• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting untuk perkembangan, terutama pendidikan dasar karena pada jenjang pendidikan dasar peserta didik akan dibentuk karakter agar bisa lebih baik di masa mendatang, dengan adanya pendidikan dapat meningkatkan pola pikir seorang manusia hingga kedepannya bisa membentuk pribadi yang lebih baik. Undang- Undang Republik Indonesia No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa :

“Pendidikan adalah usaha dasar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Tingkat satuan pendidikan yang di anggap sebagai dasar pendidikan adalah sekolah dasar. Secara umum pengertian sekolah dasar dapat di katakan sebagai institusi pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan dasar dan mendasari proses pendidikan selanjutnya. Pendidikan ini diselenggarakan untuk anak-anak yang telah berusia tujuh tahun dengan asumsi bahwa anak seusia tersebut mempunyai tingkat pemahamaan dan kebutuhan tingkat pendidikan yang sesuai dengan dirinya”.

Sekolah Dasar dapat dikatakan sebagai kegiatan yang mendasari tiga aspek, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ruang kelas umumnya merupakan suatu ruangan yang berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan tatap muka dalam proses kegiatan belajar mengajar. Kondisi yang nyaman dan sehat adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam menunjang proses belajar

(2)

2

dan mengajar yang berlangsung. Menurut Permendiknas (2007) mengatakan bahwa :

“....kelas tidak hanya harus nyaman tetapi juga harus memenuhi standar yang di tetapkan yang berkorelasi dengan kesehatan dari peserta didik dan juga para guru. Rasio minumun ruang kelas di sekolah dasar adalah 2 m2/peserta didik, dengan luas minimum ruang kelas adalah 30 m2, dimana lebar minimunya adalah 5 m2. Suatu ruang kelas di haruskan untuk memiliki jendela yang memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan”.

Sekolah yang baik seharusnya didesain sehingga dapat meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar. Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan sebuah ruang. Sebuah ruangan akan berfungsi maksimal apabila memiliki akses pencahayaan yang baik. Menurut Purnama (2011) mneyatakan bahwa :

“Dengan pencahayaan yang baik, maka benda-benda akan dapat dilihat dengan jelas sehingga aktivitas dalam ruang akan berjalan dengan lancar.

Pencahayaan yang tidak tepat dapat merusak atmosfer ruang sehingga menimbulkan perasaan yang kurang nyaman, selain itu akan menimbulkan tekanan secara fsikologis terhadap pengguna ruang, gangguan penglihatan, dan gangguan kesehatan lainnya. Oleh karena itu intensitas cahaya perlu diatur untuk menghasilkan ke sesuaian kebutuhan penglihatan di dalam ruang berdasarkan jenis aktivitasnya”.

Ergonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan kenyamanan dan efektivitas sebuah alat kerja dengan manusia sebagai pemakainya. Dengan penerapan ergonomi maka akan tercipta lingkungan yang aman, sehat, dan nyaman sehingga kegiatan menjadi lebih produktif dan efesien. Hasil penelitian pada Pusat Penelitian Penyakit Tidak Menular Badan Lembaga Kesehatan Depkes RI (2008) menyatakan bahwa :

“Akibat dari pemakaian fasilitas kerja yang tidak ergonomis akan menyebabkan perasaan tidak nyaman, konsentrasi menurun, mengantuk dan lain sebagainya, hal ini dapat terjadi juga pada siswa Sekolah Dasar dalam

(3)

3

kualitas penerangan ruang kelasnya. Adapun bila kondisi tersebut berlangsung lama dan secara terus menerus selama masa sekolah akibat yang di timbulkan akan lebih jauh dapat menyebabkan gangguan penglihatan”.

Pencahayaan merupakan sumber terbaik bagi bangunan, tidak terkecuali untuk bangunan sekolah. Intensitas pencahayaan yang baik akan berdampak pada kenyamanan proses belajar mengajar di ruang kelas. Hasil penelitian Irnawaty (2016) menyatakan bahwa :

“Sebagian besar intensitas pencahayaan ruang kelas Sekolah Dasar di Kota Makassar berada dibawah standar pencahayaan rata-rata SNI ruang kelas.

Sebanyak 87,9% dibawah nilai standar pencahayaan rata-rata SNI untuk ruang kelas dan hanya sebanyak 12,1% yang diatas nilai standar SNI”.

Usia 5-12 tahun merupakan usia perkembangan anak sekolah dimana pada usia ini terjadi perubahan-perubahan pada diri anak seperti perubahan pada aspek fisik, kognitif, emosi dan psikisional. Desain penerangan diruang kelas seharusnya di sesuaikan dengan keadaan bangunan dan tata letaknya.

Secara umum di Indonesia belum dilakukan analisa fenomena dasar penerangan untuk fasilitas belajar di Sekolah Dasar, sehingga murid sekolah juga mempunyai peluang untuk menderita kelelahan mata dan dapat mengganggu kesehatan terutama kesehatan penglihatan siswa Sekolah Dasar.

Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 2 Maret 2018 di SDN Pagadean diketahui bahwa kondisi penerangan di ruang kelas I dan V kurang terang dengan menggunakan penerangan buatan (lampu), jumlah lampu yang digunakan hanya ada satu lampu. Intensitas penerangannya tidak merata, secara teori kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan mata pada siswa SDN Pagadean Subang.

(4)

4

Hal tersebutlah yang menjadi pendorong peneliti dalam melakukan penelitian mengenai : “Gambaran Intensitas Pencahayaan dan Kelelahan Mata Pada Siswa SDN Pagadean Subang”.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran intensitas pencahayaan dan kelelahan mata pada siswa SDN Pagadean Subang tahun 2018”.

C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran intensitas pencahayaan dan kelelahan mata pada siswa SDN Pagadean Subang.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui besarnya intensitas pencahayaan ruang kelas I dan V di SDN Pagadean Subang.

b. Untuk mengetahui keluhan kelelahan mata yang di alami siswa kelas I dan V di SDN Pagadean Subang.

(5)

5

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Akademis

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Khususnya dalam ruang lingkup mata kuliah Fisika Optik, Patologi Mata dan Ergonomi Pencahayaan.

2. Teoritis

a. Bagi peneliti, dari aspek teoritis manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran intensitas pencahayaan dan kelelahan mata.

b. Bagi profesi Refraksionist Optisien, untuk mengetahui data empiris di lapangan tentang intensitas pencahayaan yang berperan penting dalam melakukan pekerjaan atau aktifitas sehingga tidak menimbulkan kelelahan mata.

3. Praktis

Penelitian ini memberikan informasi yang jelas mengenai intensitas pencahayaan dan kelelahan mata sehingga di harapkan Sekolah Dasar dapat menyediakan fasilitas ruang kelas dengan pencahayaan yang sesuai standar.

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN 1. Lingkup Masalah

Masalah yang diambil pada penelitian ini dibatasi mengenai intensitas pencahayaan dan kelelahan mata.

(6)

6

2. Lingkup Metode

Penelitian ini menggunakan studi survei dengan data primer yang dihasilkan dari kuesioner.

3. Lingkup Keilmuan

Penelitian ini merupakan bidang ilmu Refraksi Optisi dan bidang ilmu Kesehatan Mata.

4. Lingkup Tempat

Penelitian ini dilakukan di SDN Pagadean Subang tahun 2018.

Referensi

Dokumen terkait

The Correlation Between Students’ Students’ Speaking Self-Efficacy and Collocation Competence in Speaking at SMPN 1 PARENGAN Based on the other result especially of Pearson r