1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia memiliki banyak sekali jenis usaha yang dilakukan oleh masyarakat.
Bidang usaha tersebut sekaligus merupakan mata pencaharian bagi pelaku yang melakukan usaha. Kegiatan usaha sangat penting untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Ada banyak jenis kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh masyarakat (Ajim, 2018).
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Bandung Priana Wira Saputra mengatakan berdasarkan data yang diperoleh dari badan Pusat Statistik Kota Bandung pada tahun 2017, “Data dari BPS terakhir yang kita terima sekitar 300 ribu UMKM ada di Bandung” dimana Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di kota bandung banyak bergerak diberbagai macam jenis kegiatan usaha, salah satunya adalah usaha yang dilakukan dengan mendirikan sebuah warung (Jabarprov.go.id, 2017).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Warung adalah tempat menjual makanan, minuman, kelontong, dan sebagainya”. Untuk itu dapat diartikan bahwa Warung merupakan usaha yang dilakukan oleh masyarakat untuk dijadikan mata pencaharian serta penghasilan sehari-hari dengan menjual makanan, minuman, kelontong dan sebagainya. Selain mudah dalam hal pendirian dengan modal yang tidak besar, usaha ini pun berpotensi menghasilkan keuntungan secara langsung (Prasetyo, 2019). Warung secara umum merupakan bisnis keluarga yang menjadi salah satu kebutuhan masyarakat karna menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari.
Namun kondisi pedagang warung saat ini tidaklah produktif dalam menjalankan
usahanya dikarenakan kurangnya informasi kepada masyarakat mengenai usahanya tersebut.
Dalam hal ini diperlukan sebuah informasi yang dapat mudah didapatkan oleh masyarakat untuk mengetahui informasi mengenai lokasi warung terdekat yang mudah diakses dengan cepat seperti yang dapat ditemukan dengan menggunakan penggunaan internet yang dapat dilakukan melalui mobile device. Terlebih dengan menggunakan mobile device yang dapat dibawa kemana-mna dapat memudahkan masyarakat atau penggunanya dalam mengakses informasi yang diperlukan (Firmansyah, 2018).
Banyak sekali mobile device yang sedang menjadi beredar di masyarakat pada saat ini, serta ada beberapa sistem operasi yang mendukung mobile device. Salah satu dari sistem operasi tersebut adalah Android. Android adalah sistem operasi untuk perangkat bergerak (mobile) yang awalnya dikembangkan oleh Android Inc. Salah satu pencipta dari Android adalah Andy Rubin, yang kini sering disebut sebagai
“Bapak Android” (Fadilah, 2018). Android bersifat open source yang artinya sistem operasi ini terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh di berbagai mobile device. Aplikasi yang ditawarkan oleh pengembang mempunyai tujuan yaitu untuk memenuhi kebutuhan pengguna, diantaranya seperti memudahkan pengguna untuk mendapatkan informasi terbaru, berbagi informasi melalui media sosial hingga untuk mencari lokasi tujuan yang di butuhkan oleh pengguna (Firmansyah, 2018).
Location Based Service atau dapat disingkat LBS adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan teknologi yang digunakan untuk menemukan lokasi tujuan yang dibutuhkan oleh penggunanya. Dengan memanfaatkan teknologi GPS (Global Positioning System) yang dapat mendeteksi lokasi keberadaan pengguna, LBS (Location Based Service) dapat menjadi nilai tambah layanan dalam membangun
sebuah aplikasi yang dapat menampilkan warung terdekat sekitar user. selain itu adapun beberapa algoritma yang dapat membantu mengoptimalkan dalam menentukan jarak terdekat, salah satunya ialah algoritma Haversine (Suryansyah, 2016).
Algoritma Haversine adalah sebuah algoritma digunakan untuk menghitung jarak antara titik di permukaan bumi menggunakan garis lintang (longitude) dan garis bujur (latitude) sebagai variabel. Dimana dalam perhitungannya menggunakan cara mengasumsikan terlebih dahulu bahwa bumi berbentuk bulat sempurna dengan jari- jari R 6.367,45 km, dan lokasi dari 2 titik di koordinant bola (lintang dan bujur) masing-masing adalah lon1, lat1, dan lon2, lat2 (Arjana, 2017).
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dibutuhkan suatu aplikasi mobile dengan sistem operasi Android yang dapat membantu para masyarakat untuk mendapatkan infromasi mengenai keberadaan warung terdekat disekitarnya dengan mudah. Oleh karena itu, penulis mengambil judul skripsi sebagai berikut :
“Perancangan Aplikasi Location Based Service Warung Sembako Terdekat Menggunakan Algoritma Haversine Berbasis Android”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka dapat di tentukan masalah yang ada, maka dengan adanya penelitian ini maka permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana membangun aplikasi pencarian lokasi yang dapat menampilkan dan menyajikan informasi mengenai warung terdekat disekitar masyarakat ? 2. Bagaimana memudahkan masyarakat dalam menemukan warung terdekat pada
perangkat mobile berbasis Android ?
