• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Repository UHN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Repository UHN"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dalam proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekumpulan manusia yang diwariskan dari satu genereasi ke generasi selanjutnya melalui pengajaran, pelatihan, dan penelitian diharapkan manusia mampu mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya. Pendidikan sendiri dalam bahasa inggris ialah Educationyang artinya secara etimologis kata tersebut berasal dari bahasa Latin, yaitu Eductum.

Kata Eductum terdiri dari dua kata, yaitu E yang artinya perkembangan dari dalam keluar, dan Duco yang artinya sedang berkembang. Jadi, secara umum pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses menggali segala potensi yang dimiliki oleh peserta didik untuk menciptakan manusia yang kreatif dan inovativ dalam proses pembelajaran.

Mengacu pada pengertian pendidikan diatas, terdapat tiga jenis pendidikan di Indonesia, yaitu : pendidikan informal, pendidikan nonformal, dan pendidikan formal. Pendidikan informal ialah jenis pendidikan yang berasal dari keluarga dan lingkungan. Pendidikan nonformal ialah jenis pendidikan diluar jalur pendidikan formal yang berjalan secara sistematis dan merupakan jenis pendidikan yang dilaksanakan melalui proses penilaian dari pihak yang berwewenang. Sedangkan pendidikan formal ialah jenis pendidikan yang terstruktur dan memiliki tingkatannya dan menjadikan kurikulum sebagai perangkat dalam pendidikan formal.

(2)

Kurikulum atau yang dikenal dengan istilah curriculumdalam bahasa inggris, kurikulum adalah rencana pelajaran. Curriculum berasal dari bahasa latin yaitu currere, kata currere memiliki banyak arti yaitu berlari cepat, maju dengan cepat, menjalani dan berusaha. Kurikulum merupakan suatu perangkat pembelajaran dalam dunia pendidikan. Kurikulum juga dapat diartikan sebagai rencana tertulis yang kandungannya berisi mata pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik dengan melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Peranan kurikulum dalam dunia pendidikan adalah sebagai acuan ataupun pengatur bahan pembelajaran dalam proses belajar. Salah satu alat atau bahan pembelajaran yang dimaksud disini ialah mata pelajaran. Dalam hal ini peneliti ingin memusatkan perhatian pada mata pelajaran bahasa indonesia.

Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam dunia pendidikan itu sebabnya mata pelajaran ini diberikan sejak dini. Mata pelajaran bahasa Indonesia juga diberikan agar pada hakikatnya peserta didik mampu belajar komunikasi mengingat komunikasi adalah kunci kehidupan. Selain itu belajar berkomunikasi juga untuk membantu setiap peserta didik untuk mengenali jati dirinya melalui budaya dan bahasa yang dimilikinya serta mengeluarkan segala pikiran dan gagasan serta perasaan melalui komunikasi. Selain pelajaran bahasa indonesia mengajarkan peserta didik tentang berkomunikasi, pelajaran bahasa indonesia juga mengajarkan tentang membaca, menyimak, dan menulis. Peserta didik diajarkan bagaimana membaca sutau wacana dengan baik, bagaimana aturan menyimak yang baik dan benar dan mampu menuliskan segala pokok pikiran maupun gagasan serta perasaan yang

(3)

dimiliki oleh peserta didik. Merujuk pada pengertian pembelajaran bahasa indonesia salah satu materi pembelajaran yang menarik adalah menulis.

Menulis merupakan suatu kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Namun yang menjadi permasalahannya ialah kurangnya minat peserta didik dalam mengembangkan ide atau gagasan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru kepada peserta didik sehingga membuat peserta didik tidak mampu mengeluarkan segala potensi yang ada dalam dirinya. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia salah satu bukti nyata dari kurangnya kemampuan siswa dalam menulis bisa kita lihat dari sedikitnya jumlah siswa yang mampu menuliskan puisi padahal puisi merupakan salah satu jenis karya satra yang cukup menarik. Puisi merupakan suatu karya sastra tertulisyang isinya merupakan ungkapan perasaan seorang penyair dengan menggunakan bahasa yang bermakna semantis serta mengandung irama, rima, dan ritma dalam penyusunan larik dan baitnya.

Kurangnya kemampuan peserta didik menuliskan puisi, peneliti lihat berdasarkan hasil observasi sementara pada saat melakukan kegiatan program pengalaman lapangan (PPL) di SMP Nasrani 2 Medan. Berdasarkan pengalaman peneliti, hal tersebut terjadi karena kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru terhadap peserta didik sehingga membuat peserta didik gagal mengeluarkan kreativitas yang dipunya, dalam hal ini berupa bentuk ide atau gagasan yang mempersulit ruang peserta didik dalam menggali segala potensi yang dimilikinya serta kurangnya kemampuan guru mengolah segala fasilitas dan potensi yang ada dalam sekolah.

(4)

Selain motivasi yang kurang dan kurangnya kemampuan mengolah fasilitas dan potensi yang ada pada sekolah tersebut, masih banyak faktor yang melatarbelakangi peserta didik tidak mampu menumpahkan segala potensi yag ada dalam hal menulis puisi, diantanya kurangnya kemampuan keserta didik mengolah kosa kata, kurangnya kemampuan peserta didik memahami makna, penguasaan diksi yang masih sedikit, kurangnya kemampuan peserta didik memberikan ide atau gagasan.

Maka, dibutuhkan solusi yang tepat untuk permasalahan diatas dengan memperbarui proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dalam hal ini dapat berupa membuat media pembelajaran yang lebih menarik dan sesuai dengan kemampuan baik dalam fasilitas maupun sumber daya manusianya, contohnya saja media Visual.

Media Visual memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran.Media ini mampu memberikan pengalaman belajar kepada siswa secara baik,dan efektif.Salah satu bentuk media Visual ini bisa berupa garis,bentuk,warna,dan tekstur dalam penyajiannya.Di dalam dunia pendidikan media visual sering dijumpai di laboratorium bahasa.Laboratorium ini adalah tempat siswa belajar berkenaan dengan bahasa asing.Di sana siswa akan belajar mendengar,mengamati,sampai menyimpulkan sesuatu dari hasil percakapan yang didengarnya.

Berdasarkan pengertian diatas, hal inilah yang melatarbelakangi peneliti ingin meneliti bagaimana pengaruh dari media pembelajaran visual terhadap kemampuan menulis puisi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Visual

(5)

terhadap Kemampuan Menulis Puisi Bebas oleh siswa kelas VIII SMP Nasrani 2 Medan Tahun pembelajaran 2019/2020”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian diatas terdapat beberapa masalah yang diidentifikasi, yaitu :

1. Siswa masih belum berani menulis atau mengemukakan pendapatnya di depan kelas.

2. Keterampilan menulis siswa masih sangat rendah.

3. Siswa kurang termotivasi untuk aktif dalam menulis puisi bebas.

4. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran kurang bervariasi sehingga membuat siswa kurang aktif dalam menuangkan ide/gagasannya.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, cakupan masalahnya tidak terlalu luas maka peneliti memusatkan perhatiannya mengkaji pengaruh media pembelajaran visualterhadap kemampuan peserta didik menulis puisi oleh siswa kelas VIII SMP Nasrani 2 Medan Tahun ajaran 2019/2020. Penggunaan media pembelajaran visualini hendak diuji oleh peneliti berhubungan dengan pemahaman mengenai kemampuan siswa menulis puisi.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penguasaan siswa menulis puisi kelas VIII SMP Nasrani 2 Medan tanpa menggunakan media pembelajaran visual Tahun Ajaran 2019/2020?

(6)

2. Bagaimana kemampuan siswa menulis puisi kelas VIII SMP Nasrani 2 Medan dengan menggunakan media pembelajaran VisualTahun Ajaran 2019/2020?

3. Bagaimana pengaruh penggunaan media Visualterhadap kemampuan siswa menulis puisi kelas VIII SMP Nasrani 2 Medan Tahun Ajaran 2019/2020?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini diharapkan bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penguasaan siswa mengenai menulis puisi di kelas VIII SMP Nasrani 2 Medan tanpa menggunakan media visual Tahun Ajaran 2019/2020.

