1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pengembangan sektor pariwisata sebenarnya merupakan pengembangan yang berencana secara menyeluruh, sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial dan kultural.
Pengembangan pariwisata yang berwawasan lingkungan akan memberikan jaminan terhadap kelestarian dan keindahan lingkungan sekitar, terutama yang berkaitan dengan biota dan ekosistem utamanya. Dalam pengembangan pariwisata perlu diperhatikan kualitas lingkungan agar pengembangan kepariwisataan tidak merusak lingkungan.
Dalam pengembangan sektor pariwisata, pemerintah berusaha keras membuat rencana dan berbagai strategi yang mendukung ke arah kemajuan sektor ini dengan cara mengembangkan potensi objek-objek wisata yang ada sebagai daya tarik utama bagi wisatawan. Pemerintah memiliki peranan yang sangat sentral pengelolaan dan pengembangannya. Peran pemerintah dalam mengembangkan pariwisata dalam garis besarnya adalah menyediakan infrastruktur (tidak hanya bentuk fisik), memperluas berbagai fasilitas, kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan wisata, pengaturan dan promosi umum keluar negeri. Tidak dipungkiri bahwa hampir seluruh Indonesia memiliki potensi pariwisata, maka yang perlu diperhatikan adalah sarana transportasi, keadaan infrastruktur dan pariwisata lainnya.
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Pusat Dengan Pemerintah Daerah, telah dengan detail membagi
urusan Pusat dan Daerah, mulai dari urusan administrasi hingga pengelolaan sumber daya alam. Undang-undang ini mengatur beberapa urusan sebagai urusan pilihan oleh daerah sebagaimana tercantum dalam pasal 7 ayat 3 dan 4, yang menyatakan bahwa urusan pilihan Pemerintah Daerah, meliputi: kelautan dan perikanan, pertanian, kehutanan, energi dan sumber daya mineral dan pariwisata.
Di dalam memajukan sektor pariwisata di tingkat daerah peran pemerintah daerah sebagai motor penggerak dan selanjutnya memberikan kewenangan penuh kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah dalam menentukan strategi- strategi pembangunan kepariwisataan. Semua strategi harus dikerahkan termasuk pengawasan. Pengawasan dalam pelaksanaan pariwisata kemudian masyarakat setempat, wisatawan, pengusaha (investor), biro perjalanan serta Pemerintah Daerah harus saling terpadu untuk berupaya secara maksimal mengembangkan potensi wisata yang memperhitungkan keuntungan dan manfaat rakyat banyak.
Industri pariwisata yang berkembang dengan baik akan membuka kesempatan terciptanya peluang usaha, kesempatan berwiraswasta, serta terbukanya lapangan kerja yang cukup luas bagi penduduk setempat, bahkan masyarakat dari luar daerah.
Pariwisata adalah bidang yang saat ini banyak dibicarakan oleh banyak pihak. Undang-undang tentang kepariwisataan mendefinisikan pariwisata sebagai berbagai macam hal yang berhubungan dengan kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan/jasa yang disediakan oleh pihak-pihak terkait seperti masyarakat, pengusaha, pemerintah maupun pemerintah daerah.
Keberadaan potensi pariwisata yang unik dan menarik di suatu daerah seharusnya dapat dimanfaatkan melalui pengembangan pariwisata yang baik.
Pariwisata di daerah-daerah sangatlah banyak bila mampu memanfaatkan potensi-potensi yang ada, pemerintah dan masyarakat daerah saling membantu dalam pengembangannya tersebut sehingga akan mengangkat segi ekonomi, budaya dan pendidikan daerah itu. Pariwisata sangatlah mampu dalam mengatasi masalah kesejahteraan bila dikembangkan secara profesional. UU No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan juga menyatakan bahwa penyelenggaraan kepariwisataan juga ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong Pembangunan Daerah, memperkenalkan objek dan daya tarik wisata dan kebudayaan di Indonesia.
Provinsi Kepulauan Riau memiliki potensi wisata yang sangat beragam di setiap daerah, termasuk Kabupaten Lingga, namun tidak banyak yang tahu Kabupaten Lingga juga memiliki potensi wisata dan keindahan alam hanya saja wisatawan hanya mengenal Kabupaten Bintan, Kota Tanjungpinang, Natuna dan Anambas, padahal Kabupaten Lingga juga tidak kalah dalam hal pariwisata.
Potensi kepariwisataan yang terdapat di Kabupaten Lingga tersebar di beberapa wilayah khususnya bagian barat dan timur pulau Lingga, dan dari beberapa potensi yang kaya akan sumber daya alam tersebut terdapat potensi yang sangat diunggulkan di Kabupaten Lingga yaitu potensi objek wisata pantai dan bahari (laut) yang terletak di bagian barat Kabupaten Lingga, wisata yang ada di Kabupaten Lingga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang akan
mengunjungi tempat wisata tersebut, sehingga hasil dari kunjungan wisata yang meningkat akan dapat menjadikan wisata tersebut dapat berkembang dan menjadi wisata yang bisa dikenal oleh wisatawan mancanegara sekalipun.
