• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "TUGAS AKHIR "

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DIFTERI PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER-SHAFER

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer pada

Program Studi Sistem Informasi

Oleh:

M. ZAGANI RAZAK 11553100346

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

2023

(2)
(3)
(4)

LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Tugas Akhir yang tidak diterbitkan ini terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau adalah terbuka untuk umum, de- ngan ketentuan bahwa hak cipta ada pada penulis. Referensi kepustakaan diperke- nankan dicatat, tetapi pengutipan atau ringkasan hanya dapat dilakukan atas izin penulis dan harus dilakukan mengikuti kaedah dan kebiasaan ilmiah serta menye- butkan sumbernya.

Penggandaan atau penerbitan sebagian atau seluruh Tugas Akhir ini harus memperoleh izin tertulis dari Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Is- lam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Perpustakaan dapat meminjamkan Tugas Akhir ini untuk anggotanya dengan mengisi nama, tanda peminjaman dan tanggal pinjam pada form peminjaman.

(5)
(6)

LEMBAR PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Shalawat beserta salam tidak lupa pula senantiasa selalu tercurahkan kepada kekasih Allah SWT yakni Nabi Muhammad SAW.

Kupersembahkan Tugas Akhir sederhana ini sebagai tanda tanggung jawabku, baktiku, dan terimakasihku kepada Mama tercinta (Rasmi), dan Ayah ter- sayang (Syahril) yang selalu memberikan dukungan, dorongan, dan kasih sayang dalam setiap langkah kehidupan yang aku jalani. Semoga Allah SWT senantiasa selalu memberikan kesehatan dan rezeki yang berlimpah untuk Mama dan Ayah agar selalu bisa memberikan ridho dan dorongan untuk jalan kehidupanku selanjut- nya. Aamiin ya Rabbal ’Alamin.

Teruntuk manusia-manusia spesial ku Finia Rahma, Sidiq Saputra, Irwan Habibi, Ilfandi Bekti Akbar, M. Razwan, Yoki Sudarma, Deana Putri Suharina, Chantika Januarti Syaputri, Aldeny, dan Ahmad Irvan. Terimakasih yang sangat amat banyak kepada kalian semua karena sudah mau menampung segala keluh ke- sahku, menyediakan bahu untuk aku bersedih dan memberikan dorongan serta ma- sukan agar aku bisa menyelesaikan tanggung jawab ini. Tanpa kalian, Tugas Akhir ini tidak berarti apa-apa.

Semoga kalian semua sukses dan ini juga menjadi langkah awal yang lebih baik untukku.

(7)

vii

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Alhamdulillahi Rabbil ’Alamin, penulis ucapkan sebagai rasa syukur atas kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan sekaligus penulisan lapo- ran Tugas Akhir ini. Shalawat beriring salam penulis panjatkan kepada junjungan alam Nabi besar yakni Nabi Muhammad Shallallahu ’alaihi wa sallam dengan men- gucapkan ”Allahumma Sholli‘ala Muhammad Wa’ala Ali Muhammad”.

Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi per- syaratan akademis dalam rangka meraih gelar kesarjanaan di Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (UIN Suska Riau). Selama menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, dan petunjuk dari banyak pihak baik secara langsung dan tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih dan do’a kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hairunas, M.Ag sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

2. Bapak Dr. Hartono, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.

3. Bapak Eki Saputra, S.Kom., M.Kom sebagai Ketua Program Studi Sistem Informasi

4. Bapak Arif Marsal, Lc., MA sebagai Ketua Sidang Tugas Akhir yang sudah sangat baik memberi masukan serta arahan yang membangun.

5. Ibu Dr. Rice Novita, S.Kom., M.Kom pembimbing Tugas Akhir yang telah membimbing penulis dan memberikan masukan terhadap penulisan laporan Tugas Akhir.

6. Bapak Inggih Permana, ST., M.Kom sebagai Penguji I yang telah memberi masukan serta arahan yang membangun demi terciptanya Tugas Akhir ini menjadi lebih baik.

7. Bapak M. Afdal, ST., M.Kom sebagai Penguji II yang telah memberi ma- sukan serta arahan yang membangun demi terciptanya Tugas Akhir ini men- jadi lebih baik.

8. Ibu Zarnelly, S.Kom., M.Sc selaku dosen Pembimbing Akademik yang se- lalu memberi nasihat serta bimbingan selama kuliah.

9. Bapak dan Ibu dosen Sistem Informasi yang telah memberikan ilmunya.

10. Dokter Citra Cesilia, Sp.A yang dengan kerendahan hatinya mau membantu penulis sebagai pakar dalam Tugas Akhir ini.

(8)

11. Mama dan Ayah yang sangat penulis sayangi dan cintai, yang telah banyak mendorong penulis dengan nasehat serta do’a-do’a yang tiada henti dan be- gitu berarti dalam setiap langkah penulis.

12. Pak Aldeny yang sangat amat banyak berperan dalam pengerjaan skripsi ini, jika beliau tidak ada, maka tidak akan adalah skripsi saya ini, terimakasih banyak atas kerendahan hatinya untuk mau membantu penulis.

13. Seseorang yang spesial Finia Rahma. Terimakasih sudah selalu ada dalam suka dan duka. Selalu ada disetiap saat, dan selalu mendukung apapun itu yang terbaik.

14. Sahabat-sahabat tercinta, Sidiq, Habibie, Ilfandi, Razwan, Yoki, Nicko, Chantika, Deana, Rovi, Diah yang selalu rela membantu dan juga men- dorong hingga penulis bangkit dari keputusasaan. Semoga kita semua suk- ses selalu dan sehat selalu. Bersama sampai kapanpun.