2. Untuk mengetahui kemampuan siswa menulis puisi di kelasVIII SMP Nasrani 2 Medan dengan menggunakan media visual Tahun Ajaran 2019/2020.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh media visual terhadap kemampuan siswa menulis puisi di kelas VIII SMP Nasrani 2 Medan Tahun Ajaran 2019/2020

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dibidang pendidikan khususnya mengenai media pembelajaran apa yang tepat untuk menulis puisi dalam suatu karya sastra.

2. Manfaat Praktis

(7)

a. Bagi Subjek Peneliti, diharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan bagi calon pendidik dalam memilih media pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

b. Bagi Siswa, diharapan penelitian ini bermanfaat bagi siswa untuk mampu termotivasi lagi dalam mempelajari suatu karya sastra khususnya puisi.

c. Bagi Guru, diharapkan penelitian ini mampu menjadi referensi bagi guru untuk menemukan media pembelajaran yang tepat untuk memotivasi peserta didik.

d. Bagi Sekolah, diharapkan penelitian ini mampu memberikan sumbangsinya dalam meningkatkan mutu kualitas dan kuantitas pendidikan

(8)

8

BAB II

LANDASAN TEORITIS, KERANGA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teoritis

Dalam suatu penelitian selalu memiliki masalah yang akan dibahas bersama solusinya, Oleh sebab itu penelitian ini akan membahas mengenai kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan masalah yang dipaparkan dalam bab satu.Dari masalah tersebut peneliti memberikan solusi dengan menggunakan media visual yaitu media yang membantu siswa untuk ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran.Media ini dapat digunakan sebagai cara yang dapat membantu siswa dalam menulis puisi.

2.1.1 Keterampilan Menulis puisi

Keterampilan menulis puisi terdapat dikelas VIII semester genap.Hal itu ditulis dalam silabus dalam KD 16.1 menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai dengan memerhatikan isi dan aspek kebahasaan yang baik lisan maupu tulis,dengan indikator 16.1.1 mampu mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi,16.1.2 menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.Adapun tujuan dari pembelajaran tersebut yakni,siswa mampu mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi,mampu menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.

(9)

2.1.1.1 Pengertian Keterampilan

Budiharto (2008:1) menyatakan, ‘‘Keterampilan berasal dari kata terampil yang artinya mampu bertindak dengan cepat atau tepat.’’ Dengan kata lain keterampilan dapat disebut juga kecekatan, kecakapan, atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat. Sedangkan Soemarjadi, dkk (2001:2) menyatakan, ‘‘Keterampilan adalah kepandaian melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar.’’

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah suatu hal yang dimiliki oleh seseorang dalam dirinya untuk dapat melakukan suatu hal yang memiliki arti dan fungsi. Seseorang dapat dikatakan terampil berarti mampu melakukan suatu tindakan.

2.1.1.2 Pengertian Menulis

KBBI menyatakan bahwa, “Menulis yaitu membuat huruf (angka dan sebagainya)dengan pena (pensil,kapur,dan sebagainya),melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan,menggambar,melukis,membatik (kain).”

Semi (2008:14) menyatakan bahwa, “Menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan kedalam lambang-lambang tulisan. ”Dalam pengertian ini, menulis itu memiliki tiga aspek utama. Yang pertama,adanya tujuan atau maksud tetentu yang hendak dicapai.Kedua, adanya gagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan.Ketiga, adanya system pemindahan gagasan itu, yaitu berupa sistem bahasa.

Dalman (2012:7) menyatakan bahwa,“Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampai pesan (imformasi) secara tertulis kepada pihak lain

(10)

dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.” Aktifitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai penyampai pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca.

Tarigan (2008:20) menyatakan bahwa, “Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang- lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.’’

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian menulis yaitu suatu keterampilan menulis untuk menyampaikan ide atau gagasan olehseseorang dalam bentuk lisan sebagai bentuk komunikasi antara yang satu dengan yang lain.

2.1.1.3 Pengertian Keterampilan Menullis

Saleh Abbas (2014:2) menyatakan bahwa, “Keterampilan menulis ialah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, perasaan, kepada pihak lain melalui bahasa tulis.”

Berdasarkan pemaparan diatas bahwa keterampilan menulis dapat disimpulkan salah satu jenis keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa untuk mengungkapkan gagasan atau pendapat dalam bentuk tulisan.

(11)

2.1.1.4 Pengertian Puisi

Kosasih (1973:206) menyatakan bahwa,“Puisi merupakan bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. ”Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi,majas,rima,irama,yang terkandung dalam karya satra itu.Adapun kekayaan makna yang terkandung dalam puisi berbeda dengan yang terkandung dalam puisi dikarenakan oleh pemadatan segala unsur bahasa.Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan yang digunakan sehari-hari.Puisi menggunakan bahasa yang ringkas,namun maknanya sangat kaya.Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata konotatif,yang mengandung banyak penafsiran dan perngertian.

Widarmonto (1969:11) menyatakan bahwa, “Istilah puisi berasal dari bahasa Yunani, poeima yang bermakna membuat; poesis yang berarti pembuatan atau poties yang berarti pembuat, pembangun, atau pembentuk”. Di Inggris,puisi diistilahkan sebagai poetry atau poem, yang maknanya to create atau to make (membuat, menciptakan, mencipta).

Aminudin (2017:4) menyatakan bahwa, “Istilah puisi berasal dari bahasa Yunani Poeima ‘membuat’ atau Poesis ‘Pembuatan’.Dalam bahasa inngris disebut poem atau Poetry.Puisi diartikan membuat dan pembuatan karena lewat puisi pada dasarnya seorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupum batiniah.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan pengertian dari puisi yaitu suatu bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan memiliki makna.

(12)

2.1.1.5 Unsur-Unsur Puisi

Waluyo dalam buku Kosasih (1995:206) menyatakan bahwa, “secara garis besar,unsur-unsur puisi terbagi kedalam dua macam,yakni sruktur fisik,dan struktur batin. ”Berikut adalah uraiannya yang banyak penulis petik dari teori dan apresiasi puisi yaitu:

1. Unsur fisik

Unsur meliputi hal-hal berikut : a. Diksi (Pilihan Kata)

Penyair sangat cermat dalam memilih kata-kata.Kata-kata yang ditulis sangat dipertimbangkan maknanya,komposisi bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu dalam konteks atau dalam hubungan dengan kata lain,serta kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.Oleh karena itu,di samping memiliki kata yang tepat,penyair juga mempertimbangkan urutan katanya dan kekuatan atau daya magi dari kata-kata tersebut.

b. Pengimajian

Pengimajian dapat didefenisiknan sebagai kata atau susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman imajinasi.Dengan daya imajinasi yang diciptaan penyair,maka pada kata-kata puisi itu seolah-olah tercipta sesuatu dapat didengar,dilihat,ataupun dirasakan pembacanya.

(13)

Tuhanku

Aku hilang bentuk Remuk

Tuhanku

Aku gembara di negeri asing Tuhanku

Di pintu-Mu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling

Penyair dalam puisi itu menghadapi bayangan krisis iman.Kemudian penyair meyakini bahwa tidak ada jalan lain baginya kecuali kembali kepada Tuhan,kejalan Tuhan.Dengan pengimajian yang cukup jelas itu,pembaca seakan- akan menayadari dosa-dosanya.Kemudian pembaca merasa yakin bahwa hanya dengan mengikuti jalan Tuhan ia bisa selamat.

c. Kata konkret

Untuk membangkitkan imaji(daya baying) pembaca,maka kata-kata harus di perkonkret.Jika penyair mahir memperkonret kata-kata, maka pembaca seolah- olah melihat,mendengar,atau merasa apa yang dilukiskan olehpenyair.Jika imaji pembaca merupakan akibat dari pengimajian yang diciptakan penyair,maka kata konkret merupakan sebab terjadinyapengimajian itu.Dengan kata yang di perkonkret,pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atas keadaan yang dilukiskan oleh penyair,perhatikan,misalnya,cuplikan puisi yang berjudul

“Gadis Peminta-minta”di bawah ini!

(14)

Setiap kita bertemu,gadis kecil bekaleng kecil itu Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka Tengadah padaku,pada bulan merah jambu Tapi kitaku jadi hilang,tanpa jiwa.

