• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Masyarakat nelayan tradisional umumnya merupakan kelompok masyarakat yang tinggal di daerah pesisir dan bermata pencaharian sebagai nelayan. Masyarakat nelayan tradisional memiliki perbedaan atau karakteristik khusus yang membedakan mereka dari masyarakat lainnya yaitu masyarakat nelayan tradisional identik dengan kemiskinan, banyaknya jumlah anak di dalam keluarga dan pendidikan yang rendah (Kusnadi, 2009). Pada masyarakat nelayan tradisional, rata-rata pendidikan yang terdapat di keluarga nelayan sangat rendah. Dari empat juta nelayan Indonesia, 85% berpendidikan Sekolah Dasar (SO) atau buta huruf, 12% berpendidikan sekolah menengah pertama (SMP) , 2,97% berpendidikan sekolah menengah atas (SMA) dan 0,03%

berpendidkan Diploma (Kadriani,2017). Pada masyarakat nelayan tradisional, terdapat keluarga-keluarga nelayan yang bertahan hidup mengandalkan hasil laut untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya.

Keluarga pada dasarnya merupakan kelompok sosial yang terkecil. Yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Hakikatnya keluarga merupakan hubungan seketurunan maupun tambahan (adopsi) yang diatur melalui kehidupan perkawinan bersama searah dengan keturunannya yang merupakan suatu satuan yang khusus (Emmy,2017). Secara umum keluarga merupakan unit terkecil dimasyarakat. Keluarga merupakan kesatuan sosial terkecil yang terdiri dari

(2)

seorang ayah, ibu, dan anak-anaknya yang menempati suatu tempat tinggal tertentu (Sulistyo,2010).

Keluarga berfungsi sebagai tempat dimana ditanamkannya nilai dan norma pertamakali. Keluarga merupakan tempat seorang individu mengerti tentang struktur sosial, pembagian kerja sebelum mereka ke masyarakat. Keluarga juga berfungsi memenuhi hak dan kewajiban individu di dalam keluarga tersebut.

Banyak kebutuhan yang harus dipenuhi untuk individu, antara lain kebutuhan pendidikan, kesehatan, keagamaan, primer dan sekunder, kebutuhan di bidang pendidikan menjadi salah satu fungsi keluarga. Namun banyak keluarga yang tidak mampu memenuhi salah satu fungsi tersebut. Umumnya setiap keluarga akan bertanggung jawab terhadap masa depan anaknya kelak, misalnya pendidikan, kehidupan yang berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan sang anak. Namun bagi keluarga menengah kebawah, pendidikan merupakan hal yang sangat sulit untuk di penuhi. Misalnya keluarga yang bisa di bilang keluarga mampu memiliki pendidikan yang bagus dan luas, sedangkan untuk keluarga yang kurang mampu sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan sang anak.

Banyak faktor yang menjadi penyebab keluarga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan anaknya, salah satunya faktor ekonomi. Faktor keuangan menjadi salah satu pemicu tidak terpenuhinya kebutuhan anak baik dari segi pendidikan, kesahatan dan lain-lain. Namun hal ini bisa diwujudkan jika pengelolaan keuangan terhadap kebutuhan utama keluarga, terutama untuk memenuhi kebutuhan dasar di dalam keluarga seperti Pendidikan dan kesehatan.

(3)

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan strategi dan pengaturan keuangan yang baik di sebuah keluarga agar setiap pendapatan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi saja, namun juga bisa memenuhi kebutuhan di masa mendatang. Seperti yng dilakukan oleh keluarga nelayan, keluarga nelayan mempunyai pendapatan yang tidak menentu dan rendah yang hanya mengandalkan hasil laut untuk mendapatkan uang, sehimgga mereka dituntut harus mampu melakukan perencanaan atau pengelolaan terhadap pendapatan agar terpenuhinya kebutuhan hidup mereka.