15. Dian dan Iwal yang juga selalu memberikan dukungan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang memban- gun sangat diharapkan untuk kesempurnaan laporan ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Pekanbaru, 10 Januari 2023 Penulis,

M. ZAGANI RAZAK NIM. 11553100346

(9)

ix

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DIFTERI PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER-SHAFER

M. ZAGANI RAZAK NIM: 11553100346

Tanggal Sidang: 05 Januari 2023 Periode Wisuda:

Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. Soebrantas, No. 155, Pekanbaru

ABSTRAK

Pemahaman mengenai penyakit difteri khususnya pada anak yang kurang berkembang di masyarakat serta ketersediaan dokter spesialis yang masih dibawah standar menyebabkan kenaikan kasus difteri bahkan menjadi lebih fatal seperti kematian. Untuk meningkatkan pemahaman serta mengatasi masalah yang ada pada masyarakat dibuatlah suatu sistem pakar diagnosa penyakit difteri berbasis mobile menggunakan metode Dempster-Shafer agar membantu masyarakat luas terutama orang tua yang memiliki anak untuk mengetahui kemungkinan hasil diagnosis penyakit berdasarkan nilai presentase. Metode Dempster-Shafer digunakan sebagai algoritma kecerdasan buatan. Terdapat 4 jenis penyakit difteri yang mampu didiagnosa sistem dengan total gejala 12. Pengujian dilakukan dengan metode Black Box Testing dan User Acceptance Test (UAT) yang mana hasil dari Black Box Testing mencapai 100% dan hasil peneriamaan masyarakat atau UAT mencapai 92,55%. Dapat disimpulkan dari pengujian yang telah dilakukan bahwa aplikasi mampu membantu masyarakat dalam mendiagnosa penyakit difteri yang diderita.

Kata Kunci: Dempster-Shafer, Difteri, Sistem Pakar, Mobile

(10)

EXPERT SYSTEM IN DIPHTERIA DIAGNOSIS CHILDREN USING THE DEMPSTER-SHAFER METHOD

M. ZAGANI RAZAK NIM: 11553100346

Date of Final Exam: January 05th 2023 Graduation Period:

Department of Information System Faculty of Science and Technology

State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau Soebrantas Street, No. 155, Pekanbaru

ABSTRACT

Understanding of diphtheria especially in children who are less developed in society as well as the availability of specialist doctors who are still below standard causing an increase in diphtheria cases and even more fatal cases such as death. To increase understanding as well as coping problems that exist in the community made an expert system for diagnosing diphtheria based mobile. Implementing the Dempster-Shafer method as an artificial intelligence algorithm. There are 4 types of diphtheria that can be diagnosed by the system with a total of 12 symptoms. Tests are carried out with the Black Box Testing method and the User Acceptance Test (UAT) which is the result of the Black Box Testing reached 100% and the results of community acceptance or UAT reached 92.55%. Could concluded from the testing that has been done that the application is able to help the community in diagnosing diphtheria.

Keywords: Dempster-Shafer, Diphtheria, Expert Systems, Mobile

(11)

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL iv

LEMBAR PERNYATAAN v

LEMBAR PERSEMBAHAN vi

KATA PENGANTAR vii

ABSTRAK ix

ABSTRACT x

DAFTAR ISI xi

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR TABEL xv

DAFTAR SINGKATAN xvi

1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Manfaat ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

2 LANDASAN TEORI 5 2.1 Sistem Pakar... 5

2.2 Keuntungan Sistem Pakar ... 5

2.3 Kekurangan Sistem Pakar ... 5

2.4 Ciri-ciri Sistem Pakar ... 6

2.5 Android ... 6

2.6 Dempster-Shafer ... 7

(12)

2.7 Metode Waterfall ... 10

2.8 Black Box Testing ... 11

2.9 User Acceptance Test (UAT) ... 11

2.10 Difteri ... 11

2.11 Penelitian Terdahulu ... 13

3 METODOLOGI PENELITIAN 15 3.1 Metodologi Penelitian ... 15

3.2 Pengembangan Basis Pengetahuan ... 16

3.2.1 Penentuan Pakar yang Terlibat ... 16

3.2.2 Akuisisi Pengetahuan Pakar ... 16

3.2.3 Pembentukan Basis Pengetahuan ... 16

3.2.4 Evaluasi Basis Pengetahuan ... 16

3.3 Pengembangan Aplikasi ... 16

3.3.1 Analisa Kebutuhan Fungsional Sistem ... 16

3.3.2 Perancangan Antar Muka ... 17

3.3.3 Pembuatan Aplikasi ... 17

3.3.4 Pengujian Aplikasi ... 17

4 ANALISA DAN PERANCANGAN 18 4.1 Deskripsi Umum ... 18

4.2 Analisa Sistem Berjalan... 18

4.3 Analisa Sistem Usulan ... 19

4.3.1 Analisa Masalah ... 19

4.3.2 Solusi ... 20

4.3.3 Use Case Diagram ... 20

4.3.4 Skenario Use Case Diagram ... 21

4.3.5 Activity Diagram ... 25

4.3.6 Analisa Kebutuhan Perangkat Keras ... 27

4.3.7 Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak ... 27

4.4 Analisa Basis Pengetahuan ... 27

4.4.1 Penyakit Difteri ... 27

4.4.2 Gejala Penyakit Diteri ... 27

4.4.3 Relasi Gejala Terhadap Jenis Penyakit ... 28

4.4.4 Gejala dan Nilai Bobot Penyakit Difteri ... 28

4.5 Penerapan Metode Dempster-Shafer Dalam Proses Penelusuran ... 30

4.6 Desain Tampilan Sistem ... 32

(13)