Ingin aku ikut,gadis kecil berkaleng kecil itu Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan Gembira dari kemayan riang

Dunimu yang lebih tinggi dari menara katedral Melintas-lintas di air kotor,tapi yang begitu kuhafal Jiwa begitu murni,selalu murni

Untuk bias membagi dukaku

Untuk melukiskan gadis itu benar-benar seorang pengemis gembel,maka penyair menggunakan kata-kata “gadis kecil berkaleng kecil”.Lukisan itu lebih konkret daripada dengan begitu saja menggunakan “Gadis Peminta-minta”atau Gadis miskin”.

d. Bahasa Figuratif (Majas)

Majas (figurative language) ialah bahasa yang digunakan untuk mengatakan sesuatu dengan cara pengiasan,yakni secara tidak lagsung menggungkapkan makna.Majas digunakan penyair untuk menyampaikan perasaan,pengalaman batin,harapan,suasana hati ataupun semangat hidupnya.Hal ini dilakukan agar penyair terhindar dari keterbatasan kata-kata denotatif yang bermakna lugas.Majas mengiaskan atau mempersamakan sesuatu dengan suatu hal yang lain agar sesuatu itu dapat digambarkan dengan lebih jelas.Misalnya,

(15)

untuk menggambarkan suasana hati yang gembira,senang,mempunyai harapan besar untuk berjumpa dengan seseorang,Sitor situmorang dalam puisinya Gadis Italia menggunakan majas berikut.

Kering danau di pagi hari Lonceng gereja bukit itali Jika musimmu tiba nanti

Jemputlah abang di tepuk Napoli.

Di samping itu, majas membantu pengarang menjadikan kesan puitis melalui pilihan bunyi yang dapat menimbulkan imajinasi di dalam diri pembaca.

e. Alegori

Alegori ialah majas yang mengiaskan sesuatu dengan hal lain atau kejadian lain. Dalam puisi Teratai berikut ini sanusi Pane menyimbolkan Ki Hajar Dewantara dengan kuntum bunga teratai dengan maksud untuk menaudkan ciri-ciri bunga teratai dengan gagasan,pikiran atau cita-cita tokoh pendidikan tersebut.

Dalam kebun di tanah airku

Tumbuh sekuntum bunga teratai Teratai Kepada Ki Hajar Dewanatara Tersembunyi kembang indah permai

Tidak terlihat orang yang lalu Akhirnya tumbuh di hati dunia

Daun bersemi laksmi mengarang Biarpun ia diabaikan orang Seroja kembang gemilang mulia.

(16)

2. Unsur Batin

Ada empat unsur batin puisi, yakni tema (sense), perasaan penyair (feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), dan amanat (intention).

a. Tema dan amanat

Tema dan amanat merupakan bagian dari struktur batin puisi. Tema adalah pokok persoalan yang akan diuangkapkan oleh penyair. Pokok persoalan atau pokok pikiran itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair, sehingga menjadi landasan utama pengucapannya. Jika desakan yang kuat itu berupa hubungan penyair dengan Tuhan, maka puisinya bertema dengan ketuhanan. Jika desakan yang kuat itu berupa rasa belas kasih atau kemanusiaan, maka puisi yang akan terlahir adalah puisi yang bertema kemanusiaan. Jika yang kuat adalah dorongan untuk memprotes ketidakadilan, maka tema puisinya adalah protes atau kritik sosial. Perasaan cinta atau patah hati yang kuat juga dapat melahirkan tema cinta atau tema kedukaan hati karena cinta.

Tema tersirat dalam keseluruhan isi puisi, persoalan-persoalan yang diungakapkannya itu merupakan pengambaran suasana batin. Tema tersebut bisa pula berupa response penyair terhadap kenyataan sosial budaya sekitarnya. Dalam hal ini puisi berperan sebagai sarana protes atau pun sebagai ungkapan simpati dan keprihatinan penyair terhadap lingkungan dan masyarakatnya.

Perhatikan puisi berikut!

(17)

Gadis Peminta-minta

Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka Tengadah padaku, pada bulan merah jambu Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa

Ingin aku ikut , gadis kecil berkaleng kecil Pulang ke bawah jembatan yang melur sosok

Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan Gembira dari kemayang riang.

Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral

Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal Jiwa begitu murni, terlalu murni

Untuk bisa membagi dukaku.

Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil Buah di atas itu, tak ada yang punya

Dan kotaku, ah kotaku

Hidupnya tak lagi punya tanda.

(Toto Sudarto Bactiar) Tema kemanusiaan itulah yang melingkupi puisi di atas. Penyair dalam puisinya itu bermaksud menunjukkan betapa tingginya martabat manusia dan bermaksud meyakinkan pembacanya bahwa setiap manusia memiliki martabat yang sama. Perbedaan kekayaan, pangkat, dan kedudukan seseorang, tidak boleh menjadi sebab adanya perbedaan perlakuan terhadap kemanusiaan seseorang.

(18)

Seperti dalam puisi tersebut, Penyair membela martabat kemanusiaan gadis peminta-minta yang disebutnya sebagai gadis kecil berkaleng kecil.

Jika kebanyakan orang menganggap bahwa pengemis kecil yang meminta- minta di pinggir jalan sebagai sampah masyarakat, sebagai manusia yang tidak berharga, maka penyair mengatakan dengan tegas bahwa martabat kemanusiaan gadis peminta-minta itu sama derajatnya dengan martabat manusia lain.

Martabatnya lebih tinggi dari menara katedral. Bahkan, menurut penyair, jika gadis kecil itu mati. Kota Jakarta akan kehilangan jiwa sebab dunianya tidak mempunyai tanda lagi.

Amanat merupakan sesuatu (pesan) yang disampaikan penyair dalam puisinya. Penyair mengungkapkan solusi atau alternatif jawaban sebagai pemecahan terhadap tema yang disajikannya. Pesan-pesan tersebut dihadirkan dalam ungkapan yang tersembunyi. Di sinilah kelebihan seorang penyair, ia menyampaikan pesan-pesan itu melalui ungkapan yang sangat halus sehingga tidak menimbulkan kesan menggurui, atau pun sok tahu.

Sesuai dengan tema yang dikemukakannya, maka amanat puisi akan selaras dengan temanya itu. Dari puisi yang bertema kemanusiaan, seperti yang dicontohkan di atas, akan lahir pula amanat berkisar soal kemanusiaan, ‘Hargailah dan pikirkanlah manusia-manusia gembel yang dikategorikan sebagai sampah masyarakat. Mereka itu juga manusia yang martabatnya sama dengan manusia lainnya. Kesengsaraan bukan kemauan mereka. Kita yang kebetulan tidak sengsara hendaknya memikirkan nasib mereka, di samping nasib kita sendiri.’

Demikianlah amanat yang hendak disampaikan Toto Sudarto Bactiar dalam puisinya itu.

(19)

b. Perasaan

Puisi merupakan karya sastra yang paling memiliki ekspresi perasaan penyair. Bentuk ekspresi itu dapat berupa kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan kepada kekasih, kepada alam, atau sang khalik. Oleh Karena itu, bahasa dalam puisi akan terasa sangat ekspresif dan lebih padat.

Jika penyair hendak mengangungkan keindahan alam, maka sebagai sarana ekspresinya ia akan memanfaatkan imaji-imaji, serta diksi yang mewakili dan memancarkan nuansa makna tentang keindahan alam yang yang digambarkannya itu. Jika ekspresinya merupakan kegelisahan dan kerinduan kepada sang khalik, maka bahasa yang digunakannya cenderung bersifat konteplatif (perenungan) atau penyadaran akan eksistensinya dan hakikat keberadaan dirinya sebagai hamba Tuhan.

Tentang bagaimana seorang penyair mengekresikan bentuk-bentuk perasaanya itu, antara lain dapat dilihat dalam penggalan puisi berikut. Hanyut aku Tuhanku/ dalam lautan kasih-Mu/ Tuhan, bawalah aku/meninggi ke langit ruhani. Larik-larik di atas diambil dari puisi yang berjudul ‘Tuhan’ karya Bahrum Rangkuti. Puisi tersebut merupakan pengejawatahan kerinduan dan kegelisahan penyair untuk bertemu dengan sang khalik. Kerinduan dan kegelisahannya itu diekspresikannya melalui kata hanyut kasih, meninggi, dan langit ruhani.Nuansa makna dari kata-kata itu memancarkan isi batin, kedalaman pengahyatan penyair terhadap ekspresi ruhaniah dan pesan-pesan ketuhanan.

