PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Inspektorat Daerah Kabupaten Asahan masih tertinggal dari beberapa Inspektorat Daerah di wilayahnya yang sebelumnya mencapai kapasitas level 3. Kualifikasi pendidikan auditor dan P2UPD di Inspektorat Daerah Kabupaten Asahan dirinci dalam tabel berikut .
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji kembali kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) pada inspektorat daerah Kabupaten Asahan dan pengalaman kerja dengan budaya organisasi sebagai variabel moderator. Kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Kabupaten Asahan secara umum sudah baik, namun masih terdapat kekurangan dengan indikator ketepatan waktu yang belum terpenuhi.
Perumusan Masalah
Integritas berpengaruh terhadap kinerja Aparatur Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) pada Inspektorat Daerah Kabupaten Asahan. Apakah objektivitas berpengaruh terhadap kinerja Aparatur Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) pada Inspektorat Daerah Kabupaten Asahan.
Tujuan Penelitian
Apakah kompetensi pegawai berpengaruh terhadap kinerja Aparat Pemeriksa Intern Pemerintah (APIP) di Inspektorat Daerah Wilayah Asahan. Menguji dan menganalisis apakah kompetensi aparatur berpengaruh terhadap kinerja aparatur pengawasan intern pemerintah (APIP).
Manfaat Penelitian
Untuk menguji dan menganalisis apakah budaya organisasi memoderasi pengaruh integritas terhadap kinerja aparat pengawasan intern negara (APIP). Untuk menguji dan menganalisis apakah Budaya Organisasi memoderasi pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Aparatur Pengawasan Intern Pemerintah (APIP).
LANDASAN TEORI
Kerangka Teoritis
- Kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) 19
- Pengertian Kinerja
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
- Penentuan Tujuan dan Penilaian Kinerja
- Indikator Kinerja
- Budaya Organisasi
- Pengertian Budaya Organisasi
- Fungsi Budaya Organisasi
- Indikator Budaya Organisasi
- Integritas
- Pengertian Integritas
- Manfaat Integritas
- Indikator Integritas
- Obyektivitas
- Pengertian Obyektivitas
- Unsur-Unsur Dalam Obyektivitas
- Indikator Obyektivitas
- Kompetensi
- Pengertian Kompetensi
- Karakteristik Kompetensi
- Indikator Kompetensi
Robbins dan Judge menunjukkan, "Budaya organisasi adalah sistem makna bersama yang dimiliki bersama oleh anggota yang membedakan satu organisasi dari yang lain." Budaya organisasi merupakan alat untuk menyatukan berbagai sifat, karakter, bakat dan kemampuan yang ada dalam suatu organisasi.
Kajian Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa integritas, objektivitas, kerahasiaan dan kompetensi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja auditor. Pada kinerja pegawai dengan budaya organisasi sebagai variabel moderasi (studi pada BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan cabang Palopo).
Kerangka Konseptual
Jadi, jika kompetensi auditor dan P2UPD meningkat maka kinerja Aparatur Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) juga akan meningkat. Pengaruh Integritas terhadap Kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dengan Budaya Organisasi sebagai Variabel Pemoderasi. Apabila Aparat Pengawasan Intern Negara (APIP) khususnya auditor memiliki integritas yang tinggi, maka akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap hasil kinerjanya dan terhadap profesi auditor.
Pengaruh Objektivitas Terhadap Kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dengan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dengan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi. Dengan budaya organisasi Aparatur Pengawasan Intern Pemerintah, mereka diminta untuk tidak bertindak semaunya, melainkan menyesuaikan dengan siapa dan dimana mereka berada.
Dengan budaya organisasi yang tinggi, maka Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) akan semakin kompeten dalam menjalankan tugasnya, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerjanya.
Hipotesis
Budaya organisasi memoderasi pengaruh integritas terhadap kinerja aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada inspektorat daerah Kabupaten Asahan. Budaya organisasi memoderasi pengaruh objektivitas terhadap kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) pada Inspektorat Daerah Kabupaten Asahan. Budaya organisasi memoderasi pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) pada Inspektorat Daerah Kabupaten Asahan.
METODOLOGI PENELITIAN
- Pendekatan Penelitian
- Tempat dan waktu Penelitian
- Populasi Dan Sampel Penelitian
- Defenisi Operasional
- Tehnik Pengumpulan Data
- Tehnik Analisis Data
Berdasarkan hasil tersebut dapat diinterpretasikan bahwa variabel budaya organisasi dapat memoderasi pengaruh integritas terhadap kinerja APIP. Berdasarkan hasil tersebut dapat diinterpretasikan bahwa variabel budaya organisasi dapat memoderasi pengaruh objektivitas terhadap kinerja APIP. Berdasarkan hasil tersebut dapat diartikan bahwa variabel budaya organisasi tidak dapat memoderasi pengaruh kompetensi terhadap kinerja APIP.