xiii

5 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 35

5.1 Penerapan Sistem ... 35

5.1.1 Batasan Penerapan Sistem ... 35

5.1.2 Pre-Coding Requirement ... 35

5.1.3 Hasil Penerapan Sistem ... 35

5.2 Pengujian Sistem ... 39

5.2.1 Black Box Testing ... 39

5.2.2 User Acceptance Testing (UAT) ... 40

6 PENUTUP 42 6.1 Kesimpulan ... 42

6.2 Saran ... 42 DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Metode Dempster-Shafer ... 7

2.2 Metode Waterfall (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2011) ... 10

2.3 Ilustrasi Penyakit Difteri ... 12

3.1 Metodologi Penelitian ... 15

4.1 Flowchart Sistem yang Sedang Berjalan ... 19

4.2 Flowchart Sistem Usulan ... 20

4.3 Use Case Diagram ... 21

4.4 Activity Diagram Informasi Penyakit ... 25

4.5 Activity Diagram Cek Penyakit ... 26

4.6 Activity Diagram Bantuan ... 26

4.7 Tampilan Splash Screen Aplikasi ... 32

4.8 Tampilan Dashboard Aplikasi ... 32

4.9 Tampilan Informasi Penyakit Difteri ... 33

4.10 Tampilan Pilih Gejala ... 33

4.11 Tampilan Hasil Cek Penyakit ... 34

4.12 Tampilan Bantuan ... 34

5.1 Splash Screen Aplikasi ... 36

5.2 Home Aplikasi... 36

5.3 Tampilan Informasi Difteri ... 37

5.4 Tampilan Diagnosa ... 37

5.5 Hasil Diagnosa Aplikasi ... 38

5.6 Tampilan Bantuan Aplikasi ... 38

(15)

xv

DAFTAR TABEL

2.1 Perkembangan Android ... 6

2.2 Ilustrasi Nilai Keyakinan Terhadap Dua Gejala ... 9

2.3 Ilustrasi Nilai Keyakinan Terhadap Tiga Gejala ... 9

2.4 Penelitian Terdahulu ... 13

4.1 Skenario Use Case Diagram Melihat Informasi Penyakit... 21

4.2 Skenario Use Case Diagram Cek Penyakit ... 22

4.3 Skenario Use Case Diagram Pengembang Aplikasi ... 23

4.4 Skenario Use Case Diagram Bantuan ... 24

4.5 Jenis Penyakit Difteri ... 27

4.6 Gejala Penyakit Difteri ... 28

4.7 Relasi Gejala Penyakit ... 28

4.8 Gejala dan Nilai Bobot Penyakit Difteri ... 28

4.9 Nilai Normalisasi Gejala... 29

4.10 Ilustrasi Nilai Keyakinan Terhadap Dua Gejala ... 31

4.11 Ilustrasi Nilai Keyakinan Terhadap Tiga Gejala ... 31

5.1 Daftar Telepon Pintar ... 39

5.2 Form Pengujian Black Box ... 39

5.3 Hasil Uji Black Box ... 40

5.4 Indikator Jawaban ... 40

5.5 Form Pengujian UAT ... 40

5.6 Daftar Nilai Kuesioner UAT ... 41

(16)

DAFTAR SINGKATAN

DBD : Demam Berdarah DST : Dempster-Shafer KLB : Kejadian Luar Biasa OS : Operation System S : Setuju

SDLC : Software Development Life Cycle STS : Sangat Tidak Setuju

SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju

UAT : User Acceptance Testing WHO : World Health Organization

(17)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Difteri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi pa- da selaput lendir, hidung, dan tenggorokan penyakit ini disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphtheriae. Bakteri Corynebacterium Diphtheriae ini meng- hasilkan racun (toksin) yang akan menyebabkan gangguan di dalam tubuh sehingga penyebarannya melalui kontak dengan percikan atau cairan yang diproduksi dari saluran napas seperti batuk dan bersin atau dari sentuhan kulit. Difteri pada umum- nya lebih banyak menyerang pada usia anak 5-7 tahun (Kemkes, 2018).

Pada Oktober-November 2017, data Kementerian Kesehatan mencatat seti- daknya ada 20 provinsi, 95 kabupaten atau kota dengan total 593 kasus positif difteri dan 32 kasus diantaranya meninggal dunia yang melaporkan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus difteri tersebut. Sekitar 80% kasus diderita pada anak usia kurang dari 15 tahun dan yang tidak mendapatkan imunisasi dasar. Dilansir dari Tri- bun Pekanbaru (pekanbaru.tribunnews.com), Pekanbaru sendiri tercatat pada tahun 2018-2019 terdapat 5 kasus difetri dan 1 meninggal dunia sebagian besar ditemukan di Kecamatan Tampan ada 4 kasus termasuk 1 yang meninggal dunia sedangkan 1 kasus lagi berada di Kelurahan Rejosari, Tenayan Raya.

