang lingkup penelitian hanya menganalisis 3 rasio yaitu Likuiditas, Perputaran Modal Kerja dan Profitabilitas.

1.3.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Likuiditas terhadap Profitabilitas pada tahun 2019-2020 pada PDAM TIRTA SILAUPIASA?

2. Bagaimana perputaran modal kerja terhadap Profitabilitas pada tahun 2019-2020 pada PDAM TIRTA SILAUPIASA?

(6)

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1.Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Likuiditas terhadap Profitabilitas pada tahun 2019-2020 pada PDAM TIRTA SILAUPIASA.

2. Untuk Mengetahui Perputaran Modal kerja terhadap Profitabilitas pada tahun 2019-2020 pada PDAM TIRTA SILAUPIASA.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi peneliti untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dalam bidang manajemen keuangan.

2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja keuangannya dalam upaya untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya, dan juga diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam strategi untuk mengelola permodalan dan profitabilitas.

3. Bagi peneliti-peneliti lainnya, penelitian ini diharapakan dapat menjadi bahan referensi dalarn mengembangkan dan memperluas penelitian mereka.

4. Bagi Universitas Islam Sumatera Utara, sebagai bahan studi kepustakaan dan memperkaya penelitian ilmiah pada program studi S- 1 Manajemen.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap pembahasan, serta agar analisis menjadi terarah dan sesuai dengan masalah yang ada, maka penulis membatasi ruang lingkup

Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap pembahasan, serta agar analisis menjadi terarah dan sesuai dengan masalah yang ada, maka penulis membatasi ruang lingkup

Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap pembahasan, serta agar analisis menjadi terarah dan sesuai dengan masalah yang ada, maka penulis membatasi ruang

Untuk memperjelas pembahasan agar analisis menjadi terarah sesuai dengan masalah yang ada, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasannya yaitu variabel

Agar penelitian ini lebih terarah dan mengingat keterbatasan waktu, maka peneliti membuat batasan masalah, yaitu pengaruh persepsi pada profesi guru, peran guru pamong,

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dan adanya keterbatasan peneliti agar penelitian ini terarah dan dapat dilaksanakan maka masalah dibatasi pada penggunaan

Berdasarkan penelitian dalam mengantisipasi terjadinya penafsiran yang berbeda serta untuk memperoleh temuan yang terfokus pada permasalah yang ada maka batasan masalah yang

Agar pembahasan yang dilakukan lebih terarah dan tidak menyimpang dengan masalah yang ada, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasan laporan akhir ini hanya