• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Pola belanja masyarakat dewasa ini mengalami perubahan yang sangat signifikan. Dimana banyak perubahan-perubahan yang terjadi dalamnya. Salah satu nya adalah transaksi karena pada saat ini ada dua jenis transaksi yang bisa digunakan yaitu online dan offline. Perkembangan dan perubahan orientasi menjadi lebih modern menjadikan masyarakat lebih menyukai berbelanja dari pasar tradisional ke pasar modern dimana pasar tersebut mengutamakan rekreasi, kesenangan, kenyamanan dan hiburan saat berbelanja (Iriani, 2013). Identitas sebuah toko dapat dikomunikasikan kepada konsumen melalui dekorasi toko atau secara lebih luas dari atmosfernya Meskipun sebuah atmosfer toko tidak secara langsung mengkomunikasikan kualitas produk dibandingkan dengan iklan, atmosfer toko merupakan komunikasi secara diam-diam yang dapat menunjukkan kelas sosial dari produk-produk yang ada di dalamnya (Meldarianda, Lisan, Kristen, & Bandung, 2010).

Dunia bisnis yang tumbuh dengan pesat menjadi tantangan maupun ancaman bagi para pelaku usaha, agar dapaat memenangkan persaingan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Kepuasan pelanggan merupakan hal terpenting yang digunakan untuk menarik konsumen dimasa sekarang ini. Strategi pemasaran yang berorientasi pada konsumen membuat perusahaan harus memahami prilaku dan memenuhi kebutuhan konsumen untuk meencapai kepuasan pelanggan.Menurut Restiani Widjaja dan Novita Serliana (2016)

(2)

Strategi pemasaran merupakan salah satu prioritas terpenting di dalam suatu perusahaan dengan adanya strategi pemasaran yang baik tentunya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Pada dasarnya setiap perusahaan harus mampu memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan sehari-hari. Salah satu upaya dalam strategi pemasaran pada toko atau gerai ritel adalah desain store atmosphere, atau atmosphere toko. Perancangan tersebut dilakukan diantaranya untuk dapat menarik konsumen atau memicu pembelian oleh konsumen, menciptakan suasana tertentu yang kemudian dapat mempengaruhi bagaimana konsumen berperilaku (Toko, Gramedia, & Fuad, n.d.).

Komunikasi dengan konsumen merupakan hal penting untuk merangsang, mendorong penjualan produk dan memelihara image toko. Salah satu bentuk komunikasi ritel adalah promosi penjualan. Promosi penjualan dapat digelar di area luar toko maupun di dalam toko tersebut. Promosi di luar toko dapat dilakukan dengan tujuan untuk menarik konsumen mengunjungi toko dan promosi yang dilakukan didalam bertujuan untuk menjadi stimulus yang dapat merangsang keputusan pembelian spontan konsumen didalam toko, baik keputusan yang telah direncanakan atau pun keputusan yang belum direncanakan sebelum datang ke toko Menurut Agung Sunawarman, Acep Rohendi dan Iwan Sofyan (2018).

Peter dan Olson 2000 menyatakan bahwa tiga keputusan utama dalam mendesain lingkungan fisik suatu usaha adalah lokasi, tata letak, serta rangsangan atau atmosphere yang ditimbulkan. Selain kegiatan merchandising yang dilakukan peritel, kegiatan promosi juga mampu mempengaruhi impulse buying.(Ayu & Sari, 2008) kegiatan promosi berkaitan dengan seluruh kegiatan yang dilakukan

(3)

perusahaan dalam rangka mengkomunikasikan kebaikan produknya dan membujuk konsumen untuk membeli produk tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tendai dan Chipunza(Ayu & Sari, 2008) meemperlihatkan bahwa kupon dan voucher belanja mempengaruhi pembelian impulsif. Menurut Rook dan Fisher ( Negara dan Dharmmesta, 2003 ) bahwa impulse buying merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli secara kontan, reflek, tiba-tiba dan otomatis, berdasarkan definisi tersebut impuls buying merupakan sesuatu yang alamiah dan merupakan rekreasi yang cepat.

Faktor lain yang mempengaruhi impulse buying terhadap sebuah gerai ritel adalah store atmosphere. Dalam penerapannya in- store atmosphere pada sebuah toko dapat berupa tata letak rak yang diatur menurut pengelompokan barang sehingga konsumen dapat dengan mudah dalam mencari barang karena ruangan menjadi terasa luas. Musik mengalun sengaja diputar agar dapat menghibur konsumen sehingga konsumen menjadi nyaman dalam berbelanja. Tata cahaya lampu yang dipasang baik pada sebuah toko sangat membantu konsumen dalam mencari barang karena mencukupi kebutuhan penerangan didalam ruangan. Desain tata ruang yang bagus dan teratur sehingga memudahkan pembeli dalam mendapatkan suatu barang. Sedangkan out-store atmosphere, logo yang dapat diingat dengan mudah dan terlihat jelas oleh konsumen dari kejauhan, berada di lokasi yang dekat dengan lokasi padat penduduk, meenyediakan lahan parkir, tata cahaya luar ruangan yang sudah mencukupi kebutuhan pencahayaan dan pintu masuk yang sudah tepat posisinya. (Restuti, 2014).