Kurangnya kesadaran akan pentingnya imunisasi serta pengetahuan masyarakat khususnya orang tua yang memiliki anak terhadap penyakit menular berbahaya seperti difteri menjadi fator utama anak-anak terkena penyakit ini. Se- lain itu menurut Tri (2018) masih banyak masyarakat yang tidak ingin atau tidak bisa ke dokter karena beberapa hal, seperti biaya yang mahal dan rasa takut. Keter- batasan jumlah dokter spesialis anak juga menjadi salah satu penyebabnya. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK) dalam situs resminya menjelaskan dokter spesialis anak di Provinsi Riau berjum- lah 162 orang dan untuk wilayah Pekanbaru hanya berjumlah 86 orang. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hubungan pelayanan yang ideal adalah ketika dokter merawat kurang dari 3.000 pasien. Bandingkan dengan jumlah penduduk Pekanbaru yang berjumlah 1.046.566 dengan jumlah dokter, maka satu dokter per- lu merawat lebih dari 12.000 pasien. Hal inilah yang menjadi ketidakseimbangan antara pasien dan dokter wilayah Pekanbaru.

Penelitian sebelumnya dengan topik penyakit difteri telah dilakukan oleh Ali, Isnanto, dan Praseti (2018) dengan judul sistem pakar diagnosis penyakit dif- teri menggunakan logika Fuzzy dan menghasilkan sistem pakar berbasis website

(18)

dengan Forward Chaining untuk mendapatkan kemungkinan penyakit yang diderita dan Fuzzy untuk menghitung nilai masukan dari pengguna. Selanjutnya penelitian dengan topik penyakit difteri juga pernah dilakukan oleh Novika (2017) dengan judul penerapan Teorema Bayes dalam sistem pakar mendiagnosa penyakit difteri dengan menghasilkan sistem pakar berbasis komputer yang dibuat menggunakan visual basic. Mengatasi permasalahan tersebut dibuatlah sistem pakar berbasis mo- bile dengan platform android untuk mempermudah masyarakat mengetahui sedari dini penyakit difteri pada anak. Sistem pakar yang dibuat nantinya mengadopsi pengetahuan dari dokter spesialis anak.

Tugas Akhir ini menggunakan metode Dempster-Shafer. Teori Dempster- Shafer adalah representasi, kombinasi, dan propogasi ketidakpastian, dimana teori ini memiliki beberapa karakteristik yang secara instutitif sesuai dengan cara berfikir seorang pakar, namun dasar matematika yang kuat Sinaga dan Sembiring (2016).

Selain itu menurut Syahril, Hasibuan, dan Pristiwanto (2016) metode Demspter- Shafer merupakan teori pembuktian berdasarkan nilai Belief Function and Plausi- ble Reasioning (fungsi kepercayaan dan pemikiran yang masuk akal) yang digu- nakan untuk menggambungkan potongan-potongan informasi yang terpisah (buk- ti) untuk menghitung kemungkinan dari suatu peristiwa. Banyak penelitian- penelitian sistem pakar sebelumnya yang menerapkan metode Dempster-Shafer, diantaranya: Penerapan metode Dempster-Shafer untuk mendiagnosa penyakit dari akibat bakteri salmonella (Sinaga dan Sembiring, 2016), penyakit THT pada bali- ta (Widyaningsih, 2018), penyakit pada anak (Effendy dan Rakhmatillah, 2015), diagnosa anak tunagrahita (Puspitasari, 2016), penyakit tanaman padi (Orthega, Hi- dayat, dan Santoso, 2017), gangguan layanan Indihome (Lestari dan Artha, 2017).

Aplikasi sistem pakar yang dibuat pada Tugas Akhir ini berbasis mobile de- ngan menggunakan platform Android. Website Databoks menjelaskan bahwa peng- guna smartphone Indonesia akan meningkat hingga 2,5% dari total penduduk In- donesia pada tahun 2019, dan jumlah ini akan meningkat hingga tahun berikutnya.

Android merupakan platform terbesar dan paling banyak digunakan di Indonesia.

Sebelumnya, penelitian tentang sistem pakar berbasis mobile telah dilakukan oleh para peneliti, yaitu sistem pakar penyakit gigi dan diagnostik (Djamaludin, Haryan- to, dan Hasim, 2018), pengembangan sistem pakar diagnosa penyakit gigi (Yuwono, 2015), sistem pakar identifikasi hama dan penyakit Eshalot (Ardiansyah, Wibowo, dan Putra, 2017), sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit sapi (Sibagariang, 2016).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini, untuk memu- dahkan dalam mendiagnosis penyakit difteri pada anak pada umumnya, akan di-

(19)

3 bangun sebuah sistem pakar diagnosa penyakit difteri pada anak berbasis mobile device dengan menggunakan metode Dempster-Shafer.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana membangun aplikasi sis- tem pakar diagnosa penyakit difteri pada anak menggunakan metode Dempster- Shafer berbasis mobile dengan platform android yang dapat mendiagnosa penyakit difteri pada anak berdasarkan gejala yang dipilih.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini diantaranya:

1. Spesialis yang terlibat dalam Tugas Akhir ini adalah dokter spesialis anak yang bekerja di sebuah rumah sakit di Pekanbaru.

2. Metode Sistem Pakar Dempster-Shafer.

3. Aplikasi ini berbasis mobile dan platform yang digunakan adalah Android.

4. Interaksi antara sistem dengan pengguna menggunakan pertanyaan berupa daftar gejala yang terlihat berdasarkan kondisi fisik. Pengguna akan diminta untuk memilih gejala dari setiap daftar gejala berdasarkan kondisi anak.

5. Satu-satunya jenis penyakit yang didiagnosis adalah difteri yang terjadi pada anak-anak, dengan nilai persentase.

6. Siklus hidup pengembangan sistem (SDLC) diperpanjang hanya untuk fase implementasi. Tahap implementasi hanya berlanjut ke tahap uji coba.