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah :
1. Merancang aplikasi berbasis Android yang dapat menampilkan dan menyajikan infromasi mengenai warung terdekat dimasyarakat wilayah Bandung.
2. Merancang aplikasi yang dapat memudahkan masyarakat dalam menemukan warung terdekat disekitarnya dengan menggunakan Location Based Service (LBS) menggunakan algoritma haversine dan berbasiskan Android.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar Strata 1 (S1) Program Studi Teknik Informatika pada Universitas Bina Sarana Informatika (BSI) Bandung.
1.4. Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah teknik pengumpulan data dan model pengembangan sistem. Dua langkah ini dilakukan agar dalam tahap pengerjaaan berjalan dengan semestinya dan sesuai dengan prosedur.
1.4.1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan skripsi ini penulis kemudian melakukan pencarian serta penggumpulan data dengan cara sebagai berikut :
1. Observasi
Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mengadakan pengamatan dan pengumpulan data berupa daftar alamat dan nomor telepon warung di sekitar wilayah Bandung.
2. Wawancara
Selain mengadakan pengamatan, penulis juga melakukan wawancara dan bertatap muka secara langsung kepada Bapak Poltak Ricky Anto SE selaku bagian dari Koperasi dan UKM Bandung.
3. Studi Pustaka
Penulis juga melakukan studi pustaka untuk mendapatkan tambahan informasi dalam penelitian juga dalam perancangan aplikasi. Penulis mengumpulkan berbagai sumber informasi dari jurnal, buku serta penunjang lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
1.4.2. Metode Pengembangan Aplikasi
Model pengembangan sistem yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah model Waterfall. model Waterfall dapat juga disebut dengan Classic life Cycle.
Dimana model ini melakukan pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan atau secara linear (Rosadi & Oktarista Andriawan, 2016). Serta menurut Sukamto &
Shalahuddin, 2016:28 dalam (Oktaviani, Sarkawi, & Priadi, 2018) menggemukakan bahwa “Model sekuensial linier (sequential Linear) atau alur hidup klasik (classic life cycle). Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengkodean, pengujian dan tahap pendukung (support)”. Tahapan-tahapan dari metode waterfall ini adalah sebagai berikut (Suryansyah, 2016) :
1. Definisi Kebutuhan (Requirement Definition)
Kebutuhan yang diperlukan dalam merancang aplikasi dalam penelitian ini menggunakan Asus X45U AMD E2-1800 APU with radeon(tm) RAM 4GB dan Harddisk. Software atau perangkat lunak yang digunakan yaitu sistem
operasi Windows 7, Android Studio, SDK, ADT dan untuk penggunaan database pada penelitian ini penulis menggunakan Firebase Database.
2. Desain sistem dan perangkat lunak (System and Software Design)
Desain pada aplikasi ini terdiri dari warung-warung terdekat di wilayah Bandung Selatan, informasi mengenai warung tersebut yang dilengkapi dengan rute menuju warung yang akan dituju oleh user.
Dalam pengoperasian pada aplikasi yang penulis bangun ini dirancang semudah mungkin untuk menciptakan suatu desain yang user friendly sehingga dapat dengan mudah digunakan oleh user.
3. Pengujian (Testing)
Pengujian aplikasi ini penulis menggunakan metode Black Box, dimana metode Black Box bertujuan untuk mengetahui apakah aplikasi yang dirancang berjalan dengan semestinya atau tidak pada saat aplikasi ini dijalankan.
4. Implementasi (Implementation)
Implementasi merupakan tahap yang dilakukan setelah melakukan analisa, desain dan testing pada siklus rekayasa perangkat lunak, dimana aplikasi dalam keadaan siap dioperasikan pada keadaan yang sebenarnya. Sehingga pada tahap ini dapat diketahui mengenai aplikasi yang dirancang apakah aplikasi ini berjalan dengan menghasilkan output yang benar-benar diharapkan.
5. Pemelihraan (Maintanance)
Pada tahap pemeliharaan akan dilakukan penyesuaian apabila perangkat lunak mengalami perubahan seperti lingkungan eksternal yang berubah. Misalnya perangkat keras yang digunakan berubah ataupun sistem operasi yang berubah.
Namun pada penelitian ini penulis tidak melakukan tahap pemeliharaan karena tahap aplikasi ini hanya akan sampai tahap testing.
1.5. Ruang Lingkup
Agar pembahasan yang dilakukan pada penelitian lebih terfokus dan lebih terarah serta tidak menyimpang dari permasalahan yang ada, maka batasan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Aplikasi dirancang pada platform Android sehingga dapat digunakan oleh pengguna yang menggunakan smartphone Android.
2. Aplikasi ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman java.
3. Aplikasi ini akan menampilkan informasi dan navigasi warung terdekat di wilayah Bandung Selatan.
4. Teknologi yang digunakan dalam membangun aplikasi ini adalah Location Base Service (LBS) dimana aplikasi ini memanfaatkan Google Maps API sebagai peta virtual