Berdasarkan data dinas koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan kota Bandung tahun 2015, terjadi peningkatan pasar modern sebesar 1,07 persen dari

(4)

tahun sebelumnya. Peningkatan pertumbuhan terjadi pada format supermarket dan hypermarket.

TABEL 1.1

PASAR RITEL MODERN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2013-2015

Sumber: Dinas Koperasi dan UKM dan Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung(2015)

Tabel I.1 menunjukan pertumbuhan pasar ritel modern di Kota Bandung. Persaingan paling ketat terjadi pada format supermarket, karena setiap tahunnya mengalami pertumbuhan yang paling pesat. Semakin banyaknya bisnis ritel supermarket modern di Kota Bandung, maka semakin ketatnya persaingan antar bisnis tersebut. Di Kota Bandung terdapat banyak supermarket yang berbasis PT, salah satunya adalah PT Akur Pratama yang memiliki 112 cabang yang berada di beberapa daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah diantaranya adalah TOSERBA YOGYA, TOSERBA GRIYA, YOGYA Junction, YOGYA Express, GRIYAMART,GRIYATRON.

Yogya Junction 8 menjadi salah satu cabang dari PT Akur Pratama , Yogya Junction 8 yang beralamat di JL.Cemara no 81-83 menjadi salah satu andalan cabang dari Yogya group, produk yang ditawarkan pun beragam dimulai dari produk lokal maupun import

Produk impor menjadi kekuatan Yogya Junction 8 karena cukup kumplit sehingga tidak sdikit pelanggan tetap Yogya Junction 8 adalah orang asing. Berada

Jenis Pasar Ritel 2013 2014 2015 Minimarket 615 566 566

Supermarket 12 10 11

Hypermarket 45 56 63

(5)

di pusat kota menjadikan Yogya Junction memiliki banyak kompetitor dalam radius kurang lebih 5 kilometer ada pula ritel yang menyediakan produk yang sama menyediakan produk lokal dan impor diantaranya adaalah ada Setiabudhi Supermarket, Supermarket PAPAYA, Transmart PVJ, Borma Setiabudhi.

Sehingga diperlukan strategi pemasaran yang mampu agar Yogya Junction 8 dapat terus meningkatkan dan mempertahankan konsumen loyal maupun konsumen baru. Dengan penawaran-penawaran yang mnarik dan pelayanan yang prima yang diberikan oleh karyawan kepada konsumen membuat konsumen meenjadi nyaman berbelanja di toko Yogya Junction 8.

TABEL I.2

DAFTAR PENGUNJUNG DAN DATA TRANSAKSI TAHUN 2015-2017

Sumber: Yogya Juction 8 2015-2017

Tabel 1.2 merupakan data jumlah pengunjung dan data jumlah transaksi

570000 580000 590000 600000 610000 620000 630000 640000

2015 2016 2017

JUMLAH TRANSAKSI JUMLAH PENGUNJUNG

(6)

dimana setiap tahunnya jumlah pengunjungnya selalu bertambah dan jumlah transakasi nya pun selalu meningkat. Dalam hal ini ada beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan penggunjung dan jumlah transaksi dari tahun ketahun salah satu Mercandising store atmosphare.

Dengan menciptakan suasana yang nyaman juga tertata dapat membuat pengunjung merasa nyaman dan kembali untuk melakukan transaksi di store tersebut.

Untuk meyakinkan hal tersebut penulis melakukan survey pada 30 orang responden dengan membandingkan dengan beberapa supermarket yang yaitu PAPAYA dan Transmart PVJ. berikut hasil dari survey tersebut

(7)

TABEL 1.3

INDIKATOR STORE ATHMOSPHERE

Indicator

Yogya Junction 8

PAPAYA

Transmart PVJ Exterior

Fasilitas Parkir yang luas

General interior

Customer Service

Kasir

Toilet

Penataan cahaya

Music

Pengharum Ruangan

Pendingin Ruangan

Televisi

Cat walpaper

Interior POP Display

Tanda Petunjuk

Store Layout

Rak pajangan yang tertata

Sumber : Data olahan penulis 2018

Dari data diatas dapat ditarik kesimpula bahwa store atmosphere Yogya

(8)

Junction lebih unggul dibandingkan dengan kedua kompetitornya. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Kubasivar dan Yarahmadi, 2011 bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi impulse buying ada dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor dari intenal terdiri dari emosi, hedonic pleasure, kognitif dan afektif. Sedangkan dari faktor eksternal brupa stimulus yang diciptakan di dalam lingkungan toko, seperti promosi insentif,harga,fasilitas fisik berupa: pencahayaan, musik dan aroma

Untuk menyikapi hal ini Toko Yogya Junction 8 pun melakukan perbaikan baik pada strategi perusahaan. Salah satu cara untuk menarik para konsumen adalah dengan memberikan berbagai promosi dan potongan harga srata layanan yang memuaskan , karena dewasa ini ada kecenderungan berubahnya motif seseorang untuk berbelanja tidak hanya sebagai kegiatan fungsional untuk membeli barang- barang saja, tetapi juga kegiatan untuk mengisi waktu ,rekreasi, hiburan atau hanya sebagai pelepas stres. Sehingga ketika konsumen memasuki sebuah toko, konsumen tidak hanya memberikan penilaian terhadap produk yang ditawarkan tetapi juga akan memberi penilaian terhadap store athmosphere di dalam nya.