Ketajaman apresiasi dapat mengantarkan kita pada temuan-temuan berharga tentang makna martabat kemanusiaan. Karena itu hendaknya selalu berasumsi bahwa lewat puisnya, setiap penyair ingin mengungkapkan suatu makna tentang

(20)

kebenaran-kebenaran hidup. Setiap penyair ingin membeberkan rahasia dunia dan kehidupannya. Dengan asumsi semacam itu, kita tidak hanya terpikat oleh kulit bahasa yang membungkus puisi itu dan kemudian lupa mencari makna dan pesan- pesan kehidupan.

c. Nada dan Suasana

Dalam menulis puisi, penyair mempuyai sikap tertentu terhadap pembaca;

apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Sikap penyair kepada ini disebut nada puisi. Sering kali puisi bernada santai karena penyair bersikap santai kepada pembaca. Hal ini dapat kita jumpai dalam puisi-puisi mbeling.

Jika nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca, maka suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca. Jika bicara tentang sikap penayair, maka kita berbicara tentang suasana jiwa pembaca yang timbul setelah membaca puisi, maka kita berbicara tentang suasana. Nada dan suasana puisi saling berhubungan karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya. Nada duka yang di ciptakan penyair daapat menimbulkan suasana iba hati pembaca. Nada kritik yang diberikan penyair dapat menimbulkan Susana penuh pemberontakan bagi pembaca. Nada religius dapat menimbulkan suasana khuysuk.

(21)

2.1.1.6 Jenis-Jenis Puisi

Kosasih (1973:212) menyatakan bahwa, “jenis-jenis puisi sebagai berikut”:

1. Puisi Naratif

Puisi naratif merupakan cerita atau penjelasan penyair.Puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam,yakni epic,romansa,balada,dan syair (berita cerita).

Balada adalah puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa ataupun tokoh pujaan.

Contohnya Balada Orang-Orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie karya WS Rendra.

Romansa adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantic yang berisi kisah percintaan,yang diselingi perkelahian dan pertualangan.Rendra juga banyak menulis romansa.Kirdjomuljo menulis romansa yang berisi kisa pertualngan yang berjudul “Romance Perjalanan”.Kisah cinta ini dapat juga berarti cinta tanah kelahiran seperti puisi-puisi Ramadhan K.H.

2. Puisi Larik

Jenis puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam,misalnya elegi,ode,dan serenada.

Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka.Misalnya”Elegi Jakarta” karya Asrul Sani yang mengugkapkan perasaan duka penyair di Kota Jakarta.

Ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang,sesuatu hal, atau sesuatu keadaan.Yang banyak ditulis ialah pemujaan terhadap tokoh-tokoh yang

(22)

dikagumi.”Teratai (Karya Sanusi Pane), “Diponegoro” (karya Chairil Anwar,dan

“Ode Buat Proklamator” (karya Leon Agusta)merupakan contoh ode yang bagus.

Berikut contohnya:

Ode Buat Proklamator

Bertahun-setelah kepergiannya kurindukan dia kembali

Dengan gelombang semangat halilintar dilahirkan sebuah negeri;dalam lumpur dan lumut

Dengan api menyapu kelam menjadi untaian permata hijau di bentangan cahaya abadi;

Yang senantiasa membuatnya tak pernah berhenti bermimpi;

Menguk kabut gelita mendung,menerjang banteng demi banteng membalikkan arah topan,menjelmakan impian demi impian

Dengan seorang sahabatnya,mereka tandatangani naskah itu

Mereka memancang tiang bendera,merubah nama dan peta,berjaga membacakan sejarah,

Mengganti bahasa pada buku,lalu dia meniup terompet dengan selaksa noda kebangkitan sukma.

Kini kita ikut membubuhkan nama di atas bengkalainya;meruntuhkan sambil mencari,

Daftar mimpi membelit bulan perang saudara mengundang musnah, Dendam tidur di hutan-hutan,di sawah terbuka yang sakti

Kata berpasir di bibir pantai hitam dan oh,lidahku yang teimpit,

Buih lenyap di laut biru derap suara yang gempita Cuma bertahan atau menerkam

(23)

Ya,walau tak mudah, kurindukan semangatnya menyanyi kembali bersama gemuruh

Cinta yang membangunkan sejuta rajawali

Tak mengelak dalam bercumbu,biar berbisa perih dirabu

Berlapis cemas menggunung sesal mutiara matanya yang pudar bagi negeriku, Bermimpi dibawah bayangan burung garuda.

Dalam puisi ini,dapat diungkapkan rasa kagum penyair kepada sang proklamator. Ungkapan-ungkapan rasa kagum ini sangat mengenakan dan tidak bersifat klise.Kerinduan-kerinduan penyair untuk mendengarkan bara semangat yang ditiupkan lewat pidato-pidato yang berapi-api, dapat kita hayati sejak enam baris terakhir.

Serenada ialah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan.Kata “serenade”

berarti nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja.Rendra banyak menciptakan serenade dalam empat kumpulan sajak.Misalnya Seranada Hitam”,”Seranada Biru”,”Seranada Merah Jambu”,”Seranada ungu,”Seranada Kelabu”,dan sebagainya. Warna-warna di belakang serenade itu melambangkan sifat nyanyian cinta itu,ada yang bahagia, sedih,kecewa,dan sebagainya.

3. Puisi Deskriptif

Dalam jenis puisi ini,penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/peristiwa,benda,atau suasana yang di pandang menarik perhatiannya.Puisi yang termasuk kedalam jenis puisi deskriptif,misalnya: adalah satire,puisi yang bersifat kritik social,dan puisi-puisi impresionistik.

Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan,namun dengan cara yang menyindir atau menyatakan

(24)

keadaan sebaliknya.Puisi kritik social adalah puisi yang juga menyatakan ketidaksenangan penyair terhadap keadaan atau terhadap diri seseorang,namun dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidakberesan keadaan/orang tersebut.Kesan penyair juga dapat kita hayati dalam puisi-puisi impresionistik yang mengungapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu hal.

2.1.1.7 Faktor yang Memengaruhi Keterampilan Menulis Puisi

Syafi’i (dalam Kinani, 2013:15) menyatakan, “Berikut ini adalah beberapa kesulitan sering dialami dalam kegiatan menulis, seperti: (1) Menemukan referensi yang ingin di sampaikan atau ditulis, (2) Mengorganisasi gagasan dengan kata-kata, (3) Memilih kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan gagasan yang telah dipilih, (4) Memulai mengungkapkan gagasan, dan (5) Mengakhiri atau menutup tulisan.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat di simpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi keterampilan menulis yaitu siswa sering mengalami kesulitan dalam kegiatan menulis untuk menemukan kata-kata yang tepat yng akan dipilih sebagai gagasan dalam penulisan puisi tersebut.

2.1.2 Media Pembelajaran Visual

2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran

Wati (2016:2) menyatakan bahwa, “Media era kaitannya dengan proses pembelajaran.Kata media berasal dari bahasa latin,yaitu medius”.Arti kata medius adalah tengah,perantara,atau pengantar.Dalam proses pembelajaran,media seringkali diartikan sebagai alat-alat grafis,photografis,atau alat elektronik yang berfungsi untuk menangkap,memperoses,dan menyusun kembali informasi visual

(25)

dan verbal.Media merupakan sebagai alat yang dipergunakan dalam proses penyaluran atau penyampaian informasi.

Media juga dapat diartikan sebagai alat bantu yang dapat digunakan sebagai penyampai pesan untuk mencapai tujuan pembelajaran.Media merupakan sesuatu yang bersifat meyakinkan pesan dan dapat merangsang pikiran,perasaan,dan kemauan audiens atau siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa tersebut.Media merupakan bagian melekat atau tidak terpisahkan dari proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.Media berfungsi dan berperan mengatur hubungan efektif guru da siswa dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Media pembelajaran yaitu media yang digunakan untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran kepada siswa untuk menuntut siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.

