• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemerintah republik Indonesia saat ini sedang mengembangkan perekonomian dengan membangun infrastruktur, pengembangan ini berimbas pada pertumbuhan signifikan industri kontruksi didalam negeri. Industri kontruksi di Indonesia seakan bangkit dan berada di era baru, era keemasan yang menopang pembangunan negeri ini. Berdasarkan data Badan pusat Statistika (BPS) mencatat sektor kontruksi sebagai kontributor terbesar kedua terhadap pertumbuhan ekonomi nasional setelah industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 0,67% (Per, 2017)

Tabel I.I

Data Pergerakan Indeks Harga Sektoral Berbagai Sektor di Bursa Efek Indonesia selama Tahun 2014-2018

Harga Saham

Sector 2014 2015 2016 2017 2018 Rata-rata

Agriculture 2351,035 1719,262 1864,249 1616,307 1564,424 1823,0554 Mining 1368,999 811,072 1384,706 1593,999 1776,497 1387,0546 Basic Industry 543,674 407,839 538,189 689,219 854,733 606,7308 Miscellaneous

Industry

1307,073 1057,275 1370,682 1381,177 1394,428 1302,1162 Consumer Goods 2177,919 2064,91 2324,281 2861,391 2569,287 2399,5576 Property, Realastate

& Biulding Construction

524,908 490,933 517,81 495,51 447,752 495,3826

Infrastructure 1160,284 981,333 1055,587 1183,708 1064,29 1089,0404 Finance 731,64 687,039 811,893 1140,837 1175,67 909,4158 Trade & Service 878,634 849,527 860,654 921,589 783,883 858,8574 Manufactur 1281,375 1151,68 1368,697 1640,176 1618,123 1412,0102

Sumber : Bursa Efek Indonesia (2019)

(2)

Namun dalam hal ini, Selama tahun kalender/fiskal, saham – saham property sudah mencatat penurunan yang cukup signifikan. Dari data BEI, saham- saham yang berada di sektor Property, real estate, dan kontruksi bangunan menurun sebesar 7,84% sejak awal tahun. (Putri Listiani, 2018) Dapat dilihat dari Tabel I.I bahwa consumer Goods memiliki rata-rata indeks harga terbesar diantara sektor lain. Sebaliknya, sektor Property, Realastate & Biulding Construction memiliki rata-rata indeks paling rendah. Penelitian ini akan menggunakan salah satu perusahaan sektor Property, Realastate & Biulding Construction karena sektor ini memiliki pergerakan harga paling rendah diantara sektor yang lain (Herawaty, 2009).

Perkembangan sektor Property, Realastate & Biulding Construction merupakan salah satu indikator dari pertumbuhan ekonomi sautu Negara. Investasi di sektor ini merupakan investasi yang menjanjikan dimasa yang akan datang dan hampir menjadi pilihan investasi yang aman bagi setiap investor (Herawaty, 2009).

Sehingga seringkali dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Dengan semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan juga sebaliknya (Jumhana, 2016)

Nilai perusahaan pada dasarnya dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya adalah dengan harga pasar saham perushaan, karena harga saham pasar perusahaan mencerminkan penilaian investor secara keseluruhan atas setiap ekuitas yang dimiliki.(Gultom, 2013).

Nilai perusahaan yaitu harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Karena semakin besar nilai pasar aset

(3)

perusahaan di bandingkan dengan nilai buku aset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (ilham thaib, 2017). Nilai perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan Price to Book Value (PBV) yang menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya akan prospek perusahaan semakin tinggi daya tariknya bagi investor untuk membeli saham tersebut, sehingga permintaan akan naik dan pada akhirnya mendorong harga saham naik (Suryantini & Arsawan, 2014). Dalam hal ini Nilai perusahaan yang optimal akan dicapai dengan mengkombinasikan fungsi dari manajemen keuangan (Sartini & Purbawangsa, 2014).

Salah satu tugas manajer keuangan sebuah perusahaan adalah memperhatikan kemakmuran peran pemegang saham atau investor. Hal tersebut disebabkan investor akan menitikberatkan pada harga saham atau nilai pasar untuk mengetahui perkembangan nilai perusahaan. (Rahmawati, Topowijono, &

Sulasmiyati, 2013).

