1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data Kementerian Kesehatan tahun 2018 menyebutkan bahwa hampir 1,300,000 LSL di Indonesia berisiko tinggi tertular HIV. Jumlah signifikan ini merupakan bagian dari estimasi 8,700,000 orang berisiko tertular termasuk pengguna jarum suntik (penasun), wanita pekerja seks (WPS), dan waria[1]. Data Kementerian Kesehatan Repubik Indonesia tahun 2018 menyebutkan bahwa Provinsi Jawa Barat menempati peringkat lima besar di Indonesia sebagai provinsi dengan kasus HIV-AIDS terbanyak.
S
ebanyak32.210 kasus HIV dan kasus AIDS sebanyak 92117. (1)
Pada Tahun 2018, Kota Cimahi menempati peringkat ke-10 Kota/Kabupaten dengan kasus HIV terbanyak. Tercatat sekitar 402 orang terjangkit HIV(5). Dari jumlah tersebut, sebanyak 28 orang diantaranya adalah dari populasi LGBT (Lesbian, gay, biseksual dan transgender) dengan HIV(2). Jumlah penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) pada lesbian, gay, biseksual & transgender (LGBT) berdasarkan data hasil penjangkauan di Dinas Kesehatan Kota Cimahi menunjukan masih cukup tinggi dalam 3 tahun terakhir. Pada tahun 2016 tercatat sebanyak 37 orang dari 453 orang sasaran hasil penjangkauan LGBT dinyatakan positif HIV (8,2 %). Pada tahun 2017
2
30 orang dari 1179 orang sasaran hasil penjangkauan kelompok resiko LGBT dinyatakan positif HIV. Dan pada tahun 2018, terdapat 28 orang dari 813 orang sasaran hasil penjangkauan kelompok resiko LGBT dinyatakan positif HIV (3).
Jumlah temuan angka kasus ini tidak terlepas dari aktifnya pencatatan dan pelaporan kasus HIV/AIDS di kelompok beresiko LGBT, salah satunya adalah merupakan hasil penjangkauan yang diperoleh memalui kerjasama kemitraan dan pemberdayaan Dinas Kesehatan dengan lintas sektor dan lintas program baik swasta maupun pemerintah. Salah satu bentuk kemitraaan dan pemberdayaan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Cimahi adalah dengan terus menjalin komunikasi dan bermitra dengan salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat, yaitu Yayasan Srikandi Perintis di Kota Cimahi.
Yayasan Srikandi Perintis di Kota Cimahi adalah sebuah lembaga Swadaya masyarakat (LSM) yang menaungi komunitas gay dan waria di Cimahi. Yayasan ini berperan aktif dalam menyebarkan informasi tentang pencegahan penularan IMS, HIV-AIDS dengan cara melakukan pendekatan pada kelompok kunci ; para gay & waria. Selain menyebarluaskan informasi mengenai HIV dan AIDS, Yayasan Srikandi Perintis juga melakukan kegiatan pemberdayaan serta pengembangan pendidikan, kesehatan (khususnya kesehatan seksual) dan Hak Asasi Manusia (HAM) melalui pendekatan-pendekatan multisektoral.
3
Upaya pemberdayaan dan kemitraan antara pemerintah, khusunya dinas kesehatan dengan srikandi Perintis dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penularan HIV AIDS bagi populasi kunci di kota cimahi tentu saja menghadapi berbagai tantangan dan hambatan, salah satu diantaranya adalah adanya stigma dari masyarakat.
Analogi seperti memasuki belantara, stigma adalah belukar yang menghambat program penanggulangan HIV and AIDS. Ini jelas terjadi terlebih di kelompok / Yayasan Srikandi Perintis, yang secara notabene menaungi sebuah komunitas yang dianggap sebagai suatu “penyimpangan”
oleh masyarakat. Stigma moral, agama, maupun „label‟ negatif dalam masyarakat menyoroti perilaku kelompok beresiko sebagai „penyimpangan‟,
„penyakit‟, atau bahkan „kutukan‟.
Di sisi lain, pemahaman mendalam terhadap karakter dan pola interaksi kelompok beresiko masih belum maksimal. Situasi ini mempengaruhi pengemasan dan format pesan penanggulangan HIV dan AIDS menjadi kurang pas. Daripada meralat stigma dan menjawab pertanyaan atau rasa khawatir kelompok berisiko, banyak informasi pencegahan penularan bernada normatif atau tanpa sengaja malah memojokkan. Cara penyampaian pesan terkadang kurang menarik serta disampaikan melalui format media yang tidak sesuai dengan khalayak sasaran.
