• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I pendahuluan memuat tentang latar belakang dilakukannya penelitian, rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian, tujuan dari dilakukannya penelitian, sasaran yang dingin dicapai dalam penelitian, ruang lingkup dari penelitian, manfaat diadakannya penelitian dan pola pemikiran dari pelaksanaan penelitian ini.

1.1 Latar Belakang

Permasalahan yang sangat kompleks di seluruh Indonesia adalah sampah (Dicky Nurmayadi, et.al., 2020). Penyumbang sampah terbesar di Indonesia ditemukan pada pasar tradisional yang menjadi permasalahan utama persampahan di perkotaan. Sampah dapat menimbulkan pencemaran udara, merusak estetika kawasan hingga menyebabkan gangguan pernafasan yang dapat meningkatkan perkembangan kuman dan penyakit yang di biasanya terdapat pada pasar tradisional. Sebagian besar sistem pengelolaan sampah pada pasar tradisional menggunakan metode prosedur akhir (end of pipe) seperti sampah yang didapatkan kemudian dikumpulkan dan diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sebagai tempat pembuangan (Fitria Fatmah, 2019). Pasar tradisional menjadi penopang kelangsungan hidup dan perekonomian masyarakat, walaupun aktifitas yang terdapat di pasar tradisional, menjadi penyumbang volume sampah yang tinggi dengan jenis - jenis yang beragam (Dicky Nurmayadi, 2020).

Provinsi Kalimantan Timur memiliki beberapa pasar tradisional khususnya di Kota Balikpapan, yang memiliki permasalahan dalam hal pengelolaan sampah di Pasar Tradisional (BAPPEDA LITBANG, 2020). Jumlah penduduk Kota Balikpapan pada tahun 2019 sebesar 670,505 jiwa dengan jumlah timbulan sampah pada sebesar 458,62 ton/hari yang terdiri dari sampah yang tidak terkelola sebesar 6,6774 ton/hari. Potensi timbulan sampah terbesar adalah sisa makanan sebesar 42,30% atau 193,99 ton/hari yang ditemukan pada pasar tradisional.

Pemerintah Kota Balikpapan memiliki metode pengelolaan sampah pada tahun

(2)

2 2013 dengan konsep Zero Waste to Landfill yaitu Sistem pengelolaan sampah dengan metode 3R (reduse, reuse dan recycle) sebagai bentuk pengurangan sampah yang diangkut ke TPA Manggar. Konsep tersebut juga didukung dengan adanya Smart City sehingga perlu dilakukan pengelolaan sampah untuk mengurangi jumlah timbulan sampah seperti pengurangan penggunaan kantong plastik, pengurangan timbulan sampah dengan mempergunakan kembali sampah tersebut tanpa melalui proses terlebih dahulu untuk mendukung konsep tersebut.

Pengolahan serta pemilahan sampah di sumber adalah suatu bentuk usaha kontribusi konsep Zero Waste to Landfill (Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, 2019). Konsep Zero Waste to Landfill terdiri dari pengurangan sampah melalui proses daur ulang atau pembaharuan kembali sampah, pemilahan sampah dari sumber seperti penyediaan sarana pemilahan dan pewadahan sampah, pengumpulan sampah secara terpilah dan tidak tercampur setelah pemilahan dan pewadahan, pengangkutan dari Tempat Penampungan Sementara (TPS) ke TPA yang tidak tercampur setelah pemilahan dan pewadahan, serta pengolahan dan pemrosesan akhir sampah yang bertanggungjawab dari TPS yang dilakukan dengan pengomposan, pendaur ulang materi ataupun pengolahan menjadi sumber energy yang dapat melibatkan pihak ke tiga (Pusat Standarisasi Lingkungan dan Kehutanan Republik Indonesia, 2020).