Fama dan French (1998) dalam (Putra & Lestari, 2016) menyatakan optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai dengan melaksanakan fungsi manajemen keuangan, salah satu yang mewakili dalam keputusan penting dalam manajemen keuangan yaitu keputusan investasi dan keputusan pendanaan.

Melakukan kegiatan investasi, keputusan tersulit bagi manajemen perushaan karena akan mempengaruhi nilai perusahaan.(Vranakis & Chatzoglou, 2012). Pengembalian keputusan oleh manajer dalam melakukan investasi akan berpengaruh besar pada perusahaan. Manajer dituntut cermat dalam pengambilan

(4)

keputusaan saat ingin berinvestasi atau tidak. keputuasan investasi yaitu keputusan perusahaan dalam mengalokasikan dana baik sumber dana yang berasal dari dalam dan dari luar perusahaan maupun penggunaan dana untuk jangka pendek dan jangka panjang perusahaan. Tujuan dilakukannya keputusan investasi adalah mendapatkan laba yang besar dengan risiko yang dapat dikelola, dengan harapan dapat mengoptimalkan nilai perusahaan (Afzal dan Abdul,2012) dalam (Gayatri &

Mustanda, 2014).

Keputusan investasi dapat diukur dengan Price to Earning Ratio (PER) (Rahmawati et al., 2013). Rasio ini dilihat sebagai suatu ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang (Devianasari dan Suryantini, 2015). Perhitungan yang paling umum dari price earning ratio adalah menggunakan laba per lembar saham untuk tahun buku terbaru, yang menghasilkan price earning ratio saat ini. Bagi para investor semakin tinggi price earning ratio maka pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan(Languju, Mangantar, & Tasik, 2016). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Margetha dan Damayanti (2008) dalam (Prasetyorini, 2013), menunjukan bahwa Price earning ratio berpengaruh positif terhadap stock return karena semakin tinggi price earning ratio semakin tinggi pula harga per lembar saham suatu perusahaan. Apabila harga per lembar saham dan tingkat pertumbuhan laba suatu perusahaan meningkat, maka price earning ratio juga meningkat dan akan meningkatkan pula pada nilai perusahaan.

Keputusan pendanaan berkaitan dengan keputusan perusahaan dalam mencari dana untuk membiayai investasi dan menentukan sumber komposisi (Kumar, 2012). Secara umum pendanaan perusahaan dapat dikelompokan

(5)

berdasarkan sumber dananya yaitu pendanaan internal dan pendanaan eksternal Efni.dkk. (2011) dalam (Sartini & Purbawangsa, 2014). Sumber internal termasuk laba ditahan dan penyusutan. Sedangkan untuk sumber eksternal terdiri dari pinjaman baru, pendanaan hutang, ekuitas (Kumar, 2012).

Nilai perusahaan dipengaruhi oleh kebijakan hutang tentang seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan pendanaan hutang. Dengan adanya hutang, semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi harga saham perusahaan tersebut (Frederik, Nangoy, & Untu, 2015). Keputusan pendanaan dapat diukur dengan Debt to Equity Ratio.

Debt to Equity Ratio(DER) dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat diketahui tingkat risiko tak terbayarkan sutau hutang (Gultom & Wijaya, 2014). Debt to Equity Ratio(DER) juga menunjukan tingkat hutang perusahaan, perusahaan dengan tingkat hutang yang besar mempunyai biaya hutang yang besar pula. Hal tersebut menjadi beban bagi perusahaan yang dapat menurunkan tingkat kepercayaan investor.

