• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I - Perpustakaan Poltekkes Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I - Perpustakaan Poltekkes Malang"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM berkualitas, faktor gizi memegang peranan penting. Gizi yang baik akan menghasilkan SDM yang berkualitas yaitu sehat, sehat, cerdas, dan memiliki fisik yang tangguh serta produktif. Perbaikan gizi diperlukan pada seluruh siklus kehidupan, mulai sejak masa kehamilan, bayi dan balita, pra sekolah, anak sekolah dasar, MI, remaja dan dewasa sampai usia lanjut (Depkes, 2015).

Salah satu program pemerintah di bidang kesehatan masyarakat untuk memantau kesehatan dan gizi balita di seluruh wilayah Indonesia adalah Posyandu. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 19 Tahun 2011 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita.

Posyandu merupakan suatu bentuk dari keterpaduan antara pelayanan kesehatan dan keluarga berencana yang dilaksanakan pada tingkat dusun dalam suatu wilayah kerja masing – masing Puskesmas. Posyandu merupakan bentuk dari pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan pembangunan khususnya dalam bidang kesehatan dengan cara meningkatkan kemampuan masyarakat untuk dapat hidup sehat dalam rangka mewujudkan peningkatan derajat kesehatan yang optimal pada masyarakat (Syafrudin, 2009).

Posyandu diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan setempat, dimana dalam satu unit posyandu, idealnya melayani sekitar 100 balita (120 kepala keluarga) yang disesuaikan dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat yang dibuka sebulan sekali, dilaksanakan oleh kader posyandu terlatih dibidang KB, yang bertujuan mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran bayi (Depkes, 2006).

(2)

2 Kader merupakan penggerak utama dalam kegiatan posyandu, hal ini sejalan dengan pendapat Isaura (2011) yang menyatakan bahwa perkembangan dan peningkatan mutu pelayanan posyandu sangat dipengaruhi oleh peran serta masyarakat diantaranya adalah kader. Fungsi kader terhadap posyandu sangat besar yaitu mulai dari tahap perntisan posyandu, penghubung dengan lembaga yang menunjang penyelenggaraan posyandu, sebagai perencana pelaksana dan sebagai pembina serta sebagai penyuluh untuk memotivasi masyarakat yang berperan serta dalam kegiatan posyandu wilayahnya. Berdasarkan kegiatan Posyandu, penyelenggaraan Posyandu terbagi menjadi 5 meja, yaitu : a) Meja I untuk pendaftaran, baik balita, ibu hamil maupun PUS. b) Meja II untuk penimbangan balita serta pengukuran LILA ibu hamil dan PUS. c) Meja III untuk pencatatan balita, ibu hamil, dan PUS/WUS. d) Meja IV untuk penyuluhan. e) Meja V untuk pelayanan kesehatan dan KB (Kemenkes RI, 2013).

Namun dalam pelaksanaannya, tidak semua Posyandu dapat melaksanakan kegiatan di setiap meja sesuai dengan fungsinya. Menurut Istikhomah et all (2014) dalam jurnal Penelitian Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Posyandu di Desa Jogonalang Kabupaten Klaten pada pelayanan meja IV kader memberikan penyuluhan sesuai kondisi anak namun hanya mengenai gizi saja untuk penyuluhan yang lain belum dilakukan, tidak ada penyuluhan bagi ibu hamil dan PUS, ibu menyusui hanya diberikan penyuluhan mengenai ASI Eksklusif saja untuk penyuluhan yang lain belum dilakukan.

Dari hasil pengambilan data dasar yang dilakukan di Desa Gondowangi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang pada tanggal 18 September – 23 September 2017 terhadap 27 kader posyandu yaitu tingkat pengetahuan kader.

Berdasarkan data yang diperoleh adalah pengetahuan tentang Pemberian Makanan Tambahan (PMT) masih kurang yaitu sebesar (26,9 %).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melakukan meningkatkan pengetahuan kader Posyandu tentang Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Penyuluhan untuk balita agar kader lebih baik dalam menjalankan tugas dan memperlancar program dibidang kesehatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalah yaitu Adakah Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan

(3)

3 Kader Posyandu Balita Tentang Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Penyuluhan Di Desa Gondowangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka di dapatkan tujuan umum dalam penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan kader posyandu balita tentang Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Penyuluhan di Desa Gondowangi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan kader posyandu balita sebelum dilakukan pemberian penyuluhan tentang Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Penyuluhan.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan kader posyandu balita sesudah dilakukan pemberian penyuluhan tentang Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Penyuluhan.

c. Mengetahui tingkat pengetahuan kader posyandu balita sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Penyuluhan.

D. Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi dan wawasan kepada masyarakat khususnya kader di Desa Gondowangi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang tentang Pemberian Makanan Tambahan (PMT) penyuluhan untuk balita.

2. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan upaya perbaikan pelaksanaan kegiatan Posyandu Balita.

3. Sebagai sarana untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu serta menambah pengalaman serta mengaplikasikan dan mengembangkan teori yang telah ada terhadap perubahan perilaku (tingkat pengetahuan) kader Desa Gondowangi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas tentang masalah yang terjadi yang berhubungan dengan pemberian pendidikan perawatan payudara dan pijat oksitosin, maka peneliti tertarik untuk melakukan

Berdasarkan uraian tersebut, maka diperlukan kajian penelitian Tentang Pengaruh Penyuluhan Gizi Seimbang Pada Anak Sekolah Melalui Media Puzzle Terhadap Pengetahuan, Sikap, serta

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin melakukan penelitian untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Kartu Sehat Rematri Terhadap Tingkat Pengetahuan, Tingkat Konsumsi Energi, Protein,

Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Penyuluhan Anemia Gizi Besi dengan Menggunakan Media Booklet dapat

3 Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan tentang gizi seimbang anak sekolah terhadap tingkat pengetahuan pengelola penyelenggaraan

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:Apakah ada pengaruh tingkat pengetahuan,

1.2 Rumusan Masalah Apakah ada pengaruh pendampingan gizi pada balita stunting usia 6-59 bulan dengan media booklet terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian makan,

Dari latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah menggunakan alat peraga poster dan pemberian leaflet terhadap tingkat pengetahuan ibu