Pasar tradisional di Kota Balikpapan memiliki jumlah timbulan sampah pada tahun 2017 di Pasar Pandan Sari sebesar 14 ton/hari, Pasar Klandasan sebesar 6 ton/hari, Pasar Sepinggan sebesar 12 ton/hari, Pasar Damai sebesar 3 ton/hari (Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, 2017). Pasar Pandan Sari terletak di Jl. Letjend Suprapto, Kelurahan Margasari, Kecamatan Balikpapan Barat, yang mempunyai nilai yang lebih murah dibandingkan dengan pasar lainnya di Kota Balikpapan. Hal tersebut terjadi dikarenakan rata-rata para pedangang juga berprofesi sebagai petani yang langsung menjual hasil pertaniannya sesuai dengan harga murah. Pasar Pandan Sari berada dekat dengan permukiman masyarakat di Kelurahan Margasari yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung (Survei Primer, 2020). Selain itu, Pasar Pandan Sari dilengkapi dengan Aliran Sungai Pandan Sari yang memiliki angka timbulan sampah sebesar 0,78 Kg/Kapita/Perhari dimana pada tahun 2018 dikategorikan

(3)

3 sebagai cemar sedang terhadap sampah dan pada tahun 2019 dikategorikan sebagai cemar berat akibat sampah yang bersumber dari pasar dan jasa penunjang (Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, 2019). Menurut hasil sampling sampah dari aliran air Sungai Pandan Sari, diperkirakan berat sampah sebesar 182,88 ton dengan komposisi sampah organik sebesar 63,03%, plastik 34,03%, sampah inert lainnya 2,19%, kaca 0,22% dan logam 0,57% yang berasal dari Pasar Pandan Sari (Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, 2019).

Pasar Pandan Sari memiliki permasalahan utama yaitu penyumbang timbulan sampah terbesar di Kota Balikpapan dibandingkan dengan pasar lainnya.

Pasar Pandan Sari menghasilkan sisa sayur – sayuran, buah - buahan, makanan yang mudah membusuk lebih besar dibandingkan jenis lainnya (Survei Primer, 2020). Secara umum, penanganan sampah di Pasar Pandan Sari sudah cukup membaik dibandingkan sebelumnya dikarenakan adanya program dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan tentang pengelolaan sampah di Pasar Pandan Sari menjadi pupuk kompos sejak tahun 2013, namun dari segi perilaku masyarakat masih ada permasalahan lain terkait pengolahan sampah, seperti kurangnya pelayanan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) Pasar Pandan Sari dan para pedagang dalam hal pemilahan dan pengelolaan sampah (Survei Primer, 2020). Pada tahun 2019, TPA Manggar mengalami peningkatan kapasitas (over capacity) sekitar 77.86% dari total timbulan sampah yang diakibatkan oleh semakin meningkatnya timbulan sampah setiap harinya, salah satunya berasal dari Pasar Tradisional yaitu Pasar Pandan Sari (Dinas Lingkungan Hidup, 2019).

Pada tahun 2020, pengelolaan sampah di Pasar Pandan Sari belum teroptimalisasi dengan baik dikarenakan belum melalui proses pemilahan sampah, pengumpulan sampah secara terpilah, pengangkutan sampah secara terpilah serta pengelolaan dan pemrosesan sampah yang bertanggungjawab dari TPS ke TPA (Survei Primer, 2020). Berdasarkan kondisi ekstisting, terdapat sampah yang tidak dibuang pada TPS yang telah disediakan sehingga menyebabkan penyumbatan saluran drainase. Selain itu, Berdasarkan konsep Zero Waste to Landfill yaitu Sistem pengelolaan sampah dengan metode 3R (reduse, reuse dan recycle), Pasar Pandan Sari hanya melakukan Reuse (pemanfaatan kembali sampah) sedangkan untuk Reduse (pengurangan sampah) dan Recycle (pendaur ulang sampah) belum

(4)

4 dilaksanakan. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi pengelolaan sampah di Pasar Pandan Sari untuk mendukung Konsep “Zero waste to Landfill” di Kota Balikpapan.

