1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Konteks Penelitian
Film animasi merupakan tayangan yang bisa dibilang sangat aman dan memang dikategorikan untuk anak-anak, film animasi merupakan salah satu hiburan yang dapat kita lihat melalui youtube. Karena memang youtube merupakan salah satu media baru yang saat ini tengah populer dikalangan masyarakat. Terbukti mulai dari anak-anak hingga orang tau pasti pernah bahkan sering mengakses youtube untuk menonton film, karena berbagai jenis genre film dapat kita lihat melalui youtube dengan mudah. Perkembangan industri film atau dunia perfilman di Indonesia sudah sangat pesat, buktinya para pembuat film kini saling berlomba-lomba untuk membuat film. Tidak hanya membuat film bertemakan action atau percintaan saja, tetapi juga sudah banyak yang membuat film bertemakan keluarga, biografi, fiksi ilmiah dan animasi, mereka pun tidak hanya menanyangkan hasil karya film mereka melalui televisi, bioskop. Tetapi juga melalui youtube sehingga tidak hanya orang dewasa saja yang dapat menikmati film, anak-anak pun dapat menikmatinya tanpa adanya batasan umur seperti pada televisi atau bioskop.
Film Animasi atau film kartun paling mudah untuk kita lihat di youtube, karena beberapa film kartun banyak yang dilarang tayang ditelevisi Indonesia oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), karena menurut mereka beberapa tayangan animasi yang tayangan ditelevisi memiliki unsur tayangan yang negatif untuk anak, sehingga animasi yang dilarang oleh KPI dapat dilihat di youtube dan
kebanyakan tayangan televisi saat ini sangat tidak cocok untuk dikomsumsi oleh anak-anak. Bahkan film animasi atau kartun lebih pas jika dikategori untuk semua umur, karena tidak ada larangan atau aturan untuk orang dewasa dalam menonton film animasi. Walaupun tidak semua film animasi aman untuk disaksiskan oleh anak-anak namun sebagian besar film animasi memang layak untuk ditonton oleh anak-anak, karena ada saja adengan kekerasan pada film animasi. Film animasi menampilkan cerita yang sederhana namun menghibur dengan menampilkan tokoh-tokoh yang unik seperti superhero, karakter hewan dan karakter-karakter lucu lainnya.
Kebanyakan film animasi yang ditayangkan di Indonesia merupakan film animasi luar negeri yang di adaptasi oleh pihak Indonesia dengan mendubbing ulang suara atau mengubah suaranya kedalam bahasa Indonesia agar anak-anak yang menonton mudah memahami dan mengerti apa yang mereka tonton. Film animasi atau kartun cukup menghibur bagi semua kalangan masyarakat baik semua usia maupun status sosial. Film animasi atau kartun adalah film yang menawarkan imajinasi bagi penontonnya. Film yang dibuat dari sebuah lukisan atau gambar yang dirangkai menjadi satu bentuk cerita yang dapat bergerak.
Konsep film kartun dirancang untuk merancang kreatifitas dan daya tangkap pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat film atau animator melalui media audio-visual agar dapat dimengerti, dipahami, dipikir dan ditanggapi oleh anak- anak yang menonton film tersebut. Sehingga pesan yang ingin sampaikan atau diberikan dengan maksud tertentu bisa sampai pada penonton atau anak-anak tanpa adanya hambatan.
Salah satu rumah produksi film yang membuat film animasi buatan Indonesia adalah The Little Giantz yang berkolaborasi dengan 4Stripe Production, film animasi buatan rumah produksi ini tidak kalah dengan animasi Upin & Ipin buatan Malaysia, dan animasi Adit & Sopo Jarwo yang juga karya anak bangsa buatan MD Entertaiments, film ini diproduksi karena melihat tayangan bagi anak- anak yang ada di Indonesia sudah tidak lagi pantas untuk disaksiskan oleh anak- anak, karna tidak memberikan kesan pendidikan bagi anak-anak, film animasi Nussa dan Rara merupakan serial animasi yang bernuansakan edukasi ini menceritakan tentang bagaimana kehidupan sehari-hari yang dialami oleh dua saudara kandung bernama Nussa dan Rarra ( dengan pengisi suara Nussa adalah Muzakki Ramadhan, dan pengsisi suara Rara adalah Aysah Ocean fajar) .
