• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) memperkirakan tahun 2025 jumlah

lansia diseluruh dunia akan mencapai 1,2 miliar orang yang akan terus bertambah hingga 2 miliar orang ditahun 2050. Data WHO juga diperkirakan 75% populasi lansia didunia diperkirakan mencapai 22 persen dari penduduk dunia atau sekitar 2 miliar pada tahun 2020, sekitar 80% lansia hidup di negara berkembang. Rata- rata usia harapan hidup dinegara-negara kawasan Asia Tenggara 70 tahun, sedangkan di Indonesia termasuk cukup tinggi yaitu 71 tahun (Profil Data Kesehatan Indonesia tahun, 2011).

Hasil sensus penduduk 2010 menujukkan bahwa Indonesia termasuk 5 negara besar negara dengan jumlah penduduk lansia terbanyak di dunia. Pada tahun 2010 jumlah lansia di Indonesia mencapai 18,1 juta orang. Sementara itu Data Susenas BPS 2012 menunjukkan lansia di Indonesia sebesar 7,56% dari total penduduk Indonesia. Menurut data tersebut sebagian besar lansia di Indonesia berjenis kelamin perempuan. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan pada tahun 2050 akan ada 80 juta lansia di Indonesia dengan komposisi usia 60-69 tahun berjumlah 35,8 juta, usia 70-79 tahun berjumlah 21,4 dan 80 tahun ke atas ada 11,8 juta. Banyaknya jumlah lansia di Indonesia bisa dimaknai sebagai keberhasilan pembangunan manusia dengan indikator bertambahnya usia harapan hidup. Disisi lain hal itu juga menghadirkan

(2)

tantangan mengenai angka ketergantungan hidup yang akan berkolerasi dengan beban ekonomi yang ditanggung penduduk usia produktif untuk membiayai penduduk lansia. Apalagi permasalahan lansia tidak hanya sebatas produktivitas tapi juga menyangkut hal lain seperti pendidikan dan kesehatan (Depsos RI, 2009).

Menurut Dinas Sosial Jawa Barat (2012), Jawa Barat merupakan 5 provinsi dengan jumlah lansia terbanyak di indonesia, jumlah lansia di Jawa Barat tercatat 7,09% dari jumlah lansia di indonesia yaitu berjumlah 1.804.050 jiwa (BPS 2010).

Berdasarkan data Pemkot Bandung yang masuk kategori lansia jumlahnya terbilang cukup banyak yaitu sekitar 360.000 jiwa atau 15% dari jumlah total penduduk Kota Bandung. Permasalahannya, ada yang tidak memiliki keluarga, diterlantarkan oleh keluarganya, kekurangan ekonomi, dan penyebab lain (Depsos RI, 2009).

Peningkatan jumlah lansia di Indonesia ini memberikan suatu perhatian khusus pada lansia yang mengalami suatu proses menua. Permasalahan yang perlu perhatian khusus untuk lansia berkaitan dengan berlangsungnya proses menjadi tua, yang berakibat timbulnya perubahan- perubahan fisik, kognitif, perasaan, sosial, dan seksual (Azizah, 2011).

Saat memasuki usia lanjut, lansia akan mengalami berbagai macam perasaan seperti sedih, cemas, kesepian, dan mudah tersinggung. Kecemasan pada lansia adalah hal yang paling sering terjadi. Lanjut usia pada usia 60-74 tahun adalah masa-masa kecemasan paling tinggi, tetapi seiring dengan semakin bertambahnya

(3)

usia, lansia berusaha menerima keadaan mereka dan merasa pasrah. Usia lanjut dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai dengan berbagai penderitaan seperti beberapa penyakit serta kesadaran bahwa setiap orang akan mati, maka kecemasan akan kematian menjadi masalah psikologis yang penting pada lansia (Maryam, 2012)

Faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan pada lansia adalah dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi umur, tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan, dan kehilangan pasangan, sedangkan faktor eksternal meliputi dukungan keluarga dan dukungan sosial, dan tingkat spritualitas. Jumlah lansia yang mengalami gangguang mental khususnya kecemasan dalam menghadapi kematian diperkirakan mencapai 189 juta jiwa. Di indonesia sendiri angka kejadian gangguan kecemasan pada lansia 1,7 juta jiwa.

Jawa Barat merupakan 5 provinsi terbesar jumlah lansia yang mengalami gangguan mental salah satunya gangguan kecemasan, di Jawa Barat dan Bandung dengan jumlah kejadian sekitar 30% dari jumlah penduduk lansia yaitu 1.082.523,8 jiwa untuk Jawa Barat, untuk kota bandung sekitar 46.500 jiwa (Depkes RI, 2012)

Lansia merupakan tahap yang paling dekat dengan kematian dibandingkan dengan golongan usia sebelumnya karena tahapan ini merupakan tahapan paling akhir dari kehidupan di dunia. Walaupun kesadaran tentang datangnya kematian telah muncul, persepsi tentang kematian akan berbeda pada setiap orang atau kelompok orang. Bagi beberapa orang, bertambahnya usia cenderung menjadikan seseorang semakin sadar akan datangnya kematian dan akan menyebabkan

(4)

seseorang mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian. Tetapi bagi sebagian orang kematian merupakan sesuatu yang sangat menakutkan, sehingga sebagian besar lanjut usia akan mengalami ketakutan, kecemasan, kebingungan dan frustasi akan datangnya kematian (Affandi. 2008).

Kecemasan yang dirasakan lansia akan mendorong lansia melakukan kegiatan-kegiatan untuk mengalihkannya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan seperti melakukan suatu kesibukan, bercerita atau curhat kepada orang lain, dibawa tidur dan bersilaturrahmi ke rumah teman atau tetangga, pergi mencari hiburan atau rekreasi, serta beribadah atau mendekatkan diri pada Tuhan. Upaya mendekatkan diri kepada Tuhan merupakan salah satu bentuk kegiatan untuk meningkatkan spiritualitas seseorang (Budihartiningsih, 2008).

Menurut M. Nur Ghufron & Rini Risnawita, S, (2014) kecemasan pada lansia dibagi menjadi tiga aspek, yaitu:1. Aspek fisik, seperti pusing, sakit kepala, tangan mengeluarkan keringat, menimbulkan rasa mual pada perut, mulut kering, grogi, dan lain-lain. 2. Aspek emosional, seperti timbulnya rasa panik dan rasa takut. 3. Aspek mental atau kognitif, timbulnya gangguan terhadap perhatian dan memori, rasa khawatir, ketidakteraturan dalam berpikir, dan bingung.

Kondisi lanjut usia berdasarkan segi kegiatan spritual meliputi dua hal yaitu mengenai ibadah agama dan kegiatan didalam organisasi sosial keagamaan.

Dalam hal ini kehidupan spritual mempunyai perasaan penting, seorang yang mensyukuri nikmat umurnya tentu akan memelihara umurnya dengan mengisi hal- hal yang bermanfaat (Depsos 2008)

(5)

Pendekatan keagamaan (spritual) dan budaya sangat dianjurkan pada lansia.

Pemikiran-pemikiran dari ajaran agama apapun mengandung tuntutan dalam kehidupan didunia agar manusia terbebas dari rasa cemas, tegang, depresi, dan sebagainya. Demikian pula dapat ditemukan dalam doa-doa yang pada intinya memohon pada Tuhan agar dalam kehidupan ini manusia diberi ketenangan, kesejahteraan dan keselamatan baik dunia dan akhirat (Azizah, 2011)

Spritualitas adalah konsep dua dimensi vertikal dan horisontal. Dimensi vertikal mewakili hubungan dengan tuhan dan dimensi horisontal mewakili hubungan dengan orang lain (Azizah, 2011).

