1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, tepatnya diantara jalur utama Yogyakarta – Semarang.
Menurut data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten dan Kota se-Jawa Tengah dan Bidang Teknis Disbudpar Provinsi Jawa Tengah (2015), Kabupaten Magelang memiliki 14 daya tarik wisata. Daya tarik tersebut terdiri dari enam daya tarik wisata alam, empat daya tarik wisata budaya, dua daya tarik wisata buatan, dan duadaya tarik wisata event. Kabupaten Magelang memiliki potensi wisata yang sangat tinggi ditinjau dari jumlah wisatawan yang mengunjungi daya tarik wisata. Hal tersebut dibuktikan dengan tercatatnya Kabupaten Magelang sebagai kabupaten dengan jumlah wisatawan terbanyak dari 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah.Total wisatawan yang berkunjungsebanyak 4.273.552 wisatawan yang terdiri dari 294.543 wisatawan nusantara dan 3.979.009 wisatawan mancanegara.Kabupaten Magelang memiliki daya tarik wisata yang lebih unggul apabila dibandingkan dengan daya tarik wisata di daerah lainsehingga mampu menarik wisatawan untuk berkunjung.
Data dari Disbudpar Kabupaten dan Kota se-Jawa Tengah tahun 2012- 2015, perkembangan wisatawan di Kabupaten Magelang selama tiga tahun menunjukkan pada tahun 2013 jumlah kunjungan wisatawan meningkat.
Kunjungan wisatawan nusantara meningkat sebesar 13,37% dan wisatawan mancanegara meningkat sebesar 14,11%. Namun, pada tahun 2014 terjadi
penurunan kunjungan wisatawan nusantara sebesar 1,70%, sedangkan wisatawan mancanegara tetap menunjukkan peningkatansebesar 5,85%.Tahun 2015 jumlah kunjungan wisatawan nusantara meningkat cukup signifikan sebesar 7,90%, sebaliknya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 8,21%.
Sebagian besar daya tarik wisata di Kabupaten Magelang terletak di Borobudur. Wilayah Borobudur memiliki potensi pariwisata yang sangat besar sehingga wilayah Borobudur masuk ke dalam daftar 10 destinasi wisata prioritas.
Masyarakat di sekitar Borobudur dan kawasannya berlomba-lomba mengembangkan destinasi wisata dikarenakan kementrian kepariwisataan menargetkan jumlah kunjungan wisatawan ke wilayah Borobudur sebanyak dua juta wisatawan tahun 2019.
Salah satu destinasi wisata yang sedang berkembang di wilayah Borobudur saat ini adalah Punthuk Setumbu. Puntuk Setumbu terletak di Dusun Kurahan, Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang atau berjarak 3 Km dari Taman Wisata Candi Borobudur. Punthuk Setumbu merupakan destinasi wisata dengan daya tarik utama berupa wisata alam yang sangat menakjubkan. Keindahan alam yang sangat menakjubkan dapat digambarkan; pertama, wisatawan akan disuguhkan dengan keindahan pemandangan matahari terbit (sunrise) yang muncul di sela-sela Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Kedua, dari Punthuk Setumbu wisatawan dapat melihat dan menikmati pemandangan sang mahakarya Candi Borobudur yang berselimutkan awan. Keberadaan Candi Borobudur ditinjau dari potensi pariwisata memiliki kekhasan yang tiada duanya. Candi Borobudur merupakan
peninggalan budaya yang memiliki keunikan sebagai magnet pariwisata yang dapat menarik wisatawan untuk melihat dan menikmati keindahannya (Baiquni, 2009). Ketiga, wisatawan juga dapat melihat pemandangan lautan awan dan hamparan perbukitan menoreh yang begitu mempesona. Wisatawan dapat melihat dan menikmati keindahan alam tersebut dari atas bukit Punthuk Setumbu di ketinggian 400 MDPL. Keindahan sunrise dengan pemandangan seperti negeri di atas awan inilah yang menjadikan destinasi wisata bagaikan nirwana sunrise.
Daya tarik wisata alam Punthuk Setumbu sudah ada sejak tahun 2009, akan tetapi baru diresmikan pada tahun 2013. Manajemen Punthuk Setumbu dikelola oleh badan pengelola wisata alam dengan melibatkan masyarakat Dusun Kurahan. Meskipun masih tergolong destinasi wisata baru, namun jumlah totalkeseluruhan kunjungan wisatawan (nusantara dan mancanegara) selalu mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Berdasarkan data dari pengelola wisata alam Punthuk Setumbu (2013-2017), pada setiap tahunnya Punthuk Setumbu selalu mengalami kenaikan jumlah wisatawan. Tahun 2015 total kunjungan wisatawan mengalami kenaikan sebesar 36,23%, tahun 2016 mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar 71,83%, dan tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 19,20%.Kenaikan jumlah kunjungan tersebut dipengaruhi oleh tren wisata berbasis alam yang mulai banyak diminati wisatawan. Selain itu, Punthuk Setumbu merupakan destinasi wisata favorit setelah Candi Borobudur. Adanya kenaikan jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi wisata Punthuk Setumbukurun waktu 5 tahun (2013-2017) belum menjadikan kawasan wisata baik, ditinjau dari kondisi infrastruktur, sarana dan prasarana, serta akomodasi.
