• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I - Perpustakaan Poltekkes Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I - Perpustakaan Poltekkes Malang"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 9 tahun 2014 tentang Klinik menjelaskan bahwa klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik. Sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, klinik juga harus melakukan pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan. Menurut Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 46 (1) rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa isi dokumen rekam medis harus berkualitas dan konsisten, sehingga dapat membenarkan diagnosis dan tindakan yang telah diberikan kepada pasien. Apabila pencatatan dilakukan tidak konsisten maka akan menyebabkan pelayanan yang diberikan kepada pasien tidak maksimal, hal ini berlaku untuk pasien yang memerlukan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan.

Salah Satu kegiatan di Rekam Medis adalah Pendistribusian Rekam Medis. Pendistribusian adalah proses pengiriman berkas rekam medis ke klinik yang dituju untuk dilakukan pelayanan kesehatan. Pendistribusian dilakukan setiap ada permintaan dari TPP (Tempat Pendaftaran Pasien), berdasarkan keinginan pasien menuju poli yang diinginkan.

Menurut Permenpan nomor 35 tahun 2012, pengertian SPO adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan

(2)

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti di Klinik Pucang Peneliti melihat bahwa kegiatan pendistribusian dokumen rekam medis pasien rawat jalan tidak berjalan teratur dikarenakan setelah pasien mendaftar pasien diberi dokumen rekam medis untuk diserahkan dan diisi oleh dokter yang bertanggung jawab melakukan pelayanan kepada pasien, setelah pemeriksaan dilakukan, pasien mengantarkan dokumen rekam medis tersebut ke bagian pendaftaran, dengan cara seperti ini kerahasiaan dan keamanan dokumen rekam medis pasien diragukan, karena ada kemungkinan dokumen rekam medis terbawa pasien atau bahkan hilang.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis beralasan untuk mengambil judul Pengaruh Ketersediaan Standar Prosedur Operasional tentang Distribusi Dokumen Rekam Medis Pasien Rawat Jalan terhadap Kecepatan Pengembalian Dokumen Rekam Medis.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh ketersediaan standar prosedur operasional tentang distribusi dokumen rekam medis pasien rawat jalan terhadap kecepatan pengembalian dokumen rekam medis di klinik pucang?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui ketersediaan standar prosedur operasional tentang distribusi dokumen rekam medis pasien rawat jalan terhadap kecepatan penyediaan dokumen rekam medis di Klinik Pucang Sidoarjo

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi alur pendistribusian dokumen rekam medis di Klinik Pucang.

b. Untuk mengetahui proses pembuatan SPO tentang pendistribusian dokumen rekam medis pasien rawat jalan terhadap kecepatan penyediaan dokumen rekam medis di Klinik Pucang Sidoarjo

(3)

c. Untuk mengukur kecepatan pennyediaan dokumen rekam medis pasien sebelum adanya SPO tentang pendistribusian dokumen rekam medis pasien rawat jalan terhadap kecepatan penyediaan dokumen rekam medis di Klinik Pucang Sidoarjo

d. Mensosialisasikan SPO kepada petugas pendaftaran, dokter dan petugas lain yang terkait dalam hal pendistribusian dokumen rekam medis di Klinik Pucang

e. Untuk menganalisis kecepatan pengembalian dokumen rekam medis pasien setelah adanya SPO dokumen rekam medis pasien rawat jalan terhadap kecepatan penyediaan dokumen rekam medis di Klinik Pucang Sidoarjo

D. Manfaat

1. Bagi Klinik Pucang

a. Sebagai bahan evaluasi untuk pelaksanaan penyimpanan Dokumen Rekam Medis

b. Sebagai inovasi baru dan bahan masukan untuk memperbaiki penyimpanan dokumen rekam medis di Klinik Pucang

2. Bagi Poltekkes Kemenkes Malang

a. Sebagai bahan referensi untuk bahan ajar perkuliahan, terutama yang berkaitan dengan kerahasiaan dokumen rekam medis

b. Sebagai penilaian terhadap kinerja pendidikan dalam praktek di sarana pelayanan kesehatan.

3. Bagi Peneliti

a. Mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku perkuliahan khususnya unit Filing di Klinik Pucang.

b. Sebagai inspirasi pembuatan suatu produk penelitian dalam rekam medis khususnya unit Filing dalam sarana pelayanan kesehatan.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, rumah sakit membutuhkan unit rekam medis yang salah satu fungsinya untuk mencatat seluruh informasi medis pasien selama di rumah sakit yang

NO Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Variabel Letak Perbedaan Informasi Medis dengan Ketetpatan Kode Diagnosis Bronchitis pada Dokumen Rekam Medis Rawat Inap di

Implementasi aplikasi kodefikasi diagnosis penyakit telinga, hidung dan tenggorok terhadap 50 dokumen rekam medis pasien rawat jalan dengan diagnosis penyakit THT dilakukan setelah

I,1]MBAR PENGESAHAN Analisis Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan berdasarkan Kriteria Keaukurasian Pendol-umeotasian Klinis di Puskesmas Dinoyo Kota Malang Oleh Candra Lukita

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Tinjauan Penggunaan Simbol dan Singkatan Rekam Medis Rawat Inap Diagnosis Congestive Heart Failure CHF

Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney dengan hasil jumlah dokumen yang kembali tidak tepat waktu sebelum dibuatnya SPO sejumlah 33% yaitu 23 sokumen rekam medis rawat

Depkes RI, 2009 Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik rawat jalan maupun rawat inap, salah satu bagian rumah sakit yang

Sementara risiko yang kemungkinan timbul di instalasi rekam medis RSUD Bangil antara lain; 1 petugas dapat tertular penyakit di unit pendaftaran, 2 petugas dapat terjadi kesalahan input