1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pernikahan dini (early marriage) merupakan suatu pernikahan formal atau tidak formal yang dilakukan dibawah usia 18 tahun (UNICEF, 2014). Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 yang memberikan batasan usia 20 tahun, dikarenakan hubungan seksual di bawah usia 20 tahun berisiko terjadi penyakit menular seksual. Selain itu, rata-rata penderita infeksi kandungan dan kanker mulut rahim adalah wanita yang menikah di usia dini atau dibawah usia 19 atau 16 tahun. kehamilan yang terjadi pada usia remaja juga dapat meningkatkan resiko perdarahan, keguguran, kesulitan dalam bersalinhamil di usia muda juga rentan terjadinya hamil anggur dan hamil prematur di masa kehamilan. Selain itu, risiko meninggal dunia akibat keracunan kehamilan juga banyak terjadi pada wanita yang melahirkan di usia dini. Salah satunya penyebab keracunan kehamilan ini adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi.. meski sudah mengalami menstruasi atau haid. Hal ini terjadi karena terjadinya masa peralihan sel anak-anak ke sel dewasa yang terlalu cepat. Padahal, pada umumnya pertumbuhan sel yang tumbuh pada anak-anak baru akan berakhir pada usia 19 tahun.
2
Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 terdapat 17% perempuan menikah sebelum usia 18 tahun dan meningkat menjadi 25% tahun 2013 (BPS, 2013). Data penelitian Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Universitas Indonesia tahun 2015, angka pernikahan dini di Indonesia menempati peringkat kedua di kawasan Asia Tenggara. Hasil Susenas tahun 2012 prevalensi perkawinan remaja perempuan tertinggi yaitu Bangka Belitung, Kalimantan Selatan dan Jawa Timur (BPS, 2016). Data BPS tahun 2012-2014 menunjukkan angka perkawinan usia muda menunjukkan penurunan yaitu terdapat 989.841 anak tahun 2012, 954.518 anak tahun 2013 dan 722.518 anak tahun 2014 (BPS, 2015).
Pernikahan dini merupakan gejala sosial masyarakat yang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain budaya, pendidikan, ekonomi, akses informasi, pergaulan bebas dan masih banyak faktor lainnya. Studi yang dilakukan Susilo, dkk (2014) menunjukkan bahwa minimnya pengetahuan dan kurangnya pemahaman perempan tentang dampak pernikahan dini berhubungan dengan keputusan untuk menikah. Sari & Yanti (2016) dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara pengetahuan, pendidikan dan kehamilan terhadap pernikahan dini. Dampak dari pernikahan dini tidak hanya di aspek kesehatan. Selain itu secara psikologis juga memberikan dampak negatif yaitu penelantaran anak, kekerasan, ketidakharmonisan keluarga hingga perceraian. Hal ini mungkin disebabkan karena ketidaksiapan secara psikologis menjadi orang tua.
3
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di desa Gunungrejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang tanggal 18-28 September 2018 menunjukkan data pernikahan dini dari tahun 2012-2017 terdapat 33 kasus remaja yang melakukan pernikahan dini. Hasil wawancara dengan Kepala Desa menunjukkan bahwa faktor terjadinya pernikahan dini dikarenakan pergaulan bebas remaja yang pada akhirnya mengakibatkan kehamilan, kebudayaan menghadiri undangan pernikahan dan menjadikannya ajang untuk menabung dan mengambil kembali uang yang diberikan, serta kepercayaan jika seorang anak perempuan sudah bisa memasak berarti sudah siap untuk menikah agar mengurangi beban orang tua. Berdasarkan latar belakang tersebut, pada penelitian ini akan mengkajiFaktor yang melatarbelakangi remaja melakukan pernikahan dini di Desa Gunungrejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut yaitu Faktor apa sajakah yang melatarbelakangi pernikahan dini di Desa Gunungrejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor yang melatarbelakangi pernikahan dini diDesa Gunungrejokecamatan Singosari Kabupaten Malang.
4 1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penelitian ini yaitu a. Mengidentifikasi faktor ekonomi
b. Mengidentifikasi faktor tingkat pendidikan c. Mengidentifikasi faktor pengetahuan d. Mengidentifikasi faktor adat istiadat e. Mengidentifikasi faktor orang tua
f. Mengidentifikasi faktor media massa atau akses informasi 1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan serta di bidang kesehatan mengenai faktor yang melatarbelakangi remaja melakukan pernikahan dini.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan masukan terkait faktor yang melatarbelakangi terjadiya pernikahan dini kepada Pemerintah sehingga dapat dilakukan perbaikan program yang lebih terencana dan hasil yang lebih baik.
1.4.3 Manfaat Metodelogis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sumber referensi pada pengembangan program di bidang kesehatan mengenai faktor yang melatarbelakangi remaja melakukan pernikahan dini.