2.1.2.2. Pengertian Media Visual

Wati (2016:5) menyatakan bahwa, “Media Visual merupakan media yang memiliki beberapa unsur berupa garis,bentuk,warna, dan tekstur dalam penyajiannya. Media Visual dapat menampilkan keterkaitan isi materi yang ingin disampikan dengan kenyataan”.Media visual dapat ditampilkan dalam dua bentuk, yaitu visual yang menampilkan gambar diam dan visual yang menampilkan gambar atau symbol bergerak.Ada beberapa media visual yang digunakan dalam pembelajaran,diantaranya adalah buku,jurnal,peta,gambar,dan lain sebaginya.

Arsyad (1997:7) menyatakan bahwa, “Media visual merupakan visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin di sampaikan kepada siswa dapat di

(26)

kembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar/ilustrasi, sketsa/gambar garis, grafik, bagan, chart, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih”.Foto mengahadirkan ilustrasi melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan dari sesuatu objek atau situasi.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian Media Visual yaitu, suatu media yang digunakan untuk proses pembelajaran untuk menarik perhatian siswa yang ditampilkan dalam bentuk gambar dan symbol bergerak.

2.1.2.3 Fungsi Media Pembelajaran Visual

Wati (2016:30) menyatakan bahwa, “Media pembelajaran visual merupakan media yang tidak memilik unsur suara atau hanya dapat dilihat”.Media visual merupakan media yang memiliki peranan penting dalam pembelajaran.Media visual dapat menumbuhkan minat siswa dalam proses pembelajaran.Selain itu media visual memiliki beberapa fungsi utama.Fungsi media pembelajaran berbasis visual adalah sebagai berikut:

1. Fokus

Media visual berfungsi sebagai alat bantu untuk menarik dan mengarahkan siswa agar dapat berkonsentrasi pada materi pelajaran.Materi pelajaran yang ditampilkan dengan media visual lebih efektif.

2. Antusias

Siswa sangat terbantu dengan hadirnya media visual pelengkap teks dalam pembelajaran.Siswa menjadi bersemangat dalam menganalisis dan berpendapat.

3. Mengarahkan

(27)

Seringkali siswa merasa bosan terhadap materi yang disampaikan hanya dalam bentuk teks.Materi yang disampaikan engan media visual siswa dapat lebih diarahkan agar siswa tidak bosan untuk memperhatikan materi pembelajaran.

4. Aktif

Media pmbelajaran berbasis visualmembuat siswa aktif dalam kelas.Aktif dalam artian dapat mengikuti pelajaran dengan baik.Menanggapi setiap materi dan berkomunikasi afektif dengan guru.Siswa dapat mempelajari dan mempraktikan penggunaan media pembelajaran yang digunakan

5. Informasi

Media pembelajaran berbasis visual memuat lambang-lambang visual yang dapat memperlancar siswa memahami dan mengingat materi atau infomasi dalam pembelajaran.

6. Motivasi

Media pembelaajran berbasis visual membantu mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan mempelajari pelajaran yang ditampilkan tanpa menggunakan media.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi media pembelajaran berbasis visual yaitu untuk menarik perhatian siswa dan menumbuhkan minat siswa dalam proses pembelajaran.

(28)

2.1.2.4 Karakteristik Media Visual

Wati (2016:22) menyatakan bahwa, “Media visual yang ditampilkan haruslah memperhatikan elemen yang mendasarinya”. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa dalam menangkap dan memahami materi yang disajikan dalam media visual tersebut.Sebaiknya materi yang panjang dan memiliki tingkat kerumitan harus dibagi ke dalam beberapa bahan visual yang mudah dipahami.Selain itu,penyajian media visual menggunakan ukuran, keterkaitan, perspektif, dan warna.Karakteristik media pembelajaran berbasis visual adalah sebagai berikut:

1. Memberikan Pengalaman Visual

Bahan visual dalam konsep media pembelajaran visual merupakan setiap gambar,benda, atau alat-alat lain yang memberikan pengalaman visual yang nyata pada siswa.Bahan visual ditampilkan dengan tujuan sebagai berikut.

Memperjelas Konsep Abstrak

Media visual memperkenalkan, membentuk, memperkaya dan memperjelas konsep yang abstrak kepada siswa.

Mengembangkan Pengetahuan

Media visual membantu mengembangkan pengetahuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Membantu kegiatan Siswa

Media visual mendorong siswa lebih aktif dan komunikatif dalam kegiatan siswa lebih lanjut.

(29)

2. Menggunakan Teknik-teknik Dasar Visualisasi

Penggunaan media pembelajaran berbasis visual harus menggunakan teknik-teknik dasar visualisasi.Sebab keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektifitas bahan-bahan visual.Sebelum menggunakan media pembelajran media visual memerlukan pengaturan dan pengorganisasian terhadap materi pembelajarannya,kemudian merencanakannya,dan menggunakan teknik-teknik dasar visualisasi objek,konsep,informasi,atau situasi.

3. Menonjolkan Unsur-unsur Pesan dalam Visual

Dalam menampilkan materi pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis visual,maka guru harus menonjolkan unsur-unsur pesan dengan unsur-unsur latar belakang.Hal tersebut dimaksudkan untuk mempermudah pengolahan informasi oleh siswa.Siswa akan dengan mudah menangkap materi pembelajaran,mengolahnya,dan menyimpannya dalam ingatan.

2.1.2.5 Jenis-Jenis Media Visual

Wati (2016:24) menyatakan, “Media pembelajaran berbasis visual merupakan salah satu alat bantu menyampaikan materi atau informasi kepada siswa”.Penggunaan media visual diam menonjolkan garis,symbol verbal,dan gambar.Sedangkan penggunaan media visual gerak berunsur utama gambar,garis,symbol, verbal,dan clan gerak.Jenis-jenis media pembelajaran berbasis visual sebagai berikut.

1. Media Visual dan Proyeksi

Salah satu jenis media visual yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah media visual non proyeksi.Hal ini disebabkan dalam penggunaanya media

(30)

visual non proyeksi sederhana,yaitu tidak membutuhkan banyak kelengkapan dan alatnya tidak mahal.Beberapa jenis media visual non proyeksi yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.

2.1.2.6 Penggunaan Media Visual

Wati (1986:32) menyatakan bahwa, “Media pembelajaran berbasis visual merupakan sarana untuk memperlancar interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan bahan visual”.Ditampilkannya media visual sangat bermanfat bagi pembelajaran,yaitu proses pembelajaran dapat terjadi di kelas,di perpustakaan,dan objek lainnya yang kesemuanya merupakan input bagi perkembangan pengetahuan para siswa.Berikut ini merupakan penjelasan mengenai penggunaan media pembelajaran berbasis visual:

a. Penggunaan Media Sesuai Fungsi

Penggunaan media pembelajaran berbasis visual menakankan pada fungsi media pembelajaran sebagai sarana yang dapat memberikan motivasi siswa untuk belajar,memberikan informasi kepada siswa,dan memberikan intruksi kepada siswa agar akti dan komunikatif dalam proses pembelajaran.

b. Kreatif Menggunakan Media Pembelajaran

Guru dituntut kreatif menggunakan media pembelajaran berbasis visual di dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga kerja.Salah satu konsep kunci operasionl pembelajaran yang harus dipahami dan diterapkan oleh seorang guru adalah paham cara merancang pembelajaran agar dapat berjalan efetif dan efesien untuk mencapai tujuan.

c. Media Pembelajaran Memfasilitasi Tercapainya Tujuan Pembelajaran

(31)

Penggunaan media berbasis visual dalam aktivitas pembelajaran harus dapat memfasilitasi tercapainya tujuan pembelajaran.Media pembelajaran yang digunakan harus mampu memotivasi siswa untuk mempelajari isi informasi dan pengetahuan yang terdapat di dalam materi yang ditampilkan secara visual.

d. Penggunaan Media Dapat Berbentuk Permainan

Penggunaan media pembelajaran berbasis visual harus mampu melibatkan psikologis siswa dalam melakukan proses belajar.Media pembelajaran dapat berbentuk permainan dan simulator materi.Bentuk permainan tidak sekedar bermain,namun sebagai sarana bermain sembari belajar.Para siswa yang terlibat secara intensif dengan media dan materi pelajaran akan belajar lebih mudah dan mampu mencapai tujuan pembelajaran.

e. Paduan Penggunaan

Media pembelajaran berbasis visual yang dipilih untuk digunakan dalam proses pembelajaran sebaiknya dilengkapi dengan paduan mengenai penggunaanya.Paduan penggunaan media pada umumnya menjelaskan prosedur media tersebut dapat digunakan untuk memfasilitasi proses belajar.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan jenis-jenis media visual ada dua yaitu media visual non proyeksi, dan media visual proyeksi.

