• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... - Repository UHN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... - Repository UHN"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

Pemahaman siswa terhadap konsep dan kemampuan menyelesaikan masalah pada materi segitiga VII. kelas di SMA Swasta Romalbest Medan T.P. Adakah pengaruh pendekatan problem centered learning (PCL) dengan paradigma kearifan lokal terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi segitiga T.P.

Batasan Istilah

Bagi peneliti dapat menambah wawasan mengenai permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran matematika, khususnya mengenai pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan pemahaman konsep siswa. Bagi sekolah, bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pada kemampuan memahami konsep matematika dan memecahkan masalah.

Kerangka Teoritis

Pengertian Belajar Matematika a) Pengertian Belajar

Problem Centered Learning (PCL) tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, lalu menghafalkan materi, namun melalui Problem Centered Learning (PCL), siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari, dan mengelola data. Ramayulis (dalam Istarani, 2011:38) mengatakan bahwa “Pembelajaran Berorientasi Masalah (Problem Solving) adalah pembelajaran dimana siswa diharapkan berada dalam keadaan bermasalah”.

Pengertian Kearifan Lokal

Permasalahan matematika dalam Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Paradigma Kearifan Lokal merupakan permasalahan matematika open-ended. Dengan demikian, pembelajaran berbasis masalah dengan paradigma kearifan lokal memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi pengumpulan dan analisis data secara keseluruhan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

Sintaks Problem Centered Learning Berparadigma Kearifan Lokal

Pemikiran di atas dapat dijadikan landasan dalam menentukan langkah-langkah dalam mengajarkan model pembelajaran berpusat pada masalah dengan paradigma kearifan lokal.Untuk menggunakan model ini secara efektif dan efisien perlu dilakukan langkah-langkah yang konkrit dan sistematis. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah disepakati sesuai dengan prinsip.. siswa menguji kebenaran hipotesis yang diberikan guru sesuai dengan prinsip kearifan lokal.

Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Centered Learning a) Kelebihan Model Problem Centered Learning

Pembelajaran berbasis masalah dapat menantang kemampuan siswa dan memberi mereka kepuasan dalam menemukan pengetahuan baru. Pembelajaran berbasis masalah dapat membantu siswa belajar bagaimana mentransfer pengetahuannya untuk memahami masalah kehidupan nyata. Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah mempunyai kelebihan yaitu.

Pembelajaran berbasis masalah merupakan teknik yang cukup baik untuk memahami isi pelajaran dengan lebih baik dan dapat menantang kemampuan siswa serta mendatangkan kepuasan dalam menemukan pengetahuan baru bagi siswa. Pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan dapat membantu siswa mentransfer pengetahuannya untuk memahami permasalahan kehidupan nyata. Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah mempunyai kelemahan.

Kemampuan Pemahaman Konsep a) Pengertian Pemahaman konsep

Mengubah kebiasaan belajar siswa dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak memikirkan penyelesaian masalah sendiri atau kelompok, yang terkadang memerlukan sumber belajar yang berbeda-beda sehingga menjadi kesulitan bagi siswa. Sejalan dengan taksonomi Bloom, Hamalikm (dalam Yosepa, 2018:14) menyatakan bahwa: “Pemahaman terjadi pada perpindahan materi dari satu bentuk ke bentuk lain, interpretasi dan estimasi.” Menurut Sanjaya (dalam Yosepa, 2018:14) mengatakan. Pemahaman adalah tingkat kemampuan seseorang dalam memahami makna atau konsep, situasi atau fakta yang diketahuinya.

Berdasarkan beberapa konsep tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan seseorang dalam memahami, menguasai, menjelaskan, menerangkan, memperkirakan dan menarik kesimpulan tentang sesuatu dalam kalimatnya sendiri dengan proses berpikir.

Pengertian Konsep

Pengertian Pemahaman Konsep

Kemampuan Pemecahan Masalah a. Pengertian Pemecahan Masalah

Solusi biasanya melibatkan beberapa kombinasi konsep dan keterampilan dalam situasi baru atau berbeda. Menurut Turmudi (dalam Yosepa, 2018:16) bahwa “pemecahan masalah merupakan bagian integral dari seluruh bagian pembelajaran matematika, dan juga tidak boleh dipelajari secara terpisah dari pembelajaran matematika”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah adalah suatu proses penggunaan metode atau berpikir ilmiah secara sistematis, logis, teratur dan tuntas.

Menurut yang terjadi, merupakan indikator penyelesaian masalah matematika menurut Badan Standar Nasional Pendidikan BNSP (dalam Yosepa, 2018:16). Dalam penelitian ini, indikator pemecahan masalah yang diukur dengan survei adalah: 1) Pengenalan unsur-unsur yang diketahui dalam masalah.

