• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Kemanan sebuah data sangatlah penting terutama bagi beberapa perusahan, institusi ataupun organinasi yang memiliki dokumen atau informasi yang sangat rahasia. Untuk menghindari pesan yang dikirimkan jatuh pada pihak-pihak yang tidak berkepentingan dan terjadi penyalahgunaan terhadap pesan, maka dilakukan enkripsi terhadap pesan asli. Di tahun 2017 muncul suatu hal yang cukup menggegerkan warga dunia yaitu Ransomware dimana suatu data milik perusahaan diambil kemudian dienkripsi filenya hingga sulit untuk digunakan kembali bahkan pihak perusahaan dimintai sejumlah dana agar file tersebut dikembalikan kedalam bentuk semula.

Dalam suatu artikel enkripsi file paling banyak tersebar di jasa keuangan, kesehatan dan farmasi, dan industri teknologi dan perangkat lunak. Di Tanah Air, masih banyak perusahaan yang belum mengimplementasikan enkripsi sebagai bagian dari sistem keamanan mereka. Jadi, tidak mengherankan, menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika, didukung Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, bahwa hampir setiap hari Indonesia menerima 1.225 juta serangan cyber dari berbagai negara, seperti dalam kasus WannaCry, Fireball, Petya dan lainnya.

Menurut Yudhi Kukuh, Technical Consultant PT Prosperita ESET Indonesia. "Indonesia harus segera memperhitungkan teknologi enkripsi untuk menjawab kebutuhan keamanan perusahaan melindungi data seperti di laptop atau

(2)

komputer desktop, media penyimpanan removable, PDA, server email, atau jaringan perusahaan, termasuk melindungi data dalam transfer seperti email.

Pengguna tidak akan lagi khawatir mengakses file dari mana pun dengan aman seperti dari kantor, rumah atau di jalan. Enkripsi akan melindungi data yang dicuri atau hilang, agar tidak mungkin dibaca karena dikodekan oleh mekanisme enkripsi."

Selain itu dari suatu perusahaan yang menangani masalah keamanan data yang cukup besar seperti Gemalto yang sering merilis Breach Level Index (BLI).

Jason Hart Vice President and Chief Technology Officer for Data Protection at Gemalto berkata “The Breach Level Index highlights four major cybercriminal trends over the past year. Hackers are casting a wider net and are using easily- attainable account and identity information as a starting point for high value targets. Clearly, fraudsters are also shifting from attacks targeted at financial organizations to infiltrating large databases such as entertainment and social media sites. Lastly, fraudsters have been using encryption to make breached data unreadable, then hold it for ransom and decrypting once they are paid”.

Dimana dalam beberapa tahun terakhir ada 4 kebiasaan atau trend yang muncul dari para hacker dimana salah satunya mereka menyerang data yang tidak terenkripsi atau data biasa kemudian mereka melakukan enkripsi lalu meminta sejumlah dana agar data dapat dibaca kembali setelah dilakukan proses dekripsi.

Hal tersebut seperti halnya Ransomware yang terjadi beberapa tahun kebelakang untuk itu cara mengatasi agar data dapat diamankan selain data tersebut harus backup dilakukan juga proses enkripsi file agar lebih aman dan tidak mudah di baca dan disebar oleh orang-orang yang tidak berwenang.

(3)

Terdapat beberapa teknik dalam enkripsi file seperti kriptografi dan steganografi. Menurut setiawan dkk (2016) Kriptografi adalah ilmu ataupun seni yang mempelajari bagaimana membuat suatu pesan yang dikirim oleh pengirim dapat disampaikan kepada penerima dengan aman. Kriptografi merupakan bagian dari suatu cabang ilmu matematika yang disebut kriptologi (cryptologi).

Menurut Sitorus (2015) Steganografi adalah seni dan ilmu menyembunyikan pesan ke dalam sebuah media dengan suatu cara sehingga selain si pengirim dan si penerima, tidak ada seorangpun yang mengetahui atau menyadari bahwa sebenarnya ada suatu pesan rahasia. Pada steganografi modern, arti steganografi berkembang menjadi penyembunyian informasi pada sebuah media file digital, bisa berupa media gambar, suara ataupun video.

Salah satu cara untuk enkripsi file adalah dengan menggunakan algoritma.

Menurut Setiadi dalam Utami dkk (2014) algoritma adalah cara yang dapat ditempuh oleh komputer dalam mencapai suatu tujuan, terdiri atas langkah-langkah yang terdefinisidengan baik, menerima input, melakukan proses dan menghasilkan output.

Menurut Sadikin (2012 :16) Algoritma enkripsi memiliki 2 masukan teks asli dan kunci rahasia. Algoritma enkripsi melakukan transformasi terhadap teks asli sehingga menghasilkan teks sandi.

Algoritma yang dapat digunakan untuk enkripsi file diantaranya adalah algoritma AES (Advanced Encryption Standard) pada kriptografi dan algoritma LSB (Least Significant Bit) pada steganografi. Menurut Emi dalam Setiawan dkk (2016) mengemukakan bahwa “AES merupakan simetri block cipher untuk menggantikan DES (Data Encryption Standard)”.