(32)

2.1.2.7 Kelebihan dan Kekurangan Media Visual

Wati (2016:39) menyatakan, “Terdapat beberapa kelebihan kekurangan yang harus diperhatikan,sehingga dalam menyampaikan materi pembelajaran tampilan dapat disajikan dengan baik”.Kelebihan dan kekurangan media pembelajaran berbasis visual adalah sebagai berikut.

Adapun kelebihan dari media visual yaitu sebagai berikut.

a. Media visual membantu meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan pembelajaran dengan bahan visual

b. Media visual memperlancar proses pembelajaran,sehingga siswa dapat dengan mudah dan cepat menerima materi pelajaran.

c. Media visual membantu siswa meningkatkan pemahaman dan memperkuat ingatan,sebab tampilan visual lebih menarik dari pada hanya tampilan verbal.

d. Media visual dapat dibaca berkali-kali dengan menyimpannya atau mengelipingnya.

e. Media visual membantu siswa berfikir tajam dan spesifik.Siswa dapat benar- benar mengerti isi berita dengan analisi yang lebih mendalam dan dapat membuatnya berfikir lebih spesifik tentang isi tulisan.

f. Media visual membantu mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki para siswa.

g. Media visual memungkinkan adanya interaksi anatara siswa dengan lingkungan sekitar.

h. Media visual membantu menanmkan konsep yang benar mengenai suatu informasi.

i. Media visual membantu membangkitkan keinginan dan minat baru para siswa.

(33)

Adapun kekurangan dari media visual yaitu sebagai berikut:

a. Media visual terkadang tampil lambat dan kurang praktis.

b. Media visual tidak diikuti oleh audio.Media visual hanya berbentuk pola tertentu yang tidak dapat didengar,sehingga kurang mendatail materi yang disampaikan.

c. Media visual seringkali ditampilkan dengan visual yang terbatas.Media visual hanya dapat memberikanvisual berupa gambar yang mewakili isi berita.

d. Media visual khususnya berbentuk cetak memerlukan baiaya produksi cukup mahal karena media cetak harus mencetak terlebih dahulu.

e. Media visual memerlukan pengamatanyang ekstra hati-hati.Selain itu,media visual memuat pesan atau informasi yang panjang atau rumit,sehingga mengharuskan untuk membagi kedalam beberapa bahan visual yang mudah dibaca dan mudah dipahami.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan kelebihan dari media visual yaitu membantu siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan kekurangan dari media visual yaitu kurang praktis dan hanya berupa gambar.

(34)

2.2 Kerangka Konseptual

Kemampuan merupakan kesanggupan yag dimiliki seseorang sejak lahir.Kemampuan yang dimiliki seseorang tentunya berbeda-beda.Hal ini dipengaruhi oleh faktor biologis,lingkungan hidup. Untuk meningkatkan kemampuan dalam diri sendiri tentunya seseorang harus mengasahnya dengan berbagai latihan-latihan.

Sebagai seorang guru harus mampu menemukan media yang dapat merangsang minat siswa dalam belajar dan dapat mengasah kemampuannya.Media-media ini bukan hanya untuk membantu siswa tetaapi juga membantu pendidik itu sendiri karena dapat meringankan bebannya,pendidik dan peserta didik dapat bekerja sama agar mereka mencapai tujuan pembelajaran.Salah satu mata pelajaran di sekolah yang membutuhkan media yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia.Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada banyak materi yang membutuhkan media pembelajaran,yaitu materi menulis puisi bebas.

Puisi merupakan hasil pengamatan dari fakta-fakta yang ddiperoleh dari menulis puisi bebas.Menulis puisi diambil dari materi kelas VIII semesester genap.Menulis puisi ini membutuhkan mediakarena dengan media siswa lebih tertarik untuk mengasah kemampuan mereka dalam menulis puisi bebas.Salah satu media yang tepat untuk menulis puisi bebas yaitu media visual.

Media visual merupakan media yang kreatifitas untuk menangani pemecahan masalah dengan kreatif.Media ini akan membantu siswa dalam memecahkan masalah.Susunan puisi tersebut akan di buat siswa sedemikian rupa bagaimana ia nantinya akan menghasilkan sebuah puisi yang baik.

(35)

Dari pemaparan diatas dapat diketahui jika variabel terikat dalam penelitian ini yaitu, Menulis puisi Bebas.Sedangkan variable bebasnya yaitu Media Visual. Maka diangkatlah judul “Pengaruh media Visual terhadap Kemampuan Menulis Puisi Bebas.Laporan hasil Observasi Siwa Kelas VIII SMP N 2 Nasrani MedanTahun Pembelajaran 2019/2020”.

2.3 Hipotesis Penelitian

Merumuskan hipotesis terlebih dahulu penulis memaparkan pengetian hipotesis Sugiono (2008:64) mengatakan bahwa “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan penelitiantelah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.

Hipotesis statistik terbagi atas dua yaitu:

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara media pembelajaran berbasis visual terhadap kemampuan menulis puisi oleh siswa kelas VIII SMP Nasrani 2 Medan Tahun pembelajaran 2019/20220.

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara media pembelajaran berbasis visual terhadap keampuan menulis puisi bebas oleh siswa kelas VIII SMP Nasrani 2 Medan Tahun Pembelajaran 2019/2020.

(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena pendekatan kuantitatif memiliki desain yang spesifik dan jelas, menunjukkan hubungan antara kedua variabel, instrumen yang jelas, sampelnya bersifat representatif, analisisnya menggunakan statistik untuk menguji hipotesis, hubungan dengan responden berjarak.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan “Suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Sugiyono (2012:4), “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, atauapun suuatu kelas peristiwa pada masa sekarang” (Nazir, 2014:43).

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian merupakan metode yang melakukan pendekatan kuantitatif yang memiliki desain spesifik dan jelas yang menunjukkan kedua hubungan dan sampelnya bersifat reprensetatif dan untuk menguji hipotesisnya menggunakan statistik. Metode ini digunakan dalam penelitian metode deskriprif yang menggambarkan atau menganalisis suatun kesipmpulan yang lebih luas dan meneliti status kelompok manusia, objek, dan pemikiran pada masa sekarang.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

(37)

Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah SMP Nasrani 2 Medan pada siswa kelas VIII Tahun Pembelajran 2019/2020. Adapun pemilihan tempat tersebut sebagai subjek penelitian didasari pertimbangan sebagai berikut:

1. Sekolah SMP Nasrani 2 Medan belum pernah diadakan penelitian dengan masalah yang sama.

2. Sekolah SMPNasraani 2 Medaan memiliki jumlah populasi yang representative.

3. Sekolah SMP Nasrani 2 Medan berada pada lokasi yang kondusif untuk dijadikan tempat penelitian.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan diadakan pada semester ganjil tahun pembelajaran 2019/2020.

Penelitian ini dilakukan karena materi yang hendak diajarkan dalam penelitian ini terdapat di semester ganjil.

3.3 Populasi dan Sampel

Setiap penelitian pasti memiliki populasi maupun sampel. Populasi dan sampel digunakan sebagai data yang konkrit untuk mengetahui akuratnya hasil penelitian yang dijalankan.

3.3.1 Populasi Penelitian

Sugiyono (2016:280) menyatakan bahwa, “populasi adalah wilayah, generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Arikunto dalam skripsi Embo (2017:46) menyatakan, “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.

