• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Neuralgia post herpetik (NPH) adalah nyeri neuropatik persisten yang muncul 3 bulan setelah penyembuhan lesi herpes zoster dan terjadi di sepanjang serabut saraf yang mengikuti pola ruam segmental dari herpes zoster (Sampathkumar et al, 2009). Nyeri umumnya dirasakan seperti terbakar, teriris, ditusuk-tusuk, atau rasa gatal yang bertahan selama berbulan-bulan bahkan dapat sampai tahunan (Hadley et al, 2016). NPH memberikan dampak yang sangat signifikan bagi penderitanya karena menimbulkan gangguan tidur, fatigue, depresi dan gangguan dalam beraktivitas sosial sehingga mampu menurunkan kualitas hidup penderita (Regina, 2012).

Penatalaksanaan yang lebih baik diharapkan mampu memperbaiki kualitas hidup penderita. Pada dasarnya tatalaksana pada NPH bertujuan untuk mengurangi nyeri, mencegah kekambuhan nyeri dan meningkatkan kualitas hidup penderita (Dworkin dan Kanneth, 2013). Penatalaksanaan yang rasional adalah yang mempertimbangkan efektivitas, keamanan pengobatan, dan biaya pengobatan. Sejauh ini tatalaksana NPH dengan pemberian Gabapentin atau Carbamazepine masih menjadi pilihan utama. Akan tetapi perbandingan efektivitas dan keamanan kedua obat ini terhadap penderita NPH masih belum banyak dilaporkan dalam studi klinis (Moore et al, 2016; Finnerup et al, 2015)

(2)

2

Menurut pandangan Islam, neuralgia post herpetik merupakan salah satu penyakit pada sistem saraf yang dapat menurunkan kualitas hidup penderita dan mampu menghambat pencapaian tujuan syariat Islam (Maqshid as-Syariah), yang meliputi pemeliharaan nyawa (hifzh al-nafs), akal (hifzh al-’aql), harta (hifzh al- mal), agama (hifzh al-din) dan keturunan (hifzh al-nasl) (Zuhroni, 2010). Oleh karena itu, NPH memerlukan pengobatan. Dalam berbagai riwayat, Nabi Muhammad SAW pernah berobat untuk dirinya sendiri serta pernah menyuruh keluarga dan sahabatnya berobat ketika sakit (Abduh, 2010).

Dalam Islam, tidak semua jenis pengobatan diperbolehkan. Islam mengutamakan prinsip menarik maslahah (manfaat) dan menolak mafsadah (kerusakan), maka segala jenis pengobatan yang mengandung banyak manfaat akan menjadi pertimbangan untuk diterapkan, sebaliknya segala pengobatan yang membuat kerusakan lebih besar bagi pasien tidak diperbolehkan, sehingga sebelum memberikan suatu obat pada pasien, terlebih dulu dipelajari bagaimana khasiat obat tersebut dalam menyembuhkan penyakit, bagaimana cara kerjanya, apa isi kandungan obatnya, adakah efek samping yang membahayakan pasien ketika menggunakannya, serta terjangkau atau tidaknya pengobatan tersebut dari segi biaya dan jarak lokasinya (Hawari, 2008).

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul “Efektivitas Carbamazepine Dibanding Gabapentin Pada Neuralgia Post Herpetika Ditinjau Dari Sudut Pandang Kedokteran Dan Islam”.

(3)

3 1.2. Permasalahan

1. Bagaimana mekanisme patofisiologi neuralgia post herpetika ?

2. Bagaimana efektivitas carbamazepine dibanding gabapentin pada neuralgia post herpetika ?

3. Bagaimana pandangan Islam mengenai efektivitas carbamazepine dibanding gabapentin pada neuralgia post herpetika ?

1.3. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memahami dan mampu menjelaskan mengenai efektivitas carbamazepine dibanding gabapentin pada neuralgia post herpetika ditinjau dari sudut pandang kedokteran dan Islam.

2. Tujuan Khusus

1. Memahami dan mampu menjelaskan mengenai mekanisme patofisiologi neuralgia post herpetika.

2. Memahami dan mampu menjelaskan mengenai efektivitas carbamazepine dibanding gabapentin pada neuralgia post herpetika.

3. Memahami dan mampu menjelaskan pandangan Islam mengenai efektivitas carbamazepine dibanding gabapentin pada neuralgia post herpetika.

(4)

4 1.4. Manfaat

1. Bagi Penulis

Untuk mendapatkan pengetahuan mengenai efektivitas carbamazepine dibanding gabapentin pada neuralgia post herpetika ditinjau dari sudut pandang kedokteran dan Islam, serta menambah pengalaman dalam membuat karya ilmiah yang baik dan benar.

2. Bagi Universitas YARSI

Penyusunan skripsi ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di perpustakaan YARSI serta menjadi bahan masukan bagi civitas akademika mengenai efektivitas carbamazepine dibanding gabapentin pada neuralgia post herpetika ditinjau dari sudut pandang kedokteran dan Islam.

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan skripsi ini dapat membantu menambah khasanah pengetahuan masyarakat mengenai efektivitas carbamazepine dibanding gabapentin pada neuralgia post herpetika ditinjau dari sudut pandang kedokteran dan Islam.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dimaksudkan untuk menyumbangkan pemikiran bagi perkembangan ilmu desain dalam hal ini Desain Komunikasi Visual ditinjau dari sudut pandang semiotika yang melihat

Adapun yang membedakan penelitian saya dengan penelitian ini adalah penelitian saya lebih memfokuskan tentang persoalan kemiskinan ditinjau dari sudut pandang

Selain itu penulis marasa tertarik untuk mengetahui remisi itu ditinjau dari sudut pandang atau perspektif hukum pidana Islam ( Fiqh Jinayah ), kemudian penulis

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode akuntansi penilaian persediaan dan net profit margin terhadap market value ditinjau dari sudut pandang Islam pada

Adapun yang melandasi peneliti untuk meneliti mengenai “Pemberlakuan Member Card Dalam Transaksi Jual Beli Ditinjau Dari Sudut Pandang Etika Bisnis Islam dan

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang manggadai dalam adat Saniangbaka yang ditinjau dari sudut pandang hukum Islam dengan

Untuk menganalisis dan memahami sudut pandang islam mengenai digital marketing, harga dan lokasi usaha terhadap keputusan pembelian sepatu pada toko sepatu Grindshoes di Jakarta Utara5.

Unutk mengetahui penggunaan Human Diploid Cell dalam produksi vaksin Polio ditinjau dari sudut pandang Islam 1.5 Manfaat penelitian Sebagai gambaran pengetahuan mahasisa fakultas