BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perkembangan Teknologi jaringan internet mempengaruhi gaya hidup dan menjadi faktor pemicu akan perubahan cara kerja / sistem termasuk inovasi tempat kerja di dunia usaha era abad ke- 20. Di masa mendatang, dunia kerja akan menghadapi tantangan dan harus menangkap peluang yang dihasilkan oleh teknologi tersebut. Dari beberapa penelitian mengenai perkembangan teknologi dalam menunjang kerja seperti sistem komputer, jaringan internet, penyimpanan berbasis cloud, AI dan system automation menyebabkan perubahan cara bekerja. Perkembangan ini diikuti oleh para milenial yang mendorong transformasi dan inovasi dalam menjalankan aktivitas kerjanya. Kantor yang menjadi tempat bekerja perlahan berubah menjadi tempat bersosialisasi, berkarya dan berkolaborasi menjalin kerja sama (networking). Dimasa mendatang seseorang tidak perlu datang di tempat yang sama untuk bekerja, seseorang bisa bekerja di lokasi mana saja berkat bantuan teknologi. Kondisi ini didukung dengan hasil studi VMware MeConomy tahun 2014 dengan hasil survei bahwa pada angkatan kerja gen-y ini terbentuk. pola pikir mobile. Beberapa responden mengatakan mereka biasa bekerja di luar kantor dan bekerja dari mana saja (work on the go).” Hasil riset tersebut menyatakan bahwa (home office) adalah tempat yang dengan pilihan tertinggi, lalu diikuti perkantoran dan kedai kopi. Evolusi budaya kerja terjadi pada tren desain ruang kantor yang awalnya bersifat formal dan hierarki, berevolusi menjadi ruang kerja yang berbasis aktivitas. Ergin (2014:8-11) memprediksi dalam bukunya
“how to create a co-working space Handbook“ bahwa konsep pola kerja akan berubah dari sistem hierarki pada zaman dulu dan saat ini adalah sistem organisasi / tim namun di masa depan menuju konsep Network / jaringan.
Perkembangan co-working space di Jabotabek semakin menjamur berdasarkan riset oleh Savills Indonesia, jumlah lokasi total yang ada di Jakarta mencapai 120.000 m2.
Dari jumlah tersebut, 61% atau sekitar 73.200 m2 berada di kawasan pusat bisnis niaga, dan 39% atau sekitar 46.800 m2 berada di luar kawasan CBD. Tercatat terdapat
25 operator co-working space, di antaranya UnionSpace, Conclave, WorkOut, WeWork, Kolega, dan CoHive. Co-working space hadir sebagai solusi dan alternatif dari relatif mahanya sewa sebuah gedung perkantoran. Co-working space banyak digunakan dan diminati bisnis start-up dan pekerja freelance. Dinyatakan dalam berbagai media co-working space memiliki keuntungan dan keunggulan yang bisa ditawarkan yang dibutuhkan dalam berbisnis yang saat ini yaitu jejaring dan kolaborasi.
Jurnal penelitian arsitektur dan interior desain juga telah membahas bagaimana perkembangan co-working space ini terutama di jakarta dan beberapa jurnal asing tentang co-working space. Hal ini membuktikan bahwa co-working space telah di studi dan dimungkinkan menjadi sebuah tatanan model baru dari sebuah cara bekerja era modern yang akan memunculkan fenomena dimana dihadirkan pada bangunan perkantoran yang diubah tata layout-nya menjadi co-working, sebuah atau sebuah area kafe dan mall menyediakan area co-working, apartemen yang menyediakan layanan co-working sehingga penghuni cukup bekerja termasuk bangunan mix-used yang menyediakan area co-working.
Fenomena ke 2 adalah munculnya pandemi virus covid -19 ini memicu hampir seluruh aktivitas atas kebijakan pemerintah meminta untuk bekerja di rumah dan ini sangat memukul bisnis co-working saat ini, beberapa penurunan pengunjung mengalami dampaknya, ruang kolaboratif yang ditawarkan perlu mengacu pada protokol kesehatan dan sebagainya, namun peneliti berkeyakinan akan ada dampak positif bagi co-working space akibat terjadi fenomena ini. Peneliti berkeyakinan bahwa saat hampir seluruh pekerja, pebisnis sudah mulai terbiasa melakukan pekerjaan secara daring sehingga hal-hal ini harus ditangkap peluang bagi penyedia jasa layanan co- working. Secara tidak sadar seluruh generasi akan terbiasa menjadi bekerja secara daring dan dapat dilakukan di mana saja. Peneliti masih beranggapan bahwa fenomena ini akan mempengaruhi layout perkantoran untuk menangkap peluang bisnis co- working space.
Dari hasil ke dua fenomena di atas ada hal-hal yang perlu peningkatan atau perubahan layout co-working yang memenuhi protokol kesehatan dan ruang privasi untuk menghindari adanya gangguan dan kebisingan pada area co-working saat pekerja atau
pebisnis melakukan rapat online. Sehingga peneliti berkeyakinan akan ada perubahan sebuah ruang kerja perkantoran dan area co-working khusus sebagai ruang untuk melakukan rapat online.
