BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antusiasme adalah kegembiraan, lonjakan gairah, minat yang besar dalam sesuatu. Antusiasme kata berasal dari kata Yunani yang berarti Entheos
"Tuhan dalam" atau "diilhami oleh Allah". Antusiasme dan kepercayaan adalah perasaan, kesadaran dari hubungan antara orang dan sumber kekuatan untuk mencapai Tujuan. Antusiasme adalah harmoni dan kepercayaan, kesadaran dari hubungan antara orang dan sumber kekuatan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu kita perlu berbicara menggunakan antusiasme dan sikap positif dan bertindak dengan kepercayaan. Energi dapat ditransmisikan atau sebagai antusiasme menular dengan sendirinya kepada orang-orang di sekitar kita.
Antusiasme akan mendorong seseorang ke depan dan memenangkan perjuangannya menurut Ruly Mujahid dalam Donald Samuel.(Samuel 2015)
Berdasarkan pemaparan tersebut, ada 4 faktor yang mendukung antusiasme yaitu niat atau tujuan, perencanaan target, menyadari potensi diri atau hambatan diri dan kepositifan dalam pikiran.
Faktor pertama yaitu niat atau tujuan merupakan suatu dorongan yang timbul tanpa ada paksaan serta muncul sejak lama atau tidak mendadak. Faktor kedua yaitu perencanaan target merupakan susunan rencana yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan seorang individu. Faktor ketiga yaitu menyadari potensi atau hambatan diri merupakan suatu keinginan untuk mengetahui kelebihan serta kekurangan dalam diri. Faktor terakhir yaitu kepositifan dalam pikiran merupakan daya cipta dari pemikiran untuk dapat selalu melihat segala aspek dengan baik.
Tingkat antusiasme masyarakat pada acara bakti sosial pemeriksaan tajam penglihatan gratis dapat menjadi suatu kesempatan bagi berbagai kalangan masyarakat untuk dapat mengetahui keadaan kualitas penglihatan untuk masyarakat, pengambilan data dari hasil pemeriksaan juga dapat sangat berguna untuk menyampaikan infomasi mengenai keadaan kualitas penglihatan dan faktor antusiasme masyarakat di wilayah tersebut.
Mengapa tajam penglihatan sangatlah penting bagi masyarakat, karena mata adalah salah satu indera yang penting bagi manusia, melalui mata manusia menyerap >80% informasi visual yang digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan. Namun gangguan terhadap penglihatan banyak terjadi, mulai dari gangguan ringan hingg gangguan berat yang dapat mengakibatkan kebutaan. Upaya mencegah dan menanggulangi gangguan penglihatan dan kebutaan perlu mendapatkan perhatian.(Ismandari 2018)
Hasil systematic review dan meta-analysis dari data berbasis populasi yang relevan dengan gangguan penglihatan dan kebutaan global yang dipublikasikan tahun 1980-2015 mendapatkan hasil pada tahun 2015 diperkirakan dari 7,33 triliun penduduk dunia terdapat 253 juta orang (3,38%) yang menderita ganguan penglihatan, yang terdiri dari 36 juta orang mengalami
kebutaan, 217 juta mengalami gangguan penglihatan sedang hingga berat. Di samping itu terdapat 188 juta orang mengalami gangguan penglihatan ringan.(Ismandari 2018)
Sebagai titik awal perencenaan program penanggulan gangguan penglihatan dan kebutaan yang direkomendasikan oleh WHO melalui Vision 2020 adalah ketersediaan data mengenai situasi gangguan penglihatan dan kebutaan di suatu wilayah atau negara melalui metode survei yang dapat diandalkan. Ketersediaan data ini sangat penting agar program penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan dirancang berdasarkan permasalahan yang muncul di masyarakat sehingga dapat dilakukan perencanaan program yang efektif dan efisien.(Ismandari 2018)
Data nasional terkini mengenai besaran masalah gangguan indera penglihatan berdasarkan teknik Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) tahun 2014-2016. RAAB melakukan survei berbasis populasi untuk penderita kebutaan dan gangguan penglihatan dan layanan perawatan mata pada orang-orang berumur 50 tahun ke atas mengingat berbagai penelitian didapatkan sekitar 85% kebutaan terdapat pada umur 50 tahun dan lebih.
