• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa tidak diinginkan yang terjadi karena kendaraan mengalami tabrakan dengan benda lain sehingga menyebabkan kerusakan, cidera hingga kematian pada korban kecelakaan (Asdiwinata et al., 2019). Kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian di jalan raya yang tidak terduga serta tidak disengaja, melibatkan kendaraan ataupun pengguna jalan lainnya sehingga menimbulkan beberapa dampak diantaranya adalah terdapat korban manusia dan atau kerugian materi berupa harta benda (Asdiwinata et al., 2019). Meningkatnya jumlah kendaraan tanpa diiringi dengan bertambahnya akses jalan raya untuk menampung jumlah kendaraan dapat membawa pengaruh negatif berupa kemacetan serta jumlah kasus kecelakaan lalu lintas yang kian meningkat (Enggarsasi & Sa’diyah, 2017).

Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan utama yang sering terabaikan oleh lembaga pemerintah. Menurut undang - undang no 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Pengguna Jalan, kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak terduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda.

Kecelakaan lalu lintas didefinisikan sebagai kecelakaan kendaraan dijalan umum atau jalan raya yang tempatnya tidak ditentukan (Ardhianata Putra

(2)

et al., 2018). Kejadian ini tidak disengaja, tidak diduga-duga dan merupakan kemalangan yang tidak diharapkan yang menyebabkan kerusakan dan kerugian Kadang kecelakaan ini dapat mengakibatkan korban luka ringan (slight injury), korban luka berat (serious injury) dan korban mati ( fatal) ( Pamungkas, 2014: 14). Dalam Pasal 531 KUH Pidana dinyatakan: “Barang siapa menyaksikan sendiri ada orang di dalam keadaan bahaya maut, lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu dapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak membahayakan dirinya sendiri atau orang lain diancam, jika orang yang perlu ditolong itu meninggal, diancam dengan hukuman pidana kurungan paling lama tiga bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah” (Roy Wilson Putra Sihombing, 2013)

Akan tetapi banyak orang yang tidak mau memberikan pertolongan pertama karena takut salah dan tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik tentang pertolongan pertama Padahal keterlambatan semenit saja dalam memberikan pertolongan bisa berakibat fatal dan bisa memperparah cedera atau bahkan kematian (Ardhianata Putra et al., 2018) Inilah yang menjadi dasar perlunya dilakukan pendidikan atau pelatihan tentang pertolongan pertama (Bollig et.l, 2011:

1).

Pertolongan pertama sangat penting perannya jika berada dalam keadaan yang tidak diharapkan seperti kecelakaan. Masyarakat Indonesia sudah banyak yang mengetahui pentingnya pertolongan pertama namun

(3)

tidak sampai pada tahap mempelajari. Selain itu masyarakat beranggapan bahwa pertolongan pertama berguna ketika situasi gawat darurat yang mungkin tidak akan mereka alami. Masyarakat perlu ditingkatkan kesadaran dan diberi sebuah fasilitas yang mudah dijangkau untuk mempelajari pertolongan pertama (Fadhillah, 2013). Perlu diingat bahwa pertolongan pertama yang diberikan ketika kecelakaan merupakan bantuan yang sangat mendesak dan sangat dibutuhkan. Mendesak karena pada saat itu paramedis tidak langsung mendatangi korban (Cho, 2015).

Meskipun demikian, tanpa didasari dengan pengetahuan yang benar tentang pertolongan pertama, masyarakat seringkali 3 menjadi panik dan tidak tahu harus berbuat apa ketika menghadapi kondisi darurat tersebut.

Sehingga, karena salah penanganan dari awal itulah justru memperparah situasi serta kondisi korban (Kumoratih, 2010). Untuk dapat menyelamatkan atau mempertahankan hidup dan mencegah cacat penderita maka masyarakat harus mampu: (a) Cara minta tolong; (b) Cara melakukan RJP tanpa alat; (c) Cara menghentikan perdarahan; (d) Cara memasang balut atau bidai; (e) Cara transportasi yang baik. Kecelakaan lalu lintas dapat memberi dampak pada daerah sekitarnya, jika kecelakaan terjadi di tempat yang ramai maka masyarakat diharapkan dapat membantu dengan memberikan pertolongan pertama pada korban (Sanifah, 2018).

Berdasarkan data WHO tahun 2018 yang dilakukan penilaian keselamatan jalan pada 178 negara, kematian nomor 8 di dunia disebabkan

(4)

oleh kecelakaan lalu lintas dengan tingkat kematian 2,5%. Berdasarkan data dari BPS RI (Badan Pusat Statistik, 2018), angka kejadian kecelakaan di Indonesia pada tahun 2018 sebanyak 109.215 kasus, korban meninggal sebanyak 29.472 orang, cidera berat sebanyak 13.315 orang, dan 130.571 orang mengalami cidera ringan. Direktorat lalu lintas kepolisisan daerah Sumatera Selatan mencatat jumlah kasus kecelakaan di Sumatera Selatan meningkat sebesar 3,47 persen pada tahun 2018 dengan jumlah 1.192 kasus (Febriansyah, 2019). Kapolresta Palembang mengungkapkan bahwa pada tahun 2018 korban kecelakaan lalu lintas di kota Palembang mencapai 360 orang, 96 orang diantaranya meninggal. Dari total korban kecelakaan lalu lintas, sekitar 70 persen kecelakaan terutama disebabkan karena kelalaian dalam berkendara .