Keluarga nelayan adalah keluarga batih (nuclear family), dimana terdiri dari ayah,ibu dan anak. Tiap-tiap anggota keluarga memiliki peranan masing- masing untuk menjalankan perekonomian keluarga. Dalam mencari nafkah mereka harus menghadapi ombak dan badai, hal ini dikarnakan nelayan sangat bergantung terhadap musim. Pada keluarga nelayan, tidak sedikit anak nelayan yang tidak bersekolah atau hanya berpendidikan rendah. Hal ini dikarnakan sebagian besar anak nelayan membantu orang tua nya mencari ikan di laut.

Dalam keluarga nelayan, tiap-tiap anggota keluarga melakukan berbagai pekerjaan atau aktifitas untuk kelangsungan hidupnya. Namun pembagian tugas ini berdasarkan jenis kelamin. Anak laki-laki bertugas mencari atau menjual ikan. Sedangkan untuk anak perempuan melakukan pengolahan ikan seperti kerupuk ikan, ikan asin, makanan siap saji, dll. Sebagian besar penghasilan keluarga nelayan berasal dari laut.

Upaya bisa dibilang sebagai suatu usaha di dalam sebuah keluarga yang bertujuan untuk mencapai sebuah tujuan yang disetujui bersama anggota

(4)

keluarga. Berdasarkan latar belakang di atas banyak sekali masalah pada keluarga dalam memanajemenkan pendapatan keluarga untuk kedepannya.

Desa Keramut merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Jemaja Barat, Kepulauan Anambas. Letak geografisnya cukup jauh dari desa lain, transportasi yang digunakan masyarakatnya adalah pompong, kapal pompong (motor laut) adalah kapal kayu yang hanya bermuatan kurang lebih 10 orang. Selain untuk transportasi, pompong juga digunakan oleh nelayan untuk menangkap ikan. Dalam menjalankan fungsi keluarga, masyarakat Desa Keramut membagi tugas untuk tiap-tiap anggota keluarganya dalam mengelola hasil tangkapan. Selain dijual ke toke, ikan hasil tangkapan akan diolah ibu rumah tangga menjadi kerupuk ikan, ikan asin atau kerupuk atom. Untuk anak nelayan biasanya yang perempuan membantu ibu nya membuat kerupuk, dan untuk anak laki-laki membantu ayah nya melaut ketika libur sekolah.

Masyarakat nelayan disana juga membentuk kelompok nelayan yang terdiri dari 60 orang, dan dibagi ke dalam kelompok kecil yang beranggotakan 9 orang untuk setiap kelompoknya.. Selain nelayan terdapat juga mata pencaharian lainnya di masyarakat Desa Keramut yang bisa dilihat di laporan bulanan Desa Keramut sebagai berikut:

(5)

Tabel 1.1 Data mata pencaharian masyarakat Desa Keramut tahun 2019

Sumber: laporan bulanan Desa Keramut 2019

Kehidupan sosial masyarakat Desa Keramut banyak dihabiskan untuk melaut. Alat tangkap yang digunakan yaitu alat tangkap pancing tradisional, bubu, jaring ikan, radar ikan, walky-talky, dan lampu tembak. Namun untuk radar, alat itu bukan milik pribadi, melainkan bantuan pemerintah dan digunakan bersama-sama. Pendapatan masyarakat nelayan pun relatif, tergantung kategori ikan yang ditangkap dan berapa banyak hasil tangkapan ikan yang di dapat, dan

No Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa)

1 Tidak Bekerja 80

2 Mengurus Rumah Tangga

118

3 Pelajar/ Mahasiswa 125

4 Pensiunan 2

5 PNS 3

6 Perdagangan 12

7 Perkebunan 9

8 Nelayan 91

9 Tukang Listrik 4

10 Lain-Lain 24

Jumlah 470

(6)

juga cuaca yang mendukung atau tidak. Hal ini sangat berpengaruh mengingat setiap jenis ikan memilik harga yang berbeda-beda. Bahkan ketika satu jenis ikan banjir (melimpah) harga ikan yang awalnya mahal bisa saja turun. Cuaca juga memiliki peran yang sanagat penting terhadap pendapatan masyarakat nelayan disana. Hal ini dikarnakan sebagian besar nelayan disana hanya menggunakan kapal-kapal kecil.