DER juga dapat mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan melunasi hutangnya menggunakan modal sendiri. Aset yang tinggi yang dimiliki perusahaan, yang didapat dari hutang akan meningkatkan risiko investasi apabila perusahaan tidak dapat melunasi kewajibannya tepat waktu. Risiko hutang tersebut akan memberikan dampak terhadap nilai perusahaan (Rahmantio, Saifi, & Nurlaily, 2016). Adapun faktor lain yang dapat menentukan nilai perusahaan yaitu Ukuran perusahaan, yang menggambarkan besar kecilnya aktiva yang dimiliki suatu perusahaan. ukuran perusahaan dinilai sebagai faktor yang relevan dalam penentuan harga aset.(Lischewski & Voronkova, 2012)

(6)

Ukuran perusahaan dapat dikatakan sebagai kemampuan perusahaan dalam menyediakan jumlah dan berbagai kapasitas produksi atau jasa (Rahmawati et al., 2013). Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan karena semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal (Prasetyorini, 2013).

Ukuran perusahaan di bedakan dalam beberapa kategori yaitu perusahaan besar, perusahaan menengah, dan perusahaan kecil (Putra & Lestari, 2016). Ukuran perusahaan yang besar dan terus tumbuh bisa menggambarkan tingkat profit di masa mendatang. Kemudahan pembiayaan ini bisa mempengaruhi nilai perusahaan dan menjadi informasi yang baik bagi investor. Informasi ukuran perusahaan pada pasar sangat penting bagi investor(Lischewski & Voronkova, 2012).

Ukuran suatu perusahaan merupakan faktor utama dalam menentukan profitabilitas dari suatu perusahaan (Rahmawati et al., 2013). Profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan memperoleh laba atau ukuran efektifitas pengelolaan manajemen perusahaan. Dari sudut pandang investor salah satu indikator penting untuk melihat prospek perusahaan di masa datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor disuatu perusahaan apakah mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan opersinya. (lestari, patricia & ari, 2016). Apabila ptofitabilitas perusahaan baik maka para stakeholders yang terdiri dari kreditur, supplier, dan juga investor akan melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan,

(7)

dengan baiknya kinerja perusahaan akan meningkatkan pula nilai perusahaan (Prasetyorini, 2013).

Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan Return on Equity (ROE).

Return on Equity(ROE) rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak untuk pengambilan ekuitas pemegang saham(Prasetyorini, 2013). ROE yaitu rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur profitabilitas dari ekuitas, semakin besar hasil ROE maka kinerja perusahaan makin baik(Putu Yunita Saputri Dewi, Gede Adi Yunita, 2014)..

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya fenomena bisnis yang dijadikan sebagai phenomena gap, dimana data diambil dalam laporan keuangan salah satu perusahaan sector Property, Realastate & Biulding Construction yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu PT Waskita Karya (persero) Tbk. Laporan keuangan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan (Emay, Fajar, & Suparwo, 2019)

PT Waskita Karya (persero) Tbk merupakan salah satu perusahaan Negara terkemuka di Indonesia yang berperan besar dalam pembangunan Negara.

Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan waskita karya adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional. Saat ini kegitana usaha yang dijalan kan waskita karya adalah pelaksanaan kontruksi dan pekerja terintegrasi Enginering, Procurement And Construction (EPC). Pada tanggal 10 Desember 2012, waskita karya memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawarab umum perdana saham WSKT (IPO) kepada masyarakat

(8)

sebanyak 3.082.315.000 dengan harga penawaran Rp.320 – Rp.405 per saham.

Berikut ini merupakan perkembangan nilai perusahaan PT Waskita Karya (persero) Tbk Tahun 2012 – 2018.

Sumber : Laporan keuangan PT Waskita Karya (persero) Tbk

Gambar 1.1

Nilai perusahaan (PBV) Tahun 2012 – 2018

Pada gambar 1.1 terlihat bagaimana nilai perusahaan yang diproksikan dengan PBV pada PT Waskita Karya (persero) Tbk tahun 2014 – 2018 cenderung mengalami fluktuatip. Dimana nilai PBV dari tahun ketahun cenderung mengalami penurunan, bahkan sampai tahun 2018 menurun hingga 0,79. Pertumbuhan perusahaan yang baik umumnya mempunyai rasio price to Book Value > 1. Jika nilai pasar saham lebih besar dari pada nilai buku perusahaan, dengan kata lain semakin tinggi PBV, pasar akan semakin percaya pada prospek perusahaan (Hertina, Bayu, Hidayat, & Mustika, 2019).

