• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk mencerminkan derajat kesehatan ibu dan anak, sekaligus cerminan dari status kesehatan suatu negara. Berdasarkan data Komdat yang diunduh pada 11 Januari 2023, jumlah kematian ibu tahun 2021 sejumlah 1.188 kasus, dengan kasus kematian ibu tertinggi di Kabupaten Karawang sebanyak 117 kasus. Dibandingkan tahun 2020 terdapat 745 kasus kematian ibu, tahun 2021 mengalami peningkatan kasus kematian ibu sebesar 443 kasus sehingga menjadi kematian terbanyak tahun 2021 karena dikarenakan Covid-19 dengan persentase 40%.

Kematian ibu terjadi paling banyak saat hamil dan nifas dengan spesifikasi ibu meninggal paling banyak pada usia reproduktif yaitu 20 – 35 tahun dan masih banyak yang di atas usia 35 tahun dengan persentase 36%.

Sementara itu, kematian bayi tahun 2021 mengalami penurunan sejumlah 88 kasus dengan total 2.672 kasus dengan perbandingan tahun sebelumnya yaitu 2020 terdapat 2.760 kasus kematian bayi.

Lalu, Kadinkes memaparkan jumlah kematian neonatal di tahun 2021 mengalami peningkatan sejumlah 25 kasus dibandingkan dengan tahun 2020 yaitu dengan total 2.252 kasus yang disebabkan bayi berat lahir rendah (BBLR).( Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,2021.)

Berdasarkan data dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi pada tahun 2021, mencatat angka kematian ibu (AKI) sampai akhir tahun terdapat 62.Dengan penyebab kematian akibat Covid 19 sebanyak 32 orang, karena perdarahan 18 kasus, Hipertensi 11 kasus, jantung 1 kasus. Ditahun 2021 ada pergeseran kasus kematian karena adanya pandemi Covid 19 menyebabkan kasus kematian ibu 50% akibat Covid 19. Kasus Kematian neonatal sebanyak 161 kasus dengan penyebab Asfiksia 62 kasus, BBLR 47

(2)

kasus, Sepsis 3 kasus, kelainan kongenital 25 kasus, lain lain sebanyak 24 kasus. Kasus kematian bayi 35 kasus dengan penyebab kebanyakan Ibu meninggal karena komplikasi kebidanan yang tidak ditangani dengan baik dan tepat waktu. Sekitar 15% dari kehamilan/persalinan mengalami komplikasi, 85% normal. Kira-kira 75% kematian ibu disebabkan : Tekanan darah tinggi saat kehamilan (preeclampsia/eclampsia), Perdarahan parah (sebagian besar perdarahan pasca salin), infeksi (biasanya pasca persalinan), Partus lama/macet, Aborsi yang tidak aman. (Key Facts. Maternal mortality. 2019).

Salah satu keadaan yang dapat menimbulkan infeksi adalah terjadinya ketuban pecah dini.

Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila Ketuban Pecah Dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut Ketuban Pecah Dini pada kehamilan prematur. Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami Ketuban Pecah Dini (Sarwono, 2018).

KPD merupakan suatu kejadian obstetrik yang banyak ditemukan, dengan insiden sekitar 10,7% dari seluruh persalinan, dimana 9,4% diantaranya terjadi pada kehamilan cukup bulan. Apabila terjadi sebelum kehamilan aterm maka lebih banyak masalah terjadi daripada kehamilan aterm (Prawirohardjo, 2017). Menurut World Health Organization (WHO) angka kejadian KPD di dunia pada tahun 2013 sebanyak 50-60% (WHO, 2014). KPD di Indonesia berkisar 4,4 – 7,6% dari seluruh kehamilan. Angka kejadian KPD berkisar antara 3-18% yang terjadi pada kehamilan preterm, sedangkan pada kehamilan aterm sekitar 8-10% (Human Development Report, 2010). Menurut WHO, kejadian KPD di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 35% (WHO, 2014). Jika tidak ditangani, KPD dapat mengancam kondisi ibu dan janin yang dikandungnya.