Animasi Nussa dan Rara dikemas dengan gaya yang kekinian mengikuti berkembangan zaman, bahkan animasi ini selalu menyelipkan quotes di setiap akhir episodenya. Kisah Nussa dan Rara Series ini hanya di unggah melalui channel youtube mereka Nussa Official, episode pertama mereka dirilis pada tanggal 19 Nov 2018 dengan judul “Tidur Sendiri, Gak Takut” animasi ini tayang di youtube setiap hari jum’at pukul 04:30 WIB, walaupun pun hanya tanyang melalui youtube bukan berarti animasi ini tidak ada yang meminati buktinya pada saat tayang pertama kali animasi ini yang sudah disaksikan sebanyak 23 juta kali oleh masyarakat bahkan menjadi trending topik dan mendapatkan banyak komentar positif. Beberapa orang tua banyak yang memberikan pendapat bahwa animasi nussa dan rara memiliki konsep dan isi tayangan yang tidak hanya memberikan hiburan saja kepada anak-anak.
Ditambah lagi karakter Nussa digambarkan sebagai seorang anak laki-laki yang berpakaian gamis lengkap dengan kopiah putihnya, sedangkan untuk karakter Rara, digambarkan sebagai adik Nussa yang berusia 5 tahun dengan menggunakan gamis dan jilbab serta tampak sangat ceria. Karena animasi Nussa dan Rara sendiri memiliki konsep islami, faktanya karakter Nussa diciptakan sebagai tokoh penyandang disabilitas. Hal tersebut, tampak pada kaki kiri Nussa yang menggunakan sebuah kaki palsu namun tidak membuatnya putus asa dalam menjalani hidup dan mengejar cita-citanya sebagai pemain bola, pengisi suara dari tokoh Rara ini, juga mengundang rasa gemas bagi para penontonnya, karena pengisi suara dari karakter Rara tersebut memiliki usia yang sama dengan karakter yang digambarkan pada animasi tersebut, sehingga sangat cocok dan pantas untuk disaksikan oleh anak-anak dan orang tua agar mengetahui tayangan apa yang baik dan cocok untuk diberikan kepada anak mereka.
Anak pada usia dini hingga sekolah dasar adalah masa yang sangat rentan dan butuh pengawasan ketat dari orang tua terutama dalam hal memberikan dan memilihkan tayangan tontonan yang layak kepada anak, mengingat tayangan animasi yang ada di Indonesia lebih banyak mementingkan konsep hiburannya saja dari pada pendidikannya. Apa lagi film animasi yang di adaptasi dari luar negeri dan ditanyangkan di Indonseia lebih banyak mengandung unsur-unsur kekerasan dan bermain, sehingga membuat anak-anak yang menontonnya menjadi malas belajar serta menirukan adegan-adegan yang mereka lihat di lingkungan mereka dan menyebabkan perkelahian dengan teman-temannya.
Karena tidak jarang anak-anak mulai menirukan adegan-adengan yang mereka lihat dari tokoh kegemarannya atau dari tanyangan yang mereka lihat
secara terus menerus. Semua itu timbul dikarenakan dalam film kartun atau animasi banyak sekali tokok-tokoh yang menarik bagi anak-anak baik dari bentuk maupun gaya, serta isi tayangan yang lebih banyak memberikan kesan hiburan dari pada edukasi. Mengingat anak pada usia dini hingga sekolah dasar merupakan masa yang sangat rentan dan butuh pengawasan yang ekstra dari para orang tua, karena anak tidak akan menyadari perubahan yang terjadi pada diri mereka hanya orang tua yang menyadari perubuhan pada anak.
