• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu upaya untuk mengembangkan pola pikir, keterampilan, kebiasaan, sikap, dan perilaku seseorang untuk menjadi lebih baik.

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan bangsa”. Sulistina (2016: 2), mengemukakan bahwa pendidikan diperlukan oleh setiap orang. Pendidikan akan mengajarkan setiap orang agar mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sehingga dapat mengatasi masalah dalam hidupnya serta mampu menghadapi tantangan perkembangan yang memasuki era globalisasi (Lestari, 2018: 95).

Globalisasi ialah sebuah fenomena dalam peradaban manusia yang bergerak dengan terus-menerus serta bagian dari sebuah proses manusia global (Aprianti dkk., 2022: 1). Pada era globalisasi saat ini sains dan teknologi berkembang dengan sangat cepat. Dengan adanya perkembangan ini terjadinya dobrakan di dalam bidang-bidang ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial budaya. Menurut Lestari (2018: 95)

(2)

sebagai suatu identitas yang terdapat dalam budaya dan perkembangan manusia, pendidikan juga mengalami perubahan sangat signifikan dalam era globalisasi.

Perubahan yang terjadi memberikan tuntutan bagi pendidikan pertama adalah output pendidikan yaitu kepemilikan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Kedua, profesionalisme tenaga kependidikan. Ketiga, strategi pembelajaran. Perkembangan global telah mengubah pola pembelajaran tradisional ke pembelajaran modern.

Keempat, akulturasi kebudayaan. Tidak semua akulturasi membawa pengaruh positif, disinilah pendidikan dituntut untuk menyaring budaya asing yang masuk agar tidak memberi pengaruh negative. Kelima, perbaikan manajemen pendidikan. Hal ini bertujuan untuk menguatkan lembaga pendidikan maupun sekolah sebagai pelaksana utama dalam proses pembelajaran. Keenam, akses pendidikan. Rencana pemerintah untuk melaksanakan program wajib belajar 12 tahun. Ketujuh, adanya kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi.

Pendidikan abad 21 sangat erat hubungannya dengan era globalisasi. Pendidikan abad 21 membawa perubahan terhadap paradigma pembelajaran. Septikasari (2018:

108), mengemukakan bahwa pendidikan abad 21 dituntut untuk memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas pendidikannya dengan memiliki keterampilan sehingga dapat berperan secara bermakna dan dapat menjawab tuntutan perkembangan zaman. Keterampilan ini sering kita sebut dengan keterampilan 4C yaitu keterampilan creative thinking (berpikir kreatif), critical thinking and problem solving (berpikir kritis dan memecahkan masalah), communication (komunikasi), dan collaboration (kolaborasi). Menurut Astutik & Hariyati (2021: 620-621), bahwa

(3)

penerapan keterampilan abad 21 bermanfaat membantu peserta didik untuk sadar akan informasi, pengetahuan, dan teknologi serta tumbuh menjadi pribadi yang memiliki kemampuan berpikir yang terampil. Oleh sebab itu guru memiliki peran dalam menanamkan keterampilan abad 21 dengan menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai sehingga mampu menciptakan peserta didik yang siap akan tantangan zaman yang semakin maju.

Untuk memenuhi standar pendidikan 21 yang berkualitas diperlukan inovasi dalam bidang pendidikan salah satunya dengan pengintegrasian pendekatan STEM.

Namun pada kenyataannya, permasalahan yang terjadi ialah masih rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia jika dibandingkan dengan negara lainnya. Hal ini berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan dalam menghadapi perkembangan zaman (Anggraini & Huzaifah, 2017:

723).

