BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Usaha peternakan hewan di Indonesia memiliki peluang yang menjanjikan, terutama usaha peternakan sapi. Sapi adalah hewan ternak yang mudah mengkonsumsi pakan hijauan dan mempunyai daya adaptasi yang baik terhadap lingkungan. Usaha pengembangan ternak sapi mempunyai manfaat yang baik karena selain untuk memenuhi kebutuhan daging dan sapi di dalam negeri, juga memiliki kesempatan untuk komoditas ekspor (Nur et al., 2017).
Cara memanajemen kesehatan pada sapi yaitu mengupayakan usaha menjaga kesehatan sapi dengan mengontrol secara rutin sehingga dapat mencegah sedini mungkin penyakit yang dapat menyerang sapi dan memberikan penanganan yang sesuai dengan penyakit sapi. Hal demikian dapat meningkatkan produksi dengan mengoptimalkan hasil produksi dan memaksimalkan keuntungan (Kurnianingtyas et al., 2017).
Meskipun sapi termasuk hewan ternak yang mudah untuk dipelihara, tapi banyak penyakit yang sering menyerang sapi. Selama ini peternak sapi kurang memperhatikan gejala-gejala penyakit yang terjadi pada tubuh sapi sehingga mengakibatkan terjangkitnya penyakit menular antar sapi dan dapat berakibat kematian. Penyakit sapi juga dapat mempengaruhi kesehatan lingkungan yang akan berakibat fatal pada manusia (Jannan & Supriyono, 2018).
Banyak peternak sapi belum memiliki pengetahuan yang lebih mengenai teknis pemeliharaan sapi seperti kualitas mutu pakan, kandang sapi, dan penyakit
sapi (Nur et al., 2017). Oleh sebab itu, penegakkan untuk diagnosis awal adalah cara yang penting untuk menangani penyakit. Hal ini dapat dilakukan oleh peternak sapi (Kurnianingtyas et al., 2017). Untuk itu diperlukan sistem pakar yang dapat memberikan pengetahuan yang dirancang untuk menyelesaikan masalah layaknya seorang pakar, supaya dapat membantu tugas-tugas para ahli dengan bantuan sistem yang memiliki pengetahuan tanpa harus ada pakar yang bekerja ditempat tersebut (Sianturi et al., 2018).
Sistem pakar dibuat pada dominan pengetahuan untuk kepakaran tertentu yang mendekati kemampuan manusia di salah satu bidang saja. Sistem pakar mencari penyelesaian yang memuaskan yaitu dengan penyelesaian yang cukup baik agar pekerjaan dapat berjalan meskipun bukan penyelesaian yang optimal (Ihsan et al., 2017). Ada berbagai macam penalaran dengan model yang lengkap dan konsisten, tapi pada kenyataanya banyak permasalahan yang tidak dapat diselesaikan secara lengkap dan konsisten. Hal tersebut akibat adanya penambahan fakta baru, maka dapat disebut dengan penalaran non monotonis. Cara untuk mengatasi permasalahan yang tidak dapat diselesaikan secara lengkap dan konsisten, maka dapat menggunakan penalaran dengan teori Dempster Shafer (Santo & Mulyanto, 2017).
Metode Dempster Shafer merupakan teori matematika untuk membuktikan sebuah hipotesa berdasarkan fungsi kepercayaan (belief funcions) dan pemikiran yang masuk akal (plausible reasoning), yang berguna untuk mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah atau bukti untuk mengkonkulasi kemungkinan dari peristiwa (Sianturi et al., 2018). Ketika menggunakan metode Dempster Shafer pemakai akan diberikan pilihan untuk memilih gejala yang sesuai pada komputer.
Kemudian sistem akan menampilkan konklusi yaitu berupa penyakit yang diderita berdasarkan penyakit dengan nilai densitas terbesar. Sehingga pemakai dapat menemukan rekomendasi berdasarkan pilihannya (Santo & Mulyanto, 2017).
Metode Dempster Shafer sudah diterapkan pada penelitian sebelumnya dengan tingkat akurasi 100% membahas tentang diagnosa penyakit tanaman karet.
Pengujian menggunakan aplikasi dengan ketentuan yaitu 15 data dengan hasil semua data sesuai pengetahuan pakar (Maulana et al., 2016). Kemudian penerapan metode Dampster Shafer digunakan untuk penelitian diagnosa penyakit pada kucing dengan jumlah 37 data menghasilkan tingkat akurasi 94,59% (Purnomo et al., 2017). Lalu pada penelitian gangguan mental pada anak dengan jumlah 40 data menghasilkan tingkat akurasi 95% (Hastari & Bimantoro, 2018).