Peneliti tertarik dalam hal ini melakukan studi dari kebutuhan ruang dari sebuah ruang kerja co-working space dan peneliti tertarik untuk mengajukan sebuah penelitian dampak perilaku kerja daring ini, akan mempengaruhi layanan co-working space dan mempengaruhi kebutuhan untuk redesain co-working space yang di diharapkan pengguna untuk meningkatkan kenyamanan pada ruang co-working space.
I.2 Identifikasi dan Rumusan Permasalahan
Dari latar belakang tersebut telah diidentifikasi bahwa permasalahan pada penelitian ini adalah fenomena kemajuan zaman dan pandemi covid-19 akan memicu terjadi perubahan cara pandang bekerja secara konvensional menjadi metode daring yang ditanggapi sebagai peluang bisnis dengan pola co-working space yang akan mempengaruhi layout perkantoran dan bangunan komersial. Oleh karena itu perlu diteliti bagaimana pola perkembangan co-working space ini menjadi salah satu peluang maupun arah perubahan layout signifikan diterapkan pada layanan perkantoran dan bangunan komersial.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah arah perubahan layout co-working space untuk memenuhi kebutuhan dari perilaku kerja daring yang dapat dijabarkan pada pertanyaan penelitian sebagai berikut;
1) Bagaimana cara kerja metode daring ini mempengaruhi minat individu dalam penggunaan layanan co-working.
2) Apakah Perilaku cara kerja daring ini mempengaruhi kebutuhan untuk redesain co-working space.
3) Bagaimana pola ruang yang diharapkan pengguna untuk meningkatkan kenyamanan pada ruang co-working space.
I.3 Tujuan dan Manfaat penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pertama, bagaimana cara kerja metode daring ini mempengaruhi tingkat intensitas individu dalam penggunaan layanan co-working, dan kedua bagaimana pola ruang yang diharapkan pengguna untuk meningkatkan kenyamanan pada ruang co-working space. Ketiga, perkembangan pola co-working space ini mempengaruhi pola layout dan layanan Perkantoran.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dan perencana bangunan mendalami bahwa pola co-working space solusi ruang kerja yang diminati oleh pengguna co-working dan menjawab kebutuhan para pengguna jasa layanan perkantoran maupun peluang bisnis pada bangunan komersial. Sehingga perancang dan perencana memiliki gambaran bentuk pola co-working space yang dapat diterapkan pada bangunan yang akan dikerjakannya. Dan co-working space menjadi suatu role model bentuk ruang kerja perkantoran di masa depan.
I.4 Ruang Lingkup penelitian
Dalam tesis ini peneliti akan melakukan analisa perihal akibat perilaku kerja daring terhadap kebutuhan pada layanan co-working space di GoWork BSD Tangerang.
Lokasi tersebut sebagai sampel yang akan di analisa akibat perilaku kerja daring.
I.5 Hipotesis
Dari latar belakang dan permasalahan penelitian maka peneliti membuat hipotesis :
“Terdapat pengaruh perilaku kerja daring terhadap layanan dan kebutuhan redesain co-working space pada GoWork BSD- Tangerang”.
Berdasarkan hasil dari pengujian hipotesis tersebut maka akan dilanjutkan pada layout co-working space menjadi solusi desain dalam penyediaan layanan yang akan mengakomodasi perilaku kerja daring. Sehingga menghasilkan co-working space yang menjawab tantangan dan peluang bisnis yang akan dihadirkan sebagai salah satu role model tipe perkantoran di masa mendatang.
I.6 Alur Pemikiran
Diagram I.6.1 Alur Pemikiran Penelitian
Berdasarkan diagram di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Berawal dari latar belakang perilaku metode kerja daring, meskipun sebelumnya co-working space yang telah hadir untuk memberikan nuansa cara kerja kolaboratif/ bersama. Apakah fenomena tersebut mempengaruhi perkembangan co-working space dan minat pengguna jasa untuk bekerja di lokasi co-working space, dan ditinjau dengan studi preseden sebagai salah satu bentuk pola co- working yang diminati, sehingga perkembangan co-working space ini mempengaruhi pola layout layanan perkantoran menjadi area co-working atau gedung perkantoran mulai mengadopsi bentuk co-working space dan seberapa jauh bangunan komersial tertarik untuk memberikan fasilitas tambahan co- working space.
I.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, identifikasi dan rumusan permasalahan tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, hipotesis dan kerangka pemikiran dan penulisan
Latar belakang Fenomena perilaku cara
kerja daring
Perkembangan Co-working space
Minat pengguna jasa Co-working space
Perubahan skema tata layout fasilitas layanan co-working space Bentuk pola dan
fasilitas co- working space
yang diminati Studi Perseden
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini memberikan teori tentang pengertian metode daring Teori ruang Kerja, Teori ruang co-working dan Studi preseden co-working space
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini memberikan metode yang akan di gun akan dalam penyelesaian penelitian dan sampel serta objek penelitian dan rencana metode analisis yang di gunakan.
BAB IV PEMBAHASAN
Merupakan bab yang berisikan analisa data dengan dasar tinjauan pustaka yang akan membahas perkembangan co-working space berdasarkan hasil olah data
BAB V KESIMPULAN
Merupakan bab yang berisikan hasil dari penelitian