Komplikasi yang dapat disebabkan KPD pada ibu yaitu infeksi intrapartal/ dalam persalinan, infeksi puerperalis/ masa nifas, dry labour/ partus lama, perdarahan post partum, meningkatnya tindakan operatif obstetric (khususnya SC), morbiditas dan mortalitas maternal. Komplikasi yang dapat

(3)

disebabkan KPD pada janin itu yaitu prematuritas (sindrom distres pernapasan, hipotermia, masalah pemberian makanan neonatal), retinopati premturitas, perdarahan intraventrikular, enterecolitis necroticing, ganggguan otak dan risiko cerebral palsy, hiperbilirubinemia, anemia, sepsis, prolaps funiculli/

penurunan tali pusat, hipoksia dan asfiksia sekunder pusat, prolaps uteri, persalinan lama, skor APGAR rendah, ensefalopati, cerebral palsy, perdarahan intrakranial, gagal ginjal, distres pernapasan), dan oligohidromnion (sindrom deformitas janin, hipoplasia paru, deformitas ekstremitas dan pertumbuhan janin terhambat), morbiditas dan mortalitas perinatal (Marmi dkk, 2016).

Ketuban pecah dini jika tidak ditangani dengan baik akan dapat berdampak mengerikan terutama bagi kandungan. Karena insiden air ketuban pecah, kuman dapat berimigrasi ke dalam kantung ketuban sehingga menyebabkan infeksi. Ketika kandungan infeksi, ini dapat membahayakan pertumbuhan, perkembangan bahkan nyawa janin. Tingkat kejadian pasen KPD di Puskesmas Gegerbitung Sukabumi dalam kurun waktu Januari- Desember 2021 dari 676 kasus persalinan terdapat 246 kasus KPD sebanyak 199 kasus dapat ditangani di Puskesmas sisa nya sebanyak 47 kasus di lakukan rujukan ( PWS KIA 2021) , dimana rata-rata pasen datang dengan fase laten.

Sampai dengan bulan Mei 2023 sendiri terdapat 118 kasus KPD dari 397 jumlah kasus bersalin di Puskesmas Gegerbitung.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan Kebidanan Asuhan kebidanan dengan judul ‘’ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. E G1P1A0 HAMIL 38 MINGGU DENGAN KPD DI PUSKESMAS GEGERBITUNG SUKABUMI TAHUN 2023’’

1.2 Tujuan Penulisan 1.2.1 Tujuan umum

Memberikan asuhan kebidanan pada Ny E G1P0A0 pada kehamilan bersalin,nifas dan neonatus di Puskesmas Gegerbitung, pada tanggal 12 Mei 2023 sampai tgl 30 Juni 2023 .

(4)

1.2.2 Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dalam asuhan komprehensif ini ialah :

1. Mampu mengumpulkan data pada Ny. E G1P0A0 pada kehamilan, bersalin, nifas dan neonatus;

2. Mampu melakukan Analisis asuhan kebidanan pada Ny. E G1P0A0 pada kehamilan, bersalin, nifas dan neonatus;

3. Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. E G1P0A0 pada kehamilan, bersalin, nifas dan neonates;

4. Mampu mengetahui peran bidan pada asuhan kebidanan Ny. E G1P0A0 pada kehamilan bersalin, nifas dan neonatus.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Teoritis

Sebagai bahan menambah khasanah keilmuan di bidang asuhan kebidanan bagi mahasiswa dalam memahami pelaksanaan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

1.3.2 Manfaat Praktik 1. Bagi lahan Praktik

Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu pelayanan terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan secara komprehensif melalui continuity of care.

2. Bagi Klien

Agar klien mampu meningkatkan pengetahuan tentang kehamilan, persalinan, nifas serta bayi baru lahir melalui informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan saat memperoleh pelayanan.

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Chän m« h×nh M« h×nh dßng ch¶y trong lßng dÉn hë trong ®ã cã dßng ch¶y qua ®Ëp trµn diÔn ra theo tiªu chuÈn Froude nghÜa lµ theo tiªu chuÈn t­¬ng tù ®éng lùc häc.. Tuy nhiªn, theo

Markus Färkkilä, MD, PhD Helsinki University Hospital Haartmaninkatu 4 00290 Helsinki, Finland Co-investigator Conducting the trial at the study site... Merja Soilu- Hänninen, MD,