• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I. PENDAHULUAN"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu jenis ikan budidaya unggulan yang terdapat di Tanjungpinang adalah ikan kakap putih (Lates calcarifer). Ikan ini memiliki nilai ekonomis dan nilai gizi yang tinggi. Menurut Purba et al., (2016), kakap putih merupakan salah satu jenis ikan air laut yang memiliki kandungan omega-3, kandungan protein sekitar 20%, dan mempunyai kadar lemak sebesar 5%. Produksi yang diperoleh dari budidaya ikan kakap putih dapat mencapai ukuran konsumsi dengan berat 400-600 gr/ekor dengan nilai jual Rp.60.000/kg (Hadiyanti, 2022). Pada tahun 2021 produksi perikanan budidaya ikan kakap putih di Kepulauan Riau mencapai 1.231.59 ton (KKP, 2021).

Permasalahan yang sering dihadapi oleh pembudidaya ikan kakap putih adalah serangan penyakit. Beberapa faktor yang memicu munculnya penyakit pada ikan dapat bersumber dari lingkungan, genetik, dan pakan yang buruk (Chatterjee dan Haldar, 2012). Penyakit yang sering menginfeksi ikan kakap putih adalah bakteri patogen. Ketika bakteri membentuk simbiosis parasitisme dengan organisme lain, mereka diklasifikasikan sebagai bakteri patogen, selain dapat menyebabkan penyakit bakteri ini juga dapat mengakibatkan kematian massal pada ikan budidaya (Perdamean et al., 2021).

Ikan yang terserang penyakit akan menunjukkan gejala klinis seperti ulcer pada tubuhnya, kondisi tubuh abnormal dan pergerakan pasif (Perdamean et al., 2021). Menurut Mahardika et al., (2013), salah satu penyakit bakteri yang sering menginfeksi ikan kakap putih yaitu Vibriosis yang dapat menyebabkan kematian massal pada ikan pada stadia larva maupun juvenil. Berdasarkan penelitian Zaenudin et al., (2019), bakteri ini mampu menyerang ikan yang berukuran 6 – 7 cm dalam hitungan 1 hingga 2 minggu setelah diinfeksi.

Bedasarkan hal diatas pengetahuan tentang bakteri penyebab penyakit merupakan hal yang penting agar dapat menghindari kegagalan dalam usaha budidaya perikanan dan meluasnya serangan penyakit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis bakteri yang menginfeksi ikan kakap putih yang

(2)

2

dibudidayakan di Tanjungpinang sehingga dapat melakukan diagnosis yang tepat dan diharapkan agar dapat menekan angka kematian.

1.2. Rumusan Masalah

Salah satu permasalahan dalam kegiatan budidaya ikan kakap putih adalah ikan terinfeksi oleh bakteri yang menyebabkan penyakit. Bakteri penyebab penyakit ini mampu mengakibatkan kematian pada ikan sehingga para pembudidaya mengalami kerugian. Berdasarkan hal tersebut penelitian tentang identifikasi bakteri diperlukan untuk mengetahui jenis bakteri patogen yang ada dalam kegiatan budidaya ikan kakap putih.

1.3. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri penyebab penyakit pada ikan kakap putih Lates calcarifer di Tanjungpinang

1.4. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait jenis bakteri patogen pada ikan kakap putih guna mendapatkan diagnosa yang tepat sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan.

.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada hasil penelitian Mapaliey et al., 2013 menyatakan bahwa persentase cacing sutera yang terbaik untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan panjang serta berat larva ikan

15 KESIMPULAN  IKan Koi merupakan salah satu ikan hias yang memiliki prospek yang sangat baik di kembangkan di Indonesia  Serangan bakteri pathogen pada budidaya ikan koi dapat