• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Melamin merupakan suatu basa organik kuat yang berbentuk kristal putih dan agak sulit larut dalam air yang mengandung kaya akan nitrogen 66.6%. Melamin memiliki struktur kimia yaitu (C3H6N6) dan juga dikenal dengan nama lainnya yaitu 2-4-6 triamine 1-3-5 triazine. Melamin pertama kali dibuat pada tahun 1834 oleh Liebig, dimana ia mendapatkan melamin dari proses fusion of potassium dan ammonium klorida. Melamin Sebagian besar ada dalam bentuk amino. Nama melamin diciptakan dengan menggabungkan nama-nama dari 2 produk kimia yaitu Melam (sebuah penyulingan turunan dari ammonium tiosianat) dan Amine. Sekitar 97% melamin memiliki kegunaan sebagai bahan baku pembuatan melamin resin forrmaldehid, kemudian melamin digunakan dalam bahan sintesa organik, leather tanning dan lain-lain yang langsung diaplikasikan dalam industri adhesive, moulding, laminasi, surface coating.

Melamin termasuk salah satu bahan yang dihasilkan dari industri petrokimia.

Industri petrokimia ini memproduksi berbagai macam bahan kimia yang mempunyai peran penting dalam memenuhi kebutuhan konsumsi industri lainnya dalam negeri. Bahan baku utama yang digunakan pada proses pembuatan melamin yaitu urea. Urea merupakan merupakan senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen tinggi. Bahan baku menggunakan urea karena tidak memiliki sifat beracun, tidak mencemari lingkungan dan harga urea yang ekonomis yang digunakan untuk bahan baku melamin. Di Indonesia, urea didapatkan dari pabrik urea diantaranya PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Kujang Cikampek, PKT Bontang, PT Petrokimia Gresik, dan PT Pupuk Iskandar Muda. Total produksi urea di Indonesia yaitu 40.785.898,00 ton/tahun dari semua pabrik yang memproduksi urea tersebut. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian penggunaan urea dari tahun 2013 sampai pada tahun 2018 sebesar 5.643.684,33 ton/tahun konsumsi urea pada tahun 2018 tersebut mengalami kenaikan 5% dari tahun 2017. Urea melakukan ekspor ke luar negeri dengan jumlah

(2)

saja urea sangat mudah didapatkan dan dimanfaatkan sebagai bahan baku keperluan industri intermediate seperti melamin. Prospek pasar bagi melamin cukup menjanjikan karena permintaan kebutuhan melamin dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar. Kebutuhan melamin ini dipenuhi melalui impor, Hal itu dibuktikan berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik), nilai impor melamin pada tahun 2012 sampai 2019 memiliki nilai rata-rata yaitu sebesar 19263.86 ton/tahun dan impor tertinggi tertera pada tahun 2018 yaitu sebesar 32503.1 ton/tahun dan diperkirakan nilai impor melamin akan mengalami peningkatan hingga mencapai 45500 ton/tahun pada tahun 2024. Menurut Global Melamine Market, berdasarkan CAGRS (Compound Annual Growth Rate) diperkirakan kebutuhan dalam mengonsumsi melamin sebesar < 3% dari tahun 2021- 2025.

Kemudian pada Kawasan Asia-Pasifik mendominasi pangsa pasar global melamin terbesar karena kebutuhan melamin dalam industri penggunaannya sangat meningkat, ketika tahun 2019 nilai tingkat pertumbuhan kebutuhan melamin mencapai 12.8%. Kebutuhan melamin di Indonesia yang terus meningkat terlihat pada tahun 2012, hal tersebut karena tidak diiringi dengan ketersediaan industri yang memproduksi melamin karena pabrik melamin di Indonesia sudah tidak beroperasi. Padahal ketersediaan bahan baku melamin di Indonesia cukup banyak.

Pada tahun 1994 dan tahun 1996 berdiri dua pabrik yang memproduksi melamin secara khusus tetapi kedua pabrik tersebut berhenti beroperasi dan dinyatakan pailit pada tahun 2013. Dengan masalah yang terjadi dari pabrik melamin tersebut maka melamin di Indonesia sangat meningkat dan melamin sangat dibutuhkan.

