• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka mengahasilkan laporan keuangan yang berkualitas, laporan keuangan harus memenuhi kriteria yang memadai yaitu memiliki relevansi, dapat diandalkan, dapat dinilai atau dibandingkan, dan dapat dipahami. Menurut (Tawaqal, 2017). Dalam perakteknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku, untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan dimengerti. (Mulyanti &

Supriyani, 2018). Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan. Di samping itu banyak pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan keuangan yang dibuat perusahaan, seperti pemerintah, kreditor, investor, maupun para supplier.

Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu.

Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Jelasnya bahwa laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. (Kasmir, 2017:10).

(2)

Setiap perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan tertentu baik itu perusahaan yang bergerak dibidang jasa, dagang maupun industri, pada perusahaan swasta maupun BUMN. (Nuryayi & Bernardin., 2015). Penilaian kinerja BUMN untuk mengevaluasi aktivitas perusahaan. (Mulyanti, 2018). Pada umumnya tujuan jangka pendek perusahaan yaitu untuk memperoleh laba/keuntungan seoptimal mungkin. Sedangkan tujuan jangka panjang perusahaan sangat beragam, diantaranya adalah untuk mengembangkan usaha serta memperluas jaringan agar perusahaan dapat mempertahankan eksistensinya. Namun, kenyataannya memperluas wilayah kerja sebuah perusahaan tidak secara mutlak dapat meningkatkan laba usaha dan mempertahankan eksistensi; dan untuk tetap mempertahankan eksistensinya dan untuk tetap bersaing dalam dunia bisnis, sebuah organisasi bergantung pada sistem informasi.

Peranan sistem sangat diperlukan, sistem terdiri dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan kepada manajemen bahwa tujuan dan sasaran yang penting bagi perusahaan dapat dicapai.

Sistem tersebut kemudian menghasilkan informasi yang diperlukan oleh perusahaan. Informasi yang dihasilkan diharapkan merupakan informasi yang dapat dipercaya kebenarannya, Salah satu sistem informasi yang sangat diperlukan oleh perusahaan karena mampu memenuhi semua syarat informasi adalah sistem informasi akuntansi. (Putriyandari, 2014).

Secara keseluruhan sistem informasi akuntansi berperan penting dari sejak pencatatan transaksi hingga bagaimana sistem tersebut menghasilkan informasi yang berkualitas. Karena pada dasarnya, sebuah sistem informasi akuntansi dievaluasi berdasarkan output berupa informasi yang dihasilkan dan dampak yang

(3)

diberikan. (Koloay, Lidya Priskila, 2014). Sistem Informasi Akuntansi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terintegrasi yang menghasilkan laporan dibentuk data transaksi bisnis yang diolah dan disajikan sehingga menjadi sebuah laporan keuangan yang memiliki arti bagi pihak yang membutuhkan. (Mardi, 2014:4).

Dalam membuat laporan keuangan juga di butuhkan pengawasan internal agar kualitas laporan keuangannya sesuai dengan aturan yang ada tidak ada penyimpangan. Pengendalian intern yang berfungsi melakukan penilaian independen atas pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah. Ruang lingkup pengaturan pengawasan intern mencakup kelembagaan, kompetensi sumber daya manusia, kode etik, audit, pelaporan. Menurut (Aditya, 2017). Sedangkan menurut (Mardi, 2014:58) Mekanisme pengendalian terdiri dari struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan. Pengndalian yang dirumuskan bertujuan menjaga keamanan harta kekayaan perusahaan, memeriksa ketelitian data, mengurangi ancaman serta gangguan. Ada tiga pendekatan pengendalian internal, yaitu dimula dari pencegahan, penangkapan, samapai perbaikan. Pengendalian tidak akan berjalan secara efektif bila tidak didukung dari unsur yang berasal dari komponen pengendalian.

