• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian ini di latar belakangi dengan pengalaman oleh peneliti sendiri yang mempunyai kakek yang mengalami penyakit stroke sejak 5 tahun yang lalu. keluarga peneliti merasa kebingungan dalam merawat kakek, juga keluarga merasa kelelahan dalam merawatnya karena keluarga h arus memenuhi kebutuhan dasarnya. seperti makan, minum, mandi, buang air kecil dan buang air besar. Keluarga harus melakukan perawatan mandi setiap pagi dan sore hari, keluarga sangat kesulitan untuk memandikannya karena keluarga merasa memandikan kakek yang terbaring di tempat tidur lebih sulit di bandingkan dengan di kamar mandi, maka keluarga merasa tidak optimal dalam personal hygiene. Ketika kakek pulang dari rumah sakit dari tenaga kesehatan sendiri tidak ada yang memberikan informasi tentang memandikan lansia stroke, maka peneliti dan keluarga tidak memahami personal hygiene.

Hasil study pendahuluan yang di lakukan peneliti kepada tetangga peneliti, bahwa neneknya juga mengalami stroke. Mendapatkan hal yang sama tentang neneknya yang mengalami stroke dan keluarga tersebut merasa kesulitan untuk merawat dan memobilisasi anggota keluarga yang mengalami stroke karena kurang memahami tentang perawatan personal hygiene, serta peneliti melakukan observasi kepada klien dan 1 orang keluarga tersebut bahwa keluarganya mengalami kesulitan dalam memandikan di tempat tidur, contohnya seperti mencuci rambut, memobilisasi klien dan membersihkan seluruh tubuh klien.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Reny Aprilia pada tahun 2014, tentang ”Personal hygiene di rumah pada penderita stroke di desa Pekuwon, Kecamatan Bangsal, Kabupaten

(2)

Mojokerto” dengan hasil 15 orang. ketergantungan berat sebanyak 9 responden (60%). Untuk mendapatkan penjelasan yang lebih bermakna peneliti menemukan personal hygiene yang paling banyak di bantu yaitu perawatan kulit dan mandi sebanyak 8 responden. Sedangkan personal hygiene yang mandiri yaitu perawatan mata, hidung dan telinga sebanyak 15 responden .Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemandirian personal hygiene pada pasien stroke adalah berat. Diharapkan peran perawat dan keluarga dalam membantu melatih dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene secara mandiri.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ngesti W, dkk pada tahun 2017, tentang “Hubungan dukungan keluarga dengan pelaksanaan personal hygiene pada lansia stroke di ruang kenangan rumah sakit Dr. Soepraoen Malang” dengan hasil 30 responden. Hasil penelitian paling banyak dukungan keluarga masuk kategori baik sebanyak 18 orang (60%), dan seabgian besar personal hygiene pada pasien stroke masuk kategori baik sebanyak 20 orang (20%).

Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita (Kushariyadi, 2011). Proses tua tersebut alami terjadi dan di tentukan oleh Tuhan yang Maha Esa. Setiap orang akan mengalami prosres menjadi tua dan masa tua merupakan akan mengalami kemunduran fisik mental, dan sosial secara bertahap (Azizah, 2011).

Banyak perubahan kondisi kesehatan yang terjadi sejalan dengan penuaan, perubahan dalam metabolisme kalsium mengakibatkan tulang terjadi rapuh dan meningkatkan resiko patah bila terjatuh. Kulit tubuh kurang elastis penyebab kriput dan lipatan. Panca indra menjadi kurang tajam, sehingga orang tua kurang dapat melihat dan mendengar. Fungsi kekebalan menjadi kurang efektif sehingga meningkatnya usia, sehingga lansia menjadi rentan terhadap penyakit (Nevid, Rathur dan Greene, 2005).

(3)

Masalah – masalah yang berhubungan dengan usia lanjut adalah masalah kesehatan – baik kesehatan fisik maupun mental, masalah sosial, masalah ekonomi, dan masalah psikologis.

Menurut Maramis (2011), masalah yang sering terjadi meliputi : Gangguan fisik, kehilangan dalam bidang sosial dan ekonomi, masalah seks, gangguan psikiatrik, dan adaptasi terhadap kehilangan. Masalah kesehatan kronik yang paling sering terjadi pada lansia adalah artritis, hipertensi, stroke, penyakit jantung, gangguan pendengaran, katarak deformitas atau kelemahan ortopedik, sinusitis kronik, gangguan penglihatan, dan diabetes (Sadock, 2013).

Hipertensi atau tekanan darah adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persistem) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner), dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai.

Stroke merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan masyarakat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization (WHO) mendefinisikan stroke sebagai terjadinya gejala klinis yang cepat berupa gangguan fungsi serebral dengan symptom yang berlangsung selama 24 jam atau lebih adanya kasus yang jelas selain berasal dari system vaskuler, dari seluruh kondisi kronis, stroke dianggap sebagai kelainan yang paling penyebabkan ketidak berdayaan pada penderita stroke (disambling) (Suwantara, 2015). Stroke merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berpikir, daya ingat dan bentuk – bentuk kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Himawan, 2008). Menurut data laporan WHO tahun 2015, sebanyak 20,5 juta jiwa penduduk di dunia menderita stroke dan sudah terjangkit tahun 2001. Dari jumlah

(4)

tersebut 5,5 juta jiwa di antaranya telah meninggal dunia, dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi menyumbangkan 17,5 juta kasus stroke di dunia. Kasus stroke merupakan posisi ketiga sebagai penyakit utama penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker.