7. Uji penerimaan pengguna dan uji sistem menggunakan kotak hitam. Tes sistem dilakukan di area timpanum dengan tujuan menguji pasien di bawah pengawasan dokter atau spesialis terkait.

1.4 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Membuat basis pengetahuan sistem pakar deteksi dini penyakit difter- i menggunakan metode Dempster-Shafer berdasarkan nilai kepercayaan dan validitas.

2. Menerapkan basis pengetahuan ini ke aplikasi sistem pakar untuk melakukan diagnosa difteri berbasis seluler untuk anak-anak menggunakan platform Android.

3. Merancang dan mengimplementasikan sistem pakar menggunakan metode Dempster-Shafer untuk mendiagnosa penyakit difteri pada anak berdasarkan gejala yang sudah di inputkan.

4. Memberikan diagnosis berupa nilai presentase penderita penyakit difteri pa-

(20)

da anak yang terdiagnosis.

1.5 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Membantu masyarakat luas terutama orang tua yang memiliki anak un- tuk mengetahui kemungkinan hasil diagnosis penyakit difteri pada anak berdasarkan nilai presentase.

2. Aplikasi sistem pakar diagnosis awal penyakit difteri menggunakan metode Dempster-Shafer untuk mendukung profesional dalam menentukan hasil di- agnosis yang lebih konsisten.

3. Dukungan pemerintah untuk mensosialisasikan anak-anak setempat tentang penyakit difteri khususnya Pekanbaru.

1.6 Sistematika Penulisan

Laporan Tugas Akhir ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB 1. PENDAHULUAN

BAB 1 pada tugas akhir ini berisi tentang: (1) Latar Belakang; (2) Rumu- san Masalah; (3) Batasan Masalah; (4) Tujuan; (5) Manfaat; dan (6) Sistematika Penulisan.

BAB 2. LANDASAN TEORI

BAB 2 dari Tugas Akhir ini berisi (1) Sistem Pakar; (2) Keuntungan Sistem Pakar; (3) Kekurangan Sistem Pakar; (4) Ciri-ciri Sistem Pakar; (5) Android; (6) Dempster-Shafer; (7) Waterfall Method; (8) Blackbox Testing; (9) User Acceptance Testing; (10) Difteri, (11) Penelitian Terdahulu.

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 pada Tugas Akhir ini berisi tentang (1) Metodologi Penelitian; (2) Pengembangan Basis Pengetahuan; (3) Pengembangan Aplikasi.

BAB 4. JANGKAAN HASIL

BAB 4 pada Tugas Akhir ini berisi tentang (1) Deskripsi Umum; (2) Analisa Sistem Berjalan; (3) Analisis Sistem Usulan; (4) Analisa Basis Pengetahuan; (5) Penerapan Metode Dempster-Shafer.

BAB 5. PENUTUP

BAB 5 pada Tugas Akhir ini berisi tentang (1) Kesimpulan dan; (2) Saran.

(21)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pakar

Sistem pakar adalah komputer dengan tampilan yang dapat digunakan untuk memungkinkan pengguna non-ahli menggunakan sistem untuk membuat keputusan atau membuat keputusan politik tentang keahlian suatu disiplin ilmu tertentu sis- tem dengan kinerja yang dibawanya ke sistem atau program seperti seorang ahli.

(Andriani dan Kom, 2016). Selain itu menurut Ramdhani, Rosita, dkk. (2019) sis- tem pakar adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar.

2.2 Keuntungan Sistem Pakar

Penggunaan sistem pakar secara umum memberikan keuntungan yang dapat dimanfaatkan langsung oleh pengguna. Menurut Andriani dan Kom (2016) adapun keuntungan dari penggunaan sistem pakar antaran lain:

1. Memungkinkan pengguna non-spesialis di bidang tertentu untuk melakukan pekerjaan profesional.

2. Anda dapat mengulangi operasi yang sama berulang kali.

3. Sistem pakar dapat menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar dalam bidang tertentu.

4. Adanya sistem pakar dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja sistem.

5. Meningkatkan kualitas.

6. Anda dapat melakukan keahlian seorang ahli.

7. Dapat dioperasikan di lingkungan yang berbahaya.

8. Anda memiliki kesempatan untuk mengakses keahlian Anda.

9. Terpercaya.

10. Tingkatkan fungsionalitas sistem komputer Anda.

11. Menangani informasi yang tidak lengkap dan tidak pasti.

12. Sebagai media pelengkap untuk pelatihan dan eksperimen.

13. Meningkatkan keterampilan memecahkan masalah.

14. Hemat waktu untuk menentukan hasil.

2.3 Kekurangan Sistem Pakar

Selain keunggulan dari penggunaan sistem pakar, Andriani dan Kom (2016) juga mengatakan bahwa sistem pakar juga memiliki beberapa kekurangan, di- antaranya:

1. Biaya pembuatan, pemeliharaan, dan pengembangan sistem pakar sangat

(22)

tinggi.

2. Sulit bagi para ahli untuk berkembang menjadi ahli di bidangnya karena sulit menjelaskan langkah-langkah untuk menangani masalah, dan sulit un- tuk menarik keahlian dari orang-orang.

3. Sistem pakar tidak 100% benar karena orang yang terlibat dalam pembuatan sistem pakar tidak selalu benar. Oleh karena itu, setelah pembuatan, sistem pakar harus diuji dengan cermat sebelum digunakan.

