Pemberian ASI dan makanan pendamping ASI yaitu MP-ASI dapat memperlambat pertumbuhan bayi dan anak kecil sehingga menyebabkan stunting. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara usia ibu saat hamil, riwayat pemeriksaan ANC dan konsumsi tablet darah tambahan, pola pemberian ASI dan makanan pendamping ASI, dengan kejadian stunting di wilayah Puskesmas Mangkupalas. , Kota Samarinda. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah hubungan antara umur ibu saat hamil, riwayat pemeriksaan antenatal dan riwayat konsumsi tablet suplemen darah dan menyusui serta pola gizi MPASI dengan kejadian Stunting di Puskesmas Mangkupalas Kota Samarinda.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan umur ibu saat hamil, riwayat pemeriksaan antenatal, riwayat konsumsi tablet suplemen darah dan pemberian ASI serta pola pemberian MPASI terhadap kejadian stunting di Masyarakat Puskesmas Mangkupalas. Menganalisis hubungan riwayat pemeriksaan antenatal care pada masa kehamilan dengan kejadian stunting di wilayah Puskesmas Mangkupalas. Menganalisis hubungan riwayat konsumsi tablet suplemen darah pada masa kehamilan dengan kejadian stunting di wilayah Puskesmas Mangkupalas.
Analisis hubungan pola asuh ibu pada balita stunting termasuk pola pemberian ASI dan MPASI dengan kejadian stunting di wilayah Puskesmas Mangkupalas. Hal ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengalaman bagi peneliti untuk mengetahui hubungan antara usia ibu saat hamil dengan kejadian stunting di wilayah Puskesmas Mangkupala. Riwayat anemia pada masa kehamilan dan berat badan lahir rendah dengan kejadian retardasi pertumbuhan pada anak dibawah lima tahun (Handini et al., 2023).
0,682 dan nilai p-value Riwayat BBLR dengan prevalensi stunting pada balita adalah p=1,000 yang berarti tidak ada hubungan antara riwayat anemia saat ini.
Riwayat pemeriksaan Antenal Care
Bahkan ibu hamil yang menginjak usia remaja masih dalam masa pertumbuhan, sehingga dapat terjadi perebutan nutrisi antara janin dan metabolisme ibu sendiri. Keadaan ini akan diperburuk jika asupan nutrisi ibu tidak mencukupi sehingga menyebabkan janin mengalami stunting sehingga meningkatkan risiko janin lahir dengan berat badan rendah atau kelahiran prematur yang keduanya merupakan faktor risiko terjadinya stunting. . Kehamilan pada usia remaja awal, saat ibu masih dalam masa pertumbuhan, akan meningkatkan risiko anak mengalami stunting (Dwi Agista Larasati & Arief, 2018).
Ibu hamil juga dapat menerima informasi tentang tumbuh kembang bayinya sedini mungkin serta mendapatkan wawasan mengenai perubahan yang dialaminya. Pelayanan antenatal (ANC) penting untuk memastikan proses alamiah selama kehamilan tetap berjalan normal, karena kehamilan ini sewaktu-waktu dapat menimbulkan masalah atau komplikasi (Fitri et al., 2023). Selama ANC, ibu hamil dapat memperoleh informasi kesehatan dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak.
Konseling gizi pada masa kehamilan saat ibu menjalani ANC berdampak besar terhadap tumbuh kembang anak, terutama untuk mencegah stunting. Konseling gizi diberikan untuk mencegah dan mengendalikan penyakit menular prenatal dan kondisi subklinis yang membatasi pertumbuhan anak dan merangsang perkembangan anak usia dini. Informasi yang diberikan selama ANC terkait dengan praktik menyusui, gizi anak dan pencegahan penyakit menular pada anak, (Rahayu et al., 2019).
Proses terjadinya stunting merupakan proses yang panjang, diawali dengan kegagalan tumbuh kembang, baik pada saat hamil maupun setelah melahirkan pada dua hingga tiga tahun pertama kehidupan. Oleh karena itu, pemeriksaan di Antenatal Care (ANC) menjadi salah satu faktor penting dalam mencegah stunting. Menurut Kemenkes (2016), pemeriksaan kehamilan 10T terdiri dari : mengukur tinggi badan ibu, mengukur LILA, menimbang berat badan ibu dan mengukur tekanan darah, mengukur TFU, menghitung detak jantung janin.
Pemeriksaan 10T merupakan pemeriksaan yang sebaiknya diberikan pada ibu hamil untuk mendeteksi dini ibu hamil agar dapat ditangani lebih lanjut jika terdapat masalah atau komplikasi (Heryanto, 2021).
Konsumsi Tablet Tambah Darah
Pola pemberian ASI dan MPASI
Oleh karena itu, ibu harus dan wajib memberikan ASI eksklusif kepada bayinya hingga anak berusia 6 bulan dan tetap memberikan ASI hingga anak berusia 2 tahun guna mencukupi kebutuhan gizi anak (Hendra et al., 2020). Menurut Departemen Kesehatan tahun 2005, gangguan pertumbuhan pada awal kehidupan bayi antara lain disebabkan oleh kekurangan gizi sejak masa kanak-kanak, pemberian MP-ASI yang terlalu dini atau terlambat, gizi MP-ASI yang tidak mencukupi sesuai dengan ketentuan. kebutuhan anak atau pola makan yang buruk sesuai usia, dan perawatan bayi yang tidak memadai. Dalam memberikan makanan bayi harus memperhatikan waktu pemberian, frekuensi, jenis, jumlah bahan makanan, dan cara penyiapan yang benar.
