• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar Pendidikan Jasmani

N/A
N/A
MiyaAlma Channel

Academic year: 2023

Membagikan "Pengantar Pendidikan Jasmani"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan salah satu pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah dasar, karena pendidikan jasmani di sekolah dasar telah menjadi bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan yaitu suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani,kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia indonesia seutuhnya yang berkualitas.

Salah satu cabang olahraga yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan murid baik secara mental maupun fisik adalah senam lantai dan senam ketangkasan. Pada senam lantai dan senam ketangkasan, murid dilatih agar memiliki tubuh yang lentur dan kuat sehingga dapat melaksanakan aktivitas dan dapat menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik.

Senam lantai dan senam ketangkasan di sekolah lebih mengutamakan pada pemenuhan minat untuk bergerak, merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta perkembangan gerak, memelihara dan meningkatkan kesehatan serta kesegaran jasmani, membantu merehabilitasi kelainan gerak pada usia dini, membantu menanamkan rasa disiplin, kerjasama, kejujuran, mengenal akan peraturan dan menangkal pengaruh buruk yang datangnya dari luar. Upaya mencapai tujuan tersebut, guru pendidikan jasmani harus merancang dan melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani sesuai dengan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik murid.

Dari pengamatan awal murid Kelas VI MIN 2 Hulu Sungai Tengah, terlihat bahwa pada umumnya murid belum dapat melakukan senam lantai dan senam ketangkasandengan baik. Dari 28 murid terdapat 20 orang atau 71,43%, dalam melakukan senam lantai dan senam ketangkasan dengan kategori kurang, sedangkan 8 atau 28,57% rata-rata dalam melakukan senam lantai dan senam ketangkasankategori cukup. Dalam permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan gerak dasar senam lantai dan senam ketangkasanpada MIN 2 Hulu Sungai Tengah khususnya murid Kelas VI masih dibawah rata-rata dari kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 70.

(2)

Berangkat dari deskripsi di atas, proses pembelajaran pendidikan jasmani di MIN 2 Hulu Sungai terutama Kelas VI merupakan kelas yang muridnya merupakan masa perkembangan belajar, sehingga proses pembelajaran harus sesuai dengan perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik anak dengan baik. akan tetapi dalam hal tersebut proses belajar mengajar belum sesuai harapan. Madrasah Ibtidayyah 2 Hulu Sungai Tengah hanya mempunyai satu lapangan yang berdiameter lebar 13 meter dan panjang 18 meter, sehingga guru harus bisa mengefisiensikan waktu dalam proses belajar mengajar di lapangan agar supaya tidak bersamaan menggunakan lapangan dan tidak saling mengganggu. Apalagi dalam proses pembelajaran senam lantai dan senam ketangkasanyang berlangsung monoton tanpa adanya pendekatan atau memperkenalkan model pembelajaran lain yang mengedepankan sikap saling kerjasama dan berkelompok dalam menyelesaikan masalah atau tugas di kelas maupun di luar kelas lebih efektif. Akan tetapi Antara satu murid dengan murid lainnya saling menonjolkan sikap individualis dalam melaksanakan kegiatan senam lantai dan senam ketangkasantanpa melakukan kerjasama secara kooperatif dalam menyelesaikan rangkaian kegiatan yang diberikan.

Akibatnya murid cenderung merasa takut dan bosan sekaligus tidak termotivasi untuk bergerak. Akibatnya pelaksanaan pembelajaran roll depanpun mengalami masalah dalam proses pengajaran sehingga pembelajaran yang dilakukan selama ini jauh dari apa yang manjadi tuntutan kurikulum. Akibatnya tujuan pendidikan jasmani murid Kelas VI MIN 2 Hulu Sungai Tengah belum optimal.

Berangkat dari permasalahan tersebut, maka sebaiknya guru memilih dan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan mampu memberikan dorongan pada guru dalam menyampaikan pembelajaran lebih efektif, lebih menyenangkan sehingga murid lebih termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti menekankan penerapan model pembelajaran yang dapat meningkatan kemampuan murid untuk berperan di kelompoknya dalam melakukan roll depan, menerima dan menghargai pendapat dan masukan dari anggota kelompok-nya serta hasil tes pada akhir pembelajaran senam lantai dan senam ketangkasan.