(38)

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan kelas VIII SMP Nasrani 2 Medan Tahun Pembelajaran 2019/2020 sebanyak 320 siswa dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.2

Populasi kelas VIII SMP Nasrani 2 Medan

No Kelas Jumlah

1 VIII-1 30

2 VIII-2 30

3 VIII-3 30

4 VIII-4 30

5 VIII-5 30

6 VIII-6 30

7 VIII-7 30

8 VIII-8 30

Jumlah 240

3.3.2 Sampel Penelitian

Sugiono (2016:81) menyatakan, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Sampel penelitian ini adalah kelas VIII SMP Negeri Nasrani 2 Medan yang terdiri dari enam kelas yang dipilih secara clauster sampling, artinya teknik ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu - individu, melainkan terdiri dari kelompok - kelompok individu atau cluster ( acak kelas ). Penentuan kelas dilakukan dengan melakukan pengundian yaitu dengan memilih dua kelas dari delapan kelas yang ada.

Adapun langkah - langkah dalam proses clauster sampling tersebut diuraikan dibawah ini :

1.Menyiapkan potongan - potongan kertas sebanyak enam lembar, sesuai dengan jumlah populasi kelas.

(39)

2. Menulis nama kelas masing - masing pada setiap potongan kertas yang telah disiapkan.

3. Menggulung kertas satu persatu dan memasukkan ke dalam kaleng.

4. Kaleng yang berisi kertas gulungan tersebut, kemudian diambil satu kertas gulungan kertas dari kaleng secara acak. Hasil yang diperoleh yaitu kelas VIII 1 yang terpilih sebagai kelas eksperimen.

5.Selanjutnya kaleng yang berisi kertas gulungan tersebut dikocok, kemudian diambil satu gulungan kertas dari kaleng secara acak. Hasil yang diperoleh yaitu kelas VIII II yang terpilih sebagai kelas control.

3.4 Desain Eksperimen

Sesuai dengan judul penelitian pengaruh penggunaan mediavisual terhadap kemampuan siswa menulis puisi oleh kelas VIII SMP Nasrani 2 Medan tahun Pembelajaran 2019/2020. Maka penelitian ini menggunakan desain True Experimental Design dalam bentuk Two Group Posstest Only Design yaitu eksperimen yang dilakukan dengan memberi perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelompok eksperimen diberi pengajaran menulisdengan media visual sedangkan kelas kontrol tanpa menggunakan mediavisual. Berikut pola penelitian desain eksperimen menurut Sugiyono (2016 :76).

Tabel 3.3

Posstesst Only Control Designs

Kelas Perlakuan Posttest

Eksperimen X ( Media Visual ) O3

Control Y ( Media non Visual ) O4

Keterangan:

(40)

O3 : Test Eksperimen O4 : Test Control

X : Pembelajaran menggunakan Media Visual Y : Pembelajaran tanpa menggunakan Media Visual

3.5 Instrumen Penelitian

Sugiyono (2010:102) menyatakan, “Instrumen adalah alat yang digunakan peneliti untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran ataupun teori yang telah dipaparkan oleh guru kepada siswa, atau instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data sesuai dengan masalah yang diteliti.’’

Teknik pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali yaitu tanpa media dan dengan media (posttest). Dalam hal ini, peneliti menggunakan tes yaitu performanceatau tes lisan dengan menyuruh siswa menulis puisi tanpa menggunakan media visual sebagai kelas control, dan menyuruh siswa menulis puisi dengan menggunakan media visual sebagai kelas eksperimen.

Tabel 3.4

Aspek - Aspek Penilaian Menulis Puisi

No Aspek Indikator Skor

1 Diksi (Pilihan kata)

a. Siswa sangat mampu mempertimbangkan urutan katanya dalam menentukan diksi atau pilihan kata dalam sebuah puisi b. Siswa mampu mempertimbangkan urutan

katanya dalam menentukan diksi atau pilihan kata dalam sebuah puisi

5

4

(41)

c. Siswa cukup mampu mempertimbangkan urutan katanya dalam menetukan diksi atau pilihan kata dalam sebuah puisi d. Siswa kurang mampu mempertimbangkan

urutan katanya dalam menentukan diksi atau pilihan kata dalam sebuah puisi e. Siswa tidak mampu mempertimbangkan

urutan katanya dalam menentukan diksi atau pilihan kata dalam menulis puisi

3

2

1

2 Pengimajian a. Siswa sangat mampu mengungkapkan pengalaman imajinasi yang diciptakan penyair

b. Siswa mampu mengungkapkan pengalaman imajinasi yang diciptakan penyair

c. Siswa cukup mampu mengungkapkan pengalaman imajinasi yang diciptakan penyair.

d. Siswa kurang mampu mengungkapkan pengalaman imajnasi yang diciptakan penyair

e. Siswa tidak mampu mengungkapkan pengalaman imanjinasi yang di ciptakan

5

4

3

2

1

(42)

penyair.

3 Tema a. Siswa sangat mampu menentukan temadalam sebuah puisi bebas.

b. Siswa mampu menentukan temadalam sebuah puisi bebas.

c. Siswa cukup mampu menentukan tema dalam sebuah puisi bebas.

d. Siswa kurang mampu menentukan tema dalam sebuah puisi bebas.

e. Siswa tidak mampu menentukan tema dalam sebuah puisi bebas.

5

4

3

2

1

4 Amanat a. Siswa sangat mampu menuliskan amanat dari sebuah puisi yang diciptakan penulis.

b. Siswa mampu menuliskan amanat dari sebuah puisi yang diciptakan penulis.

c. Siswa cukup mampu menuliskan amanat sebuah puisi yang diciptakan.

d. Siswa kurang mampu menuliskan amanat dari sebuah puisi yang diciptakan penulis.

e. Siswa tidak mampu menuliskan amanat dari sebuah puisi yang diciptakan penulis.

5

4

3

2

1

(43)

5 Nada dan Suasana

a. Siswa sangat mampu menggambarkan sikap penulis dalam sebuah puisi.

b. Siswa mampu menggambarkan sikap penulis dalam sebuah puisi.

c. Siswa cukup mampu menggambarkan sikap penulis dalam sebuah puisi.

d. Siswa kurang mampu memnggambarkan sikap penulis dalam sebuah puisi.

e. Siswa tidak mampu menggambarkan sikap penulis dalam sebuah puisi.

5

4

3

2

1

Skor = Jumlah skor yang diperoleh siswa x 100 (Sugiyono, 2010:143) Jumlah skor maksimal

Berdasarkan aspek - aspek penelitian tersebut, maka penilaian kemampuan menulis menurut Sugiyono (2010:135) sebagai berikut :

Tabel 3.5 Kategori Penilaian

Kategori Penilaian Hasil Nilai

Skor 85 – 100 Sangat Baik A

Skor 75 – 84 Baik B

Skor 65 – 74 Cukup Baik C

Skor 55 – 64 Kurang D

(44)

Skor 0 – 54 Sangat Kurang E

Sugiono (2016:107)

3.5 Jalannya eksperimen

Langkah – langkah yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6

Jalannya Eksperimen Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Media Visual

Pertemuan 1( 2 x 40 Menit)

Pertemuan Kegiatan guru Kegiatan siswa Alokasi waktu Kegiatan

Pendahulu an

a. Guru memberikan salam

Apersepsi

Guru menjelaskan materi mengenai teks laporan hasil observasi

Guru memberikan konsep mengenai materi menulis puisi bebas

Mengamati

- Siswa menjawab salam

- Siswa memahami apersepsi

- Siswa memahami penjelasan guru

- Siswa memahami konsep materi

- Siswa mengamati

10 Menit

(45)

Kegiatan Inti

Guru menampilkan sebuah tayangan video dalam proses pembelajaran

Menanya

Guru bertugas untuk menjawab setiap pertanyaan siswa yang belum mengerti

Mengumpulkan informasi Guru mengarahkan siswa untuk memanfaatkan, untuk mencari informasi mengenai menulis puisi bebas.

Mengasosiasikan

Guru memberikan petunjuk untuk membantu siswa memecahkan masalah dengan kreatif.

Mengkomunikasikan

Guru menugaskan siswa

tayangan video yang ditampilkan guru

- Siswa menanyakan materi yang belum dipahami.

- Siswa mengikuti arahan guru

- Siswa memahami petunjuk guru untuk memecahkan masalah.

- Siswa membentuk

60 Menit

(46)

Kegiatan Penutup

membentuk kelompok.

