BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi menyebabkan perubahan yang sangat signifikan pada aspek kehidupan masyarakat dunia. Teknologi tidak hanya membuat aspek kehidupan masyarakat semakin mudah tetapi teknologi juga mampu mendorong ekonomi suatu negara khususnya Indonesia. Kondisi pada saat ini membuat masyarakat mulai bersaing dalam hal pemenuhan kebutuhan mereka bahkan sesuatu yang bukan menjadi kebutuhan akan terpenuhi karena adanya keinginan yang kuat untuk memiliki dan mengkonsumsi hal ini disebabkan oleh adanya penyediaan barang yang berlimpah dan memiliki banyak pilihan membuat masyarakat mudah tertarik untuk memiliki dan mengkonsumsi barang tersebut (Palamba, 2018).
Kegiatan konsumsi dapat menimbulkan permasalahan ketika manusia lebih mendahulukan keinginan dibandingkan dengan kebutuhan (Romadloniyah and Setiaji, 2020). Kegiatan konsumsi ini akan menimbulkan permasalahan ketika sering kali mengkonsumsi barang-barang yang kurang diperlukan secara berlebihan atau dapat dikatakan sebagai perilaku konsumtif.
`Perilaku konsumtif pada saat ini sering kali dialami oleh semua orang khususnya remaja. Remaja atau biasa disebut dengan generasi milenial merupakan mereka yang sangat paham dunia digital atau bisa dikatakan mereka adalah pengguna terbesar dunia media sosial (Yanti, 2021).
Generasi milenial menggunakan internet sebagai jenis transaksi mulai dari membeli makanan, hingga berbelanja kebutuhan sehari hari yang mengharuskan generasi milenial mengeluarkan uang yang tidak sedikit.
Teknologi yang semakin berkembang membuat para remaja atau generasi milenial semakin mudah untuk mengeluarkan uang hanya untuk kesenangan membeli suatu barang yang mereka inginkan. Berbelanja secara online banyak diminati oleh sebagian besar masyarakat, terutama remaja karena dianggap lebih mudah untuk memperoleh barang yang diinginkan cukup dengan memilihgambar yang tersedia di account online shop lalu memesannya secara langsung dan membayardengan cara transfer langsung, hal ini sangat mudah digunakan (Khairunnisa, 2014). Adanya teknologi yang memudahkan mereka dalam memenuhi kebutuhan menyebabkan terjadinya pemborosan terutama dengan adanya pasar digital atau e-commerce seperti shopeee, tokopedia, bukalapak serta lainnya (Palamba, 2018).
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam hal e-commerce, seperti budaya konsumsi masyarakat Indonesia yang tergolong tinggi, perkembangan teknologi dan penggunaan internet yang di dominasi oleh para remaja atau generasi milenial menjadi salah faktor yang mendukung pesatnya perkembangan e-commerce di indonesia (Yudasella, 2019). Berdasarkan hasil survei oleh APJII (2019-2020 Q2) di dapatkan fenomena sebagai berikut:
Tabel 1.1 Pertumbuhan Pengguna Internet Sumber: (www.apjii.or.id)
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pengguna internet di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan pada tahun 2017 pengguna internet di Indonesia mencapai 143 juta pengguna, mengalami pertumbuhan sebesar 10,12% sehingga pada tahun 2018 mencapai 171 juta pengguna dan pada tahun 2019 sampai 2020 mencapai 196 juta jiwa pengguna internet dengan pertumbuhan populasi penduduk sebesar 1,03%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semakin berkembangnya teknologi dan populasi penduduk di Indonesia maka hal ini tentu saja tidak hanya memberikan dampak positif namun memberikan dampak negatif yaitu terjadinya gaya hidup yang semakin modern akan berdampak pada perilaku konsumtif.
Perilaku konsumtif merupakan perilaku yang menunjukkan seseorang membeli sesuatu secara berlebihan terhadap barang dan jasa yang secara ekonomis bersifat pemborosan dengan mengutamakan kesenangan dibandingkan dengan kebutuhan, yang mengakibatkan generasi milenial tidak bisa menabung dan cenderung boros (Yanti, 2021). Sikap konsumtif
2017 2018 2019 2020
Total Populasi 262 264 267 267
Penetrasi Pengguna
Internet 143 171 196 196
- 50 100 150 200 250 300
Petembuhan Pengguna Internet
Dalam Juta
yang tinggi menyebabkan pengelolaan keuangan menjadi tidak mudah, pengelolaan keuangan pribadi menjadi penting bagi setiap individu terutama para remaja atau generasi milenial seperti mahasiswa.
