BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permenkes tahun 2015 tentang standar profesi refraksionis optisien menyatakan bahwa salah satu upaya kesehatan yang harus dicapai adalah upaya ksehatan mata dan kebutaan dalam rangka optimalisasi fungsi penglihatan masyarakat dengan melibatkan tenaga kesahatan yang mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan tanggung jawab profesinya. Sejalan dengan semakin tingginya tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan dan pemerataan pelayanan, maka peranan refraksionis optisien sebagai salah satu tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk melaksakan upaya kesehatan mata dan pencegahan kebutaan.
Refraksi Optisi kaitannya dengan dunia kesehatan adalah sangat terkait dengan alat rehabilitasi dalam bentuk kacamata maupun lensa kontak, serta lensa tanam atau intra ocular lens sebagai pengganti lensa asli.
Kacamata adalah alat yang dapat membantu seseorang untuk dapat membaca dan melihat, selain itu kacamata juga memiliki fungsi yaitu menghindari kontak mata langsung dari paparan sinar matahari, dan debu saat berkendara. (Ogle, 1961)
Kacamata sangat berarti sekali manfaatnya bagi mereka yang membutuhkannya, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat mata miopia, hipermetropia, presbiopia.
Disamping itu kacamata juga bisa di jadikan tren masa kini. (Ogle, 1961)
Semakin berkembangnya zaman dari tahun ke tahun, semakin maju pula kualitas kacamata. Saat ini bisa kita jumpai di berbagai optik yang melayani kebutuhan kacamata dengan berbagai model dan merk yang terkenal yang di impor langsung dari negara pembuat kacamata dengan harga yang sangat mahal.
Kacamata terdiri dari komponen frame dan lensa,untuk lensa kacamata kita tidak bisa sembarang memotong lalu menempelkan kepada frame yang kita inginkan tentunya ada beberapa aturan salah satunya titik letak fokus yang harus sejajar dengan pupil mata pasien yang bisa kita sebut Optical Center (OC),OC dapat kita ukur melalui pengukuran Pupilary Distance. (Ogle, 1961)
Pupilary Distance (PD) adalah jarak antara pupil mata kanan dan mata kiri, tepatnya adalah jarak antara reflek yang di timbulkan oleh sinar yang disorotkan ke mata. Reflek itu tidak selalu pas di tengah tapi ada juga yang cenderung ke nasal.
(Brook, 1983).
Cara pengukurannya adalah dengan berbagai alat dari yang sederhana yaitu PD Rule atau penggaris, trial frame bahkan sampai dengan yang digital seperti pupilo meter,dan autorefraksi. (Brook, 1983).
Masalah yang ditemukan penulis berawal dari keluhan pasien yang berdampak pada kelainan refraksi karena optical center (OC) mata tidak tepat dengan oc lensa kacamata dan penulis sering menemukan penjual kacamata online yang didalamnya tidak terdapat pelayanan untuk pengukuran PD, sehingga penulis penasaran untuk meneliti di daerah pada suka dekat rumah penulis.
Jarak titik focus ini bias menyebabkan ketidak nyamanan pada kacamata antara pupil distance dan optik center (oc) atau titik focus lensa kacamata tidak sama karena bias menimbulkan efek prisma. Efek prisma di sini bias menimbulkan sakit kepala.
B. Rumusan Masalah
Pembahasan tentang Pupilary Distance sangat luas dan banyak. Agar penulisan ini lebih terfokus. Berdasarkan batasan masalah itu, maka dirumuskan sebagai berikut ini.
Bagaimana pengetahuan petugas tentang pengukuran optik di daerah Padasuka ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui pengetahuan petugas optik tentang pengukuran PD di optik – optik daerah Padasuka
2. Tujuan Khusus
Mengetahui pengetahuan petugas optik dalam hal pengukuran PD berdasarkan standar operasional pengukuran PD
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian diharapkan dapat dijadikan informasi dan pengetahuan mengenai teknik pengukuran pupil distance kepada petugas optik dan institusi
2. Manfaat Praktis
a. Meningkatkan rasa tanggung jawab petugas atas alat rehabilitas mata kepada petugas dan institusi
E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Lingkup Masalah
Masalah yang akan diteliti adalah pengetahuan petugas optik di daerah padasuka tentang pengukuran PD
2. Lingkup Metode
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan eksperimental, yaitu dimana metode yang akan dilakukan untuk mengetahui pengetahuan petugas tentang pengukuran Pupil Distance
3. Lingkup Keilmuan
Ruang lingkup materi dan penelitian ini adalah materi refraksi klinik dan dispensing tentang pengukuran PD
4. Lingkung Tempat dan Waktu
Tempat penelitian dilakukan di optik – optik daerah padasuka,Bandung pada bulan maret – april tahun 2019.