1.2 Rumusan Masalah

Pasar Pandan Sari memiliki permasalahan utama yaitu penyumbang timbulan sampah terbesar di Kota Balikpapan dibandingkan dengan pasar lainnya.

Aliran Sungai Pandan Sari pada tahun 2019 dikategorikan sebagai cemar berat akibat sampah yang bersumber dari Pasar Pandan Sari. Menurut hasil sampling sampah dari aliran air Sungai Pandan Sari, diperkirakan berat sampah sebesar 182,88 ton berasal dari Pasar Pandan Sari. Pasar Pandan Sari menghasilkan sisa sayur – sayuran, buah - buahan, makanan yang mudah membusuk lebih besar dibandingkan jenis lainnya. Permasalahan lain adalah kurangnya pelayanan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) Pasar Pandan Sari dan para pedagang dalam hal pemilahan dan pengelolaan sampah sehingga tidak teroptimalisasi dengan baik penaganan sampah di Pasar Pandan Sari. Sampah yang tidak dibuang pada TPS menyebabkan penyumbatan saluran drainase. TPA Manggar mengalami peningkatan kapasitas (over capacity) sekitar 77.86% dari total timbulan sampah yang berasal dari Pasar Pandan Sari. Selain itu, berdasarkan konsep Zero Waste to Landfill, Pasar Pandan Sari hanya melakukan Reuse (pemanfaatan kembali sampah) sedangkan untuk Reduse (pengurangan sampah) dan Recycle (pendaur ulang sampah) belum dilaksanakan. Sehingga rumusan masalah yang ada adalah bagaimana strategi pengelolaan sampah yang tepat di Pasar Pandan Sari untuk mendukung konsep “Zero waste to Landfill” di Kota Balikpapan?

1.3 Tujuan dan Sasaran

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan, maka didapatkan tujuan dalam penelitian ini adalah merumuskan strategi pengelolaan sampah di Pasar Pandan Sari untuk mendukung Konsep “Zero waste to Landfill” di Kota Balikpapan. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka sasaran yang tepat untuk menjawab permasalahan adalah sebagai berikut :

(5)

5 1) Menganalisa Persepsi Kinerja Pengelolaan Sampah di Pasar Pandan Sari 2) Merumuskan Strategi Pengelolaan Sampah di Pasar Pandan Sari untuk

Mendukung Konsep “Zero Waste To Landfill” di Kota Balikpapan.

1.4 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah Pasar Pandan Sari, Kelurahan Margasari, Kota Balikpapan. Adapun batas-batas yang terdapat pada Pasar Pandan Sari adalah sebagai berikut

Utara : Kelurahan Baru Ilir Selatan : Buffer Zona Pertamina Barat : Kelurahan Baru Tengah Timur : Kelurahan Karang Jati

1.5 Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup pembahasan yang terdapat dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada Pasar Pandan Sari, Kelurahan Margasari, Kota Balikpapan yang dibatasi pada analisis terkait persepsi kinerja pengelolaan sampah di pasar pandan sari berdasarkan indikator Zero Waste To Landfill. Berdasarkan hasil analisis yang didapat selanjutnya merumuskan strategi pengelolaan sampah di Pasar Pandan Sari untuk mendukung konsep “Zero Waste To Landfill” di Kota Balikpapan.

1.6 Ruang Lingkup Subtansi

Penelitian ini membahas tentang Strategi Pengelolaan Sampah di Pasar Pandan Sari untuk Mendukung Konsep “Zero Waste To Landfill” di Kota Balikpapan berdasarkan tingkat partisipasi masyarakat di sekitar Pasar Pandan Sari, Kelurahan Margasari dengan menggunakan analisis skala linkert/skoring yang digunakan untuk mengukur persepsi kinerja pengelolaan sampah yang hasilnya akan dijadikan strategi menggunakan analisis SWOT berdasarkan faktor internal dan eksternal.