Hal ini tentu sangat sedikit mengingat pendapatan mereka harus dipotong dengan duit bahan bakar dan bekal selama dilaut. Faktor penyebab kemiskinan di dalam masyarakat nelayan tradisional disebabkan oleh pendidikan yang rendah, peran lembaga ekonomi, kebiasaan nelayan, pekerjaan alternatif, kepemilikan modal, serta teknologi yang digunakan (Haris, 2013).

Hasil tangkapan nelayan biasanya dijual di pasar-pasar tradisonal, namun ada juga hasil tangkapan yang dijual ke penampung ikan. Selain dijual di pasar, ikan hasil tangkapan juga dibuat ikan asin, berbagai macam bentuk kerupuk, seperti kerupuk ikan dan kerupuk atom dan kerupuk sotong.

Pengeluaran masyarakat nelayan di Desa Keramut terbilang cukup besar.

selain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, nelayan juga harus memenuhi kebutuhan anaknya yang sedang berkuliah. Dalam 2 minggu masyarakat nelayan menghabiskan Rp.1000.000 bahkan lebih untuk membeli kebutuhan pokok dan kebutuhan untuk melaut seperti bahan bakar dan alat tangkap. Dilain sisi keluarga nelayan juga harus mengirim uang pegangan untuk anak setiap minggunya, uang kos setiap bulannya, uang semester, bahkan

(7)

terdapat anak-anak nelayan yang minta dibelikan motor untuk kebutuhannya ke kampus.

Untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti beras, telor, minyak makan, masyarakat nelayan disana harus membeli di daerah lain. Sebagian besar masyarakat disana memiliki stok dalam seminggu bahkan sebulan. Hal ini dikarnakan masyarakat disana hanya mengandalkan transportasi laut, jadi ketika gelombang tinggi mereka tidak bisa kemana-mana. Selain itu alat tangkap dan mesin cukup terbilang mahal harganya. Jadi ketika alat kapal ada yang rusak, nelayan akan meminjam uang ke toke masing-masing.

Menurut Basrowi (2010) pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk pembangunan. Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemauan yang dikembangkan. Tingkat pendidikan merupakan salah satu ukuran untuk kualitas penduduk. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan semakin baik kualitas SDM di wilayah tersebut (Anggraini,2017). Namun ukuran ini harus ditambah dengan etos kerja dan keterampilan baik hard skill maupun soft skill. Tamat sekolah didefinisikan sebagai jenjang pendidikan yang telah berhasil diselesaikan oleh seseorang dengan dibuktikan adanya ijazah atau surat tanda tamat belajar (Nugroho, 2013). Selain pendapatan nelayan yang rendah, motivasi untuk melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi bagi anak nelayan juga berpengaruh terhadap banyak atau sedikitnya jumlah sarjana disana. Banyaknya anak nelayan yang berhenti sebelum lulus dan ada juga yang lulus sampai

(8)

jenjang SMA namun tidak melanjutkan pendidikannya. Hal ini juga berlaku terhadap keluarga-keluarga nelayan di Desa Keramut yang sebagian besar masyarakatnya sebagai nelayan. Terdapat beberapa anak nelayan di Desa Keramut yang sedang melanjutkan pendidikan nya baik dri tingkat SMP,SMA dan yang sedang berkuliah.

Tabel 1.2 jumlah anak nelayan yang sedang melanjutkan pendidikan di Desa Keramut

No. Anak nelayan yang sedang melanjutkan pendidikan

Jumlah

1 Kuliah 10

2 SMA 15

3 SMP 20

Jumlah 45

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah anak nelayan yang sedang melanjutkan pendidikan baik dari tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) berjumlah 20 orang, Sekolah Menengah Atas (SMA) 15 orang, dan yang sedang berkuliah berjumlah 10 orang.

Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan akhir masyarakat Desa Keramut dapat dilihat pada laporan pendidikan akhir Desa Keramut tahun 2020 berikut ini:

(9)

Tabel 1.3 Laporan Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Akhir Desa Keramut tahun 2020

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) 1

Tidak/Belum Sekolah

67 2 Tidak Tamat SD/ Sederajat 27 3 Belum Tamat SD/ Sederajat 61

4 Tamat SD/ Sederajat 202

5 Tamat SLTP/ Sederajat 44 6 Tamat SLTA/ Sederajat 43

7 Diploma I/II 3

8 Diploma IV/ Strata I 11

9 Strata II _

10 Strata III _

Jumlah 458

Sumber:Laporan Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Akhir Desa Keramut tahun 2020

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat pendidikan masyarakat Desa Keramut dari yang tidak/belum sekolah berjumlah 67 0rang, kemudian tidak tamat SD/ sederajat berjumlah 27 orang, belum tamat SD berjumlah 61 orang, tamatan SD, SLTP, SLTA keseluruhan berjumlah 289 0rang, dan tamatan D-I/II, D-IV-S1 berjumlah 14 orang. Berdasarkan data pendidkan akhir masyarakat

(10)

Desa Keramut, dapat dilihat pendidikan masyarakat disana cukup baik mengingat masih banyak anak nelayan yang masih berkuliah dan belum menyelesaikan pendidikan S1 nya. Selain data diatas, terdapat anak nelayan yang sedang melanjutkan pendidikan dan pernah melanjutkan pendidikan ke jenjang perkulian berkisar 15-20 orang.

Berdasarkan laporan bulanan Desa Keramut, jumlah pelajar/mahasiwa, mengurus rumah tangga, dan nelayan mendominasi, jumlah pelajar/mahasiswa mencapai 125 orang , mengurus rumah tangga 118 orang, dan nelayan 91 orang.

Jumlah keseluruhan masyarakat Desa Keramut 470 orang yang terbagi menjadi 4 RT.

Peneliti melihat fenomena anak-anak nelayan di Desa Keramut yang mengenyam pendidikan tinggi dianggap menarik. Persepsi dan upaya masyarakat disana untuk meningkatkan pendidikan anaknya dianggap peneliti berbeda dengan masyarakat nelayan pada umumnya. Hal yang melatarbelakangi kuatnya keinginan anak nelayan disana untuk bersekolah tinggi dikarnakan mereka ingin mengangkat derajat orang tua, dan juga mereka ingin mempunyai masa depan yang baik. Selain itu lapangan pekerjaan yang minim di Desa Keramut, dikarnakan fasilitas yang sangat minim dan Desa Keramut terpisah oleh laut dengan daerah lain, sehingga mayoritas masyarakat nya hanya bekerja sebagai nelayan. Bahkan hasil tangkapan nelayan harus dijual ke daerah lain dengan harga murah. Anak-anak nelayan di Desa Keramut harus merantau ke daerah lain jika ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP/SMA. Hal ini dikarnakan fasilitas di sana hanya untuk tingkatan TK-SD saja. Anak-anak

(11)