4. Pendekatan masing-masing pakar terhadap situasi atau masalah mungkin berbeda, tetapi keduanya benar.

5. Berbagi pengetahuan bersifat subjektif dan bias.

6. Kurangnya kepercayaan pengguna terhadap sistem dapat menghambat penggunaan sistem pakar.

2.4 Ciri-ciri Sistem Pakar

Ciri-ciri sistem pakar yang membedakannya dengan sistem informasi biasa adalah sebagai berikut (Andriani dan Kom, 2016):

1. Memperoleh dan memberikan informasi yang dapat dipercaya.

2. Mudah diubah.

3. Terbatas pada bidang subjek tertentu.

4. Anda dapat membuat data yang tidak aman.

5. Sistem ini didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang telah ditetapkan.

6. Memiliki kemampuan untuk belajar beradaptasi.

7. Output yang dihasilkan direkomendasikan.

2.5 Android

Android merupakan sistem operasi yang dikembangkan untuk perangkat mobile berbasis Linux. Pada awalnya sistem operasi ini dikembangkan oleh An- droid Inc. yang kemudian dibeli oleh Google pada tahun 2005 (Maiyana, 2018).

Android sendiri sejak memasuki versi ketiga, sistem operasi buatan Google meng- gunakan nama berurutan dalam urutan abjad, memberi nama makanan. Tabel 2.1 menggambarkan perkembangan sistem operasi Android dari waktu ke waktu.

Tabel 2.1. Perkembangan Android

Nama Sistem Operasi Versi

Alpha 1.1

Bender 1.5

Cupcake 1.6

Eclair 2.0

Fozen Yoghurt (Froyo) 2.2

(23)

7

Tabel 2.1 Perkembangan Android (Tabel lanjutan...) Nama Sistem Operasi Versi

Gingerbread 2.3

Honeycomb 3.0

Ice Cream Sandwich 4.0

Jelly Bean 4.1

Kitkat 4.4

Lollipop 5.0

Marshmallow 6.0

Nougat 7.0

Oreo 8.0

Pie 9.0

2.6 Dempster-Shafer

Teori Dempster-Shalfer (DST) pertalmal kalli diperkenallkaln oleh Dempster, yalng melalkukaln eksperimen model ketidalkpalstialn domalin probalbilitals tunggall (T. D. Puspitalsalri, Septirialnal, daln Alyu, 2018). Kemudialn paldal talhun 1976 Glen Schalefer menerbitkaln teori Dempster dallalm buku yalng berjudul Obvious Malthe- malticall Theory. Dempster-Shalfer aldallalh teori pembuktialn maltemaltis berdalsalrkaln fungsi keyalkinaln daln penallalraln yalng malsuk alkall, digunalkaln untuk menggalbungkaln informalsi (bukti) yalng berbedal untuk menghitung probalbilitals saltu altalu lebih peri- stiwal (Halmidi, Alnral, daln Praltiwi, 2017). Dialgralm allir metode Dempster-Shalfer ditunjukkaln paldal paldal Galmbalr 2.1.

Gambar 2.1. Metode Dempster-Shalfer

(24)

DempsterShalfer ditulis paldal intervall yalng terlihalt di Persalmalaln 2.1 (Syalhril dkk., 2016).

[Belie f , Plalusibility] (2.1)

Kepercalyalaln aldallalh bukti yalng mendukung balnyalk pernyaltalaln. Nilali 0 me- nunjukkaln tidalk aldal bukti daln nilali 1 menunjukkaln kepalstialn. Plalusibility (Pl) dalpalt dilihalt paldal Persalmalaln 2.2.

P1(s) = 1 −Bel(−s) (2.2)

Plalusibility jugal bernilali 0 salmpali 1. Jikal yalkin −s, malkal dalpalt dikaltalkaln balhwal Bel(−s) = 1, daln P1(−s) = 0. Paldal teori Dempster-Shalfer mengenall aldalnyal fralme of discernment yalng dinotalsikaln dengaln θ. Fralme ini merupalkaln semestal pembicalral dalri sekumpulaln hipotesis.

Alndalikaln diketalhui X aldallalh subnet dalri θ, dengaln m1 sebalgali fungsi densi- talsnyal, daln Y jugal merupalkaln subnet dalri θ dengaln m2 sebalgali fungsi densitalsnyal, malkal dalpalt membentuk fungsi kombinalsi m1 daln m2 sebalgali m3, yalitu dilihalt paldal Persalmalaln 2.3.

m3(z) = ∑xy =z m1(X ).m2(Y )

1 − xy =θ m1(X ).m2(Y ) (2.3) Contoh perhitungaln dengaln menggunalkaln metode Dempster-Shalfer aldallalh sebalgali berikut:

Misallnyal, diketalhui seoalralng palsien altalu user penggunal sistem memilih gejallal yalng diralsalkaln dialntalralnyal: caliraln paldal hidung, demalm daln menggigil, daln baltuk yalng kerals.

1. Gejallal 1: Caliraln paldal Hidung (G01)

Lalngkalh pertalmal aldallalh menghitung nilali belief daln plalusalbility dalri gejallal caliraln paldal hidung yalng merupalkaln dialgnosal dalri penyalkit Difteri (P01).

Diketalhui:

M1 {G28} = 0, 4

M1 {θ} = 1 −M1 {G28}

M1 {θ} = 1 − 0, 4 M1 {θ} = 0, 6

2. Gejallal 2: Demalm daln Menggigil

Kemudialn alpalbilal diketalhui aldalnyal gejallal balru yalitu demalm daln menggigil (G02) merupalkaln dialgnosal dalri penyalkit Difteri (P01).