Dalam hal ini, untuk lebih memperkuat pernyataan tersebut, dengan terbukti nilai P 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi memoderasi pengaruh integritas terhadap kinerja APIP. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Lilis Yulianto (2020) sebelumnya yang berjudul “Pengaruh Integritas, Objektivitas dan Kompetensi Terhadap Kinerja Inspektorat APIP Provinsi Jambi Dimana Budaya Organisasi Menjadi Moderator”. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi tidak memperkuat atau memperlemah pengaruh kompetensi terhadap kinerja APIP.
Hal ini menggambarkan bahwa budaya organisasi tidak memperkuat atau memperlemah pengaruh kompetensi terhadap kinerja APIP pada Inspektorat Daerah Kabupaten Asahan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Gambaran Umum Lokasi Penelitian
- Gambaran Umum Inpektorat Kabupaten Asahan 70
- Tupoksi
- Tingkat Pengembalian Kuesioner
- Deskripsi Responden
- Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
- Karakteristik Responden Berdasarkan Kelamin 72
- Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja 72
- Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
- Deskripsi Variabel Penelitian
- Integritas (X 1 )
- Obyektivitas (X 2 )
- Kompetensi (X 3 )
- Budaya Organisasi (Z)
- Kinerja APIP (Y)
- Hasil Pengujian SEM PLS
- Skema Model Partial Least Square (PLS)
- Evaluasi Pengukuran Model (Outer Model)
2 Di tempat kerja saya selalu bekerja sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dan tidak menambah atau mengurangi fakta yang ada. Berdasarkan hasil jawaban responden di atas terlihat bahwa responden cenderung memilih jawaban Sangat Baik untuk item pernyataan Sebagai auditor atau PPUPD, saya harus bertindak adil tanpa terpengaruh tekanan atau pressure. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Pemeriksa dan P2UPD selalu bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu yang berkepentingan dengan hasil pemeriksaan.
Berdasarkan hasil jawaban responden di atas dapat diketahui bahwa responden cenderung memilih jawaban Sangat Baik untuk butir pernyataan Saya selalu berkomitmen melakukan pekerjaan secara teliti dan cermat dengan jumlah responden yang menjawab Sangat Baik sangat banyak dan Saya selalu dituntut untuk mengerjakan pekerjaan dengan teliti dengan jumlah responden yang menjawab sangat baik sebanyak 30 (83,3%). Dari hasil jawaban responden diatas dapat diketahui bahwa responden cenderung memilih jawaban Sangat baik pada item pernyataan Saya selalu bertindak hati-hati dan teliti serta tepat waktu, sesuai dengan ketentuan tugas dengan jumlah jawaban responden sangat baik sekali dan audit internal mampu meningkatkan produktivitas organisasi dengan jumlah responden yang menjawab sangat baik sebanyak 30 (83,3%). Hal ini menunjukkan bahwa setiap auditor dan P2UPD selalu bertindak hati-hati dan hati-hati serta tepat waktu sesuai dengan ketentuan penugasan, dan audit internal mampu meningkatkan produktivitas organisasi.
Temuan pada Tabel 4.12 di atas menunjukkan bahwa 5 (lima) variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kinerja APIP, integritas, objektivitas, dan kompetensi, serta budaya organisasi, merupakan variabel moderasi pada setiap pernyataan yang mewakili masing-masing variabel.
Analisis Model Struktural (Inner Model)
- Uji Koefisien Determinan (R-Square)
- Uji F2 (F-Square)
- Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit)
Dalam penelitian ini akan dijelaskan hasil uji koefisien jalur, uji goodness of fit dan uji hipotesis. Berdasarkan tabel 4.17 diatas diketahui nilai R-Square sebesar 0,683 yang artinya Kinerja APIP (Y) dipengaruhi oleh Integritas (X1), Objektivitas (X2) dan Kompetensi (X3) sebesar 68,3%, sedangkan selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Dengan demikian, dari hasil tersebut, model penelitian ini dapat dikatakan memiliki daya adaptasi yang baik.
Untuk melihat hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat hasil statistik t dan nilai P. Penelitian ini juga memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap masing-masing variabel karena mengandung variabel independen, variabel dependen, dan variabel moderator. . Berdasarkan hasil uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan model memiliki nilai koefisien jalur yang positif pada variabel ini.
Pengaruh X1 (Integritas) terhadap Y (kinerja APIP) dengan Z (budaya organisasi) sebagai variabel moderasi menunjukkan p-value sebesar 0,000.