Proses perkembangan perilaku anak dimulai dengan didikan orang tua, guru dan lingkungan serta apa yang mereka lihat setiap harinya. Karena anak lebih mudah belajar dari suatu objek yang mereka anggap terlihat nyata (bukan kata- kata), serta mereka lebih tertarik terhadap hal-hal yang bergerak dan bersuara.
Sehingga dapat dilihat bahwa film animasi tidak hanya sebagai huburan saja namun dapat digunakan atau dimanfaatkan sebagai media belajar untuk anak, akan tetapi peran orang tua juga sangat penting dalam mengawasi dan memberikan tontonan kepada anak mereka, karena orang tua paling mengetahui totonan mana yang baik dan tidak untuk anak mereka serta perubahan yang terjadi pada anak mereka karena terkena dampak dari tayangan yang mereka tonton. Dari konteks penelitian yang telah peneliti uraikan diatas timbul rasa ketertarikan peneliti untuk melakukan sebuah penelitian skripsi dengan judul “Persepsi Orang Tua Tentang Tayangan Youtube Animasi Nussa dan Rara Sebagai Media Belajar Anak Usia Dini ( Studi Kasus Orang Tua Murid Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Mawar Sukaluyu Bandung)”
1.2. Fokus Penelitian
Berdasarkan konteks penelitian yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi fokus penelitian adalah : Persepsi orang tua tentang tayangan youtube animasi nussa dan rara sebagai media belajar anak usia dini.
1.3. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian yang telah diuraikan diatas didapatkan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apa yang diketahui orang tua tentang animasi nussa dan rara ?
2. Bagaimana pendapat orang tua tentang konsep film animasi nussa dan rara sebagai media belajar anak ?
3. Bagaimana cara orang tua menanamkan nilai-nilai yang terdapat pada animasi nussa dan rara ?
4. Kenapa cara tersebut digunakan oleh orang tua ?
1.4. Tujuan Penelitian
Bersadasarkan pertanyaan peneltian diatas penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan mengalisis apa yang diketahui orang tua tentang animasi nussa dan rara.
2. Untuk mengatahui dan mengalisis pendapat orang tua tentang konsep film animasi nussa dan rara sebagai media belajar anak.
3. Untuk mengetahui dan mengalisis cara orang tua menanamkan nilai- nilai yang terdapat pada animasi nussa dan rara.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis kenapa cara tersebut digunakan oleh orang tua.
1.5. Kegunaan penelitian
Sebuah penelitian yang dilakukan dengan baik dan benar pasti akan memiliki dampak positif baik sebuah informasi maupun kegunaan atau manfaat dari penelitian itu sendiri, berikut keguanaan dari penelitian:
1.5.1. Kegunaan Teoritis
Sebuah penelitian yang baik harus memiliki keguanaan, penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan informasi dan referensi pihak akademik, serta menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca tentang film animasi sehingga bisa lebih mengetahui mana film animasi yang baik dan mana yang tidak baik untuk dikosumsi.
1.5.2. Kegunaan Praktisi
a. Bagi Pembuat Film
Semoga dengan adanya penelitian ini pihak rumah produksi atau pembuat film terutama film animasi dapat membuat atau memproduksi sebuah film animasi tidak hanya menarik bagi penonton, tetapi juga harus memiliki nilai edukasi baik pada cerita maupun penokohan karakter sehingga dapat di jadikan pembelajaran bagi penonton.
b. Bagi Orang Tua
Semoga dengan adanya penelitian ini orang tua jadi lebih bisa mengawasi dan memilih tayangan apa saja yang layak dikonsumsi atau ditonton oleh anak-anak mereka agar tidak terkena dampak negatif dari tayangan yang mereka konsumsi.