(25)

9

1

Malkal:

M2 {G15} = 0, 5

M2 {θ} = 1 −M2 {G15}

M2 {θ} = 1 − 0, 5 M2 {θ} = 0, 5

Selalnjutnyal dilalkukaln perhitungaln densitals balru beberalpal kombinalsi (M3).

Untuk memudalhkaln perhitungaln malkal himpunaln-himpunaln balgialn yalng terbentuk dimalsukkaln ke dallalm Talbel 2.2. Kolom pertalmal diisi dengaln gejallal yalng pertalmal (M1). Sedalngkaln balris pertalmal diisi dengaln gejallal yalng kedual (M2). Sehinggal diperoleh nilali M3 sebalgali halsil kombinalsi M1 daln M2.

Tabel 2.2. Ilustralsi Nilali Keyalkinaln Terhaldalp Dual Gejallal

M2{P01} (0,5) M2{θ} (0,5)

M1{P01} (0,4) M3 {P01} (0,2) M3{P01} (0,2)

M1{θ} (0,6) M3 {P01} (0,3) {θ} (0,3)

Sehinggal dalpalt dihitung:

M3{P01} = 0,3 0,2+0,2+0,3 1− = 0,7 = 0, 7

,0 1

M3{θ} = 1−0 = 0 3 = 0, 3

Nilali keyalkinaln palling kualt yalitu terhaldalp penyalkit Difteri (P01) yalitu sebe- salr 0,7 altalu dallalm persen 70%.

3. Gejallal 3: Baltuk yalng Kerals (G03)

Kemudialn alpalbilal diketalhui aldalnyal gejallal balru yalitu baltuk yalng kerals (G03) yalng merupalkaln dialgnosal penyalkti Difteri (P01).

Malkal:

M4 {G03} = 0, 5

M4 {θ} = 1 −M4 {G03}

M4 {θ} = 1 − 0, 5 M4 {θ} = 0, 5

Jikal kemudialn muncul gejallal balru baltuk yalng kerals (G03), malkal halrus di- lalkukaln perhitungaln untuk densitals balru M5. Untuk memudalhkaln perhi- tungaln malkal himpunaln-himpunaln alkaln dimualt dallalm Talbel 2.3

Tabel 2.3. Ilustralsi Nilali Keyalkinaln Terhaldalp Tigal Gejallal

M4{P01} (0,5) M4{θ} (0,5) M3{P01} (0,7) M5 {P01} (0,35) M5 {P01} (0,35) M3{θ} (0,3) M5 {P18} (0,15) M5 {θ} (0,15)

(26)

1

Sehinggal dalpalt dihitung:

M5{P18} = 0,35+0,35+0,15 = 0,85 = 0, 85

0,15 1−0 1

0,15

M5{θ} = 1−0 = = 0, 15

Dalri halsil perhitungaln nilali densitals M5 kombinalsi di altals dalpalt dilihalt balh- wal nilali keyalkinaln palling kualt aldallalh terhaldalp penyalkit Difteri (P01) yalitu sebesalr 0,85 jikal di persenkaln menjaldi 85% yalng didalpalt dalri ketigal gejallal G01, G02, daln G03.

2.7 Metode Waterfall

Disebut walterfalll kalrenal model ini mirip seperti alir terjun yalng memiliki dialgralm talhalpaln prosesnyal seperti alir terjun. Paldal Galmbalr 2.2 dijelalskaln mengenali allur dalri metode walterfalll.

Gambar 2.2. Metode Walterfalll (Saltzinger dkk., 2011)

1. Project Plalnning Phalse

Untuk mengidentifikalsi rualng lingkup sistem balru, palstikaln balhwal proyek tersebut lalyalk, mengembalngkaln jaldwall, rencalnal sumber dalyal, daln alnggalraln untuk sisal dalri proyek.

2. Alnallysis Phalse

Untuk memalhalmi daln mendokumentalsikaln secalral rinci kebutuhaln bisnis daln persyalraltaln pemrosesaln sistem balru.

3. Design Phalse

Untuk meralncalng sistem solusi berdalsalrkaln persyalraltaln yalng ditentukaln daln keputusaln yalng dialmbil selalmal alnallisis.

4. Implementaltion Phalse

Untuk membalngun, menguji, daln menginstall sistem informalsi yalng dalpalt dialndallkaln dengaln penggunal terlaltih yalng sialp mengalmbil malnfalalt seperti yalng dihalralpkaln dalri penggunalaln sistem.

(27)

11 2.8 Black Box Testing

Blalck box testing aldallalh pengujialn yalng dilalkukaln halnyal mengalmalti halsil eksekusi melallui daltal uji daln memeriksal fungsionall dalri peralngkalt lunalk. Selalin itu menurut Alrnoval daln Alhmald (2015) Pengujialn blalck box testing aldallalh pengu- jialn yalng sistemnyal talnpal memperhaltikaln struktur logikal internall peralngkalt lunalk.

Jaldi dialnallogikaln seperti kital melihalt sualtu kotalk hitalm, yalng halnyal bisal meli- halt penalmpilaln lualrnyal saljal, talnpal talu aldal alpal diballik bungkus hitalmnyal. Salmal seperti pengujialn blalck box testing, mengevallualsi halnyal dalri talmpilaln lualrnyal (in- terfalce-nyal), fungsionallitalsnyal talnpal mengetalhui alpal sesungguhnyal yalng terjaldi dallalm proses detalilnyal (halnyal mengetalhui input daln output).

