• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi motor listrik berbasis digital mengalami kemajuan yang pesat, karena teknologi tersebut tidak menimbulkan polusi udara yang dapat mencemari lingkungan sekitar [1]. Dibandingkan dengan motor listrik yang lainnya seperti motor induksi, motor Brushless Direct Current (BLDC) SRM memiliki keunggulan rasio torka yang tinggi serta konstruksi yang sederhana berupa rotor yang tidak memiliki belitan atau magnet permanen, sehingga menjadikannya lebih ekonomis dalam segi perawatan serta pembuatan [2].

SRM dapat dikontrol dengan beberapa metode kontrol loop tertutup seperti, kontrol tegangan, kontrol arus, dan kontrol kecepatan, yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan torka serta mengurangi riak torka pada SRM. Metode yang digunakan untuk meminimalkan riak pada torka dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tegangan, kecepatan, arus referensi, serta penentuan sudut fasa. Agar dapat menghasilkan torka yang optimal, pemberian eksitasi harus dilakukan pada saat induktansi naik dan dimatikan sebelum induktansi mulai turun.

Pengoperasian SRM membutuhkan informasi posisi rotor dengan menggunakan Rotary encoder sebagai alat pendeteksi posisi rotor pada SRM [3].

Alat ini mampu mendeteksi posisi rotor secara akurat serta sudut penyalaan yang dapat disesuaikan melalui FPGA sebagai kontrol digital yang mengolah data masukan dari Rotary encoder. Proses menentukan sudut penyalaaan secara tepat

(2)

2

dapat mempengaruhi kinerja SRM [4]. Kinerja SRM yang baik adalah menghasilkan torka positif yang maksimal serta torka negatif yang nilainya lebih kecil dari nilai torka positifnya. Pada penilitian ini dirancang proses menentukan sudut penyalaan menggunakan Rotary encoder sebagai deteksi posisi rotor serta FPGA sebagai kontrol digital agar dapat menghasilkan torka yang optimum [5]. Untuk mendukung penilitian ini maka dilakukan validasi pengujian laboratorium.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, terdapat rumusan malah yang diteliti mencakup:

a. Sinkronasi data masukan dari rotary encoder dan FPGA sebagai kontrol digital.

b. Metode penentuan sudut penyalaan fasa menggunakan Rotary encoder sebagai deteksi posisi rotor serta FPGA sebagai kontrol digital.

1.3 Pembatasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian laporan Tugas Akhir ini adalah proses pergesran sudut penyalaan fasa menggunakan Rotary encoder sebagai deteksi posisi rotor serta FPGA sebagai kontrol digital yang mengolah signal masukan dari Rotary encoder guna menghasilkan program sebagai pensaklaaran sekuensial asymmetric converter yang dapat mempengaruhi kinerja pada SRM.

(3)

3 1.4 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

a. Memahami prinsip kerja SRM dengan menggunakan FPGA sebagai kontrol digital serta Rotary encoder sebagai deteksi posisi rotor.

b. Mengoptimalkan kinerja SRM dengan metode pergeseran sudut penyalaan fasa.

1.5 Metodelogi Penelitian

Pada laporan Tugas Akhir ini menggunakan metode kajian pustaka, simulasi, implementasi alat, pengujian alat, analisis pengujian serta proses penyusunan laporan Tugas Akhir. Adapun tahap-tahap detail dalam metode penelitian diuraikan sebagai berikut:

a. Studi Pustaka

Metode ini dilakukan sebagai pengumpulan refrensi, data, serta informasi mengenai pennetuan sudut penyalaan menggunakan Rotary encoder seabagai deteksi posisi rotor dan FPGA sebagai kontrol digital pada SRM.

b. Implementasi Alat

Metode ini dilakukan dengan merancang hardwere guna membuktikan tujuan dari laporan Tugas Akhir serta memperhatikan refrensi dari studi putaka.

c. Pengujian

Metode ini dilakukan guna mengetahui hasil pengujian hardware dengan beberapa tahap pengujian. Pengujian pertama yaitu menentukan posisi rotor

(4)

4

menggunakan Rotary encoder. Pengujian kedua dengan melihat sinyal keluaran FPGA dalam proses pergeseran sudut fasa. Pengujian ketiga mengkomparasi keluaran arus dan kecepatan terhadap pergeseran sudut fasa.

d. Analisa Pengujian

Metode ini dilakukan untuk menganalisa dan membandingkan hasil keluaran pola pensaklaran, arus, dan kecepatan terhadap pergeseran sudut fasa.

e. Penyusunan Laporan

Metode ini dilakukan penyusunan Laporan Tugas Akhir yang berisi data dan hasil keluaran dalam proses implementasi SRM terhadap pergeseran sudut fasa.

1.6 Sistematikan Penulisan

Laporan Tugas Akhir ini disusun menurut sistematika yang terdiri dari beberapa bab di dalamnya, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

BAB I berisi latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian yang digunakan dan sistematika penulisan laporan Tugas Akhir . BAB II : DASAR TEORI

BAB II membahas tentang kajian pustaka dan teori dasar yang digunakan sebegai landasan dalam perancangan tugas akhir.

(5)

5

Pembahasan yang disajikan mengenai karakteristik SRM, pengaruh pergeseran sudut, dan komponen pendukung.

BAB III : PERANCANGAN ALAT

Pada BAB III membahas tentang proses perancangan kendali SRM seperti penentuan sudut fasa, perancangan rangkaian asymmetric converter, driver, sensor arus dan blok kendali.

BAB IV : HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

Pada BAB IV membahas tentang hasil pengujian alat pada laboratorium yang divalidasi dengan analisa pembahasan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada BAB V berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan penelitian Tugas Akhir serta saran dalam meningkatkan perkembangan penelitian tentang SRM.

Referensi

Dokumen terkait

mekanisme pengendali kemudi terdiri atas; Motor DC sebagai penggerak kemudi; absolute rotary encoder sebagai sensor pendeteksi posisi sudut belok roda depan;

kendali pendulum terbalik ini digunakan sebuah sensor sudut rotary encoder untuk.. melihat besarnya sudut aktual yang dihasilkan oleh pendulum terhadap sumbu

Sensor 1 dan 2 adalah rotary encoder yang digunakan untuk mengetahui posisi sudut Pusat pengendalian sistem menggunakan Digital Signal Processor TMS320F2812 yang

tertentu untuk masing-masing posisi sudut alat. Rotary encoder pada evaluator cementing digunakan untuk mengetahui seberapa dalam sensor ultrasonik telah diturunkan

Beberapa gerakan tuas pada sistem kemudi yang dipantau yaitu setir dengan menggunakan absolut rotary encoder untuk mengetahui posisi sudut setir yang dibentuk, sensor tekan

1.3 Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka diperlukan adanya pembatasan masalah sehingga penelitian yang dilakukan bisa lebih

Mengetahui nilai kadar maksimum campuran tanah asli semen dan renolith untuk mendapatkan kepadatan dan parameter sudut geser tanah yang maksimum 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah

1.3 Asumsi dan Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka diperlukan adanya pembatasan masalah sehingga penelitian yang