Menurut (Putriyandari, 2014), Pengendalian Intern merupakan suatu

“Sistem” yang terdiri dari berbagai macam unsur dengan tujuan untuk melindungi harta benda, meneliti ketetapan dan seberapa jauh dapat dipercayai data akuntansi, mendorong efisien operasi dan menunjang dipatuhinya kebijaksanaan Pimpinan.

Tujuan dari penerapan sistem pengendalian internal itu sendiri yaitu menyajikan data yang dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi operasional,

(4)

mendorong pelaksanaan kebijaksanaan yang ada, melindungi harta, mendorong ditaatinya kebijakan yang telah ditetapkan dan meningkatkan kualitas Laporan Keuangan. Unsur sistem pengendalian internal merupakan dasar untuk penyelenggaraan dan sebagai tolak ukur pengujian efektifitas penyelenggaraan sistem pengendalian internal. Dikemukakan oleh (Sihite, 2017).

Pada PT. Kereta Api Indonesia, perusahaan kereta api terbesar di Indonesia, secara resmi mengimplementasikan solusi SAP ERP (Enterprise Resource Planning). Untuk meningkatkan kinerja dan mempermudah sistem pelaporan di berbagai unit kerja di Kantor Pusat, Daerah Operasi, serta Divisi Regional, PT. Kereta Api Indonesia (KAI) bekerjasama dengan PT.Telkom Indonesia memulai pengaplikasian program yang berbasis teknologi informasi.

Program SAP ini implementasinya dimulai pada tanggal 1 Juni 2010, dari hal teknis hingga yang terkait masalah sumber daya manusia untuk mengoperasikan program.

Fenomena PT Kereta Api Indonesia selanjutnya yaitu berdasarkan pada kasus saat menerapkan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) yang digunakan mengalami kegagalan dikarenakan kesalahan tim teknologi informasi dalam memahami kondisi Sumber Daya Manusia dan infrastrukturnya hingga berakibat ketidakpercayaan Direksi dan pegawai, diperlukan waktu yang cukup untuk menumbuhkan kepercayaan Direksi dan pegawai semua dan itu bukanlah hal yang mudah, selain menghasilkan tingkat kepuasan yang belum optimal sistem informasi yang digunakan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) ini pun belum terintegrasi, dalam artian setiap fungsi organisasi dan sub divisinya bekerja secara terpisah. Hal ini tentunya mengganggu kemampuan perusahaan untuk

(5)

mencapai tingkat efisiensi yang seharusnya dicapai. Proses yang dijalani memakan waktu yang banyak karena ada beberapa bagian proses yang dikerjakan secara manual. Rumitnya proses transaksi data antar level pun menambah waktu yang dibutuhkan untuk menutup buku. Pada bagian SDM hal ini mengganggu jalannya proses rekrutmen dan data pegawai yang menimbulkan kesalahan ketika penggajian. Adanya proses yang dilakukan secara manual menghasilkan masalah tersendiri yang mengganggu pihak eksekutif perusahan dalam menentukan langkah stratejik yang harus diambil oleh perusahaan. (www.BUMN.co.id).

Dari fenomena diatas dapat dilihat bahwa penerapan kinerja sistem di PT KAI belum berhasil, yaitu dilihat dari kegagalan pada kualitas sistem yang digunakan tidak efisien sehingga berpengaruh pada informasi yang dihasilkan tidak efisien dan memakan waktu serta kepuasan pengguna yang tidak tercapai.

Kegagalan tersebut terjadi karena minimnya dukungan manajemen puncak dalam meningkatkan pelatihan kepada para pemakai sistem, perencanaan yang kurang tepat, partisipasi seluruh divisi dalam perusahaan, eksekusi yang lemah hingga terbatasnya Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Pemecahan masalah yang bisa dilakukan ialah meningkatkan kualitas sistem informasi. Sistem informasi merupakan komponen yang penting karena dapat mendukung kegiatan diberbagai fungsi bisnis dalam perusahaan dan bermuara pada peningkatan kinerja sistem perusahaan. (Humaska, 2010).

