• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Perpustakaan Poltekkes Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Perpustakaan Poltekkes Malang"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Gizi sebagai modal dasar investasi, berperan penting untuk memutus

“lingkar setan” kemiskinan dan kurang gizi, sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik seluruh kelompok umur. Sumber daya manusia (SDM) yang dijadikan sebagai harapan penerus jangka panjang adalah remaja (Kesuma dkk., 2019). Thalib (2017) membagi masa remaja menjadi tiga tahapan yakni masa remaja awal, pertengahan, dan akhir. Adapun kriteria usia remaja awal bagi perempuan ialah 13 – 15 tahun sedangkan bagi laki-laki ialah 15 – 17 tahun. Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik, mental, maupun aktivitas yang semakin meningkat, maka kebutuhan akan makanan yang mengandung zat-zat gizi pun menjadi cukup besar (Sumanto, 2009). Kesumasari dkk., (2019) menyatakan bahwa remaja di Indonesia sendiri masih dihadapkan dengan berbagai persoalan baik mengenai kesehatan maupun gizi. Perlunya pemenuhan zat gizi pada usia remaja, terutama remaja putri berhubungan dengan perannya dimasa yang akan datang. Keadaan gizi dan kesehatan remaja khususnya remaja putri harus diperhatikan karena remaja putri akan menjadi wanita dewasa yang melahirkan generasi berikutnya.

Menurut data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa terdapat 8,7% remaja usia 13-15 tahun dan 8,1% remaja usia 16-18 tahun dengan kondisi kurus dan sangat kurus. Sedangkan prevalensi berat badan lebih dan obesitas sebesar 16,0% pada remaja usia 13-15 tahun dan 13,5% pada remaja usia 16-18 tahun.

Data tersebut menunjukkan bahwa kondisi gizi pada remaja di Indonesia harus diperbaiki, yakni dengan memenuhi setiap kebutuhan gizi pada remaja secara optimal (P. G. Indonesia, 2019). Pemenuhan kebutuhan gizi pada remaja yang optimal dapat disesuaikan dengan aktivitas sehari-harinya, seperti kegiatan di sekolah. Selain sekolah formal juga terdapat remaja yang menempuh A. Latar Belakang

(2)

2

pendidikan di pondok pesantren. Remaja yang berada di pondok pesantren sangat rentan mengalami permasalahan gizi dengan segala kompleksitasnya (Hariati, 2021). Remaja yang tinggal di pondok pesantren biasanya mereka kurang memerhatikan asupan makannya karena makanan yang mereka konsumsi akan sangat tergantung pada makanan yang diberikan oleh pihak pondok pesantren (FARIDA, 2016).

Berdasarakan hasil penelitian Marlenywati dkk., (2018) menunjukkan bahwa tingkat kepuasan santri Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Al-Fityan Kabupaten Kuburaya terhadap mutu hidangan dinyatakan bahwa 92% santri menyatakan kurang puas terhadap cita rasa makanan, dan seluruh santri menyatakan kurang puas terhadap penampilan makanan. Hariati (2021) menyatakan bahwa salah satu faktor determinan permasalahan gizi pada santri di Pondok Pesantren Tebuireng adalah pilihan menu jasa boga yang kurang variatif hal ini ditandai dengan kebiasaan konsumsi sayuran yang rendah terkait selera dan kepuasan pada menu-menu jasa boga yang kurang bervarisi dalam penyajiannya, hal ini menunjukkan bahwa kepuasan terhadap makanan yang disajikan oleh pondok pesantren kemungkinan dapat mempengaruhi konsumsi santri yang dapat berdampak pada masalah gizi. Sejalan dengan pernyataan Rokhmah dkk., (2016) yang menyatakan bahwa kepuasan santri yang tinggi terhadap pelayanan makanan akan meningkatkan pola konsumsi sehingga sisa makanan santri akan sedikit dan kebutuhan zat gizinya akan terpenuhi, begitupula sebaliknya.