Hasil survei menunjukkan bahwa kondisi dikawasan wisata alam Punthuk Setumbu masih kurang memadai, seperti kondisi infrastuktur, sarana dan prasarana, serta fasilitas akomodasi. Hasil penelitian Rahmadhani (2017) menjelaskan bahwa keberadaan sarana dan prasarana serta akomodasi di Punthuk Setumbu masih kurang memadai dan tidak memenuhi standar. Sarana dan prasarana, serta akomodasi tersebut seperti tempat parkir, penerangan jalan, warung, toilet, mushola, wahana rumah pohon, dan homestay.Selain itu, sebagaian masyarakat lokal masih kurang memahami akan pentingnya pariwisata. Kualitas atau kemampuan sumber daya manusia dari kelompok masyarakat dan pemerintah desa sangat kurang disebabkan terbatasnya alih teknologi, pengetahuan, dan dukungan sumber daya dari berbagai pihak (Sofianto, 2013).
Sangat ironis suatu destinasi wisata Punthuk Setumbu memiliki potensi keindahan alam menakjubkan, namun keberadaannya tidak didukung infrastuktur, sarana dan prasarana, akomodasi, serta sumber daya manusia yang memadai.
Diperlukan beberapa strategi yang dapat mendorong pengembangan kawasan wisata alam Punthuk Setumbu. Strategi tersebut sebagai upaya untuk menjaga loyalitas wisatawan, memberikan kontribusi bagi masyarakat setempat, dan menjaga keberlangsungan pariwisata Punthuk Setumbu secara berkelanjutan.
Adanya persiapan dan perencanaan yang matang untuk pengembangan destinasi wisata dengan memperhatikan potensi atraksi wisata yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang. Fasilitas penunjang tersebut yaitu area parkir, petunjuk arah, peraturan buat pengunjung, akses jalan, penerangan jalan, toilet, guide, shouvenirshop, mushola, warung makan atau restoran, dan lain-lain
(Judisseno, 2017). Sarana dan prasarana, serta fasilitas dilengkapi agar wisatawan merasa puas dan turut serta menjaga destinasi yang mereka kunjungi.
Berdasarkan latar belakang dan masalah di atas, maka dalam penelitian skripsi ini penulis tertarik untuk memilih judul “STRATEGI PENGEMBANGAN
KAWASAN WISATA ALAM PUNTHUK SETUMBU DESA
KARANGREJO,BOROBUDUR, MAGELANG.”
1.2. Perumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah berdasarkan permasalahan latar belakang di atas adalah:
1. Mengidentifikasi kondisi akses jalan di kawasan wisata alam Punthuk Setumbu yang kurang memadai.
2. Mengidentifikasi kondisi petunjuk arah, tempat parkir, dan penerangan jalan di kawasan wisata alam Punthuk Setumbu yang kurang memadai.
3. Mengidentifikasi kondisi toilet di kawasan wisata alam Punthuk Setumbu yang masih terbatas.
4. Mengidentifikasi kondisi mushola di kawasan wisata alam Punthuk Setumbu yang belum cukup ruang.
5. Mengidentifikasi ketersediaan akomodasi di kawasan wisata alam Punthuk Setumbu yang masih kurang memadai.
6. Mengidentifikasi peran aktif masyarakat setempat dalam mengelola kawasan wisata alam Punthuk Setumbu yang masih belum optimal.
1.2.2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis memberikan batasan masalah pada strategi pengembangan kawasan wisata dengan melibatkan peran serta masyarakat setempat agar ada pengembangan infrastuktur, sarana dan prasarana, serta akomodasi di kawasan wisataalam Punthuk Setumbu.
1.2.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi infrastruktur, sarana dan prasarana, serta akomodasi di kawasan wisata alam Punthuk Setumbu?
2. Upaya apa saja yang sudah dilakukan dalam mengelola kawasanwisata alam Punthuk Setumbu?
3. Bagaimana strategi pengembangan kawasan wisata alam Punthuk Setumbu?
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka maksud dari penelitian ini adalah:
1. Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenaistrategi pengembangan kawasan wisata alam Punthuk Setumbu Desa Karangrejo, Borobudur, Magelang.
2. Untuk memenuhi salah satu syarat yang telah ditentukan dalam mencapai kelulusan Program Sarjana (S1) Program Studi Manajemen di Sekolah Tinggi Pariwisata Ars Internasional.
1.3.2. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kondisi infrastruktur, sarana dan prasarana, serta akomodasi di kawasan wisata alam Punthuk Setumbu.
2. Untuk mengetahui upaya apa saja yang sudah dilakukan dalam mengelola kawasan wisata alam Punthuk Setumbu.
3. Untuk mengetahui strategi pengembangan kawasan wisata alam Punthuk Setumbu.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak terkait, yaitu:
1. Hasil penelitian ini memberikan manfaat yang besar dengan mengetahui pentingnya pariwisata secara langsung.
2. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi, masukan, serta bahan referensi bagi mereka yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut agar dapat dijadikan sebagai pembanding dalam penelitian dengan tema yang sama.
3. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna dan masukan bagi manajementerkait dengan strategi pengembangan kawasan wisata alam Punthuk Setumbu.