Berdasarkan ketersediaan bahan baku urea sebagai pemanfaatan dalam pembuatan melamin di Indonesia itu cukup melimpah serta tingkat kebutuhan melamin yang semakin meningkat dalam penggunaannya sebagai bahan baku pembuatan produk turunannya yang dikarenakan pabrik yang memproduksi melamin berhenti operasi, maka pendirian pabrik melamin di Indonesia dirasa sangat penting. Tujuan dari pembangunan pabrik melamin tentunya Pemenuhan kebutuhan melamin yang masih bergantung pada impor sehingga dapat membantu menyokong perekonomian di Indonesia serta membuka lapangan kerja baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar sehingga akan berdampak pada menurunnya jumlah penggangguran di Indonesia.

(3)

1.2 Analisis Pasar

Adapun hal yang perlu diketahui dalam menganalisi pasar, diuraikan pada sub-sub bab berikut.

1.2.1 Ketersediaan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan pada pembuatan melamin adalah urea. Berikut ini merupakan data produksi dan konsumsi urea di Indonesia dari tahun 2013-2018 yang disajikan pada Tabel 1.1

Tabel 1.1 Data Produksi, Konsumsi dan Ekspor Urea

(Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia) Bahan baku pembuatan melamin dapat dipenuhi di Indonesia, dapat dilihat dari produksi urea di Indonesia cukup besar. Berikut ini merupakan data pabrik – pabrik urea yang ada di Indonesia dapat dilihat pada tabel 1.2

Tabel 1.2 Pabrik Urea di Indonesia

(Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia)

1.2.2 Kapasitas Pabrik Melamin Dalam Negeri dan Luar Negeri

Pabrik yang perrnah memproduksi melamin di Indonesia di antaranya yaitu PT. Sri Melamin Rezeki mulai berproduksi pada tahun 1994 dengan kapasitas pabrik ini adalah 20.000 ton/tahun. Dengan bantuan pasokan urea dari Pupuk Sriwijaya, dan PT. DSM Kaltim Melamin mulai beroroduksi pada tahun 1996

No Nama Pabrik Kapasitas (ton/tahun)

1 PT Pupuk Sriwijaya 2.617.500

2 PT Petrokimia Gresik 1.030.000

3 PT Pupuk Iskandar Muda 1.140.000

4 PT Pupuk Kalimantan Timur 3.435.000

5 PT Pupuk Kujang 1.140.000

Tahun Produksi

(ton/tahun)

Konsumsi (ton/tahun)

Ekspor (ton/tahun)

2013 6.698.349 5.216.797 1.359.109

2014 6.724.366 5.589.484 1.102.880

2015 6.916.563 5.490.515 831.894

2016 6.463.858 5.329.717 1.253.200

2017 6.538.065 5.970.397 766.000

2018 7.444.697 6.265.196 1.141.720

(4)

sebagai hasil kerja sama antara Pupuk Kalimantan Timur tbk dan DSM Holland dengan kapasitas pabrik 50.000 ton/tahun.

Dari data yang ada pada Ullmans Encyclopedia of Industry Chemistry, kapasitas pabrik melamin yang ada di dunia yaitu 10.000-90.000 ton/tahun.

Tabel 1.3 Kapasitas Produksi Perusahaan Melamin di Dunia

Negara Perusahaan Kapasitas (ton/tahun)

Germany BASF 42.000

Netherland DSM 90.000

United States Melamine Chemical 47.000

Austria Chemie Linz 55.000

Italy Ausind 28.000

Japan Mitsui Toatsu 38.000

Polandia Polimex Cekop 28.000

Prancis Norsolor 15.000

Taiwan Taiwan Fertilizer 10.000

Soviet Union Techmashimport 10.000

China Sichuan Chemical

Works

12.000

Korea Korea Fertilizer 16.000

(Ullmans Encyclopedia of Industry Chemistry)