Pembahasan Penelitian
Dalam hal ini, untuk lebih memperkuat pernyataan tersebut, dibuktikan bahwa P-value adalah 0,000 < 0,05, sehingga variabel integritas berpengaruh terhadap kinerja APIP. Sebaliknya, jika budaya organisasi yang ada dalam organisasi tidak mengadopsi budaya yang baik, maka dapat memperlemah hubungan antara integritas dan kinerja auditor dengan P2UPD. Dalam hal ini, untuk lebih memperkuat pernyataan dengan P-value terdokumentasi 0,000 < 0,05, dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi memoderasi pengaruh objektivitas terhadap kinerja APIP.
Dalam hal ini, untuk lebih memperkuat pernyataan tersebut, terbukti bahwa P-value adalah 0,423 > 0,05, sehingga variabel budaya organisasi tidak memoderasi pengaruh kompetensi terhadap kinerja APIP. Reward dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai dengan budaya organisasi sebagai variabel pemoderasi (Studi pada kantor Bpkad Kebumen dan BPPKAD Purworejo). Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh integritas, objektivitas dan kompetensi terhadap kinerja internal pemerintah. Aparatur Pengawas (APIP) dengan Budaya Organisasi sebagai Variabel Pemoderasi di Inspektorat Daerah Kabupaten Asahan dapat ditarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kinerja APIP yang baik dipengaruhi oleh integritas pegawainya khususnya Auditor dan P2UPD.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Auditor dan P2UPD yang mentaati dan melaksanakan Kode Etik akan menjalankan tugasnya dengan integritas yang tinggi untuk meningkatkan citra auditor dan P2UPD. Kepatuhan terhadap kode etik ini selanjutnya dapat mendorong peningkatan kualitas dan hasil audit yang baik, yang merupakan salah satu tujuan Inspektorat Daerah Kabupaten Asahan. Hal ini menggambarkan bahwa semakin baik pelaksanaan objektivitas kerja yang dilakukan pada Inspektorat Daerah Kabupaten Asahan maka akan mendorong peningkatan kinerja APIP pada Inspektorat Daerah Kabupaten Asahan.
Oleh karena itu kompetensi kerja pegawai yang baik khususnya auditor dan P2UPD pada Inspektorat Daerah Kabupaten Asahan dapat mempengaruhi kinerja. Hal ini menggambarkan bahwa semakin tinggi tingkat budaya organisasi berupa implementasi kebijakan integritas maka semakin tinggi pula tingkat kinerja APIP. Hal ini menggambarkan bahwa semakin baik implementasi objektivitas kerja yang dilakukan pada Inspektorat Daerah Kabupaten Asahan maka akan mendorong peningkatan kinerja APIP pada Inspektorat Daerah Kabupaten Asahan.
Saran
Obyektivitas pemeriksa harus ditingkatkan agar pemeriksa dalam melaksanakan tugasnya harus adil dan tidak memihak kepada kepentingan apapun, terutama dalam menjaga kriteria dan kebijakan kedinasan serta meningkatkan kemampuan mengungkapkan hasil secara intelektual, karena jika pemeriksa dan P2UPD mengabaikan hal ini, dia akan kehilangan ketidakberpihakan yang paling penting untuk menjaga kebebasan berpendapat. Untuk menciptakan hasil kerja yang berkualitas, auditor harus meningkatkan kompetensi yang dimilikinya dengan mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan auditing. Sehingga dengan demikian, proses audit yang mereka lakukan memberikan kualitas laporan audit yang baik karena didukung oleh keterampilan yang mereka miliki.
Budaya organisasi didefinisikan sebagai pola asumsi dasar yang ditemukan atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu untuk belajar mengatasi masalah-masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal kelompok, yang karenanya bekerja dengan baik. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan variabel independen lain yang mungkin berpengaruh terhadap kinerja auditor, misalnya gaya kepemimpinan, independensi dan lain-lain. Pengaruh budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan jabatan fungsional auditor terhadap komitmen organisasi dan pengaruhnya terhadap kinerja auditor internal.
Pengaruh Integritas, Objektivitas dan Kompetensi Auditor Internal terhadap Efektivitas Audit Internal dengan Gaya Kepemimpinan Demokrasi Sebagai Variabel Pemoderasi pada Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri.
Variabel Bebas Integritas (X 1 )
Variabel Bebas Obyektivitas (X 2 )
Variabel Bebas Kompetensi (X 3 )
Variabel Moderating Budaya Organisasi (Z)
Variabel Terikat Kinerja APIP
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, sesuai dengan persetujuan gelar dan pembimbing tesis program studi magister akuntansi UMSU tanggal 30 Desember 2020, mendirikan program tersebut. Surat Persetujuan ini dengan ini diterbitkan dan diberikan kepada yang bersangkutan agar dapat dilaksanakan dan dilaksanakan.