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (BPS RI, 2019), menyatakan angka kecelakaan lalu lintas pada tahun 2017 sebanyak 103.228 kejadian dengan korban meninggal 30.568, luka berat 14.395, luka ringan 119.945 korban. Dari data tersebut dapat menegaskan bahwa kecelakaan lalu lintas di dunia maupun Indonesia menjadi salah satu faktor kematian sesorang yang relatif cukup tinggi.

Berdasarkan hasil RISKESDAS 2018, kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi wilayah jawa barat kebanyakan mengakibatkan cedera di bagian kepala. Provinsi Jawa Barat memiliki proporsi sebesar 12,3% atau 1.986 dari 16.150 kasus. Menurut tempat kejadiannya, kasus cedera di Jawa Barat di jalan raya menempati urutan kedua dengan proporsi 32,1%

(5)

atau 5.184 dari 16.150 kasus. Cedera yang disebabkan oleh kecelakaan di Provinsi Jawa Barat sendiri memiliki proporsi sebesar 2,2% atau 4.110 dari 186.809.

Dari hasil pendahuluan dan data masyarakat di wilayah Subang perihal pertolongan pertama pada kecelakan lalau lintas serta fenomena yang sering terjadi terutama di wilayah Subang khususnya di Jalan Cagak dengan kondsi jalan yang yang berbelok- belok serta tanjakan dan turunan yang sangat curam mengakibatkan banyak terjadi kecelakan lalu lintas di daerah tersebut, namun dijalan yang datarpun kecelakaanpun masih sering saja terjadi. Maka dari itu pengetahuan dan sikap masyarakat terutama di wilayah Subang keterkaitan tentang pertolongan pertama sangat dibutuhkan guna untuk mengurangi resiko dan menekan angka kecelakaan lalu lintas. Objek penelitianya sendiri berfokus pada masyarakat terutama anak-anak remaja usia ˃ 15 tahun dan dewasa hingga lansia ˂ 70 tahun.

Dengan begitu . sikap atau perilaku yang baik berupa pertolongan pertama dapat diaplikasikan apabila seseorang memiliki pengetahuan serta sikap yang positif tentang pertolongan pertama. Jika sikap yang dimiliki seseorang sudah baik maka perilaku orang tersebut dalam bertindak juga akan baik.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian tentang “Gambaran pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pertolongan pertama pada kecelakaan lalu lintas di wilayah jalan cagak RT 15 kabupaten subang Jawa Barat”.

(6)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

“Bagaimana Pengetahuan Masyarakat Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Jalan Cagak RT 15 Kabupaten Subang.”

C. Tujuan Penelitian

Untuk Mengetahui Pengetahuan Masyarakat Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Jalan Cagak RT 15 Kabupaten Subang Jawa Barat.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmiah pada bidang Keperawatan, sebagai masukan bagi perawat untuk memberikan dukungan terhadap pertolongan pertama pada kecelakaan lalu lintas.

2. Manfaat Praktis

Manfaat penelitian yang dilakukan pada pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan panduan untuk peneliti yang akan dilakukan selanjutnya

(7)

2. Bagi Masyarakat

Dari hasil penelitian ini diharpakan masyarakat memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih luas tentang cara penanganan pada kecelakaan lalu lintas

3. Bagi RT

Hasil penelitian ini diharapakan bisa menjadi masukan bagi aparat pemerintah agar selalu melakukan pengontrolan terhadap wilayah yang sering terjadi kecelakaan lalu lintas.

4. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber referensi pengembangan ilmu keperawatan terutama di bidang Keperawatan Gawat Darurat.

E. Ruang Lingkup

Dari permasalahan dan fenomena yang muncul di wilayah Subang Jawa barat keterkaitan dengan gambaran pengetahuan dan sikap tentang pertolongan pertama pada kecelakaan lalu lintas. Pengetahuan dimiliki masyarakat di wilayah subang keterkaitan tentang kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi terjadi. Maka dari itu dilihat dari permasalahan diatas peneliti ingin melakukan penelitian di tempat dan waktu sebagai berikut.

(8)

Waktu penelitian dari bulan April s/d Juni atau dengan batas waktu yang ditentukan, tempat penelitian berada di wilayah Subang Provinsi Jawa Barat.

Referensi

Dokumen terkait

Minarwan Editor-in-Chief Berita Sedimentologi Indonesian Journal of Sedimentary Geology A scientific Journal published by Indonesian Sedimentologists Forum FOSI, a commission of