Terdapat kebiasaan pemberian makan bayi yang tidak tepat, antara lain: memberikan makanan terlalu dini atau terlambat, memberikan makanan yang tidak cukup dan frekuensi yang tidak cukup. Di lapangan ditemukan bahwa ketika bayi berusia antara 0 – 4 bulan sudah mendapat makanan pendamping ASI selain ASI. Ibu memberikan makanan pendamping ASI selain ASI pada usia 0-4 bulan dengan alasan ASI yang keluar sedikit sedangkan ibu tidak mampu membeli susu bayi karena faktor ekonomi.
Bayi selalu menangis karena ASI yang keluar sedikit dan ibu memberikan bayi makanan selain ASI seperti bubur/wafer pisang yang sudah ditiriskan. Jika MP-ASI diberikan terlalu dini ketika usus bayi belum bisa menyerap makanan, maka bayi sering mengalami konstipasi atau sulit buang air besar, sehingga mengganggu kesehatan bayi dan menimbulkan penyakit lain sehingga pertumbuhannya terganggu (Hendra et al., 2020) .
Situasi sosial ekonomi dan lingkungan
Penyakit menular dapat disebabkan oleh kebersihan dan sanitasi yang buruk sehingga dapat mengganggu penyerapan nutrisi dalam proses pencernaan. Jika kondisi ini muncul dalam jangka waktu yang lama dan tidak dibarengi dengan asupan yang cukup untuk proses penyembuhannya, maka kondisi ini juga dapat menyebabkan stagnasi (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018). Keluarga berpendapatan tinggi merupakan faktor penting dalam memberikan gizi yang baik pada anak dibandingkan dengan keluarga berpendapatan rendah, sehingga angka kejadian kehamilan pada keluarga berpendapatan rendah lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga berpendapatan tinggi (Lestari dkk, 2018) dimana hal ini berkaitan dengan kualitas dan kuantitas bahan makanan yang lebih beragam dan merupakan sumber protein, vitamin dan mineral yang baik untuk pertumbuhan, sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya stunting pada anak (Kusuma, 2013).
Dampak Stunting
Berbagai dampak jangka pendeknya antara lain meningkatnya angka kematian dan kesakitan, pada sektor pembangunan berupa penurunan kognitif, motorik, dan bahasa pada balita, serta pada sektor ekonomi berupa peningkatan belanja kesehatan. Stunting juga dapat menimbulkan akibat jangka panjang pada bidang kesehatan berupa perawakan pendek, peningkatan risiko obesitas, menurunnya kesehatan reproduksi, pada sektor pembangunan berupa penurunan kinerja dan kemampuan belajar, serta pada sektor ekonomi berupa penurunan kinerja dan kemampuan belajar. berkurangnya kemampuan dan kapasitas kerja.
Kerangka Teori
Kerangka Konsep
Waktu Penelitian
Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian
Desain Penelitian
Populasi dan sampel penelitian 1 Batasan populasi
Besar sampel
Berdasarkan hasil perhitungan dan hasil pembulatan di atas, maka minimal sampel yang akan diteliti adalah 52 responden.
Cara pengambilan sampel
Alat dan bahan penelitian
Variabel Dependen
Teknik pengumpulan data
Jenis data dan instrumen serta peralatan
Instrumen dan alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dan aplikasi pendukung berupa SPSS.
Validitas dan reabilitas instrumen 1. Uji validitas
- Uji reabilitas
Definisi Operasional
Analisis data
Persiapan Pengolahan Data
Analisis Data
Analisis Univariat
Analisis Bivariat
Etika Penelitian
Hubungan kehamilan remaja dan riwayat menyusui dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Pujon Kabupaten Malang. Hubungan antara kehamilan remaja, praktik menyusui dengan anak stunting di Puskesmas Pujo. Skrining kehamilan stunting dan konsumsi tablet suplemen darah bagi ibu hamil di Indonesia: Analisis data Riskesdas 2013. Kajian stunting pada anak balita ditinjau dari ASI Eksklusif, MP-ASI, status imunisasi dan karakteristik keluarga di kota Banda Aceh . WEANNAIL EKSKLUSIF.
Hubungan riwayat anemia pada masa kehamilan dan berat badan lahir rendah dengan kejadian stunting pada anak dibawah lima inci. Hubungan Sosial Budaya dengan Kejadian Stunting pada Bayi Usia 24-59 Bulan di Desa Bone-Bone Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang Tahun 2020. Hubungan Kunjungan Antenatal Care (ANC) dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 0-2 Bulan di Wilayah Kerja Patimpeng Puskesmas Kabupaten Bone.
Rahayu A., Yulidasari F., Putri AO, Rahman F, (2015), Riwayat berat badan lahir dengan retardasi pertumbuhan pada anak dibawah dua tahun.