Blalck box testing aldallalh metode pengujialn peralngkalt lunalk yalng mengu- ji fungsionallitals alplikalsi yalng bertentalngaln dengaln struktur internall altalu kerjal. Pengetalhualn khusus dalri kode alplikalsi altalu struktur internall daln pengetalhualn pem- rogralmaln paldal umumnyal tidalk diperlukaln. Uji kalsus dibalngun disekitalr spesifikalsi daln persyalraltaln, yalkni, alplikalsi alpal yalng sehalrusnyal dilalkukaln. Menggunalkaln deskripsi eksternall peralngkalt lunalk, termalsuk spesifikalsi, persyalraltaln, daln desalin untuk menurunkaln uji kalsus. Tes ini dalpalt menjaldi fungsionall altalu non-fungsionall, meskipun bialsalnyal fungsionall. Peralncalng uji memilih input yalng vallid daln tidalk vallid daln menentukaln output yalng benalr (Mustalqball, 2015).

2.9 User Acceptance Test (UAT)

Menurut Yunialrdi (2013), User Alcceptalnce Testing (UAlT) dijallalnkaln lalng- sung oleh penggunal untuk melihalt alpalkalh sistem berjallaln sesuali keinginaln peng- gunal. Tes UAlT ini menggunalkaln daltal nyaltal, terlepals dalri proses yalng berjallaln di belalkalng sistem.

2.10 Difteri

Difteri aldallalh penyalkit alkut yalng disebalbkaln oleh Corynebalcterium Diph- therial, sualtu balkteri Gralm positif falkultaltif alnalerob. Penyalkit ini ditalndali dengaln salkit tenggorokaln, demalm, mallalise daln paldal pemeriksalaln ditemukaln pseudomem- braln paldal tonsil, falring, daln ronggal hidung. Difteri aldallalh penyalkit yalng ditu- lalrkaln melallui kontalk lalngsung altalu droplet dalri penderital. Pemeriksalaln khals me- nunjukkaln pseudomembraln talmpalk kotor daln berwalrnal putih kealbualn yalng dalpalt menyebalbkaln penyumbaltaln kalrenal peraldalngaln tonsil daln meluals ke struktur yalng berdekaltaln sehinggal dalpalt menyebalbkaln Bull Neck. Membraln mudalh berdalralh al- palbilal dilalkukaln pengalngkaltaln (Halrtoyo, 2018). Penyalkit difteri terlihalt paldal Galm- balr 2.3.

(28)

Gambar 2.3. Ilustralsi Penyalkit Difteri

Penyalkit difteri ini jugal bialsalnyal di balgi berdalsalrkaln lokalsi terkenal altalu infeksinyal yalng malnal sebalgali berikut.

1. Difteri respiraltorik klalsik (Clalssicall Respiraltory Diphtherial)

Difteri ini paldal umumnyal menyeralng balgialn tenggorokaln. Penyebalb utalmal dalri difteri ini aldallalh C. diphtheriale. Berikut gejallal altalu ciri lalin dalri difteri ini.

(a) Demalm paldal alnalk.

(b) Salkit tenggorokaln.

(c) Teralsal lemalh.

(d) Pembesalraln kelenjalr getalh bening paldal alnalk.

(e) Pembengkalkaln jalringaln lunalk di kedual sisi leher yalng disebut leher balnteng altalu bull neck.

2. Difteri lalring (Lalryngeall Diphtherial)

Difteri ini merupalkaln jenis yalng menyeralng balgialn pital sualral (lalring) daln merupalkaln difteri yalng sering terjaldi paldal alnalk. Beberalpal kalsus yalng lebih palralh bisal mengalkibaltkaln komal hinggal berujung kemaltialn. Gelaljal yalng sering muncul seperti:

(a) Demalm.

(b) Alnalk baltuk kering.

(c) Kesulitaln bernalpals.

3. Difteri nalsall (Nalsall Diphtherial)

Difteri ini bersifalt ringaln balhkaln sulit untuk dibedalkaln kalrenal seringkalli mirip dengaln flu paldal alnalk. Alreal infeksi dalri difteri ini bialsalnyal aldallalh balgialn hidung dengaln gejallal yalng sering muncul seperti kelualrnyal caliraln dalri hidung. Difteri ini jikal dibialrkaln alkaln bertalmbalh palralh seperti men-

Referensi

Dokumen terkait

Surat Setoran Retribusi Daerah yang dapat disingkat SSRD adalah surat yang oleh Wajib Retribusi digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang terutang

Kesimpulan kegiatan pengabdian ini adalah meningkatnya pengetahuan kader kesehatan tentang kondisi Neuropati Perifer Diabetika (NPD), meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan

Pada penelitian ini ekspresi TNF-α yang positif/over-expression lebih banyak pada kelompok penderita OMSK tipe bahaya dengan komplikasi, yaitu sebanyak 22 (78,6%) penderita

Hasil uji degradasi larutan Rhodamine-B menunjukkan bahwa senyawa SrBi4Ti4O15 mengikuti model reaksi pseudo orde kedua dengan kemampuan mendegradasi sebesar 41,10%

• Memulai pembelajaran dengan berdoa terlebih dahulu dan menyiapka alat tulis dan materi yang ingin di sampaikan kepada siswa, materi kali ini saya ajarkan berupa pecahan

Tekanan Fluida dipancarkan dengan kekuatan yang sama ke segala Tekanan Fluida dipancarkan dengan kekuatan yang sama ke segala Tekanan Fluida dipancarkan dengan kekuatan yang sama

Analisa biaya dari material take off desain awal dibandingkan dengan redesain untuk mendapatkan desain yang terbaik.Proses redesain menghasilkan tiga alternatif

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan berlaku ketika aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan, berdasarkan