Dengan adanya penurunan tersebut investor akan kesulitan untuk memprediksi nilai perusahaan dimasa yang akan datang. Sehingga keputusan

0 1 2 3 4 5 6 7

2014 2015 2016 2017 2018

Price to Book Value

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

(9)

investor untuk berinvestasi masih diragukan, begitu juga dengan emiten yang akan kesulitan dalam menentukan nilai perushaan (Tarima, Parengkuan, & Untu, 2016).

Berdasarkan latar belakang dan dengan hasil data yang di peroleh dari penelitian sebelumnya, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan dan Dampaknya Terhadap Harga Saham”.

1.2. Indentifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1. Indentifikasi masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat di identifikasi masalah – masalah sebagai berikut:

1. keputusan pengalokasian modal ke dalam usulan investasi harus dievaluasi dan dihubungkan dengan risiko dan hasil yang diharapkan.

2. keputusan besarnya penggunaan dana dari hutang dan modal sendiri, dan bagaiman tipe hutang dan modal yang akan digunakan.

3. Ukuran perusahaan yang tinggi tetapi maka nilai perusahaanpun akan tinggi.

semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh dana dari para investor.

4. Profitabilitas mengukru kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak untuk pengambilan ekuitas pemegang saham. Semakin tinggi perusahaan memperoleh laba, maka semakin besar return yang di harapkan oleh investor.

5. Semakin besar rasio nilai perusahaan maka semakin tinggi suatu perusahaan dinilai oleh para investor.

(10)

1.2.2. Rumusan Masalah

Rumusan maslah dari penelitian ini adala sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, ukuran perusahaan, nilai perusahaan dan harga saham pada PT Waskita Karya (persero) Tbk?

2. Bagaimana pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan dan profitabilitas secara parsial dan simultan terhadap nilai perusahaan pada PT Waskita Karya (persero) Tbk?

3. Bagaimana pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan, profitabilitas dan Nilai Perusahaan secara parsial terhadap harga saham pada PT waskita karya (persero) Tbk.

4. Bagaimana pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap harga saham dengan variabel intervening nilai perusahaan pada PT waskita karya (persero) Tbk

5. Bagaimana pengaruh langsung tidak langsung variabel keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap harga saham dengan vaiabel intervening nilai perusahaan pada PT Waskita Karya (persero) Tbk?

(11)

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetauhi apa saja faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dan untuk salah satu syarat kelulusan program srata satu (S1) Program Studi Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas BSI Bandung.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Dari permasalahan yang dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, ukuran perusahaan, nilai perusahaan dan harga saham pada PT Waskita Karya (persero) Tbk?

2. Untuk mengentahui bagaimana pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan dan profitabilitas secara parsial dan simultan terhadap nilai perusahaan pada PT Waskita Karya (persero) Tbk?

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan, profitabilitas dan Nilai Perusahaan secara parsial terhadap harga saham pada PT waskita karya (persero) Tbk?

4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap harga saham dengan variabel intervening nilai perusahaan pada PT waskita karya (persero) Tbk?

(12)

5. Untuk mengentahui bagaimana pengaruh langsung tidak langsung variabel keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap harga saham dan vaiabel intervening nilai perusahaan terhadap harga saham pada PT Waskita Karya (persero) Tbk?

1.4. Mafaat penelitian 1.4.1. Manfaat akademis

Hasil peneilitian ini dapat dijadikan referensi dan informasi bagi pihak - pihak yang berkepentingan, terutama bagi peneliti selanjutnya, sehingga dapat mempermudah dalam menyelsesaikan penelitiannya.

1.4.2. Manfaat praktisi

1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan tetang peroses bagaimana perusahaan menganalisis laporan keuanganya dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

2. Bagi perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan untuk meningkatkan nilai perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini memiliki tujuan dalam menjelaskan pengaruh Electronic Word Of Mouth, Lifestyle, Dan Brand Trust Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Skincare The

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa karakteristik karyawan dan pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan PT.. Graha