1 1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan kendaraan bermobil dikota yang super sibuk seperti Bandung tentunya membutuhkan alat transportasi yang dapat diandalkan untuk menunjang stabilitas kerja. Cepat dan efisien adalah kebutuhan yang tidak bisa dielakkan apalagi jika melihat latar belakang penduduk kota besar seperti di Tanggerang yang masih dipadati oleh kalangan kelas bawah. Dengan demikian mobil menjadi kebutuhan bagi mereka untuk melakukan kegiatan setiap harinya. mobil menjadi andalan karena efisiensi biaya dan kecepatan dalam mencapai tujuan lokasi (Kubis, 2016).
Industri otomotif, khususnya mobil, di Indonesia berkembang sangat pesat.
Persaingan antar perusahaan produsen mobil di Indonesia dewasa ini cukup ketat.
Gabungan Industri Kendaraan Bermobil Indonesia (Gaikindo) merilis bahwa lima tahun belakangan ini selalu ada peningkatan produksi mobil domestik yang signifikan. Berikut tabel yang menjelaskan adanya peningkatan penjualan kendaraan khususnya mobil di Indonesia dari tahun 2009 hingga 2013 (Ahmad, 2015).
Pada saat ini melakukan jual beli sperpart melalui agen, lalu ke pihak grosir, kemudian ke pedagang eceran dan terakhir ke konsumen yang membutuhkan.
Sistem pemasaran atau distribusi yang masih konvensional tersebut mengakibatkan hasil pertanian menjadi mahal dimata pihak konsumen dan profit margen yang kecil dari pihak penjualan barang. Dalam upaya meningkatkan efisiensi sistem jual beli
diperlakukan untuk mendistribusikan hasil barang local kepada konsumen. Dengan menerapkan aplikasi ini dapat membantu pertanian untuk melakukan jual beli hasil pertanian tanpa perantara pihak ke tiga (Purnomo, 2016).
Dengan adanya aplikasi mobile commerce bisa langsung menjual barang sperpart dan aksesoris ke konsumen dengan harga pasar atau dengan harga kompetitif., adanya aplikasi mobile commerce bisa membantu dan mengharapkan dapat mengatasi kerugian dari para penjual barang akibat permainan harga pasar (Tesaria, 2016).
E-commerce adalah sebagai salah satu bentuk transaksi perdagangan hasil atau jasa dengan menggunakan media elektronik. Selain itu, e-commerce sendiri merupakan teknologi dalam hal jual-beli melalu telekomunikasi. Sehingga mempermudah masyarakat melakukan interaksi atau pemasaran. Maka dari itu, para penjual dan pembeli membutuhkan alat informasi harga barang tersebut dengan penerapan teknologi informasi dan komunikasi. Penerapan ini dapat membantu memasarkan barang mereka. (Sinaga, 2017).
Penelitian ini sendiri bertujuan untuk membangun aplikasi jual-beli sparepart mobil untuk memudahkan pelanggan dari rcb motor yang jauh dari lokasi toko dapat mengetahui stok barang dan harga sparepart dengan mudah tanpa harus datang langsung ke toko rcb motor. Semakin berkembangnya teknologi secara pesat, maka diperlukan media atau teknologi secara pesat, maka aplikasi ini dapat mempermudah dalam jual beli dan memberikan pelayanan dengan cepat, Aplikasi android adalah sistem operasi mobile yang akhir-akhir ini menjadi populer
dikalangan smartphone. Android adalah sistem operasi berbasis open source sehingga penguna bisa membuat aplikasi baru didalamnya. (Yashinta A. , 2016).
Berdasarkan latar belakang dan penelitian sebelumnya. Yang sudah dibahas maka diperlukan suatu media yang dapat memandu dan memberikan informasi tentang memasarkan harga barang dengan cepat. Untuk ini penulis membuat judul skripsi APLIKASI PENJUALAN SPERPART DAN AKSESORIS MOBIL DI RCB MOTOR BERBASIS ANDROID.
1.2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat di identifikasikan menjadi beberapa maslah yaitu :
1. Proses data penjualan, pengecekan jumlah stok barang, harga barang dan proses pembuatan laporan masih harus menggunakan buku catatan, sehingga menyulitkan mengelola bengkel “RCB MOTOR”
2. Proses pemesanan di bengkel “RCB MOTOR” masih dinilai kurang efektif dikarenakan para calon pembeli harus selalu mengunjungi ke tempat bengkel.