Pada saat ini keberadaan platform android sangat populer dikalangan pengguna smartphone. Platform tersebut berhasil mencuri perhatian pengguna smartphone dan lebih terkenal daripada platform lainnya. Dengan menggunakan sistem pakar berbasis android, informasi dari pakar mudah didapat oleh pengguna tanpa harus mengunjungi pakar yang ahli pada bidangnya (Purnomo et al., 2017).
Dengan permasalahan yang sudah dijabarkan, penulis ingin membuat aplikasi sistem pakar yang berhubungan dengan penyakit pada sapi. Pembuatan aplikasi tersebut akan disusun pada skripsi ini dengan judul SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI PERAH MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER STUDI KASUS KPSBU LEMBANG.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini antara lain :
1. Bagaimana cara mencegah sedini mungkin penyakit yang dapat menyerang sapi?
2. Bagaimana cara memberikan penanganan yang sesuai dengan penyakit sapi?
3. Bagaimana pembuatan aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada sapi menggunakan metode Dempster Shafer berbasis android?
1.3. Maksud dan Tujuan
Berdasarkan masalah yang sudah diuraikan di latar belakang masalah, maka maksud penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gejala-gejala penyakit pada sapi.
2. Membuat aplikasi sistem pakar yang berfungsi untuk diagnosa awal penyakit pada sapi.
3. Menerapkan metode Dempster Shafer pada aplikasi android untuk mendeteksi penyakit pada sapi.
Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan yang telah ditentukan dalam mencapai kelulusan Program Strata 1 (S1) Program Studi Tehnik Informatika pada Universitas BSI Bandung.
1.4. Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan sebagai berikut : 1.4.1. Teknik Pengumpulan Data
Langkah-langkah pengumpulan data sangat penting dalam pembuatan skripsi ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan penulis sebagai berikut :
A. Observasi
Pada teknik ini pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung dan melakukan pencatatan terhadap data yang dibutuhkan. Penulis melakukan observasi langsung di KPSBU Lembang.
B. Wawancara
Penulis melakukan wawancara kepada drh. Fathul Bari, drh. Rukmana, dan Bapak Entis sebagai peternak sapi di daerah Lembang dengan melakukan tanya jawab terkait tema yang diambil untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian.
C. Studi Pustaka
Penulis mengumpulkan data dari sumber jurnal, buku, dan referensi lainnya dari internet yang berhubungan dalam penelitian agar menghasilkan penelitian yang baik sebagai bahan tambahan dalam pembuatan aplikasi tentang diagnosa penyakit pada sapi.
1.4.2. Metode Pengembangan Aplikasi
Metode pengembangan aplikasi yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode air terjun (waterfall). Metode waterfall sering disebut dengan alur hidup klasik. Metode ini dapat menyediakan pendekatan alur hidup perangkat
lunak secara sekuensial atau terurut mulai dari analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan tahap pendukung (Dini & Agmawarnida, 2018).
Berikut tahapan-tahapan metode waterfall : 1. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Proses ini dilakukan secara sungguh-sungguh untuk mengkhususkan kebutuhan perangkat lunak agar bisa dipahami perangkat lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh pengguna. Penulis melakukan analisa kebutuhan yang diperlukan oleh pengguna khususnya peternak sapi sehingga menghasilkan informasi yang akan berguna dalam pembuatan aplikasi diagnosa penyakit pada sapi.
2. Desain
Penulis merancang interface aplikasi meliputi menu diagnosa penyakit sesuai gejala-gejala dan cara pengobatan, menu info penyakit beserta pengertian, gambar, dan cara pencegahan, menu petunjuk untuk memberikan penjelasan fungsi setiap menu yang ada serta tercantum nomor khusus jika penanganan sapi harus ditindak lanjut, dan menu profil untuk identitas diri pembuat aplikasi.
3. Pembuatan kode program
Pada tahap ini penulis menggunakan metode Dempster Shafer sebagai perhitungan algoritma dan bahasa pemrograman Java.
4. Pengujian
Pada tahap pengujian, penulis menggunakan Black Box Testing.
1.5. Ruang Lingkup
Aplikasi ini berfungsi untuk mendiagnosa penyakit pada sapi menggunakan metode Dampster Shafer berbasis android. Agar pembahasan penelitian ini tidak meluas, maka penulis membatasi ruang lingkup permasalahan sebagai berikut : 1. Aplikasi dibuat untuk membantu peternak sapi melakukan diagnosa awal
terhadap penyakit sapi khususnya peternak sapi di daerah Lembang.
2. Data sapi yang akan diambil pada penelitian ini adalah sapi perah, dengan pertimbangan pakar bahwa sapi perah dan sapi potong memiliki gejala dan penyakit yang serupa.
3. Aplikasi dibuat menggunakan metode Dempster Shafer.
4. Aplikasi ini berbasis android dan dapat digunakan di android versi minimal Jelly Bean.
Pembuatan aplikasi menggunakan Android Studio.