Peningkatan pemahaman keuangan untuk pemuda merupakan hal yang penting pada kondisi saat ini karena mereka menghadapi risiko dari produk dan layanan keuangan yang lebih kompleks (Saidek, Putri, and Luthfi, 2020).
Namun pada kenyataannya, sebagian besar mahasiwa saat ini membelanjakan uang yang mereka miliki untuk memenuhi keinginan mereka seperti membeli barang-barang bermerek untuk mengikuti trend terkini dan untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain atau teman sebayanya atas barang yang dimiliki.
Pendidikan keuangan menjadi peranan penting dalam memenuhi kebutuhan hidup dan mengubah pola seseorang untuk melakukan kegiatan konsumsi, produksi dan distribusi. Standarnya melalui literasi keuangan, hal ini berkaitan dengan perilaku dalam mengetahui fitur, manfaat, resiko, hak, dan kewajiban dari produk layananan jasa keuangan tersebut.
Literasi keuangan mencakup kemampuan untuk memilah kebutuhan keuangan, membahas tentang permasalahan keuangan, merencanakan masa depan, dan menanggapi dengan bijak untuk peristiwa kehidupan yang memengaruhi keputusan keuangan sehari-hari, termasuk peristiwa dalam perekonomian secara umum (Iqbal, 2020). Literasi keuangan tidak terbatas pada pengertian pengetahuan, keterampilan dan keyakinan akan lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan semata, tetapi sikap dan perilaku pun dapat memberikan pengaruh dalam meningkatkan literasi keuangan yang selanjutnya
dapat mendorong terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Sikap dan perilaku keuangan yang bijak tercermin dalam kemampuan seseorang menentukan tujuan keuangan, menyusun perencanaan keuangan, mengelola keuangan dan mampu mengambil keputusan keuangan yang berkualitas dalam menggunakan produk dan layanan jasa keuangan (Yudasella, 2019).
Berbagai penelitian yang meneliti pengaruh literasi keuangan terhadap perilaku konsumtif, seperti penelitian (Palamba, 2018), berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dalam penelitiannya pada tahun 2018, dapat diambil kesimpulan bahwa literasi keuangan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perilaku konsumtif mahasiswa, hal ini terjadi dikarenakan literasi keuangan yang baik dan sudah diterapkan belum tentu dapat mengontrol perilaku konsumtif mahasiswa hal ini dikarenakan bahwa gaya hidup yang semakin modern dan teknologi yang semakin berkembang menjadi salah satu faktor bahwa perilaku konsumtif tidak dapat di kontrol dengan adanya literasi keuangan saja namun membutuhkan variabel lain dalam mengontrol perilaku konsumtif. Sedangkan pada penelitian (Prihatini, 2021), dapat diambil kesimpulan bahwa literasi keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumtif, hal ini tidak sejalan dengan penelitian (Palamba, 2018). Oleh karena itu adanya perbedaan hasil pada penelitian sebelumnya penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh literasi keuangan terhadap perilaku konsumtif mahasiswa khususnya mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Teknokrat Indonesia.
Berdasarkan fenomena yang dijelaskan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh literasi keuangan terhadap perilaku konsumtif pada mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Teknokrat Indonesia”.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana literasi keuangan pada mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Teknokrat Indonesia?
2. Bagaimana perilaku konsumtif pada mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Teknokrat Indonesia?
3. Apakah literasi keuangan berpengaruh terhadap perilaku konsumtif pada pada mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Teknokrat Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian ini yaitu :
1. Untuk dapat menganalisis tingkat literasi keuangan pada mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Teknokrat Indonesia.
2. Untuk dapat menganalisis tingkat perilaku konsumtif pada mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Teknokrat Indonesia.
3. Untuk dapat menganalisis pengaruh literasi keuangan terhadap perilaku konsumtif pada mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Teknokrat Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat melakukan penelitian ini yaitu : 1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dilaksanakan sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Studi S1 Manajemen, serta dapat menambah ilmu dan memperluas wawasan tentang pengelolaan keuangan khususnya mengenai pengaruh literasi keuangan terhadap perilaku konsumtif mahasiswa.
2. Untuk Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan literatur dan refrensi dalam penelitian dimasa yang akan dating, khususnya dalam pemahaman literasi keuangan dan perilaku konsumtif.
3. Untuk Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi dan informasi bagi pengelola keuangan dalam melakukan penelitian khususnya mengenai literasi keuangan dan perilaku konsumtif.