1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu peningkatan aktivitas perekonomian yang mengakibatkan penambahan produksi barang maupun jasa yang di produksikan oleh masyarakat disebut pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2010). Menurut Nuraini (2017), pertumbuhan ekonomi memperlihatkan pertambahan produksi barang ataupun jasa pada perekonomian sehingga menjadi indikator penting dalam menilai kinerja perekonomian khususnya dalam melakukan analisis pembangunan ekonomi suatu daerah. Menurut Raswita dan Made (2013), tujuan pembangunan ekonomi yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga diperlukan peningkatan pertumbuhan ekonomi serta pemerataan distribusi pendapatan.
Menurut Alkadri, et al (1999), pengembangan suatu wilayah adalah upaya untuk mengembangkan serta membangun suatu wilayah yang didasarkan atas pengembangan pada kegiatan sektoral atau spasial yang bertujuan untuk menumbuhkan aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat. Menurut Sakti Adji (2011), tujuan pengembangan wilayah terdiri dari pemerataan tingkat pertumbuhan antar daerah; meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada wilayah-wilayah tersebar; mengurangi tingkat ketimpangan ekonomi dan sosial antar daerah; dan memperkokoh struktur perekonomian daerah dan nasional.
Sari (2013) berpendapat bahwa PDRB per kapita digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu daerah. Semakin tinggi PDRB per kapita maka tingkat kesejahteraan masyarakat semakin baik, begitu pula sebaliknya semakin rendah PDRB per kapita maka kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut semakin buruk. Adanya ketimpangan pembangunan antar daerah satu dengan daerah lainnya maka akan berpengaruh terhadap keseimbangan perputaran aktivitas ekonomi yang akan berdampak pada ketimpangan antar daerah tersebut. Menurut Sjafrizal (2018), indikator
pertumbuhan PDRB dan PDRB per kapita menggambarkan pertumbuhan ekonomi yang menjadi unsur utama dalam proses pembangunan nasional dan daerah. Fokus utama dalam menyusun rencana pembangunan adalah tingginya pertumbuhan ekonomi sehingga tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan diharapkan akan semakin berkurang serta tingkat kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
Provinsi Kalimantan Timur merupakan provinsi penyumbang PDRB tertinggi ke delapan di Indonesia yaitu sebesar 635.498,68 miliar rupiah sedangkan jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di Pulau Kalimantan hanya menyumbang PDRB sebesar 85.548,94 miliar rupiah hingga 194.138,22 miliar rupiah. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa Provinsi Kalimantan Timur memiliki nilai PDRB tertinggi di Pulau Kalimantan. Nilai PDRB menggambarkan kemampuan daerah dalam menggunakan sumber daya alam yang ada. Semakin tinggi nilai PDRB maka pertumbuhan ekonomi juga semakin meningkat, akan tetapi tingginya nilai PDRB belum tentu menggambarkan pembangunan yang dilakukan merata di setiap daerahnya. Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki nilai PDRB tertinggi di Pulau Kalimantan serta memiliki kontribusi yang tinggi terhadap PDB Indonesia menjadikan Provinsi Kalimantan Timur dicanangkan sebagai ibukota baru. Dengan seiring proses pemindahan ibukota baru yang berlokasi di Provinsi Kalimantan Timur maka diperlukan adanya kajian terkait ketimpangan pembangunan yang terjadi antar kabupaten atau kota untuk mengetahui pembangunan antar daerahnya sudah terjadi secara merata atau tidak serta kedepannya dapat menjadi pembanding proses pembangunan yang terjadi di Provinsi Kalimantan Timur sebelum dan sesudah atau pasca pemindahan ibukota.
Provinsi Kalimantan Timur terdiri dari 7 Kabupaten dan 3 Kota antara lain yaitu Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Mahakam Ulu, Kota Balikpapan, Kota Samarinda dan, Kota Bontang.
Menurut data BPS tingkat pertumbuhan pekonomian Provinsi Kalimantan Timur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga berlaku pada Tahun 2020 mencapai Rp 607,32 triliun. Menurut data BPS Provinsi Kalimantan Timur, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 menurun hingga -9,75 persen dari
3 kenaikan nilai tambah antar tahun 2019-2020 sedangkan pada tahun sebelumnya tercatat bahwa pertumbuhan ekonomi hanya menurun sebesar -0,08 persen.