Berdasarkan gambaran di atas maka untuk mengkaji lebih dalam dan melakukan penilitian dengan judul “ Merchandising dan Store Athmposhere Serta Dampaknya terhadap Impulse Buying Di Toko Yogya Junction 8

1.2. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah

Perkembangan industri ritel di Bandung yang semakin pesat membuat para pengusaha harus memutar otak dalam menentukan strategi pemasaran yang akan

(9)

diambil. Artinya, segala sesuatu tentang pelayanan terhadap konsumen harus ditingkatkan kualitas nya. Agar konsumen menjadi puas dalam menikmati pelayanan yang diberikan.

Dalam meningkatkan kekuatan yang ada dalam perusahaannya dengan cara memunculkan perbedaan atau keunikan yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan pesaing untuk dapat menarik minat beli konsumen. Menarik konsumen melakukan pembelian tidak hanya dapat dilakukan dengan memberikan diskon, door prize, atau kegiatan promosi lainnya. Menarik konsumen untuk melakukan pembelian juga dapat dilakukan dengan cara memberikan atmosphere yang menyenangkan bagi konsumen pada saat berada di dalam toko, karena konsumen diharapkan akan melakukan pembelian.

Store athmosphere tidak hanya dapat memberikan suasana lingkungan pembelian yang menyenangkan saja, tetapi juga dapat memberikan nilai tambah produk yang dijual.

1.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka penulis merumuskan masalah, yaitu:

1. Bagaimana Pengaruh merchandising pada Yogya Junction 8 ? 2. Bagaimana Pengaruh store athmosphere pada Yogya Junction 8 ? 3. Bagaimana Pengaruh Impulse buying pada Yogya Junction 8 ?

4. Bagaimana pengaruh merchandising terhadap Impulse buying pada Yogya Junction 8 ?

5. Bagaimana pengaruh store athmosphere terhadap Impulse buying pada Yogya Junction 8 ?

(10)

6. Bagaimana pengaruh merchandising dan store athmosphere terhadap impulse buying secara simultan ?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan dan menganalisis data informasi sebagai bahan masukan dalam penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana ( strata satu ) pada jurusan Manajemen, Fakultas Ekenomi, Universitas Bina Sarana Informatika.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh merchandising pada konsumen Yogya Junction 8.

2. Untuk mengetahui pengaruh store atmosphere pada konsumen Yogya Junction 8.

3. Untuk mengetahui pengaruh impulse buying pada konsumen Yogya Junction 8.

4. Untuk mengetahui pengaruh merchandising terhadap impulse buying pada konsumen Yogya Junction 8.

5. Untuk menegetahui pengaruh store athmospehe terhadap impulse buying pada konsumen Yogya Junction 8.

6. Untuk mengetahui pengaruh merchandising dan store athmosphere terhadap impulse buying pada konsumen Yogya Junction 8.

(11)

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Akademis

Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat serta menjadikan hasil penelitian ini menjadi rujukan bagi upaya pengembangan ilmu manajemen pemasaran, dan berguna juga untuk menjadi referensi bagi mahasiswa yang melakukan kajian terhadap merchandising dan store athmosphere terhadap impulse buying.

1.4.2. Manfaat Praktis

Penulis mengharapkan penelitian ini memberikan hasil yang bermanfaat, sejalan dengan maksud dan tujuan penelitian yang diharapkan

1. Bagi Perusahaan, memberikan masukan bagi perusahaan akan pentingnya pelaksanaan merchandising dan store atmosphere pada suatu toko ritel dalam usaha mempertahankan dan mengembangkan perusahaan.

2. Bagi Peneliti, Diharapkan dapat menambah atau memperkaya wawasan dan ilmu pengetahuan dalam penerapan ilmu manajemen pemasaran, khususnya mengenai bagaimana merchandising dan store atmosphere dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, serta dapat membandingkan teori-teori yang didapat dari perkuliahan dengan praktek yang sesungguhnya di dalam perusahaan

3. Bagi Pihak lain, Tambahan informasi dan bahan perbandingan bagi peneliti lain yang meneliti pada biudang usaha yang sama maupun khalayak umum menambah pengetahuannya.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Chapters Four, Five and Six talk of views of the Arabic singer aft er her death, from 1975 to 2007, presenting a continuity of how she was represented through the media and the use of