(4)

Menurut Anwar (2015) memberikan batasan bahwa “Metode LSB (Least Significant Bit) merupakan salah satu teknik substitusi pada steganografi. Dimana tiap bit terendah pada byte-byte media citra akan digantikan dengan bit-bit pesan yang akan disisipkan”.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas akan pentingan keamanan data maka penulis membangun aplikasi enkripsi untuk file menggunakan algoritma AES pada kriptografi dan algoritma LSB pada steganografi yang di tuangkan dalam skripsi yang berjudul “PENERAPAN ALGORITMA AES PADA KRIPTOGRAFI DAN ALGORITMA LSB PADA STEGANOGRAFI UNTUK ENKRIPSI FILE.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat mengindentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Belum tersedianya aplikasi enkripsi file dengan menerapkan algoritma AES untuk kriptografi.

2. Belum tersedianya aplikasi enkripsi file dengan menerapkan algoritma LSB untuk steganografi.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dalam perumusan masalah laporan skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana membangun aplikasi enkripsi file dengan menerapkan algoritma AES untuk kriptografi ?

(5)

2. Bagaimana membangun aplikasi enkripsi file dengan menerapkan algoritma LSB untuk steganografi ?

1.4 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk merancang Aplikasi pengamanan file dengan kriptografi dan steganografi :

Melengkapi salah satu syarat yang telah ditentukan dalam mencapai kelulusan Program Strata Satu (S1) pada Universitas Bina Sarana Infromatika (BSI) Bandung.

1.5 Metode Penelitian

Menurut Djahra dkk (2015) Metodologi penelitian dan kerangka kerja penelitian yang digunakan merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam rangka penyelesaian masalah yang akan dibahas. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam metode penelitian ini yaitu :

1.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Pada tahap ini penulis melakukan proses pengumpulan dan pencarian data dari sumber yang relevan seperti dari buku majalah, bahan kuliah, internet, dan jurnal untuk menunjang penelitian ini.

1.5.2 Model Pengembangan Sistem

Model SDLC air terjun (waterfall) sering juga di sebut model sekuensial linier (squential linear) atau alur hidup klasik (classic cycle). Model air terjun (waterfall) menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian, dan tahap pendukung (support) (shalahuddin, 2016:28).Model waterfall merupakan metode

(6)

pengembangan perangkat lunak yang secara umum dilakukan oleh para peneliti sistem, dengan melalui beberapa tahapan penelitian,yaitu:

1. Analisa Kebutuhan

Pada tahap ini penulis menganalisa kebutuhan untuk menunjang pembuatan aplikasi ini. Analisa kebutuhan Hardware tahap ini menggunakan Samsung 300E4C Intel(R) Celeron(R) CPU B820 @ 1.70GHz (2 CPUs), ~1.7GHz.

Software yang digunakan berupa Sublime text, dan XAMPP.

2. Desain

Pada tahap ini penulis berfokus pada hasil transformasi dari analisa kedalam perancangan, membuat stetsa sistem menggunakan UML dan perancangan antarmuka (user interface) meliputi halaman-halaman untuk enkripsi file Kriptografi dan Steganografi.

3. Code Generation

Merupakan tahap penulisan kode program yang di buat untuk membangun aplikasi. Penulis menggunakan pseudocode untuk menuliskan code. Bahasa pemograman yang penulis gunakan dalam membuat aplikasi ini adalah PHP, dan Javascript.

4. Testing

Merupakan tahap pengujian terhadap aplikasi yang dibangun dan menemukan kesalahan-kesalahan terhadap aplikasi tersebut untuk kemudian bisa di perbaiki. Pada tahap ini penulis menggunakan metode Black box testing.

(7)

5. Support

Pada tahap ini penulis menggunakan perangkat yang mendukung untuk pembuatan aplikasi ini. Penulis menggunakan komputer (laptop) dan software pembantu.

1.6 Ruang lingkup

perancangan aplikasi ini, penulis membatasi ruang lingkup permasalahan yang ada pada penelitian dengan maksud agar informasi yang dihasilkan tidak terlalu meluas dan sesuai dengan yang diharapkan. Seperti :

1. Enkripsi file yang di bahas berbasis web.

2. Enkripsi file hanya meliputi file word, excel, pdf, jpg, audio, dan video.

3. Enkripsi file menggunakan algoritma AES untuk kriptografi.

4. Enkripsi file menggunakan algoritma LSB untuk steganografi.

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi enkripsi dan dekripsi ini menggunakan algoritma kriptografi Rivest Shamir Adleman (RSA), karena keamanan algoritma RSA ini lebih baik dibanding

Berdasarkan uraian diatas, sehingga penelitian ini fokus terhadap keamanan data dengan judul “Implementasi Algoritma Advanced Encryption Standar (AES) sebagai Authentifikasi Key

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul “PENERAPAN ALGORITMA NAÏVE BAYES DALAM ANALISIS SENTIMEN OPINI MASYARAKAT TERHADAP

Dengan latar belakang yang telah dipaparkan mengenai varian dari RC4 dan arsitektur multiprosesor serta kelebihan dan kekurangan algoritma kriptografi tersebut, maka

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah penelitian yang akan dilakukan adalah bagaimana membangun web service yang digunakan untuk mengimplementasikan sistem auto

Jadi pada penelitian kali ini, sistem e-voting dibuat dengan menggunakan protokol Two Central Facilities, dengan menggunakan algoritma AES untuk enkripsi data yang

Berdasarakan uraian latar belakang masalah diatas akan pentingnya pengamanan pertukaran data maka penulis mencoba menerapkan penggunaan SSL dengan algoritma hybrid yang mengkombinasikan

17 Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis membuat penelitian yang berjudul “Penerapan Algoritma K-Nearest Neighbor dan Naïve Bayes Untuk Identifikasi Citra Motif