Distribusi PDRB antar Kabupaten atau kota di Provinsi Kalimantan Timur dari tahun ke tahun tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan, dimana Kabupaten Kutai Kartanegara selalu menjadi daerah dengan distribusi PDRB tertinggi diikuti dengan Kabupaten Kutai Timur dan Kota Balikpapan. Menurut BPS Provinsi Kalimantan Timur, jika dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan di setiap kabupaten atau kota dari tahun ke tahun cukup memiliki perbedaan, beberapa daerah mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi dan juga beberapa daerah mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi. Perbedaan laju pertumbuhan ekonomi di setiap Kabupaten atau kota dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut, dimana berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun 2020 hampir seluruh Kabupaten / Kota di Provinsi Kalimantan Timur mengalami penurunan nilai laju pertumbuhan PDRB kecuali pada Kabupaten Mahakm Ulu yang mengalami peningkatan laju pertumbuhan PDRB sebesar 1,94 persen.
Penurunan nilai laju pertumbuhan PDRB tertinggi pada tahun 2020 terjadi pada Kabupaten Kutai Timur yaitu menurun sebesar -13,51 persen sedangkan penurunan nilai laju pertumbuhan PDRB terendah terjadi pada Kabupaten Penajam Paser Utara yaitu menurun sebesar 0,98 persen Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. 1 Nilai PDRB, PDRB Perkapita, Dan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Atau Kota Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2020 No Kabupaten atau
kota
PDRB Tahun 2020 (triliun
rupiah)
PDRB Perkapita Tahun 2020 (juta
rupiah)
Laju Pertumbuhan PDRB Tahun
2020
1 Paser 43.33 148.63 -9.75
2 Kutai Barat 27.26 183.84 -6.58
3 Kutai Kartanegara 149.05 185.65 -8.00
4 Kutai Timur 115.79 296.16 -13.51
5 Berau 35.46 148.9 -9.29
6 Penajam Paser
Utara 9.05 55.7 -0.98
7 Mahakam Ulu 2.77 104.6 1.94
8 Balikpapan 103.60 155.98 -1.12
9 Samarinda 66.54 75.04 -1.71
10 Bontang 56.55 312.15 -3.05
No Kabupaten atau kota
PDRB Tahun 2020 (triliun
rupiah)
PDRB Perkapita Tahun 2020 (juta
rupiah)
Laju Pertumbuhan PDRB Tahun
2020
Kalimantan Timur 607.32 160.11 -6.88
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur (2019), Diolah
Perbedaan nilai PDRB, nilai PDRB Per Kapita dan laju pertumbuhan PDRB antar daerah menunjukkan perbedaan tingkat pembangunan yang akan berpengaruh pada perbedaan tingkat kesejahteraan antar daerah yang kemudian akan mengakibatkan ketimpangan pembangunan antar daerah semakin luas dan pembangunan ekonomi daerah akan terhambat. Berdasarkan tabel diatas, maka tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat ketimpangan pembangunan yang terjadi antar kabupaten atau kota di Provinsi Kalimantan Timur yang akan berdampak pada kesejahteraan antar daerah maupun masyarakatnya. Aspek keruangan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan prinsip pola atau persebaran struktur pertumbuhan ekonomi, terdapat perbedaan struktur ekonomi atau konsentrasi kegiatan ekonomi pada masing-masing wilayah. Letak geografis dan kondisi sumberdaya alam yang berbeda di setiap kabupaten atau kota di Provinsi Kalimantan Timur mengakibatkan adanya perbedaan struktur pertumbuhan ekonomi yang terbagi kedalam 4 kuadran. Hal tersebut menyebabkan permasalahan yang melibatkan perbedaan kesejahteraan antar wilayah satu dengan lainnya. Aspek keruangan sangat penting dalam menunjang perencanaan struktur pada suatu wilayah, dimana dalam penelitian ini terfokus pada pembangunan wilayah yang dilihat berdasarkan aspek ekonomi yaitu dengan mengkaji ketimpangan pembangunan yang terjadi antar Kabupaten atau Kota di Provinsi Kalimantan Timur.
1.2 Rumusan Masalah
Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto pada kabupaten atau kota di Provinsi Kalimantan Timur berbeda antar daerah satu dengan daerah lainnya yaitu terdapat daerah yang laju pertumbuhan PDRBnya mengalami peningkatan dan terdapat juga daerah yang laju pertumbuhan PDRBnya
5 mengalami penurunan. Perbedaan tersebut akan memberikan pengaruh terhadap tingkat kesejahteraan antar daerah yang akan mengakibatkan ketimpangan pembangunan antar daerah semakin meluas dan akan berpengaruh dan menghambat pembangunan ekonomi daerah. Dari perbedaan tersebut juga menunjukkan bahwa pembangunan pada kabupaten atau kota di Provinsi Kalimantan Timur belum terlaksana secara merata di setiap daerahnya.