Guru memberikan posttest.

Guru menyuruh siswa untuk

menyimpulkan hasil

pembelajaran.

Guru menyuruh siswa melakukan refleksi

Guru menutup kelas

kelompok

- Siswa mengerjakan posttest

- Siswa menyimpulkan pembelajaran.

- Siswa merefleksikan

pembelajaran. 10

menit

Pertemuan 2 ( 2 x 40 Menit )

Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

Kegiatan a. Motivasi a.Memperhatikan guru. 5

(47)

Awal Menit Kegiatan

Inti

a.Mengadakanposs-test

( menyuruh siswa untuk menuliskan puisi ).

Memberikan penilaian

Melaksanakan poss-test ( menuliskan puisi ).

65 Menit

Kegiatan Penutup

Mengakhiri pembelajaran dan mengucap salam

Menjawab salam 10

Menit

Tabel 3.7

Jalannya Eksperimen Pembelajaran menulis Puisi tanpa Menggunakan Media Visual

(48)

Pertemuan 1 ( 2 x 40 Menit )

Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

Kegiatan Pendahulu an

Motivasi

Mengucapkan salam dan mengabsen siswa.

Menentukan tujuan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar.

Menjelaskan materi tentang menulis puisi bebas

Menjawab salam dan mendengarkan.

Memahami tujuan pembelajaran.

Memperhatikan

penjelasan guru dan memahaminya.

10 Menit

Kegiatan Inti

enit

a.Mengamati

- Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.

- Guru menjelaskan tentang pembelajaran mengenai puisi bebas.

b. Menanya

- Guru bertanya kepada siswa tentang penjelasan yang disampaikan sebelumnya.

- Siswa membentuk kelompok.

- Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang pembelajaran puisi tersebut.

- Siswa dan guru bertanya

jawab mengenai

penjelasan yang disampaikan guru

(49)

c. Mencoba

- Guru mengarahkan siswa untuk mencari informasi dari penejelasan sebelumnya

d. Menalar

- Guru menyuruh siswa untuk membuat sebuah topik permasalahan yang bisa diangkat menjadi tema dari sebuah puisi bebas.

e. Mengkomunikasikan - Guru menyuruh setiap

kelompok mengutarakan hasil kerjanya di depan kelas.

sebelumnya.

-

- Siswa mencoba mencari informasi dari penjelasan guru sebelumnya.

-Siswa secara berdiskusi membuat sebuah topik permasalahan yang bisa diangkat menjadi tema dari puisi tersebut.

- Siswa mempresentasikan hasil kelompoknya di depan kelas.

60 Menit

(50)

Kegiatan Penutup

a.Guru menyuruh siswa untuk mendengarkan tema dari sebuah puisi bebas masing - masing tiap kelompok.

b.Guru menyuruh siswa untuk mencari sebuah bahan masukan / teori tentang tema yang sudah diberikan guru.

a.Siswa mendengarkan guru membacakan tema dari sebuah puisi bebas untuk presentasi minggu depan.

b. Siswa mencari bahan masukan / teori tentang tema yang sudah diberikan guru.

10 Menit

Pertemuan 2 ( 2 x 40 Menit )

Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

Kegiatan Awal

Motivasi. Memperhatikan guru. 5

Menit Kegiatan

Inti

a. Mengadakan poss-test ( menyuruh siswa untuk menulis puisi bebas ).

Memberikan penilaian.

Melaksanakan poss-test ( melaksanakan penulisan puisi setiap kelompok ).

65 Menit

Kegiatan Penutup

Mengakhiri pembelajaran dan mengucapkan salam.

Menjawab salam. 10

Menit

(51)

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang pertama kali dilakukan adalah uji normalitas data. Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dihasilkan berdistribusi normal atau tidak. Sugiyono (2016:24) menyatakan, “Apabila data yang dihasilkan normal, maka menggunakan statistik parametrik, dan apabila tidak berdistribusi normal maka menggunakan data statistik nonparametrik”.Untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah ditetapkan, yaitu dengan mnggunakan uji normalitas, homogenitas, dan hipotesis.

1. Memperlihatkan siswa menuliskan puisi 2. Memberikan skor pada setiap jawaban siswa.

Setelah data diperoleh, teknik analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menghitung Rata-Rata dan Standar Deviasi

Untuk menghitung rata-rata (mean) dan standar deviasi kelas digunakan rumus sebagai berikut :

a. Rata-rata (mean) M = Ʃ fx

N Keterangan :

M : rata - rata (mean)

∑fx : jumlah frekuensi N : jumlah sampel

(52)

b. Standar Deviasi SD = Ʃ

Keterangan :

SD : standar deviasi

Ʃ : jumlah kuadrat nilai frekuensi N : jumlah sampel

c. Menghitung standar error dari variabel hasil posttest dengan menggunakan rumus :

SEM =

−1 N SD

Keterangan :

SD : standar deviasi SEM : standar error N : jumlah sampel

d. Mencari perbedaan hasil standar error pada sebuah kelompok dengan menggunakan rumus:

2 2 2

1 2

1 M M M

M SE SE

SE = +

2. Menyajikan Tabel Distribusi Frekuensi Kelas

Untuk menyajikan data distribusi frekuensi kelas digunakan beberapa langkah sebagai berikut :

a. Penentuan rentang (j) diambil nilai tertinggi kemudian dikurangkan dengan nilai terendah.

(53)

j = xmaks - xmin

b. Penentuan banyak kelas interval (k) digunakan aturan Sturges, yaitu k = 1 + 3,3 log n (Sudjana, 2005:47)

c. Penentuan panjang kelas interval (i) digunakan rumus sebagai berikut :

k i= j

d. Membuat daftar distribusi frekuensi sesuai dengan rentang dan kelas masing-masing.

3. Uji Persyaratan Analisis Data a. Uji normalitas

Uji kenormalan dilakukan secara parametrik dengan menggunakan penaksir rata-rata pada simpangan baku. Uji yang dikenal dengan uji Lilifors. Misalkan kita mempunyai sampel acak dengan hasil pengamatan x1, x2, … xn. Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa hipotesis tidak normal.

Untuk pengujian hipotesis nol tersebut, kita tempuh prosedur sebagai berikut:

1. Pengamatan x1, x2, … xn. dijadikan bilangan baku z1, z2, … zn. dengan menggunakan rumus z1 =

s x

x1− (x dan s masing-masing merupakan rata-rata dari simpangan baku sampel),

a. Untuk setiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku kemudian dihitung F (z1) = P (z ≤ z1),

b. Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, … zn. yang lebih kecil atau sama dengan z1 jika proporsi ini dinyatakan oleh S(z1), maka S(z1) =

n

z yang z z z

banyaknya 1, 2,... n1

c. Hitunglah selisih F (z1) – S (z2) kemudian tentukan harga mutlaknya, dan

Gambar

Tabel 3.5   Kategori Penilaian

Referensi

Dokumen terkait

Bab II : Landasan Teoritis, berisikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan problematika pelaksanaan bimbingan dan konseling dan upaya mengatasi di SMA Negeri 2 Kotabaru

Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang masalah yang mendasari penelitian ini dilakukan, perumusan masalah dalam hal ini merencanakan pengalokasian dan saluran

Yaitu pada tahap Perencanaan sering terjadi masalah spesifikasi kegiatan yaitu masalah lahan, tahap Pelaksanaan terdapat kekurangan tenaga kerja dari masyarakat, tahap

Bab ini menguraikan landasan-landasan teoritis yang dikemukakan oleh beberapa ahli dan digunakan oleh penulis sebagai acuan perbandingan dalam membahas masalah yang ada, baik

Bab II adalah kajian pustaka yang membahas tentang masalah- masalah teoritis yang meliputi: Pendidikan akidah ahklak, yang membahas tentang pengertian pendidikan,

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang bersangkutan serta mendukung penelitian tugas akhir diantaranya adalah, teori perkerasan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan tentang penelitian terdahulu atas permasalahan yang mirip dengan topik yang dipilih, kemudian landasan teori yang berisi tentang

Pembelajaran dengan problem based learning diharapkan siswa untuk terlibat dalam proses penelitian yang mengharuskan untuk identifikasi masalah, pengumpulan data dan menggunakan data