Pondok Pesantren Daarul Ukhuwwah Putri 2 Singosari merupakan pondok pesantren khusus putri yang didalamnya juga tersedia pendidikan formal jenjang SMP dan SMA. Dalam rangka menjamin pemenuhan kebutuhan asupan makanan santri Pondok Pesantren Daarul Ukhuwwah Putri 2, pihak pesantren mengadakan penyelenggaraan makanan bagi santri mengingat kegiatan santri yang hampir seluruhnya dilakukan di dalam area pondok pesantren. Biaya pemenuhan penyediaan makanan bagi tiap santri ialah sebesar Rp. 300.000/bulan yang diperoleh dari pembayaran wajib santri setiap bulan. Sehingga dapat dikatakan biaya makan tiap santri dalam sehari ialah

(3)

3

sebesar Rp. 10.000 untuk 3 kali makan. Setiap harinya selalu disediakan makanan dengan sayur-mayur, lauk hewani, dan nabati. Tempe merupakan lauk nabati yang sering dihidangkan terutama di pagi hari, selain itu ikan segar ataupun ayam akan dihidangkan pada menu siang atau sore. Kebutuhan makanan santri dipenuhi dengan semaksimal mungkin dan tetap memperhatikan kesederhanaan yang senantiasa harus ditanamkan dalam diri santri. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengetahui bagaimana kepuasan santri serta asupan energi dan zat gizi dari makanan yang telah disediakan Pondok Pesantren Daarul Ukhuwwah Putri 2 Singosari.

Bagaimana gambaran tingkat kepuasan serta asupan energi dan zat gizi pada makanan santri Pondok Pesantren Daarul Ukhuwwah Putri 2 Singosari Kabupaten Malang.

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran tingkat kepuasan pada makanan yang disajikan serta asupan energi dan zat gizi santri Pondok Pesantren Daarul Ukhuwwah Putri 2 Singosari Kabupaten Malang.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis karakteristik (usia, jenis kelamin, kota asal) santri Pondok Pesantren Daarul Ukhuwwah Putri 2 Singosari Kabupaten Malang.

b. Menganalisis tingkat kepuasan (ketepatan waktu, variasi menu, citarasa makanan, kebersihan alat) santri pada makanan yang disajikan Pondok Pesantren Daarul Ukhuwwah Putri 2 Singosari Kabupaten Malang.

c. Menganalisis asupan energi dan zat gizi (protein, karbohidrat, lemak, vitamin C, zat besi, asam folat) pada makanan yang disajikan Pondok Pesantren Daarul Ukhuwwah Putri 2 Singosari Kabupaten Malang.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

(4)

4 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menjadi tambahan pengetahuan dan wawasan penelitian mengenai kepuasan serta asupan energi dan zat gizi pada makanan santri Pondok Pesantren Daarul Ukhuwwah Putri 2 Singosari Kabupaten Malang.

2. Manfaat Praktis

Memberikan informasi yang berguna sebagai bahan masukan dan evaluasi kepada pihak penyelenggaraan makanan di Pondok Pesantren Daarul Ukhuwwah Putri 2 Singosari Malang mengenai kepuasan terhadap penyelenggaraan makanan pondok pesantren serta asupan energi dan zat gizi pada makanan santri.

D. Manfaat Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana perilaku wara’ santri di Pondok Pesantren Putri Tahfizhil Qur’an Lirboyo Kota Kediri dan Pondok Pesantren Putri Al-Ishlah Bandar Kidul

Bagi Pondok Pesantren Penelitian ini diharapkan pondok pesantren menyediakan poster ditempat umum di lingkungan pondok pesantren dengan tema perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan

Manfaat Praktis Dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat dalam pengujian acuan untuk peneliti lainnya yang berkaitan dengan kajian kandungan gizi dan mutu organoleptik cookies

Tujuan umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku gizi pengetahuan , sikap dan keterampilan Remaja Asik SMAN 1 Singosari yang telah diberi edukasi gizi

- Mengetahui kadar Pb dalam kosmetik lip cream berwarna merah dan merah muda terdaftar BPOM yang dijual di Pasar Besar Kota Malang masih memenuhi standart BPOM < 20 ppm 1.4 Manfaat

Kerangka Konsep Daya Terima Makanan Lansia Pada Penyelenggaraan Makanan di Panti Werdha Pangesti Lawang Keterangan : : Diteliti : Tidak Diteliti Penjelasan : Dalam penelitian ini

Melalui hasil wawancara dengan tenaga pemasak dan pengisian angket oleh 15 orang, usia 11-18 tahun di Panti Asuhan Darussalam Singosari, didapatkan keluhan terhadap rasa, penampilan

Daya Terima dan Pemenuhan Kecukupan Energi dan Zat Gizi Anak Sekolah Dasar pada Sistem Penyelenggaraan Makanan di SD Plus Qurrota A’yun Malang.. KTI, Poltekkes,