STEM yang merupakan singkatan dari science, teknologi, engineering, dan mathematics adalah pembelajaran yang menerapkan keempat ilmu tersebut secara terpadu ke dalam pembelajaran berbasis masalah dan menghubungkannya ke dalam kehidupan sehari-hari (Mu’minah & Aripin, 2019: 29). Dengan menerapkan keempat interdisiplin ilmu tersebut pembelajaran STEM akan memberikan pengaruh positif pada pengetahuan dan keterampilan peserta didik agar membantu mengembangkan keterampilan abad 21 (Salma dkk., 2022: 140). Menurut Suwardi (2021: 13), pada pembelajaran pendekatan berbasis STEM perserta didik diarahkan untuk mengaitkan sains, teknologi, rekayasa, dan matematika dalam kehidupan sehari-hari yang

(4)

mengaitkan pembelajaran dengan sekolah, dunia kerja, dan dunia global sehingga memungkingkan peserta didik dapat bersaing dalam abad 21. Manfaat dalam penerapan pendidikan STEM ialah untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik, meningkatkan kreativitas, pemecahan masalah, inkuiri, keterampilan pemanfaatan teknologi, menjadi lebih inovatif, dan berpikir kritis ( Altan & Ercan, 2016: 113)

Faktor penting lain dalam mendukung dan mempengaruhi proses pembelajaran ialah hadirnya media pembelajaran (Tafonao, 2018: 103). Anita dkk (2021: 401), mengemukakan bahwa pendidikan abad 21 memerlukan berbagai inovasi dan kreasi media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai alat bantu pendidik dalam melangsungkan pembelajaran dan media yang dikembangkan oleh tenaga pendidik hendaknya berbasis STEM agar kegiatan pembelajaran terlaksana mengikuti perkembangan zaman. Riyanto (2015: 8), mengemukakan bahwa seorang guru yang profesional tidak hanya mempersiapkan materi saja, tetapi juga menggunakan dan mengembangkan media pembelajaran. Namun pada kenyataannya masih penggunaan media pembelajaran belum maksimal sebagai alat bantu proses pembelajaran. Sejalan dengan hal itu, Untari, (2017: 269) mengemukakan bahwa belum maksimalnya penggunaan media pembelajaran pada pendidikan di Indonesia karena tidak semua media yang dibutuhkan tersedia, tidak tersedianya ruang penyimpanan sehingga banyak media yang rusak, faktor guru yang merasa kesulitan menggunakan media karena keterbatasan pengetahuan dalam penggunaannya. Menurut Miftah (2013: 98), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang berupa alat maupun bahan yang

(5)

digunakan sebagai perantara dalam berkomunikasi pada proses pembelajaran. Media pembelajaran berguna dalam mempermudah guru untuk menyampaikan materi selama proses belajar mengajar serta membantu meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran. Selajan dengan itu Astuti dkk (2018: 2), berpendapat bahwa media pembelajaran adalah salah satu faktor yang dapat membuat proses pembelajaran berjalan efektif, karena media pembelajaran dapat mengantisipasi miskonsepsi dalam proses pembelajaran. Salah satu fungsi media pembelajaran dapat membantu mengatasi rendahnya minat peserta didik dalam membaca buku (Asyhari

& Silvia, 2016: 2).

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMP N 5 Tanjungpinang memperoleh informasi bahwa pada proses belajar mengajar guru dan peserta didik hanya menggunakan buku cetak yang disediakan sekolah berupa buku paket, untuk penggunaan lembar kerja peserta didik tidak semua peserta didik memiliki buku tersebut karena untuk buku tersebut tidak diwajibkan kepemilikannya. Kemudian untuk penggunaan media pembelajaran hanya menggunakan powerpoint dengan bantuan proyektor, namun penggunaannya pun belum maksimal dikarenakan keterbatasan jumlah proyektor yang dimiliki pihak sekolah tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara bersama salah satu guru IPA di SMP Negeri 5 Tanjungpinang terkhusus pada materi sistem pencernaan manusia proses belajar mengajar masih menggunakan metode ceramah, yang artinya proses pembelajaran masih berpusat pada guru. Dari pemaparan tersebut guru belum menuntun peserta didik untuk mengaitkan materi dalam konsep kehidupan sehari-hari, sehingga peserta