Dari hasil survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan februari didapatkan hasil data lansia di Rw 04 Kelurahan Sukapura sebagai berikut:

Tabel 1.1 Jumlah Lansia di Rw 04 Kelurahan Sukapura No Kelurahan Jumlah lansia > 60

tahun

Rw di kelurahan sukapura

Lansia Usia > 60 tahun

1 Sukapura 1074 Rw 01 351 orang

Rw 02 110 orang

Rw 03 181 orang

Rw 04 349 orang

Rw 05 230 orang

Rw 06 140 orang

Rw 07 192 orang

Rw 08 137 orang

Rw 09 172 orang

Rw 10 178 orang

Rw 11 127 orang

Rw 12 120 orang

Rw 13 294 orang

Rw 14 40 orang

Rw 15 36 orang

(6)

Dari data diatas, penelitian dilakukan di Rw 04 Kelurahan Sukapura karena didapatkan informasi dari PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) Kelurahan Sukapura lansia terbanyak dengan jumlah 349 lansia,6 orang lansia dilakukan wawancara dan menyatakan bahwa dengan kegiatan shalat berjamaah di masjid memberikan banyak manfaat seperti adanya perasaan senang dan ketenangan hati.

dan 40% lansia disana mengalami kecemasan takut akan kematian, ditinggal orang yang dikasihi, takut akan penyakit. Menurut PKK lansia tersebut mereka belum mampu mengatasi kecemasannya, meskipun ditemukan lansia yang memiliki keyakinan agama yang kelihatan baik dengan memperlihatkan kegiatan keagamaan, (melakukan shalat dan mengaji). Namun tersebut tetap mengalami kecemasan dan kurang mampu mengatasi kecemasan.

Berdasarkan fenomena yang ada maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “Hubungan Tingkat Spritualitas Agama Islam Dengan Kecemasan Lansia Dalam Menghadapi Kematian di Rw 04 Kelurahan Sukapura Bandung Tahun 2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu “Adakah Hubungan Tingkat Spritualitas Agama Islam Dengan Kecemasan Lansia Dalam Menghadapi Kematian di Rw 04 Kelurahan Sukapura Bandung Tahun 2018 ?”

(7)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Hubungan Tingkat Spritualitas Agama Islam Dengan Kecemasan Lansia Dalam Menghadapi Kematian di Rw 04 Kelurahan Sukapura Bandung Tahun 2018”.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat spiritualitas agama islam pada lansia.

b. Mengidentifikasi kecemasan lansia dalam menghadapi kematian

c. Mengetahui hubungan antara tingkat spiritualitas agama islam dengan kecemasan lansia dalam menghadapi kematian

D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis

a. Bagi institusi pendidikan keilmuan keperawatan Gerontik dan Jiwa, penelitian ini dapat mejadi masukan dalam penyampaian materi pendidikan keperawatan baik untuk pengembangan, penerapan, maupun penelitian lebih lanjut tentang hubungan tingkat spritualitas agama islam dengan kecemasan lansia dalam menghadapi kematian

b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan ilmu pengetahuan tentang spritualitas agama islam pada lansia sehingga dapat menggunakan

(8)

intervensi yang tepat dalam melakukan pengelolaan sedini mungkin agar meningkatkan spritualitas pada lansia

2. Praktis

a. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan dan pemikiran dan masukan, terutama bagi tenaga kesehatan untuk dapat memberikan konseling dan penyuluhan pada lansia tentang mengatasi kecemasan.

b. Bagi Profesi Keperawatan

Penelitian ini dapat dipraktekkan untuk intervensi Asuhan Keperawatan Gerontik dan Jiwa.

c. Bagi Lansia

Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada lansia tentang mengatasi kecemasan.

c. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat menjadi data dasar untuk melakukan penelitian lebih mendalam mengenai kecemasan lansia dalam menghadapi kematian.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2018 sampai data bulan Juni 2018 yang dilakukan di Kota Bandung, khususnya di Rw 04 Kelurahan Sukapura Bandung, adapun ruang lingkup penelitian ini merupakan penelitian yang masuk dalam lingkup Keperawatan Gerontik Dan Keperawatan Jiwa.

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka dapat ditarik rumusan masalah “Adakah Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tekanan Darah Pada

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini “Bagaimana karakteristik pengembangan media