Berdasarkan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2020 Dinas Pariwisata Kabupaten Lingga, adapun yang menjadi strategi dan kebijakan Organisasi Perangkat Daerah dalam hal ini Dinas Pariwisata Kabupaten Lingga, dimulai dari upaya mencapai sasaran pembangunan kepariwisataan, maka kebijakan pembangunan difokuskan beberapa hal berikut :
1. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata;
2. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata;
3. Program Pengembangan Kemitraan;
Adapun kebijakan Dinas Pariwisata Kabupaten Lingga yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran antara lain:
1. Pengembangan dan pemasaran destinasi atau objek dan daya tarik wisata yang potensial di Kabupaten Lingga.
2. Mendorong terciptanya iklim yang kondusif bagi pembangunan kepariwisataan yang berorientasi kepada peningkatan ekonomi masyarakat;
3. Meningkatkan efektivitas peran sebagai sebagai regulator dan fasilitator dalam pembangunan dan pemasaran kepariwisataan dan peningkatan kemitraan peran serta masyarakat dalam pengembangan kepariwisataan dan pelestarian karya seni budaya. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dan memantapkan manajemen pembangunan bidang kepariwisataan;
4. Peningkatan peran aktif masyarakat diarahkan pada upaya untuk mendorong kreativitas, dan inovasi dalam berkarya seni; Meningkatkan aktualisasi potensi ekonomi kreatif;
5. Tersedianya sarana prasarana dan standar operasional kantor; Menyiapkan SDM dan perangkat operasional sistem informasi Dinas Pariwisata Kabupaten Lingga; Meningkatkan kapasitas aparatur yang profesional;
Melaksanakan Pengendalian dan evaluasi dan penyusunan laporan yang baik.
Tahun 2020 merupakan tahun dimana di Indonesia khususnya di Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau daerah yang berdampak akan wabah virus covid-19 daripada itu banyak sektor-sektor pariwisata yang berdampak akan wabah virus covid-19. Dampak Pandemi Covid 19 menyebabkan menurunnya jumlah wisatawan ke Kabupaten Lingga pada tahun 2020, bahkan pada bulan April dan Mei tahun 2020 kunjungan wisatawan hampir tidak ada. Kemudian pada tahun 2021 kembali naik meskipun tidak sebanyak sebelum covid 19 berikut data yang di dapatkan :
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Lingga, 2022
Gambar 1. 1 Jumlah Kunjungan Wisatawan 2019-2021
Jika dilihat jauhnya menurun kunjungan wisata tersebut, pada tahun 2019 jumlah kunjungan mencapai 17.134 orang, kemudian jauh menurun tahun 2020 sebanyak 6.312 orang, bahkan pada tahun 2020 tidak ada turis mancanegara yang datang ke Kabupaten Lingga Fenomena yang terjadi selain adanya covid 19 namun memang terlihat belum optimalnya perkembangan potensi daya tarik dan destinasi pariwisata yang dimiliki. Namun pada tahun 2021 kembali naik menjadi 11.321. Hal ini dikarenakan pemerintah berusaha mengembalikan pariwisata seperti sebelum covid. Kemudian dari strategi yang ada beberapa sudah dijalankan namun belum optimal, bahkan ada strategi yang dibuat dinas Pariwisata belum berjalan hingga saat ini, seperti : Masih kurangnya sarana dan kegiatan promosi wisata yang dilakukan pemerintah daerah, sehingga tidak terjadi peningkatan pengunjung yang mencolok. Masih terbatasnya sarana dan prasarana
yang dapat mengakomodasi semua kebutuhan wisatawan, seperti masih terbatasnya fasilitas penunjang yang ada di daya tarik wisata, dan rendahnya tingkat aksesibilitas untuk menuju ke lokasi daya tarik wisata. Belum optimalnya peran pemerintah dalam mendorong terciptanya iklim yang kondusif bagi pembangunan kepariwisataan yang berorientasi kepada peningkatan ekonomi masyarakat hal ini dapat dilihat dari rendahnya pendapatan masyarakat, kemudian kurang aktifnya masyarakat dalam ikut serta mempromosikan dan mendorong pariwisata di Kabupaten Lingga.
Undang-Undang (UU) Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang menyebutkan bahwa industri pariwisata merupakan kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
Pembangunan industri pariwisata menurut UU dimaksud meliputi pembangunan struktur industri pariwisata, daya saing produk pariwisata, kemitraan usaha pariwisata, kredibilitas bisnis, serta tanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya. Fenomena dari dampak Covid-19 yang melemahkan sektor pariwisata, perlu segera diantisipasi dengan menguatkan struktur industri pariwisata melalui penguatan fungsi, hierarki, dan hubungan antar mata rantai pembentuk industri pariwisata untuk meningkatkan daya saing industri pariwisata.
