1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis 1. Dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tentang Sistem Kesehatan Nasional Tahun 2012 menyebutkan dalam mencapai tujuan nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan unuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, maka pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud 2.
Agar kondisi tersesebut dapat terwujud diperlukan upaya pemenuhan kesehatan secara komperhensif yang didukung oleh sumber daya kesehatan.
Salah satu sumber daya di bidang kesehatan yang sangat strategis adalah Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK). Tersedianya SDMK yang bermutu dapat mencukupi kebutuhan, terdistribusi secara adil dan merata, serta termanfaatkan secara berhasil-guna dan berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang tinggi mutlak diperlukan secara berkesinambungan3.
Menurut World Health Organization (WHO), Sumber Daya Manusia Kesehatan adalah semua orang yang kegiatan pokoknya ditunjukan untuk meningkatkan kesehatan 4. Salah satu subsistem dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) dan komponen ini memainkan peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan sebagai pelaksana upaya dan pelayanan kesehatan 5.
Data yang dikelola oleh Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK) jumlah SDMK di Indonesia tahun 2018 sebanyak 1.182.808 orang yang terdiri dari 886.488 orang tenaga kesehatan (74,95%) dan 296.320 orang tenaga penunjang kesehatan (25,05%).
Dan sebagian besar SDMK terdistribusi di Pulau Jawa, secara khusus di Provinsi Jawa Timur sebanyak 171.763 tenaga (14,52%), Jawa Tengah sebanyak 149.740 tenaga (12,66%) dan DKI Jakarta sebanyak 125.690 tenaga (10,63%). Provinsi dengan jumlah SDMK paling sedikit adalah Kalimantan Timur sebanyak 5.424 tanaga (0,46%), Sulawesi Barat sebanyak 5.586 tenaga (0,47%) dan Papua Barat sebanyak 6.491 tenaga (0,55%) dan proporsi tenaga medis terbanyak yaitu dokter sebanyak 50,96% 5. SDMK di Indonesia sebetulnya sudah memenuhi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat namun masih belum adanya pemerataan untuk SDMK itu sendiri.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Fasilitas Pelayanan Kesehatan itu sendiri diantaranya adalah Pusat Kesehatan Masyakarat atau disingkat sebagai Puskesmas. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas sendiri dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik wilayah dan kemampuan penyelenggaran.
Berdasarkan karakterikstik terbagi menjadi 3 kategori yaitu Puskesmas kawasan perkotaan, Puskesmas kawasan pedesaan, dan Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil. Bedasarkan kemampuan penyelenggaraan terbgi menjadi 3 kategori yaitu Puskesmas rawat inap dan Puskesmas non rawat inap
6.
Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang terletak di Selatan Kabupaten Cianjur. Secara administratif Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang terletak di Kecamatan Sindangbarang dan gedung Puskesmas sendiri terletak di Desa Saganten. Pada umumnya wilayah Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang terdiri dari dataran rendah (60%) dan perbukitan (40%). Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang sendiri terdiri dari 11 desa 7.
Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang sebagai unit Pelayanan kesehatan di Kecamatan Sindangbarang Kabupaten Cianjur mengacu pada Standard Pelayanan Minimal atau lebih dikenal dengan Basic Six ( Enam
Upaya Pokok Puskesmas ) yaitu : Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana, Pelayanan Kesehatan pengobatan (BP dan Kesehatan Gigi&Mulut), Promosi Kesehatan, Upaya Perbaikan Gizi, Upaya Kesehatan Lingkungan, P2P dan Imunisasi, dan Perawatan Kesehatan Masyarakat, ditambah dengan pengelolaan manajemen Puskesmas dan upaya-upaya tambahan yang dilaksanakan di Puskesmas.
Tenaga kesehatan Puskesmas Sindangbarang Kabupaten Cianjur sendiri jumlah Dokter atau dokter layanan primer sebanyak 1 orang, Dokter gigi 1 orang, Perawat gigi 2 orang, Perawat 28 orang, Bidan 11 orang, Tenaga Kesehatan masyarakat 1 orang. Sedangkan Tenaga gizi, Tenaga Kesehatan Lingkungan, Tenaga Laboratorium Medik dan Tenaga Kefarmasian tidak ada serta masih dikerjakan oleh Perawat 7. Hal tersebut tidak sejalan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas menyatakan untuk Puskesmas rawat inap kawasan Peedesaan diperlukan Dokter atau Dokter layanan primer sebanyak 2 orang, Dokter gigi 1 orang, Perawat 8 orang, Bidan 7 orang, Tenaga Kesehatan Masyarakat 1 orang, Tenaga Kesehatan Lingkungan 1 orang, Laboratorium Medik 1 orang, Tenaga Gizi 2 orang, Tenaga Kefarmasian 1 orang 6. Namun Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang sendiri sebetulnya telah melakukan pengajuan untuk menambahkan SDMK yang belum tersedia ke pihak Dinas Kesehatan, karena berbagai kendala sampai saat ini belum terlaksana.
Sumber Daya Manusia Kesehatan yang tidak sesuai dengan standar yang seharusnya yang dimiliki puskesmas Sindangbarang sebagai rawat inap,
membuat penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang Perencanaan Kebutuhan Sumber daya Manusia Kesehatan Di Puskesmas Sindangbarang Kabupaten Cianjur.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang diidentifikasi bahwa Puskesmas Sindangbarang tidak memiliki Sumber Daya Manusia Kesehatan Sesuai standar yang seharus.
Rumusan masalah yang didapat adalah bagaimana perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Puskesmas Sindangbarang Kabupaten Cianjur?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Puskesmas Sindangbarang Kabupaten Cianjur.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengadaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
b. Untuk mengetahui pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
c. Untuk mengetahui pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini sebagai bahan evaluasi untuk pertimbangan dalam perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
2. Bagi STIKes Dharma Husada
Hasil penelitian ini dapat memberikan penambahan wawasan mengenai Perencanaan Kebutuhan SDMK.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bisa dijadikan sebagi sumber referensi untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai Perencanaan Kebutuhan SDMK.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan desain In-Dept Interview. In-Dept Interview dipilih karena ingin mengetahui secara mendalam tentang perencanaan kebutuhan SDMK kepada Kepala Puskesmas, Ka Subag TU dan 3 orang Pegawai Puskesmas. Hal ini diharapkan akan memudahkan peneliti mendapatkan data yang diteliti.
Instrumen yang digunakan merupakan pedoman wawancara mendalam Perencanaan Sumber daya manusia kesehatan. Informan pada penelitian ini adalah Kepala Puskesmas, Kepala TU dan 3 orang pegawai Puskesmas wawancara mendalam mengenai hal tersebut. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Rawat Inap Sindangbarang Kabupaten Cianjur.