Selain itu, di PT Kereta Api Indonesia juga memiliki statistik temuan pengendalian internal yang perlu menjadi perhatian. Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun 2013 Badan Pemeriksa Keuangan Negara total sejak tahun 2009 hingga 2013, PT Kereta Api mengantongi 78 temuan terkait

(6)

pengendalian internal dengan jumlah rekomendasi dari Badan Pemeriksa Keuangan Negara sebanyak 223 Rekomendasi dan 161 Rekomendasi belum ditindaklanjuti oleh PT Kereta Api Indonesia. Hal tersebut menjadi salah satu indikasi bahwa pelaksanaan audit internal pada PT Kereta Api tidak berjalan dengan optimal (Riyandi, 2015).

Fenomena yang terkait dengan laporan keuangan terjadinya kasus pada tahun 2015 di BUMN, dimana Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melaporkan adanya temuan-temuan bermasalah dari emapat belas perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari tiga puluh lima perusahaan yang diusulkan mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN). Hal ini sangat disayangkan kualitas laporan keuangan pada BUMN masih banyak yang bermasalah, atau disebut memiliki lapor merah dan belum menyelesaikan temuan dan laporan yang signifikan.

Wakil Ketua BPK Achsanul Qosasi memaparkan 14 perusahan tersebut adalah PT. Aneka Tambang (PT. Antam), PT.Angkasa Pura II, Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik (Perum Bulog), PT. Garam, PT. Perkebunan Nusantara (PT. PN), PT. Pelayanan Nasional Indonesia (PT. Pelni), PT. Industrian Angkatan Darat (PT. PINDAD), PT. Kreta Api Indonesia (PT. KAI), PT. Sang Hyang Sari, Perumahan Umum Perumahan Nasional (Perum Perumnas), Perumahan Perikanan, PT. Industri Kapal, PT. Pelabuhan Indonesia IV (PT. Pelindo IV), dan PT. Perilanan Nusantara. (Riyandi, 2015).

Fenomena yang terjadi pada PT. Kereta Api Indoensia (PT. KAI). PT.

KAI merupakan salah satu BUMN yang ada di Indoensia dan bergerak di bidang jasa transfortasi anggkutan darat yang prodek jasanya yaitu sarana transfortasi kereta api yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Dalam

(7)

menjalankan kegiatanya, PT. KAI terdeteksi adanya kecurangan dalam penyajian investor dan asakeholder. Kasus ini juga berkaitan dengan masalah pelanggaran kode etik profesi akuntansi. Di duga terjadi manipulasi data laporan keuangan PT.

KAI, perusahaan BUMN ini dicatat meraih keuntungan sebesar Rp. 6,9 miliar.

Padahal apabila diteliti dan kaji lebih rinci, perusahaan memiliki kerugian sebesar Rp. 63 miliar. Hasil audit tersebut diserahkan ke PT. KAI sebelum disampaikan dalam rapat umum pemegang saham, dan komisaris. PT. KAI menolak menyetujui laporan keuangan PT. KAI yang telah diaudit oleh akuntansi publik.

Karena laporan Keuangan PT. KAI disinyalir telah dimanipulasi oleh pihak-pihak tertentu, banyak kejanggalan dalam laporan keuangannya. Beberapa data tidak disajikan sesuain standar akuntansi keuangan, hal ini mungkin sudah biasa terjadi dan masih bisa diperbaiki. Namun, yang menjadi permasalahan adalah pihak auditnya menyatakan laporan keuangan itu wajar, tidak ada penyimpanagn dari standar akuntansi keuangan. Hal inilah yang patut dipertanyakan. (Riyandi, 2015).