1.2.3 Penentuan Kapasitas Rancangan

Seiring dengan perkembangan industri – industri di Indonesia, menyebabkan kebutuhan melamin juga meningkat. Bagi masyarakat Indonesia, melamin digunakan sebagai bahan pencampur cat, bahan sintesa organik, tekstil dan juga pembuatan melamin resin. Untuk memenuhi kebutuhan melamin, Indonesia masih harus mengimpor melamin dari luar negeri. Berikut ini merupakan data impor dan ekspor melamin dapat dilihat pada tabel 1.4

Tabel 1.4 Data Impor Melamin

Tahun Impor Melamin

(ton/tahun)

2012 9320.42

2013 12668.9

2014 12141.1

2015 19988.8

2016 19361.2

2017 20683.6

(5)

2019 29207.3

(Badan Pusat Statistik, 2019) Dengan diketahui kebutuhan melamin melalui data impor yang cukup tinggi dapat diperkirakan kebutuhan (pasar) melamin di Indonesia pada tahun 2024.

Prediksi ini dilakukan menggunakan metode ekstrapolasi berikut.

Gambar 1.1 Grafik data Impor Melamin di Indonesia

Gambar 1.2 Grafik data kebutuhan Melamin Tahun 2020 –2024

Berdasarkan data – data kapasitas pabrik melamin yang pernah berdiri di Indonesia kapasitas global yang ada dapat menjadi acuan sebagai penentuan kapasitas dan memenugi kebutuhaan melamin dalam negeri, maka pertimbangan untuk mendirikan pabrik melamin cukup menjanjikan. Kemudian, untuk menentukan kapasitas pabrik yang didirikan harus berada di atas kapasitas minimal atau sama dengan kapasitas pabrik yang sedang berjalan (Meyers,1960). Data kapasotas produksi dapat dilihat pada table 1.4 dan sub-bab 1.2.3, dimana

y = 3.135x - 6.300.045 R² = 0.8796

0 10000 20000 30000 40000 50000

2010 2012 2014 2016 2018 2020

Nilai Impor

Tahun

Data Impor Melamin di Indonesia

y = 3.135x - 6.300.045 R² = 1

30000 35000 40000 45000 50000

2019 2021 2023 2025

Nilai kebutuhan

Tahun

Data Perkiraan Kebutuhan Melamin

(6)

pada hasil perhitungan diperoleh perkiraan kebutuhan melamin pada tahun 2024 adalah sebesar 45.195 ton/tahun dengan persamaan linear y = 3.135x – 6.300.045.

Dimana nilai ekspor dan produksi melamin tidak dapat diperhitungkan karena pada saat ini di Indonesia tidak ada pabrik yang memproduksi melamin, sehingga tidak ada data konsumsi melamin di Indonesia jadi kebutuhan pasar melamin di Indonesia di dapat berdasarkan sama dengan banyak jumlah nilai impor melamin. Oleh karena itu, penentuan kapasitas dari pabrik melamin ini didapatkan dari perhitungan menggunakan data nilai impor melamin. Dari perhitungan hasil kapasitas pada tahun 2024 diambil hanya sebanyak 70% untuk perancarangan pabrik melamin di Indonesia, karena diharapkan dapat memenuhi kebutuhan melamin di Indonesia.

Didapatkan nilai kapasitas yaitu sebesar 32.000 ton/tahun dimana hal ini juga sesuai dengan rata-rata kapasitas pabrik melamin yang telah berdiri.

1.3 Pemilihan Lokasi Pabrik

Dalam menentukan lokasi pabrik terdapat beberapa faktor yang penting dalam pemilihan lokasi yang tepat, karena hal ini berhubungan langsung dengan nilai ekonomi pabrik yang akan didirikan. Lokasi pabrik yang tepat itu tentu dengan beberapa faktor tersebut yaitu dekat ketersediaan bahan baku, utilitas, ketersediaan tenaga kerja, sarana dan prasarana transportasi, dan kondisi wilayah. Oleh karena itu, pendirian pabrik Melamin ini akan didirikan di Kawasan Industri di daerah Cikampek, Jawa barat.

Gambar 1.3 Lokasi Pabrik (Google Maps,2021)

(7)

Faktor yang menjadi pertimbangan-pertimbagan dalam pemilian lokasi tersebut yaitu:

• Bahan Baku

Bahan baku merupakan syarat utama bagi keberlangsungan sebuah proses pabrik yang akan didirikan, sehingga bahan baku sangat penting untuk dipertimbangkan. Bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi melamin adalah urea. Urea diproduksi oleh PT Pupuk Kujang, sehingga pengadaan bahan sangat penting untuk dipertimbangkan. PT Pupuk Kujang terletak di daerah Kawasan industri kujan, Cikampek sehingga jarak antara pabrik dengan penyediaan bahan baku tidak begitu jauh sehingga sangat strategis untuk didirkan pabrik melamin. Kebutuhan bahan baku urea bisa didapatkan dari pabrik pendukung seperti PT Petrokimia Gresik yang letaknya masih satu pulau serta dari luar pulau jawa seperti PT Pupuk Kalimantan Timur dan PT Pupuk Sriwijaya.

• Utilitas

Utilitas merupakan faktor penunjang yang sangat penting dalam pendirian suatu pabrik. Fasiltas utlitas yang dibutuhkan oleh pabrik berupa listrik, air dan bahan bakar lainnya. Untuk kebutuhan listrik mudah diperoleh kareana lokasi pabrik yang dipilih merupakan Kawasan Industri dengan listrik yang disuplai berasal dari PLN setempat dan kebutuhan bahan bakar dapat dipasok dari industri lain yang berada di sekitar kawasan industri tersebut. Untuk kebutuhan air diambil dari sumber air sungai Citarum yang berjarak kurang lebih 15 km.

• Tenaga Kerja

Tenaga kerja dapat dengan mudah diperoleh daerah Karawang karena dari tahun ke tahun tenaga kerja semakin meningkat. Penyediaan tenaga kerja di pulau Jawa dapat diambil dari daerah setempat maupun dapat didatangkan dari luar daerah yang mencakup tenaga kerja tingkat bawah, tingkat menengah, dan tingkat atas. Berdasarkan data sensus penduduk di Badan Pusat Statistik pada tahun 2021 jumlah penduduk pulau Jawa tercatat 145 juta jiwa. Dimana, ketersediaan tenaga kerja dari daerah bermacam daerah di pulau Jawa termasuk daerah Jawa Barat relatif besar. Dengan berdirinya pabrik ini maka diharapkan dapat mengurangi

(8)

tingkat pengangguran baik dari penduduk daerah sekitar maupun daerah luar Jawa.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik Tingkat pengangguran di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 7.07%. Selain itu, Berdasarkan data BPS 2020, tingkat pengangguran berdasarkan pendidikan pada tingkat sekolah tinggi yaitu sebesar 7.51% dan sekolah menangah mencapai 11.29%. Pekerja yang berasal dari lulus tingkat sarjana Indonesia dapat dipenuhi dari penjuru perguruan tinggi manapun.

Sebagai daerah Kawasan industri daerah ini merupakan salah satu tujuan para pencari kerja.

• Sarana dan prasarana transportasi

Untuk saran transportasi bahan baku tidak jauh jaraknya dari pabrik ini dan pada penjualan produk dapat dilakukan melalui jalur darat atau melalui jalur laut yaitu melalui Pelabuhan untuk pemasaran ke luar Jawa. Untuk jalur darat lokasi pabrik melamin yang akan dibangun ini sangat dekat dengan jalur TOL sehingga akses jalur darat sangat mudah. Dengan adanya sarana transportasi yang sangat memadai didaerah tersebut sehingga dapat mempelancar kegiatan proses dan pemasaran baik dalam negeri maupun luar negeri dari produksi pabrik tersebut.

• Kondisi wilayah

Pada kondisi wilayah ini, daerah tersebut merupakan daerah Kawasan perindustrian sehingga pendirian pabrik akan mudah. Dan daerah untuk pemasukan bahan baku dan pemasaran melamin ke industri yang membutuhkan baku juga strategis.

Referensi

Dokumen terkait

By discussing and analyzing the language styles used by the members of Darul Abidin cottage Pare Kediri, we can improve our skill in speaking or written English language, especially

13 Ni’mah Ziydatul Khusnah, “Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler Bahasa Arab di Pondok Pesantren”, Jurnal Alsina, Vol 2, No.2.. masalah hebat yang belum lama ini