(6)

didik belum memahami materi terlebih kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Sehingga pada proses belajar mengajar juga belum terciptanya kegiatan yang mendukung peserta didik dalam mengembangkan pembelajaran abad 21. Dalam proses pembelajarannya peserta didik masih memiliki kendala dan kesulitan pada materi sistem pencernaan manusia, terkhususnya pada sub bab mekanisme pencernaan makanan dan gangguan sistem pencernaan makanan., dimana kurangnya materi atau informasi yang tercantum didalam buku teks yang dimiliki oleh guru dan peserta didik sehingga terkadang guru kesulitan untuk menjelaskan materi secara lebih jelas kepada peserta didik. Menurut Permana dkk (2021: 36), mengemukakan bahwa salah satu materi biologi yang dianggap sulit oleh peserta didik adalah materi sistem pencernaan pada manusia karena materi ini bersifat abstrak. Selanjutnya Aydın (2016: 1105), menjelaskan dalam materi sistem pencernaan banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mengerti dan menjelaskan fungsi organ-organ sistem pencernaan.

Booklet adalah buku dengan ukuran kecil yang berisikan informasi dan pesan.

Dalam hal ini booklet merupakan media cetak yang dikembangkan untuk menyampaikan materi dalam bentuk yang lebih ringkas dan disertai gambar yang menarik. Julioe (2017: 5), menyatakan bahwa pembelajaran biologi melalui booklet diharapkan dapat memberikan kesenangan dan kegembiraan (memberikan suasana belajar yang menarik) sehingga materi yang disampaikan lebih mudah untuk dipahami oleh peserta didik. Booklet sebagai media pembelajaran dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar karena memiliki ukuran yang sederhana serta

(7)

memiliki banyak warna dan gambar yang ditampilkan, sehingga kehadiran booklet yang merupakan hasil inovasi pemanfaatan komputer dan perkembangan teknologi tentunya dapat mengatasi masalah pada pembelajaran IPA (Sulistina, 2016: 7).

Oleh karena itu, perlu dilakukannya pengembangan media pembelajaran booklet berbasis STEM sehingga peserta didik dapat memahami materi sistem pencernaan dengan baik dan pembelajaran yang dilakukan lebih bermakna serta belum diketahuinya media pembelajaran booklet berbasis STEM yang valid, praktis, dan efektif, sehingga hal ini perlu diungkapkan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengembangkan media pembelajaran booklet berbasis STEM yang valid, praktis, dan efektif.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah yang akan dibahas dari penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana proses pengembangan media pembelajaran Booklet berbasis STEM materi sistem pencernaan manusia kelas VIII SMP?

2. Bagaimana kelayakan media pembelajaran Booklet berbasis STEM materi sistem pencernaan manusia kelas VIII SMP ditinjau berdasarkan aspek validitas, praktikalitas, dan efektivitas?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

(8)

1. Untuk menjelaskan proses pengembangan media pembelajaran Booklet berbasis STEM materi sistem pencernaan manusia pada materi sistem pencernaan manusia untuk peserta didik kelas VIII.

2. Menghasilkan produk media pembelajaran Booklet berbasis STEM materi sistem pencernaan manusia yang yang layak ditinjau dari aspek valid, praktis, dan efektif sebagai penunjang proses pembelajaran pada materi sistem pencernaan manusia untuk peserta didik kelas VIII.

D. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan

Adapun beberapa spesifikasi produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini sebagai berikut:

1. Media pembelajran yang akan dikembangkan adalah booklet cetak.

2. Booklet ini ditujukan untuk pembelajaran IPA terkhusus pada materi sistem pencernaan manusia dengan pendekatan STEM.

3. Booklet terdiri dari cover, kata pengantar, daftar isi, informasi STEM, petunjuk penggunaan, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pecapaian kompetensi, bagian inti atau isi (materi), kegiatan pembelajaran, glosarium, daftar pustaka, dan identitas penulis.