Berdasarkan urgensitas yang terjadi maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana kondisi ketimpangan pembangunan yang terjadi serta apa saja faktor penyebab ketimpangan pembangunan antar kabupaten atau kota di Provinsi Kalimantan Timur?
1.3 Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengkaji ketimpangan pembangunan antar kabupaten atau kota di Provinsi Kalimantan Timur. Dalam mencapai tujuan yang telah disusun, maka dibutuhkan sasaran untuk mendukung penelitian. Adapun sasaran dalam penelitian ini yaitu:
1. Menganalisis kondisi ketimpangan pembangunan yang terjadi antar kabupaten atau kota di Provinsi Kalimantan Timur dengan menggunakan Indeks Williamson
2. Menganalisis faktor-faktor penyebab ketimpangan pembangunan yang terjadi antar kabupaten atau kota di Provinsi Kalimantan Timur dengan menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda
1.4 Ruang Lingkup Wilayah
Adapun ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini difokuskan pada 10 Kabupaten atau kota yang terdapat di Provinsi Kalimantan Timur yaitu Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Mahakam Ulu, Kota Balikpapan, Kota Samarinda dan, Kota Bontang. Untuk lebih jelasnya terkait ruang lingkup wilayah dapat dilihat pada peta batas administrasi atau pada Gambar 1.1 dibawah ini :
Gambar 1. 1 Peta Batas Administrasi Provinsi Kalimatam Timur Sumber : Peta Rupa Bumi Indonesia, Provinsi Kalimantan Timur 2013
7
1.5 Ruang Lingkup Pembahasan
Adapun ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini yaitu teori terkait pembangunan ekonomi, pengembangan wilayah, disparitas pembangunan, ketimpangan pembangunan, pertumbuhan ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), kondisi demografi, tenaga kerja, ekonomi aglomerasi, kondisi ketimpangan dan pola struktur ekonomi. Agar penelitian yang dilakukan lebih fokus, terarah dan tidak meluas maka terdapat batasan penelitian yaitu penelitian dilakukan berkaitan dengan ketimpangan pembangunan antar kabupaten atau kota serta faktor-faktor yang dianalisis berkaitan dengan aspek ekonomi dan juga aspek sosial.
1.6 Ruang Lingkup Substansi
Adapun ruang lingkup substansi dalam penelitian ini memuat analisis kondisi ketimpangan yang terjadi antar Kabupaten atau kota di Provinsi Kalimantan Timur dengan menggunakan analisis Indeks Williamson; serta analisis faktor-faktor penyebab ketimpangan pembangunan antar kabupaten atau kota di Provinsi Kalimantan Timur.
1.7 Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat menghasilkan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu diantaranya sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam memberikan informasi terkait dengan kondisi ketimpangan yang terjadi antar kabupaten atau kota dan faktor-faktor penyebab ketimpangan pembangunan serta dapat menjadi referensi bagi penelitian kedepannya yang berhubungan dengan ketimpangan pembangunan wilayah.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari hasil penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu manfaat bagi penulis, institut, masyarakat dan pemerintah
a. Bagi Penulis
Diharapkan penelitian ini dapat memperluas ilmu pengetahuan, pengalaman, wawasan serta pembelajaran terkait pola dan struktur pertumbuhan ekonomi, kondisi ketimpangan yang terjadi, serta faktor-faktor penyebab terjadinya ketimpangan pembangunan antar kabupaten atau kota di Provinsi Kalimantan Timur.
b. Bagi Institut, Masyarakat, dan Pemerintah
Manfaat penelitian ini bagi institut, masyarakat, dan pemerintah yaitu sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan ide, rekomendasi, dan inovasi dalam menyelesaikan permasalahan ketimpangan-ketimpangan pembangunan yang terjadi antar kabupaten atau kota di Provinsi Kalimantan Timur sehingga tingkat pertumbuhan ekonomi wilayahnya terbagi secara merata.
9
1.8 Pola Pikir Penelitian
Adapun pola pikir penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk flowchart, selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1.2 dibawah ini:
Gambar 1. 2 Pola Pikir Penelitian Sumber : Analisis Penulis, 2020