(6)

6

1.7 Manfaat Penelitian 1.7.1 Manfaat Teoritis

Manfaat penelitian terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis.

Manfaat teoritis yang dilakukan bagi Pemerintah Kota Balikpapan dan para pemangku kepngantingan seperti akademisi di bidang perencana adalah bahan penambah informasi dalam mengembangan tata ruang wilayah, ilmu perencanaan dan berbagai metode untuk strategi pengelolaan sampah di pasar tradisional khususnya di Pasar Pandan Sari Kota Balikpapan.

1.7.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang dapat diperoleh bagi stakeholders, diantaranya:

a. Bagi Pemerintah, dapat dijadikan sebagai bahan penambahan informasi institusi pemerintahan terkait, seperti Badan Perencanaan Pembangunan Dearah, Penelitian, dan Pengembangan (BAPPEDA LITBANG) dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, Dinas Pasar Kota Balikpapan dalam menentukan kebijakan mengenai konsep pengelolaan sampah di pasar tradisional khususnya di Pasar Pandan Sari Kota Balikpapan.

b. Bagi swasta, dapat digunakan sebagai pedoman dalam berinvetasi dalam mendukung pembangunan perdangangan dan jasa (Pasar Tradisional) di Kota Balikpapan

c. Bagi masyarakat, dapat dijadikan saran sebagai upaya untuk meningkatkan mutu kesehatan lingkungan dalam pengelolaan sampah di pasar tradisional khususnya di Pasar Pandan Sari Kota Balikpapan

1.8 Pola Pikir Penelitian

Pola pemikiran penelitian ini terdapat pada gambar dibawah ini

(7)

7 Gambar 1. 1 Pola Pemikiran Penelitian

Sumber : Penulis, 2021

Tujuan Latar Belakang Penyumbang timbulan sampah terbesar di Kota Balikpapan, menyebabkan Aliran Sungai Pandan Sari dikategorikan sebagai cemar berat akibat

sampah, menghasilkan sisa sayur – sayuran, buah - buahan, makanan yang mudah membusuk lebih besar dibandingkan jenis lainnya, kurangnya pelayanan UPTD dan para pedagang dalam hal pemilahan dan pengelolaan sampah, terjadi penyumbatan saluran drainase akibat sampah, TPA Manggar mengalami peningkatan kapasitas (over capacity), berdasarkan konsep Zero Waste to Landfill, Reduse dan Recycle belum dilaksanakan

Bagaimana strategi pengelolaan sampah yang tepat untuk mendukung konsep “Zero waste to Landfill” di Kota Balikpapan? Rumusan Masalah

Merumuskan strategi pengelolaan sampah di Pasar Pandan Sari untuk mendukung Konsep “Zero waste to Landfill” di Kota Balikpapan.

Menganalisa Persepsi Kinerja Pengelolaan Sampah di Pasar Pandan Sari

Merumuskan Strategi Pengelolaan Sampah di Pasar Pandan Sari untuk Mendukung Konsep “Zero Waste To Landfill” di Kota Balikpapan.

PASAR PANDAN SARI, KELURAHAN MARGASARI, KECAMATAN BALIKPAPAN BARAT

Sasaran

STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH DI PASAR PANDAN SARI UNTUK MENDUKUNG KONSEP “ZERO WASTE TO

LANDFILL” DI KOTA BALIKPAPAN. Hasil

(8)

8 Gambar 1. 2 Peta Ruang Lingkup Penelitian

Sumber : RTRW Kota Balikpapan 2012-2032, Badan Informasi Geospasial 2018, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan 2016, Penulis, 2021

Referensi

Dokumen terkait

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemikiran Kerja Praktik Dalam rangka menunjang aspek keahlian mahasiswa, terkhususnya mahasiswa Program Studi D4 Akuntansi Keuangan Publik

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemikiran Kerja Praktik Dalam rangka menunjang aspek keahlian mahasiswa, terkhususnya mahasiswa Program Studi D4 Akuntansi Keuangan Publik