4. Booklet ini dibuat dengan perpaduan warna yang menyesuaikan dengan tampilan gambar yang mendukung penjelasan materi.

5. Booklet ini berukuran A5

6. Booklet ini dibuat menggunakan aplikasi Canva.

(9)

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini bagi setiap orang yang terlibat dalam dunia pendidikan seperti guru, peserta didik, dan bagi peneliti itu sendiri, yaitu:

1. Bagi Guru

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi media pembelajaran alternatif dan menambah referensi guru untuk menyajikan materi kepada peserta didik

2. Bagi Peserta didik

Dengan tersedianya media pembelajaran Booklet berbasis STEM diharapkan menjadi sumber belajar yang menarik sekaligus menyenangkan bagi peserta didik dan mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik khususnya dalam memahami materi sistem pencernaan manusia.

3. Bagi Peneliti

Dapat dijadikan sebagai referensi untuk mempertimbangkan penelitian pengembangan media pembelajaran sejenis.

F. Asumsi dan Keterbatasan Produk

Adapun asumsi dan keterbatasan pada penelitian pengembanagan produk ini ialah sebagai berikut:

1. Asumsi

a. Produk ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

b. Produk ini dapat menambah daya tarik peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran karena produk ini dibuat dengan desain yang menarik

(10)

c. Produk ini dapat membantu peserta didik memahami materi sistem pencernaan manusia

d. Produk yang dikembangkan sangat fleksibel dan mudah untuk dibawa sehingga dapat digunakan dimana saja

e. Materi yang tercantum dalam produk ini dapat disesuaikan dengan kurikulum sekolah.

2. Keterbatasan

a. Booklet ini tidak dapat tersebar dalam ruang lingkup yang luas (menyebar langsung ke seluruh (objek), karena keterbatasan penyebarannya.

b. Produk yang dikembangakan hanya diujicobakan di SMP Negeri 05 Tanjungpinang.

G. Definisi Operasional

Agar tidak terjadinya kesalapahaman dalam memahami judul penelitian, maka diperlukan definisi yang berberkaitan dengan penelitian ini sebagai berikut:

1. Media Pembelajaran Booklet

Media pembelajaran cetak berupa buku kecil dengan memuat informasi- informasi penting dan disertai dengan gambar ilustrasi yang dijabarkan secara ringkas dan jelas, dengan tujuan sebagai alat bantu untuk menyampaikan materi pembelajaran.

2. STEM

Pendekatan pembelajaran yang menerapkan empat bidang ilmu pengetahuan pada pembelajaran yaitu Science, Technology, Engineering, dan Mathematics

(11)

3. Sistem Pencernaan Manusia

Serangkaian proses jaringan organ yang berfungsi untuk mencerna dan memecahkan molekul makanan, dimana makanan tersebut diubah menjadi nutrisi dengan bantuan enzim yang akan edarkan ke seluruh tubuh melalui aliran darah.

Adapun organ-organ saluran pencernaan yaitu mulut, kerongkongan (esophagus), lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara itu, kelenjar pencernaan meliputi kantung empedu, hati, dan pankreas.

Materi sistem pencernaan diturunkan dari KD 3.5 Menganalisis sistem pencernaan pada manusia dan memahami gangguan yang berhubungan dengan kesehatan, serta upaya menjaga kesehatan sistem pencernaan dan 4.5 Menyajikan hasil penelusuran informasi tentang gangguan sistem pencernaan atau upaya menjaga kesehatan sistem pencernaan. Adapun sub tema dari materi ini ialah nutrisi pada makanan dan fungsinya, organ-organ pencernaan, dan gangguan atau penyakit pada sistem pencernaan.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

The followings are the explanation of the result of the research by distributing questionnaires with the initials SS Strongly Agree, S Agree, RG Doubt, TS Disagree, STS Strongly