4
Sejauh ini LSM Srikandi berperan aktif dalam menyebarkan informasi tentang pencegahan penularan IMS, HIV-AIDS dengan cara melakukan pendekatan pada kelompok kunci ; para gay & waria. Sehingga sebagai salah LSM yang berperan positif dalam program penanggulangan penularan HIV AIDS dan juga sekaligus sebagai satu populasi kunci yang seringkali terpinggirkan, LSM Srikandi Perintis Priangan mempunyai peran dan tantangan yang harus dihadapi oleh para aktivis (yang semuanya juga gay dan waria) dalam melaksanakan kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di Kota Cimahi.
B. Identifikasi Masalah
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan merupakan salah satu strategi dari promosi kesehatan. Masyarakat atau komunitas merupakan salah satu sasaran dari strategi global promosi kesehatan pemberdayaan (empowerment) sehingga pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat sebagai primary target memiliki kemauan dan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka (4)
Pemberdayaan dalam upaya penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS adalah dengan melibatkan organisasi atau kelompok sosial yang ada di masyarakat. dalam penelitaian adalah LSM Srikandi Perintis di Kota Cimahi.
5
Bagi Dinas Kesehatan, khususnya program Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS Kota Cimahi, peran LSM Srikandi Perintis sangat membantu dalam menjalankan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, salah satu diantaranya upaya penjangkaun sasaran populasi kunci / beresiko, dalam hal ini adalah Lesbian, Gay, Biseksual & Trangender (LGBT).
Pelaksanaan kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS bagi LGBT sebagai populasi kunci di Kota Cimahi tentu mendapatkan tantangan dan hambatan. Adanya stigma dan penerimaan negatif dari masyarakat, situasi politis yang sedang memanas terkait issu komunitas LGBT sebagai akibat maraknya sorotan media menjadi salah satu diantaranya.
Sejauh mana peran dan tantangan yang dihadapi LSM Srikandi Perintis dalam kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS Di Kota Cimahi perlu mendapatkan kajian lebih dalam, agar pemberdayaan yang telah berlangsung dan tumbuh dapat berfungsi dengan baik sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menerima berbagai program tersebut, dan juga menjembatani jarak yang lebar antara tema yang diusung dinas kesehatan (provider) dan kemampuan masyrakat (1)
6 C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui peran hambatan dan tantangan LSM Srikandi Perintis dalam pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS bagi LGBT di Kota Cimahi
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui peran LSM Srikandi Perintis sebagai mitra Dinas Kesehatan dalam pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS bagi LGBT di Kota Cimahi
b. Untuk mengetahui hambatan LSM Srikandi Perintis dalam pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS bagi LGBT di Kota Cimahi
c. Untuk mengetahui tantangan LSM Srikandi Perintis dalam pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS bagi LGBT di Kota Cimahi
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teori
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi tentang gambaran peran dan tantangan LSM Srikandi Perintis dalam pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS bagi LGBT di Kota Cimahi, sebagai bentuk gambaran peran dan tantangan pelaksanaan hubungan kemitraan dan pemberdayaan yang sebenarnya terjadi di lapangan.
7 2. Manfaat Praktis
Secara praktis manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pemerintah sebagai pembuat kebijakan dalam mengoptimalkan bentuk kemitraan dan pemberdayaan yang telah berlangsung supaya dapat tumbuh dapat berfungsi dengan baik sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menerima berbagai program tersebut, dan juga menjembatani jarak yang lebar disertai hambatan antara tujun yang diusung dinas kesehatan (provider) dengan kemampuan masyrakat
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini melingkupi keilmuan tentang gambaran peran dan tantangan LSM Srikandi Perintis dalam pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS bagi LGBT di Kota Cimahi, sebagai bentuk gambaran peran dan tantangan pelaksanaan hubungan kemitraan dan pemberdayaan. Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian qualitatif, pengumpulan data primer yaitu data yang langsung di peroleh dari responden dengan metode wawancara secara langsung dan data sekunder dalam hal ini data dari dinas kesehatan kota cimahi
Populasi dalam penelitian ini adalah Lembaga Swadaya Masyarakat Srikandi Perintis Kota Cimahi, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Cimahi, dan Dinas Kesehatan Kota Cimahi.
8
Tempat penelitian di lakukan di Kota Cimahi , dengan waktu pelaksanaan penelitian yaitu pada bulan Mei-Juli 2019.