Siswa harus mengidentifikasi dengan pemahamannya sendiri apa yang mereka ketahui dan apa yang tidak mereka ketahui untuk menemukan konsep yang relevan. Pengetahuan yang mereka peroleh hanya sebatas transfer ilmu dari guru dan tidak dikembangkan secara efektif. Kebanyakan siswa kurang mampu menjelaskan konsep dalam bahasa ibunya dan cenderung membuka dan membaca catatannya.

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa hal-hal tersebut menjadi penyebab kemampuan pemahaman konsep dan penyelesaian masalah matematika siswa yang diajar dengan pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.

Kerangka Konseptual

Beberapa pengertian belajar matematika antara lain sebagai berikut, Jhonson dan Rising dalam Ruseffendi: “Matematika adalah suatu pola berpikir, suatu pola pengorganisasian pembuktian-pembuktian yang logis.” Menurut Slameto mengatakan demikian. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah: pengajaran dilakukan oleh guru sebagai pendidik sedangkan pembelajaran dilakukan oleh siswa atau siswa. Hudojo (2008:3) bahwa “mamatika berkaitan dengan gagasan (ide), struktur, dan hubungan yang disusun secara logis sehingga matematika berkaitan dengan konsep-konsep yang abstrak.” Model Problem Centered Learning (PCL) dapat digambarkan sebagai rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses pemecahan masalah secara ilmiah.

Pertama, model pembelajaran berpusat pada masalah (PCL) merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran, artinya dalam penerapan model pembelajaran berpusat pada masalah terdapat beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. Model pembelajaran berpusat pada masalah (PCL) tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat dan kemudian menghafalkan materi pelajaran, namun melalui model pembelajaran berpusat pada masalah (PCL), siswa harus aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengelola data, dan akhirnya menarik kesimpulan.

Hipotesis Penelitian

Terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan PCL (Problem Centered Learning) dengan kearifan lokal terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada materi segitiga kelas VII di SMA Swasta Romalbest Medan T.P 2018/2019. Terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan PCL (Problem Centered Learning) dengan paradigma kearifan lokal yang penting dalam kemampuan memecahkan masalah matematika. Siswa pada materi segitiga VII. kelas SMA Swasta Romalbest Medan T.P.

Lokasi Penelitian

Populasi dan Sampel Penelitia 1. Populasi Penelitian

Sampel Penelitian

Probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Simple random sampling dikatakan sederhana (sederhana) karena pemilihan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi tersebut. Dari seluruh siswa kelas VII SMP Romalbest Medan diambil satu kelas yaitu kelas VII-1 secara acak sebagai sampel.

Variabel Penelitian

Variabel Bebas (X)

Variabel Terikat (Y)

Metode dan Desain Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Pemberian Tes

Skema dan Prosedur Penelitian 1. Skema Penelitian

Prosedur Penelitian

Uji Coba Instrument

  • Validitas Tes
  • Reliabilitas Tes
  • Taraf Kesukaran
  • Daya Pembeda

Untuk menjelaskan keandalan harga permasalahan, harga tersebut dibandingkan dengan harga kritis produk saat ini tabel r, dimana = 0,05, maka r11 > rtabel, maka item tersebut reliabel. Sebaliknya soal yang terlalu sulit akan membuat siswa putus asa dan tidak bersemangat untuk mencoba lagi karena tidak mungkin tercapai. Daya pembeda soal menurut Arikunt adalah kemampuan suatu soal membedakan siswa berkemampuan tinggi dan rendah.

Suatu soal yang dapat dijawab dengan benar oleh seluruh siswa, maka soal tersebut kurang baik, karena tidak mempunyai daya pembeda. Demikian pula jika semua siswa tidak dapat menjawab suatu pertanyaan, maka pertanyaan tersebut juga tidak baik. Pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang dapat dijawab dengan benar oleh siswa berkemampuan tinggi.

Teknik Analisis Data A. Teknik Analisis Data

Menghitung Nilai Rata-rata

Menghitung Simpangan Baku

Uji Normalitas

Tentukan daerah antara z ≤ zi (ϕ) yang artinya dapat dihitung dengan membayangkan garis batas zi dengan garis batas sebelumnya dari kurva normal baku.

Uji Hipotesis Regresi

  • Persamaan Regresi
  • Menghitung Jumlah Kuadrat ( JK )
  • Uji Kelinieran Regresi
  • Uji Keberartian Regresi
  • Koefisien Korelasi
  • Uji Keberartian Koefisien Korelasi Prosedur uji statistikanya sebagai berikut
  • Koefisien Determinasi

Ha: Terdapat pengaruh model pembelajaran regresi linear problem centered learning dengan paradigma kearifan lokal terhadap kemampuan siswa dalam memahami konsep dan menyelesaikan masalah matematika. H0 : Tidak terdapat regresi yang signifikan model pembelajaran problem centered learning (PCL) terhadap kemampuan pemahaman konsep dan. Ha : Terdapat regresi yang signifikan model pembelajaran problem centered learning (PCL) terhadap kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

H0 : Tidak terdapat hubungan yang kuat dan signifikan penggunaan model pembelajaran problem centered learning (PCL) dengan kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Ha : Terdapat hubungan yang kuat dan bermakna penggunaan model pembelajaran problem centered learning (PCL) dengan kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh model pembelajaran berpusat pada masalah terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa, kemampuan pemecahan masalah siswa.