Di Indonesia menurut hasil laporan riset kesehatan dasar (Riskesdas) pada tahun 2018, bahwa penyakit stroke menurun dengan jumlah 10,9 % dibandingkan dengan hasil laporan riset kesehatan dasar (Riskesdas) pada tahun 2013, yang berjumlah 12,1%. Sedangkan di Jawa Barat sendiri jumlah kasus penyakit stroke pada tahun 2018 berjumlah 12,3%.

Hasil study pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Kelurahan Gegerkalong binaan UPT Puskesmas Karang Setra bahwa jumlah kasus stroke pada tahun 2019 dari bulan Januari sampai dengan bulan April bahwa jumlah kasus stroke di Kelurahan Gegerkalong binaan UPT Puskesmas Karang Setra berjumlah 16 kasus stroke pada lansia.

Bagi pasien stroke yang mengalami gangguan tersebut, maka kemungkinan ada satu atau beberapa kebutuhan dasar pasien yang akan terganggu. Kebutuhan dasar manusia dibagi menjadi kebutuhan fisik, psikologis, dan sosial. Kebutuhan fisik harus terpenuhi terlebih dahulu karena merupakan kebutuhan terbesar yang meliputi nutrisi, istirahat, oksigen, eliminasi, kegiatan seksual, oleh karena itu keluarga harus memiliki kemampuan dan pengetahuan cara pemenuhan dasar manusia, dengan membantu dan mengikuti perkembangan kemampuan pasien dalam melaksanakan aktifitas kehidupan sehari – hari untuk memenuhi kebutuhan dasar terutama pasien stroke (Ayu, 2013).

Dalam kehidupan sehari – sehari, kebersihan merupakan hal sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal – hal yang sangat dipengaruhi

(5)

diantaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.

Kata personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene yang artinya sehat. Jadi personal hygiene (kebersihan seseorang) adalah suatu tindakan yang untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis ( Tarwoto & Wartonah. 2011 ).

Kebersihan diri dan lingkungan adalah bagian dari kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan kebersihan diri atau dikenal dengan personal hygiene merupakan kebutuhan perawatan diri sendiri atau perseorangan yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis ( Hidayat, Aziz A 2012 ).

Personal hygine sangatlah penting bagi lansia yang mengalami stroke karena dalam keadaan lumpuh ataupun cacat lansia akan mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan personal hygiene secara mandiri. Maka dari itu keluarga sangatlah penting untuk merawat anggota keluarga yang mengalami stroke khususnya bagian personal hyegiene. Bila terpenuhi dalam personal hygiene maka lansia yang mengalami stroke akan menambah kualitas kesehatannya baik segi kebersihan maupun segi kebutuhan dasar manusianya tersendiri, dan bila personal hygiene tidak terpenuhi maka lansia yang mengalami stroke akan memperburuk kesehatan baik fisik, psikis, dan kelangsungan hidupnya.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di kelurahan Gegerkalong binaan UPT Puskesmas Karang Setra terkait mengenai “Kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene pada lansia stroke di kelurahaan Gegerkalong binaan UPT Puskesmas Karang Setra tahun 2019”.

(6)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan dan fenomena diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

“Bagaimana kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene pada lansia stroke di Kelurahan Gegerkalong binaan UPT Puskesmas Karang Setra? “

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene pada lansia stroke di kelurahan Gegerkalong binaan UPT Puskesmas Karang Setra kota Bandung tahun 2019.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene pada lansia stroke dan juga sebagai pembanding bagi dunia ilmu pengetahuan dalam memperkaya informasi tentang kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene pada lansia stroke.

2. Manfaat Praktis a. UPT Puskesmas

Untuk sumber informasi bagi petugas kesehatan dalam menyusun program perawatan pasien stroke.

b. Keluarga

Untuk menambah pengetahuan dalam pelaksanaan perawatan personal hygiene pada lansia stroke.

c. Peneliti Selanjutnya

(7)

Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai penelitian yang berhubungan dengan kemapuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene pada lansia stroke.

E. Ruang Lingkup 1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja UPT Puskesmas Karang Setra Jl. Sindang Sirna No. 40, Gegerkalong, Sukasari Kota Bandung, Jawa Barat.

2. Waktu

Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dari bulan April 2019 sampai dengan bulan Juni 2019.

3. Materi

Pada penelitian ini lingkup materi hanya berfokus pada keperawatan Medical Bedah dan keperawatan keluarga, khususnya tentang kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene pada lansia stroke.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rumusan masalah bab pertama, maka paparan data penelitian ini dikelompokan menjadi dua, yaitu: (1) Pola asuh keluarga terhadap pembentukan akhlak pada