RAAB dapat memberikan prevalensi gangguan penglihatan dan kebutaan, penyebab utamanya, output dan kualitas layanan perawatan mata, hambatan, cakupan dan indikator lain dari layanan perawatan mata di daerah geografis tertentu.(Ismandari 2018)
Klasifikasi gangguan penglihatan yang digunakan adalah sesuai dengan klaifikasi WHO, yaitu berdasarkan tajam penglihatan. Gangguan tajam
penglihatan ringan jika tajam penglihatan berkisar <6/12 - >6/18, gangguan penglihatan sedang dan berat jika tajam penglihatan berkisar 3/60. Istilah gangguan penglihatan merujuk pada kebutaan dan gangguan penglihatan berat- sedang.(Ismandari, 2018)
Pemeriksaan tajam penglihatan meliputi pemeriksaan refraksif, pemeriksaan refraktif didefinisikan sebagai pengukuran terhadap gangguan refraksi dan merupakan penerapan klinis dari prinsip optik oleh seorang pemeriksa dengan menggunakan instrumen dari yang seerhana hingga menggunakan alat yang canggih. Pemeriksaan refraksi dibagi menjadi dua kategori yaitu pemeriksaan objektif dan subjektif.(Akhir 2017). Yang menjadi fokus pendukung penilitian ini, saya berkeinginan untuk mengetahui faktor penyebabnya agar dapat menjadi dasar atau pelecut diadakannya acara bakti sosial pemeriksaan mata di wilayah lainnya dan untuk tenaga optometri lainnya.
B. Identifikasi Masalah
”Apa faktor penyebab antusiasme masyarakat mengikuti bakti sosial pemeriksaan mata gratis di Kampung Cangkuang Desa Biru Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor penyebab antusiasme masyarakat menghadiri kegiatan bakti sosial pemeriksaan tajam penglihatan mata gratis di Kampung Cangkuang RT. 04 RW. 05, Desa Biru, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui apakah niat dari diri sendiri yang membuat masyarakat menghadiri kegiatan bakti sosial tersebut..
b. Mengetahui apakah masyarakat sudah merencanakan untuk menghadiri kegiatan bakti sosial pemeriksaan mata gratis.
c. Mengetahui apakah adanya hambatan diri atau keluhan pada mata menjadi pemicu masyrakat untuk menghadiri kegiatan bakti sosial pemeriksaan mata gratis.
d. Mengetahui apakah kepositifan dalam pikiran untuk menghadiri kegiatan bakti sosial pemeriksaan mata.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi mengenai keadaan tingkat antusiasme masyarakat dalam menjaga kesehatan mata di wilayah Kampung Cangkuang RT. 04 RW. 05, Desa Biru, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung serta acuan bagi tenaga Optometrist yang akan melakukan acara bakti sosial di wilayah lainnya.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi penulis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menumbuhkan rasa empati dan kepedulian penulis terhadap masyarakat khusunya dalam menebarkan kebaikan dan kebermanfaatan salah satunya yaitu melakukan Pemeriksaan Kesehatan Mata kepada masyarakat yang membutuhkan.
b. Manfaat bagi Profesi Optometrist
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam mengembangkan kesadaran untuk dapat meningkatkan kesadaran tenaga Optometrist agar lebih gencar melakukan kegiatan, mengikuti atau mengadakan acara penyuluhan serta pemeriksaan mata agar dapat mewujudkan misi Rumah Sakit Mata Nasional Cicendo Bandung yaitu ”Eye Care for Everyone Seeing Better World”.
c. Manfaat bagi Institusi
Dengan diadakannya pemeriksaan mata gratis yang ditenagai oleh mahasiswa Prodi Diploma Tiga Optometri maka dapat memperluas pengetahuan atau eksistensi STIKes Dharma Husada dimasyarakat khususnya Bandung atau Jawa barat. Dan dengan ditulisnya Karya Ilmiah ini diharapkan lebih banyak tenaga Kesehatan atau Optometrist lebih giat dalam melakukan bakti sosial terhadap masyarakat
d. Manfaat bagi Mahasiswa/i Diploma Tiga Optometri
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa kepedulian dan empati mahasiswa/i D3 Optometri STIKes Dharma Husada Bandung dalam melakukan pemeriksaan dan edukasi pendidikan kesehatan mata kepada masyarakat. Serta dapat menjadi salah satu pembelajaran dan pengalaman mahasiswa/i terhadap kasus kelainan refraksi dan patologi mata yang dapat ditemukan lansung di lapangan.
E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Lingkup Masalah
Masalah yang akan diteliti adalah faktor penyebab antusiame masyarakat menghadiri kegiatan bakti sosial pemeriksaan tajam penglihatan mata gratis di Kampung Cangkuang RT. 04 RW. 05, Desa Biru, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung.
2. Lingkup Metode
Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Survey dengan membagikan quisioner untuk menilai bagaimana tanggapan masyarakat Kampung Cangkuang RT. 04 RW. 05, Desa Biru, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung terhadap diselenggarakannya bakti sosial pemeriksaan mata gratis.
3. Lingkup Keilmuan
Penelitian ini merupakan keilmuan di bidang Patologi mata, Klinik Refraksi dan Ilmu Sosial Budaya Dasar.
4. Lingkup Tempat Dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Kampung Cangkuang RT. 04 RW. 05, Desa Biru, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung pada tahun 21 Maret 2021.