Pada penelitian terdahulu oleh (Aditya, 2017) diketahui bahwa pelaksanaan sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan daerah yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang kuat dan positif, artinya sistem pengendalian intern memberikan pengaruh terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh (Sihite, 2017) Hasil penelitian menunjukan bahwa pengendalian intenal terhadap kualitas laporan keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Pada pernyataan yang dikemukakan oleh (Tawaqal, 2017) menyatakan hal yang sama bahwa hasilpenelitian baik secara simultan atau sebagai mendukung

(8)

hipotesis bahwa penerapan sistem informasi akuntansi, mempengaruhi laporan keuangan unit kerja (SKPD) dipemerintah kota aceh.

Berdasarkan fenomena yang telah dikemukakan diatas serta dari penelitian sebelumnya, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut dan menuangkanya kedalam skripsi dengan judul

“SISTEM INFORMASI AKUNTANSI, PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. KAI (PERSERO)”

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Adapun isi dari identifikasi dan rumusan masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1.2.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka masalah yang dapat di identifikasi adalah sebagai berikut :

1. Sistem informasi akuntansi belum terintegrasi sehingga pencatatan dilakukan secara manual, dalam artian setiap fungsi organisasi dan sub divisinya bekerja secara terpisah.

2. Pengendalian Internal belum adanya pengawasan yang optimal bahkan cenderung lemah.

3. Kualitas Laporan Keuangan pada PT. Kereta Api Indonesia, masih belum optimal karena pengawasan untuk pengendalian internal pada perusahaan belum adanya pengawasan yang ketat dan cenderung lemah, yang membuat lemahnya Kualitas Laporan Keuangan.

(9)

1.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem informasi akuntansi pada perusahaan PT. KAI (Persero)?

2. Bagaimana pengendalian intenal pada perusahaan PT. KAI (Persero)?

3. Bagaiman kualitas laporan keuangan pada perusahaan PT. KAI (Persero)?

4. Seberapa besar pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan pada perusahaan PT. KAI (Persero)?

5. Seberapa besar pengaruh pengendalian Internal terhadap kualitan laporan keuangan pada perusahaan PT. KAI (Persero)?

6. Seberapa besar pengaruh sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan pada perusahaan PT.KAI (Persero)?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan memperoleh informasi mengenai sisitem informasi akuntansi, pengendalian intenal tehadap kulitas laporan keuangan pada perusahaan PT. KAI. Dari data informasi tersebut akan digunakan untuk bahan analisis bagi penyususnan skripsi yang salah satu syarat bagi penulis untuk menempuh siding sarjana pada program studi Akuntansi jenjang S1 Universitas BSI Bandung.

(10)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sistem informasi akuntansi pada perusahaan PT. KAI (Persero).

2. Untuk mengetahui pengendalian intenal pada perusahaan PT. KAI (Persero).

3. Untuk mengetahui kualitas laporan keuangan pada perusahaan PT. KAI (Persero).

4. Untuk mengetahui pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan pada perusahaan PT. KAI (Persero).

5. Untuk mengetahui pengaruh Pengendalian Internal terhadap kualitan laporan keuangan pada perusahaan PT. KAI (Persero).

6. Untuk mengetahui pengaruh sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan pada perusahaan PT. KAI (Persero).

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian dan analisis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, diantaranya :

1.4.1. Manfaat Akademik

Manfaat yang diharapkan oleh penulis adalah semoga dengan adanya penelitian ini bisa menjadi acuan dan pertimbangan untuk penulis lain dalam meneliti beberapa aspek yang berkatan, serta menjadikan referensi tambahan bagi para penulis lainnya khususnya yang akan meneliti mengenai Sistem Informasi

(11)

Akuntansi, Sistem Pengendalian Internal dampak pada Kualitas Laporan Keuangan.

1.4.2. Manfaat Praktis

Secara praktis semoga penulisan karya ilmiah ini dapat menjadikan evaluasi terhadap diri sendiri dalam memperluas wawasan, dalam memperoleh wawasan dan memperoleh pengetahuan mengenai Sistem Informasi Akuntansi, Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Dan lebih siap mempersiapkan diri untuk terjen ke dunia industri.

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu hal ini perlu diteliti lebih lanjut, berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh PDRB, Upah Minimum dan