nelayan disana akan merantau dan pulang kampung seminggu sekali, yaitu sabtu sore meraka pulang ke kampung halaman dan kembali merantau pada minggu sore, begitu seterusnya. Di daerah rantauan umunya anak-anak nelayan dari Desa Keramut akan tinggal di rumah keluarga dan ada juga yang tinggal di tempat kost/kontrakan yang harus dibayar setiap bulannya. Namun bila memasuki musim angin utara, anak-anak nelayan hanya pulang sebulan sekali, bahkan lebih lama dikarnakan gelombang yang tinggi. Hal ini justru cukup sulit dilakukan anak-anak seusia mereka yang bisa dibilang masih kecil dan harus merantau ke daerah lain hanya untuk bersekolah. Selain keinginan anak-anak nelayan yang besar, dukungan orang tua juga diperlukan baik berupa dukungan moral dan moril, dikarnakan untuk tinggal di luar daerah juga memerlukan biaya. Sehingga peneliti tertarik untuk melihat bagaimana konstruksi yang terbentuk pada masyarakat Desa Keramut sehingga anak mereka terdorong untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Selain Desa Keramut, terdapat pula desa yang memiliki kondisi dan letak geografis yang sama, namun berbeda dari segi pendidikan yaitu di Desa Sunggak. Desa Sunggak merupakan desa yang bisa dibilang bersebelahan dengan Desa Keramut. Sebagian besar masyarakatnya merupakan nelayan. Namun jumlah anak putus sekolah nya cukup banyak, baik dari tingkat SD,SMP, dan SMA. Berikut laporan perkembangan jumlah penduduk menurut pendidikan akhir Desa Sunggak bulan agustus 2020:

(12)

Tabel 1.4 Laporan Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Akhir Dersa Sunggak Agustus 2022

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) 1

Tidak/Belum Sekolah

34 2 Tidak Tamat SD/ Sederajat 30

3 Tamat SD/ Sederajat 160

4 Tamat SLTP/ Sederajat 42

5 Tamat SLTA/ Sederajat 41

6 Diploma I/II 1

7 Diploma IV/ Strata I 7

8 Strata II _

Jumlah 316

Sumber:Laporan Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Akhir Desa Sunggak Agustus 2020

Berdasarkan laporan diatas, dapat dilihat jumlah tamatan SD/ sederajat di Desa Sunggak berjumlah 160 orang, namun tamatan SLTP/sederajat dan SLTA/sederajat tidak sampai 50 orang. Sedangkan Diploma I/II berjumlah 1 orang, Diploma III berjumlah 1 orang dan Diploma IV/ S1 berjumlah 7 orang.

Anak nelayan yang hanya melanjutkan pendidikan nya ke jenjang SLTP hanya berkisar 26,25% saja.

Berdasarkan peernyataan diatas, maka penelitian ini di fokuskan tentang

bagaimana upaya masyarakat nelayan di Desa Keramut, Kecamatan

(13)

Jemaja, Kepulauan Anambas dalam menigkatkan pendidikan anak nelayan hingga ke perguruaan tinggi”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian tentang upaya yang dilakukan masyarakat nelayan di desa keramut, yang ingin diteliti oleh peneliti adalah bagaimana upaya yang digunakan keluarga nelayan dalam meningkatkan pendidikan anaknya hingga ke perguruan tinggi di Desa Keramut Kecamatan Jemaja Barat Kabupaten Kepulauan Anambas.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya yang digunakan masyarakat nelayan dalam meningkatkan pendidikan anaknya hingga ke perguruan tinggi di Desa Keramut Kecamatan Jemaja Barat Kabupaten Kepulauan Anambas.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Manfaat Teoritis

1. Secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya konsep tentang strategi-strategi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan anak nelayan selama berkuliah

2. Memberikan konstribusi dalam bidang akademik

3. Diharapkan mampu menambah ilmu pengetahuan di bidang sosiologi terkait kasus yang diteliti

(14)

B. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran terhadap pemecahan masalah yang berkaitan dengan meningkatnya jumlah anak nelayan yang putus skolah. Selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi penyusunan program pendidikan anak nelayan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang menjadi inti penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran problem solving yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan umum dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kecerdasan emosi dan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulis menetapkan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah terdapat Perbedaan Pengaruh Permainan Tradisional Lari

Dalam setiap penelitian ada beberapa tujuan yang harus dicapai, dan berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan partisipasi masyarakat

Mengetahui rumusan masalah diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian ini sebagai berikut. Mengetahui langkah-langkah pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan

Tujuan Umum Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka di dapatkan tujuan umum dalam penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan