1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul Tugas Akhir
Asuhan keperawatan gawat darurat dengan Pemberian terapi pijat refleksi tangan dan kaki pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut dengan diagnosa medis coronary artery disease (CAD) di ruang instalasi gawat darurat rumah sakit tk. II Dustira cimahi
B. Latar Belakang
Jantung merupakan organ yang sangat vital bagi tubuh manusia.
Penyakit – penyakit pada organ jantung dapat mengganggu fungsi dan kerja jantung dalam mengalirkan darah keseluruh tubuh manusia. Salah satu penyakit yang menyerang jantung adalah penyakit jantung koroner (PJK) atau Coronary Artery Diseases (CAD). Coronary Artery Diseases (CAD) adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan darah karena penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah koroner akibat kerusakan lapisan dinding pembuluh darah (Aterosklerosis) (Kemenkes, 2018).
Berdasarkan data statistik dunia ada 9,4 juta kematian setiap tahun yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Sementara 45% kematian tersebut disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Penyakit kardiovaskuler seperti jantung, kanker, stroke, gagal ginjal tiap tahun terus meningkat dan menempati peringkat tertinggi penyebab kematian di Indonesia terutama pada usia-usia produktif . Data Riskesdas menunjukkan prevalensi penyakit Kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner sebanyak 1,5% (2013- 2018) (Kemenkes, 2018).
Tanda dan gejala dari Coronary Artery Diseases (CAD) adalah keluhan rasa tidak nyaman di dada atau nyeri dada (angina) yang berlangsung selama lebih dari 20 menit saat istirahat atau saat aktivitas.
Rasa nyeri tersebut merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang timbul bila terdapat kerusakan jaringan dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan stimulus nyeri. International association for the study of paint (IASP) menyebutkan definisi nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan, aktual maupun potensial, atau digambarkan sebagai kerusakan yang sama (Black & Hawks, 2014).
Sedangkan Nyeri yang dirasakan oleh seseorang berbeda – beda sesuai dengan skala dan perasaan dari individu tersebut. Berat ringannya nyeri tergantung seseorang tersebut mengatakan sesuai dengan persepsinya.
Margo McCaffery mengatakan nyeri merupakan segala sesuatu yang dikatakan oleh individu yang merasakan nyeri dan ada ketika individu tersebut mengatakan ada (Black & Hawks, 2014).
Pereda nyeri yang efektif dapat dicapai dengan baik melalui kombinasi terapi farmasi dan non farmasi. Berdasarkan sejarah manajemen farmasi telah menjadi pilihan utama untuk meredakan nyeri terutama nyeri akut (Black & Hawks, 2014). Pada pasien dengan Coronary Artery disease (CAD) pengurangan nyeri dapat diatasi dengan farmakologi, yaitu obat – obatan anlgetik baik secara intravena maupun intramuscular. Obat analgetik dapat menyebabkan efek samping biasanya konstipasi, mual dan muntah, depresi pernapasan yang mengakibatkan kematian, kulit gatal dan kemerahan, gangguan ginjal dan lain sebagainya (Black & Hawks, 2014).
Terapi non farmakologi untuk mengurangi nyeri mencakup perilaku kognitif dan pendekatan secara fisik. Dengan karakteristik dan skala nyeri yang berbeda – beda. Tujuan dari intervensi perilaku kognitif adalah untuk mengubah persepsi klien terhadap nyeri, mengubah persepsi klien terhadap nyeri, dan untuk mengajari klien agar memiliki rasa kontrol terhadap nyeri yang lebih baik. Kompres panas atau dingin, berdoa, relaksasi, imajinasi
terpimpin, musik dan masase merupakan beberapa contoh terapi non Farmakologi. Kelebihan dari terapi non farmakologi adalah mengurangi efek samping dari ketergantungan obat. Sedangkan dalam pengobatan non farmakologi ada beberapa opsi teknik pengobatan, diantaranya adalah pijat refleksi kaki dan tangan (Black & Hawks, 2014).
Pijat tangan dan kaki mudah untuk diaplikasikan pada klien karena tidak memerlukan bahan dan alat yang berlebih. Pijat tangan dan kaki sangat membantu dan hemat secara biaya. Tangan dan kaki mudah diakses, dan dapat dilakukan kepada individu dengan berbagai posisi tubuh. Sedangkan terapi non – Farmakologi seperti relaksasi napas dalam itu memerlukan kondisi pasien dengan keadaan tenang dan napas teratur. Sedangkan pada studi kasus ini Tn. S yang berusia 43 tahun mengeluh nyeri dada disertai dengan sesak napas. Selain itu jika menggunakan terapi kompres panas atau dingin alat dan bahan yang dibutuhkan tidak memadai apalagi dilakukan di ruang IGD yang memerlukan penanganan yang cepat dan tepat.
Foot hand masase adalah pemijatan pada area tangan dan kaki dengan mengarah pada titik pusat urat – urat saraf untuk merileksasikan fisik dan mental, mengurangi nyeri dan meningkatkan keefektifan pengobatan nyeri yang memberikan kenyamanan (potter & perry, 2010).
Massage foot and hand efektif dalam memberikan relaksasi fisik dan mental, mengurangi nyeri dan meningkatkan keefektifan dalam pengobatan.
Pijat atau Massage adalah metode yang memberikan stimulasi untuk menghambat nyeri sehingga memberikan kenyamanan dan relaks pada daerah yang diinginkan (Black & Hawks, 2014).
Klien yang mengeluh nyeri tentu akan merasa tidak nyaman baik saat aktivitas maupun sedang istirahat. Dengan dilakukannya massage foot and hand membantu mengurangi ketegangan otot yang meningkatkan nyeri.
Ketika dilakukan gerakan pemijatan pada tangan dan kaki pada klien yang mengalami nyeri memberikan efek istirahat dan kenyamanan. Namun perlu diperhatikan bahwa perlu mengetahui teknik pijat sehingga tidak
meningkatkan ketidaknyamanan akibat nyeri. Terapi pijat juga merupakan terapi komplementer pendamping terapi farmakologi.
Penelitian terbaru mengenai Foot Hand Massage untuk mengurangi nyeri akut pada pasien dengan nyeri dada karena Coronary Artery Diseases CAD belum ada yang terbaru. Namun pada penyakit lain Foot Hand Massage efektif digunakan untuk menurunkan nyeri. Penelitian (Awan, Hadisaputro, & supriyadi, 2015) yang dilakukan pada pasien infark miokard akut menunjukan hasil bahwa pemberian foot hand massage selama 4 kali 20 menit memberikan respon fisiologi nyeri tekanan darah sistol, diastol, nadi, respirasi, leukosit darah dan pada kelompok perlakuan 94% intensitas nyeri menurun menjadi skala ringan. Penelitian (Hashemzadeh, Dehdilani,
& Gol, 2019) berdasarkan hasil penelitian menunjukkan foot reflexology memiliki efek positif terhadap kestabilan hemodinamik dan mengurangi nyeri pada pasien yang menjalani program coronary artery bypass graft.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh (Rejeh, Tadrisi, Yazdani, Saatchi,
& Vaismoradi, 2020) didapatkan hasil bahwa pijat refleksi tangan sebagai teknik non farmakologi dan aman dapat digunakan oleh perawat bersama dengan intervensi farmakologi lainnya untuk mengurangi penderitaan nyeri pasien terkait prosedur invasif.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan (ASKEP) pada dengan menerapkan salah satu tindakan keperawatan yaitu teknik relaksasi massage yaitu refleksi pijat kaki dan tangan pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut dengan diagnosa medis coronary artery disease (CAD) di ruang instalasi gawat darurat rumah sakit tk. II Dustira cimah.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulisan Karya Ilmiah ini bertujuan untuk melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut dengan diagnosa medis coronary artery disease (CAD) di ruang instalasi gawat Darurat rumah sakit tk.II Dustira Cimahi.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut dengan diagnosa medis coronary artery disease (CAD) di ruang instalasi gawat Darurat rumah sakit tk.II Dustira Cimahi
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut dengan diagnosa medis coronary artery disease (CAD) di ruang instalasi gawat Darurat rumah sakit tk.II Dustira Cimahi
c. Mampu menyusun perencanaan keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut dengan diagnosa medis coronary artery disease (CAD) di ruang instalasi gawat Darurat rumah sakit tk.II Dustira Cimahi
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut dengan diagnosa medis coronary artery disease (CAD) di ruang instalasi gawat Darurat rumah sakit tk.II Dustira Cimahi
e. Mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut dengan diagnosa medis coronary artery disease (CAD) di ruang instalasi gawat Darurat rumah sakit tk.II Dustira Cimahi.
f. Mampu memaparkan hasil pemberian terapi pijat refleksi tangan dan kaki.
D. Manfaat
1. Manfaat Keilmuan
Manfaat keilmuan studi kasus ini adalah untuk pengembangan ilmu keperawatan dalam pembuatan Asuhan Keperawatan tentang pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut dengan diagnosa medis coronary artery disease (CAD) di ruang instalasi gawat Darurat rumah sakit tk.II Dustira Cimahi.
2. Manfaat Aplikatif a. Penulis
Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman baru dalam bidang penelitian terutama mengetahui pengaruh teknik pijat terhadap penurunan nyeri pada pasien Coronary Artery Disease (CAD).
b. Rumah sakit
Bahan masukan bagi rumah sakit tentang tindakan pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan Coronary Artery Disease (CAD) sehingga rumah sakit dapat menambahkan dan membuat SOP tentang tindakan tindakan keperawatan pada pasien.
c. Masyarakat/Pasien
Menambah pengetahuan tentang teknik relaksasi pijat untuk penurunan nyeri yang dapat diaplikasikan secara mandiri oleh pasien.