Strategi penguatan struktur industri pariwisata ini meliputi: (a) peningkatan sinergi dan keadilan distributif antar mata rantai pembentuk industri pariwisata;
(b) penguatan hubungan fungsional antar usaha pariwisata sejenis untuk meningkatkan daya saing; dan (c) penguatan mata rantai untuk meningkatkan nilai tambah dan survive pelaku usaha pariwisata.
Produk wisata dihasilkan oleh berbagai perusahaan seperti jasa hotel, jasa angkutan, jasa hiburan, jasa penyelenggaraan tour dan sebagainya. Disediakan oleh masyarakat antara lain jalanan dan keramahtamahan rakyat. Disediakan oleh alam seperti pemandangan alam, pantai, lautan dan sebagainya. Untuk itulah perlu kiranya pemerintah senantiasa meningkatkan ketangguhan, kebijakan, dan meningkatkan perkembangan kepariwisataan dengan maksud untuk lebih mengembangkan ekonomi rakyat dan pencapaian hal-hal strategis antara pendapatan dan pemeratan kesempatan kerja, mendorong adanya pengembangan daerah, pemanfaatan sumber daya alam, dan pengembangan seni budaya, melalui industri pariwisata.
Pariwisata adalah salah satu industri yang dapat memajukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal ini terlihat dari perannya mampu meningkatkan lapangan pekerjaan, pendapatan dan standar hidup serta memberi stimulus bagi pengembangan sektor lainnya. Di Daik Lingga beberapa usaha pariwisata semakin berkembang, Usaha Pariwisata yang dimaksud dalam UU No.10 Th 2009 maupun yang terkandung dalam definisi, perupa perusahaan meliputi: usaha pelayanan Perjalanan Wisata (biro perjalanan, rental car), usaha penginapan (hotel berbintang, hotel non bintang, hotel melati, pondok wisata, guest house). Usaha penyedia makanan (restoran, rumah makan, warung), usaha tempat hiburan, usaha penyedia cindera mata (art shop, usaha kerajinan). Berikut usaha pariwisata yang ada di Daik Lingga :
Tabel 1.1 Usaha Pariwisata di Daik Lingga
No Bentuk Usaha Jumlah
1 Hotel 26
2 Rumah Makan 242
3 Salon, SPA dan Pusat Kebugaran 7
4 Hiburan 5
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Lingga, 2022
Di Daik Lingga, industri pariwisata meliputi transportasi, penginapan, restoran, dan tempat oleh-oleh, jika dilihat yang terbanyak adalah usaha rumah makan, banyak masyarakat yang membuka tempat makan, dengan menawarkan berbagai makanan khas Melayu, selain melihat keindahan suatu daerah biasanya wisatawan juga mencari makanan khas yang ada di daerah tersebut, begitu juga di Daik Lingga, bahkan banyak rumah-rumah warga yang dijadikan tempat makan, atau restoran. Tidak hanya itu usaha lainnya adalah hotel dan penginapan, kemudian salon, dan tempat hiburan, namun sejak adanya covid 19 tahun 2020 banyak industri yang tutup, seperti kunjungan hotel yang semakin menurun, berikut data yang di dapatkan :
Sumber: Dinas Pendapatan Kabupaten Lingga, 2022
Gambar 1. 2 Jumlah Kunjungan Wisata di Hotel dan Penginapan di Daik Lingga
Jika dilihat bahwa kunjungan wisatawan untuk menginap di hotel tercatat menurun jauh, pada tahun 2019 wisatawan yang masuk dan menginap tercatat 741 orang, kemudian pada tahun 2020 hanya 66 orang dan naik pada tahun 2021 yaitu 128 orang. Inilah bukti bahwa pemerintah daerah perlu melakukan strategi untuk pengembangan industri wisata, tidak hanya itu, sulitnya transportasi menjadikan alasan wisatawan enggan ke daik, karena kapal hanya jalan 1 hari sekali.
Kemudian masih sulitnya industri wisata yang ada memasarkan produknya seperti kurangnya akses untuk promosi, sehingga tidak banyak yang tahu tentang pariwisata di Daik Lingga. Berdasarkan latar belakang tersebut maka usulan penelitian ini mengambil judul penelitian yaitu “STRATEGI DINAS PARIWISATA DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA DI DAIK LINGGA”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah pada penelitian ini yaitu: “Bagaimana Strategi Dinas Pariwisata Dalam Pengembangan Industri Pariwisata Di Daik Lingga?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi Dinas Pariwisata Dalam Pengembangan Industri Pariwisata Daik Kabupaten Lingga.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan melihat dari tujuan peneliti yang peneliti paparkan sebelumnya maka nantinya diharapkan dari hasil peneliti memiliki manfaat antara lain:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hal ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Administrasi Negara serta menambah ilmu pengetahuan terutama pada peran pemerintah dalam pengembangan pariwisata
1.4.2 Manfaat Praktis
Hal ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta masukan kepada pihak yang terkait dalam perencanaan dan pengembangan Industri Pariwisata, pada Dinas Pariwisata di Daik Kabupaten Lingga.