Tabel 3.4 Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Variabel  Y  Nilai Korelasi  Keterangan
Tabel 3.4 Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Variabel Y Nilai Korelasi Keterangan

Populasi dan Sampel Penelitia 8. Populasi Penelitian

  • Sampel Penelitian
  • Variabel Bebas (X)
  • Variabel Terikat (Y)
  • Pemberian Tes

Penelitian ini akan dilakukan di SMP Swasta Romalbest Medan yang berlokasi di Jalan Taud/Sukaria No.90 Kec.Medan Tembung-Kota Medan, dan penelitian ini dilakukan pada bulan April di T.P. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah pemahaman konsep (Y1) dan keterampilan pemecahan masalah (Y2). Untuk sampai pada nilai Y diukur dengan menggunakan post-test yaitu pada akhir pembelajaran dengan uraian soal pada Lampiran 5.

Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dengan menentukan satu kelas sampel penelitian yang diambil secara acak (random) sebagai kelas eksperimen. Penelitian ini melibatkan kelas eksperimen yang diberi perlakuan satu kali dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah. Hal-hal yang akan kita amati dalam kegiatan observasi adalah hal-hal yang sejalan dengan pendekatan pembelajaran problem based learning.

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.1 Desain Penelitian

Skema dan Prosedur Penelitian 2. Skema Penelitian

  • Prosedur Penelitian
  • Validitas Tes
  • Reliabilitas Tes
  • Taraf Kesukaran
  • Daya Pembeda

Setelah mata pelajaran diajar dengan pendekatan pembelajaran Problem Centered Learning, diadakan tes pada kelas eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa, serta kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah pembelajaran berlangsung. proses. Alat penilaian berupa tes yang telah dipersiapkan diujikan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada siswa. Kemudian hasil tes tersebut dianalisis dengan menguji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan kesukaran, sehingga soal yang layak untuk diuji adalah soal yang dinyatakan valid, reliabel, mempunyai daya pembeda dan kesukaran.

Validitas menurut Arikunto (2012:72) pertanyaan berfungsi untuk melihat apakah suatu item dapat mengukur apa yang hendak diukur. Kriteria pengujian dengan tingkat signifikan = 5%, jika rxy > rtabel maka butir soal dikatakan valid, begitu pula sebaliknya. Jika jumlah tes yang gagal berada pada kisaran 28%-72%, maka soal tersebut memiliki tingkat kesulitan sedang.

Teknik Analisis Data I. Teknik Analisis Data

Menghitung Nilai Rata-rata

Menghitung Simpangan Baku

Uji Normalitas

13. Tentukan nilai standar (z) masing-masing Xi, yaitu. nilai Xi dikurangi mean lalu dibagi dengan standar deviasi. 14. Tentukan daerah antara z ≤ zi (ϕ) yang dapat dihitung dengan membayangkan garis batas zi dengan garis batas kurva normal baku sebelumnya.

Uji Hipotesis Regresi

  • Persamaan Regresi
  • Menghitung Jumlah Kuadrat ( JK ) bX
  • Uji Kelinieran Regresi
  • Uji Keberartian Regresi
  • Koefisien Korelasi
  • Uji Keberartian Koefisien Korelasi Prosedur uji statistikanya sebagai berikut
  • Koefisien Determinasi

Dalam penelitian ini uji regresi linearitas digunakan untuk mengetahui hubungan antara model pembelajaran problem based learning (X) dengan kemampuan pemahaman konsep siswa (Y1) dan kemampuan pemecahan masalah (Y2). Untuk mengetahui derajat keeratan hubungan antara variabel X dan Y dapat dijelaskan berdasarkan tabel nilai koefisien korelasi dari Guilford Emperical Rules yaitu. Ha : Terdapat hubungan yang kuat dan bermakna model pembelajaran problem based learning (PCL) terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. g) Tentukan taraf nyata (tabel u dan t).

Tingkat aktual yang digunakan adalah 5% dan nilai t tabel mempunyai derajat kebebasan (df) = (n-2). h) Menentukan kriteria pengujian Terima Ha, apabila Fhitung < Ftabel.

Tabel 3.3 Tabel ANAVA  Sumber
Tabel 3.3 Tabel ANAVA Sumber

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Klasifikasi Interpolasi Daya Pembeda
Tabel 3.4 Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Variabel  Y  Nilai Korelasi  Keterangan
Tabel 3.1 Desain Penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, diperoleh data bahwa kriteria modul elektronik yang efektif menurut responden dalam era new normal antara lain: modul

A F F I D A V I T I, _____________________________, of legal age, single/married/widowed, residing at ____________________________________________, after having been sworn according to