BAB I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perairan pesisir Kabupaten Bintan merupakan rumah bagi berbagai macam lamun. Desa Malang Rapat merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Bintan dengan posisi wilayah yang berbatasan langsung dengan laut, dengan rata-rata penduduknya bekerja sebagai nelayan. Hal ini dapat dilihat aktivitas sebagai nelayan lebih banyak menggunakan waktu di laut untuk bertahan hidup. Luas padang lamun yg terdapat pada Desa Malang rapat ini seluas 595,32 ha (Bappeda Kabupaten Bintan, 2010). Potensi besar padang lamun bermanfaat bagi jasa ekosistem lamun salah satunya ialah kelimpahan dan keanekaragaman ikan. Ekosistem lamun juga merupakan sumber daya pesisir yg berperan penting pada menyediakan jasa lingkungan. Peran ini dapat dilihat dari perspektif lingkungan dan sosial, serta dapat meningkatkan ketahanan pangan dan mata pencaharian masyarakat pesisir.
Jasa ekosistem lamun juga sangat beragam dan mencakup jasa penyedia, jasa penunjang, jasa budaya, dll. (Syukur, 2016).
PER.17/MEN/2008 berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia tentang kawasan Lindung Pesisir serta Pulau-Pulau, salah satunya merupakan perlindungan Lamun dan wilayah laut. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, masalah lingkungan juga berdampak besar pada kelangsungan hidup masyarakat manusia dan karenanya dapat mendukung pembangunan, khususnya di sektor kelautan. Pencapaian tujuan pembangunan kelautan memerlukan kesadaran dan kerjasama masyarakat sekitar untuk ikut serta dalam upaya pelestarian lingkungan. Salah satunya adalah konservasi lamun (Ilahi et.al, 2016).
Masih banyak cara penangkapan yang merusak lamun oleh nelayan.
Dampak nyatanya adalah berkurangnya ketersediaan jenis ikan, udang dan biota laut, yang akan mengakibatkan hilangnya lapangan pekerjaan dan pendapatan bagi nelayan yang bermata pencaharian sebagai nelayan di daerah padang lamun (Syukur, 2016).
2
Namun, peran ekosistem lamun dalam kegiatan produksi sebagai mata pencaharian nelayan skala kecil cenderung terabaikan, dan masih banyak daerah yang terkena dampak akibat penggunaan alat tangkap yang tidak ramah.
Berdasarkan penjelasan diatas maka perlu dilakukan penelitian dengan judul
“Tingkat Kesadaran Masyarakat Terhadap Konservasi Lamun di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau” untuk berpartisipasi dalam mendukung kegiatan konservasi lamun di perairan Bintan.
1.2. Rumusan Masalah
Pemerintah sudah melakukan upaya-upaya untuk melindungi lamun, namun pada kenyataannya masih banyak nelayan yg menangkap ikan dengan cara yang merusak padang lamun. Salah satu akibat kerusakan lamun adalah hilangnya mata pencaharian bagi nelayan skala kecil. Untuk menghindari masalah ini, kita perlu mengetahui kesadaran masyarakat dan solusi yang diperlukan. Pertanyaan penelitian didasarkan pada isu-isu ini
1. Bagaimana keadaan sosial ekonomi masyarakat di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau?
2. Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat terhadap upaya konservasi lamun di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau?
1.3. Tujuan
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui keadaan sosial ekonomi masyarakat di Kabupaten Bintan Kepulauan Riau
2. Mengetahui tingkat kesadaran masyarakat terhadap konservasi lamun di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.
1.4. Manfaat
Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Manfaat Praktis
Masyarakat nelayan lokal, termasuk pengelola pariwisata dan pemangku kepentingan yang terlibat, dapat memberikan informasi dan dukungan bagi Kawasan konservasi lamun
3
2. Manfaat Teoritis
Menambah pengalaman dan pengetahuan tentang pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian perairan dan sumberdaya lamun pada Kawasan konservasi serta menambah khazanah keilmuan sosial ekonomi perikanan dalam pengukuran tingkat kesadaran masyarakat pesisir akan konservasi lamun.
1.5. Kerangka Alur Penelitian
Kesadaran Konservasi Lamun. Konservasi lamun berkaitan dengan perlindungan dan pelestarian keanekaragaman dan kelimpahan jenis ikan, salah satunya termasuk dalam sektor perikanan skala kecil. Namun, sebagai penyedia jasa ekosistem lamun, mereka tidak dipantau secara efektif sehingga terjadi pelanggaran dan perusakan. oleh karena itu, upaya wajib dilakukan buat meningkatkan kesadaran rakyat akan perlindungan lamun. Di bawah ini adalah kerangka alur penelitian untuk menganalisis kesadaran masyarakat terhadap konservasi lamun di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka alur penelitian Kondisi Umum Kawasan
Konservasi
Kawasan Konservasi Lamun Kabupaten Bintan
Tingkat kesadaran masyarakat di Kabupaten Bintan
Tingkat kesadaran masyarakat