3. Belum adanya sarana pemasaran yang baik menyebabkan sulitnya mengakses informasi mengenai produk yang dijual di bengkel “RCB MOTOR”.
1.3. Maksud dan Tujuan
Dalam penulisan tugas akhir ini ada beberapa maksud yang ingin penulis capai diantaranya sebagai berikut :
1. Aplikasi ini dapat membantu dalam pengolahan data secara online yang saling terintegritasi
2. Aplikasi ini agar supaya mempermudah konsumen dalam pemesanan barang serta mengetahui barang-barang terbaru yang ditawarkan oleh pemilik bengkel “RCB MOTOR”.
3. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu pemasaran barang yang lebih baik di “RCB MOTOR”.
1.4. Metode Penelitian
Metode secara umum diartikan sebagai proses, cara, atau prosedur yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini antara lain:
1.4.1. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi
Pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan sistem penjualan dan aplikasi mobile commerce dengan cara pengamatan langsung pada bengkel RCB MOTOR aplikasi penjualan yang dibuat untuk bergerak berbasis aplikasi android.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi dari pihak terkait yaitu dari pemilik bengkel Rcb Motor.
3. Studi Pustaka
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data berupa informasi dari jurnal atau tulisan pada situs internet atau media lainnya. Pustakan yang penulis gunakan berkaitan dengan sistem informasi, metode-metode pemograman mobile dan semua informasi yang berkaitan dengan aplikasi yang ingin peneliti buat.
1.4.2. Metode Pengembangan Aplikasi
Metode Waterfall adalah suatu proses pengembangan perangkat lunak yang berurutan, di mana proses pengerjaannya terus mengalir dari atas ke bawah (seperti air terjun) melewati fase-fase Requirements (analisis kebutuhan), Design (perancangan dan pemodelan), Implementation (penerapan), Verification (pengujian), dan Maintenance (pemeliharaan).
(Nugroho, Puspitarini, & Putra, 2016)
Gambar I. 1 Metode Waterfall
1. Requirement (Analisis kebutuhan).
Dalam langkah ini merupakan analisa terhadap kebutuhan sistem.
Pengumpulan data dalam tahap ini bisa melakukan sebuah penelitian, wawancara atau studi literatur. Seseorang peneliti akan menggali informasi sebanyak banyaknya dari pengguna sehingga akan tercipta sebuah aplikasi/
program yang bisa melakukan tugas-tugas yang diinginkan oleh pengguna tersebut.
2. Design (Disain/ Rancangan)
Proses Design akan menterjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum diimplementasikan. Proses ini berfokus pada Detail Prosedural (flowchart
& Diagram), arsitektur perangkat lunak, representasi interface.
3. Implementation (Penerapan)
Penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Yaitu tahapan dimana keseluruhan desain diubah menjadi kode-kode program.
kode program yang dihasilkan masih berupa modul-modul yang selanjutnya akan di integrasikan menjadi sistem yang lengkap untuk meyakinkan bahwa persyaratan perangkat lunak telah dipenuhi.
4. Verification (Integrasi Dan pengetesan)
Tahapan ini bisa jadi dikatakan sebagai final dalam proses pembuatan sebuah sistem. Yaitu tahap verifikasi oleh pengguna. Pengguna akan menguji apakah aplikasi yang telah dibuat tersebut telah sesuai dengan
keinginan pengguna. Tahapan ini adalah final dalam pembuatan program, tapi bukan pada metode pengembangan program.
5. Maintenance (Pemeliharaan)
Tahap akhir pengembangan sistem pada model Waterfall adalah pemeliharaan yang termasuk diantaranya instalasi dan proses perbaikan sistem sesuai dengan keinginan pengguna atau yang sesuai dengan kontrak kerja.
1.5. Ruang Lingkup
Pada perancangan aplikasi ini, penulis membatasi masalah agar lebih terstruktur antara lain:
1. Aplikasi menggunakan smartphone android minimal versi 4.2.1 (jelly bean) 2. Aplikasi ini di buat menggunakan pemograman java dan XML (Exentible
Markup Language) menggunakan Android Studio 3. Database yang digunakan pada aplikasi ini Firebase
4. Aplikasi ini sebagai alat pembantu penjualan, pengorderan dan tidak bersifat mutlak.