Guna menunjang efisiensi dan efektivitas penggunaan model pembelajaran yang dimaksud, maka penulis ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) agar murid dapat belajar sambil bermain. Karena disamping murid belajar menyerap pengetahuan juga dibiasakan berdemokrasi memecahkan masalah bersama, saling membantu dan saling menghargai sesuai dengan keahlian masing-masing

(3)

terutama dalam melakukan senam lantai dan senam ketangkasan. Untuk mencapai tujuan tersebut, murid perlu dipersiapkan melalui pembiasaan bekerjasama dan berdemonstrasi dengan belajar berkelompok atau belajar bersama-sama untuk dapat memahami dan menguasai senam lantai dan senam ketangkasan.

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT di desain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab murid terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.

Murid tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain.

Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman murid dalam kegiatan senam lantai dan senam ketangkasandan membantu murid mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, murid bekerja dengan sesama murid dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan murid lainnya.

Berdasarkan uraian di atas, agar murid mempunyai kemampuan belajar dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnys materi senam lantai dan senam ketangkasansesuai dengan harapan murid dan guru, salah satunya di dalam proses pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin mengkaji permasalahan yang timbul dalam latar belakang dengan mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan mengangkat Judul:

Meningkatkan Hasil Belajar Penjasorkes Materi Teori Rangkaian Senam lantai dan senam ketangkasan dan Senam Ketangkasan Metode Numbered Heaad Together (NHT) Pada Senam lantai dan senam ketangkasan Murid Kelas VI MIN 2 Hulu Sungai”.

B. Fokus Best Practice

Berdasarkan identifikasi maslah yang telah diuraikan diatas, maka pembatasan fokus best Peactice ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heaads Together (NHT) Dalam Meningkatkan hasil belajar Penjasorkes materi Senam lantai dan senam ketangkasan Murid Kelas VI MIN 2 Hulu Sungai Tengah Tahun Pelajaran 2017/2018?

2. Bagaimana peningkatkan hasil belajar siswa menggunakan metode Numbered Heaads

(4)

Together (NHT) pada Materi Senam lantai dan senam ketangkasan bagi peserta didik Kelas VI MIN 2 Hulu Sungai Tengah Tahun Pelajaran 2017/2018?

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa yang dimaksud adalah perubahan pada ruang lingkup peningkatan nilai pada materi Senam lantai dan senam ketangkasan yang sudah dicapai sebelum diadakan tindakan dan ruang lingkup perubahan pada peningkatan nilai yang sudah dicapai setelah dilakukan

C. Tujuan

Berdasarkan fokus best practice di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan metodeNumbered Heaads Together (NHT) dalam meningkatkan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK) materi Senam lantai dan senam ketangkasan bagi siswa kelas 5 di min 2 hulu sungai tengah tahun pelajaran 2017-2018

2. untuk mendeskripsikan pencapaian hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Numbered Heaads Together (NHT) pada mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK ) materi senam lantai dan senam ketangkasan pada pada siswa kelas V di MIN 2 Hulu Sungai Tengah tahun pelajaran 2017-2018

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat berfungsi sebagai sumbangan untuk memperkaya khazanah ilmiah, khususnya tentang penerapan metode Numbered Heaads Together (NHT) pada proses pembelajaran di di kelas ataupun di lapangan

2. Manfaat Paktis

1) Bagi guru PJOK Kelas VI MIN 2 Hulu Sungai Tengah

a. Dijadikan masukan dan pedoman bagi guru Penjas dalam memberikan materi pembelajaran yang baik dan efisien dengan desain pembelajaran yang tepat agar tercapai hasil belajar yang maksimal.

b. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternatif berbagai media dalam pembelajaran yang akan dilakukan.

2) Bagi peserta didik kelas V MIN 2 Hulu Sungai Tengah:

a. Dapat digunakan sebagai masukan yang berharga serta dapat digunakan sebagai motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran Senam lantai dan

(5)

senam ketangkasan

b. Dapat meningkatkan minat belajar, serta meningkatkan kemampuan Senam lantai dan senam ketangkasan dan senam ketangkasan pada peserta didik.

a. Menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, inofatif, efektif dan menyenangkan.

3) Bagi Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Hulu Sungai Tengah

a. Dengan meningkatkan hasil belajar mutu sekolah akan lebih baik.

b. Memberikan daya tarik peserta didik dengan suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat menjadi promosi sekolah.

c. Dapat menambah koleksi buku referensi dan dijadikan masukan bagi madrasah dalam menyusun dan melaksanakan program pembinaan kepada guru.

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip-prinsip syariah yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 32/SK/K01-SA/2005 TENTANG PENETAPAN KEMBALI PIMPINAN DAN ANGGOTA KAUKUS SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG