1.1 Latar Belakang
Stroke merupakan suatu sindrom penurunan fungsi otak yang terjadi secara akut dan menetap selama lebih dari 24 jam yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah.1 Pada tahun 2012, terdapat lebih dari 17,5 juta kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskular, diperkirakan sebanyak 7,4 juta kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung iskemik (ischemic heart disease), dan 6,7 juta kematian lainnya disebabkan oleh stroke di dunia. Stroke menjadi penyebab kematian kedua terbanyak setelah penyakit jantung iskemik berdasarkan data yang diperlihatkan oleh World Health Organization (WHO).2 Jumlah kematian bertambah hingga 56,9 juta kematian di seluruh dunia hingga tahun 2016. Serangan jantung (ischemic heart disease) dan stroke bertanggungjawab terhadap 15,2 juta kematian di tahun yang sama. Kedua penyakit ini dikategorikan sebagai penyebab kematian terbanyak selama 15 tahun terakhir.3
Stroke dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu iskemik (80%) dan perdarahan (20%). Stroke Perdarahan merupakan salah satu klasifikasi stroke berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya. Stroke perdarahan diklasifikan sebagai perdarahan intraserebral sebanyak 5%–15% dari seluruh kasus, dan perdarahan subarakhnoid dengan angka kejadian < 5% dari seluruh kasus stroke.7
South East Asian Medical Information Centre (SEAMIC) menunjukkan data
angka kematian stroke terbesar terjadi di Indonesia yang kemudian diikuti secara berurutan oleh Filipina, Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand.4 Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2013 menunjukkan prevalensi stroke di Indonesia tercatat sebesar 7 per mil hingga 12,1 per mil. Prevalensi stroke tertinggi di Sulawesi Utara (10,8%), DI Yogyakarta (10,3%), Bangka Belitung dan DKI Jakarta mencapai 9,7 per mil. Prevalensi stroke berdasarkan 92 diagnosis gejala tertinggi di Sulawesi Selatan (17,9%), DI Yogyakarta (16,9%), Sulawesi Tengah (16,6%), diikuti Jawa Timur.5
Seluruh data rekam medis RSUD Al-Ihsan pada periode 2018 menunjukkan terdapat 183 kasus stroke perdarahan pada rawat jalan dan rawat inap. Diagnosis stroke perdarahan menempati peringkat ke-30 kasus terbanyak di RSUD Al-Ihsan periode 2018.
Faktor risiko stroke terdiri atas 2 kategori, yaitu faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti jenis kelamin, usia, riwayat stroke dalam keluarga, ras, dan riwayat stroke sebelumnya, serta faktor risiko yang dapat dimodifikasi melalui gaya hidup seseorang, melibatkan riwayat hipertensi, diabetes mellitus, kebiasaan merokok, intoksikasi alkohol, dan hiperlipidemia.6
Hipertensi sampai sejauh ini merupakan faktor predisposisi terpenting pada perdarahan intraserebral. Hipertensi kronis yang tidak terkontrol menyebabkan gangguan pada pembuluh darah perifer dengan karakteristik berupa fragmentasi, degenerasi, dan ruptur khususnya pembuluh darah di otak. Pada umumnya, struktur otak yang terlibat adalah basal ganglia dan thalamus (50%), regio lobar (33%),
batang otak dan otak kecil (17%). Sebanyak 40% dari total keseluruhan kasus, terdapat ruptur dari pembuluh darah di sistem ventrikular, menyebabkan perdarahan intraventrikular.7
Prognosis pada stroke perdarahan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain;
umur pasien, riwayat penyakit pembuluh darah jantung, lokasi perdarahan, volume perdarahan intraserebral, dan kesadaran pasien saat masuk rumah sakit. Volume perdarahan intraserebral mempengaruhi derajat gejala klinis akibat peningkatan tekanan intrakranial, menyebabkan kompresi dan destruksi terhadap jaringan otak sekitarnya, serta mempengaruhi perfusi jaringan otak dan aliran pembuluh darah.8 Besarnya volume perdarahan merupakan penentu kuat prognosis pada penderita stoke perdarahan, hal ini tidak tergantung dari lokasi perdarahannya.9 Pasien stroke perdarahan memiliki tingkat ancaman yang lebih tinggi daripada pasien stroke iskemik. Stroke perdarahan memiliki risiko kematian lebih tinggi dibandingkan dengan stroke iskemik10 Prevalensi stroke pendarahan intraserebral mencapai 10- 20% dari semua kasus stroke. Kasus pendarahan intraserebral memiliki dampak yang lebih serius dari kasus stroke iskemik dan perdarahan subaraknoid.10 Menurut penelitian sebelumnya, telah diketahui bahwa tingginya angka kejadian perdarahan intraserebral yang terjadi karena hipertensi dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas.11
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka peneliti berinisiatif untuk melaksanakan penelitian dengan judul hubungan besarnya volume perdarahan dengan tekanan darah pasien stroke perdarahan intraserebral pada kunjungan pertama di RSUD Al-Ihsan Bandung periode 2018.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana jumlah kasus stroke perdarahan intraserebral pada kunjungan pertama kali di RSUD Al-Ihsan Bandung periode 2018?
2. Bagaimana karakteristik volume perdarahan intraserebral dan tekanan darah pasien stroke perdarahan pada kunjungan pertama di RSUD Al-Ihsan Bandung periode 2018?
3. Bagaimana hubungan besarnya volume perdarahan intraserebral dengan tekanan darah pasien stroke perdarahan pada kunjungan pertama di RSUD Al-Ihsan Bandung periode 2018?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui jumlah kasus stroke perdarahan intraserebral pada kunjungan pertama kali di RSUD Al-Ihsan Bandung periode 2018
2. Mengetahui karakteristik volume perdarahan intraserebral dan tekanan darah pasien stroke perdarahan pada kunjungan pertama di RSUD Al-Ihsan Bandung periode 2018
3. Menganalisis hubungan antara besarnya volume perdarahan intraserebral dengan tekanan darah pasien stroke perdarahan pada kunjungan pertama di RSUD Al-Ihsan Bandung.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademik
Diharapkan penelitian ini dapat memberi informasi rinci untuk tenaga medis RSUD Al-Ihsan Bandung dalam hal mengetahui hubungan antara besarnya volume perdarahan dengan tekanan darah pada pasien stroke perdarahan saat datang ke RSUD Al-Ihsan Bandung pertama kali.
1.4.2 Manfaat Praktis
Memberi informasi untuk mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung sebagai bahan materi pelajaran dalam mendukung peningkatan wawasan terhadap perihal volume perdarahan dan mengenai derajat tekanan darah pada pasien stroke perdarahan. Diharapkan juga penelitian ini dapat memberi informasi tambahan kepada masyarakat Indonesia mengenai stroke perdarahan .