1 BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kota Tanjungpinang merupakan ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau yang di mana merupakan pusat pemerintah ada di Kota Tanjungpinang hal tersebut kota tanjungpinang mayoritas pegawai pemerintahan dengan luas daerah yang sangat kecil dibanding dengan daerah pada umumnya. Menurut Badan pusat Statistik (BPS Kota Tanjungpinang 2021) kota tanjungpinang mempunyai 4 (empat) kecamatan yaitu Kecamatan Bukit Bestari, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Dan Kecamatan Tanjungpinang Barat. Dengan memiliki luas sekitar 144,56 kilometer persegi atau meliputi 0,7 persen dari luas Provinsi Kepulauan riau. Yang di mana angka jumlah penduduk Kota Tanjungpinang mencapai 233.367 jiwa.
Sumber pendapatan negara Indonesia khususnya kepulauan riau adalah dalam sektor pariwisata, dan Kepulauan Riau merupakan provinsi ketiga penyumbang pendapatan terbesar bagi Negara Indonesia. Kota Tanjungpinang adalah salah satu daerah yang ada di Kepulauan Riau yang memiliki potensi dalam sektor pariwisata. Keuntungan besar bagi pemerintah Indonesia khususnya Kepulauan Riau menjadi jembatan bagi Indonesia, Malaysia dan Singapura karena hal ini menjadi penunjang ekonomi terhadap Provinsi Kepulauan Riau khususnya Tanjungpinang. Pada sektor pariwisata Kota Tanjungpinang berdekatan dengan kabupaten bintan dengan memiliki pariwisata yang banyak dikunjungi dari wisatawan luar negeri dengan keindahan wisata yang sangat bagus. Hal tersebut
pariwisata merupakan pendapatan daerah yang mana hasil yang diberikan dari sektor pariwisata berupa pajak sangat besar, dari perhotelan, restaurant dan retribusi parkir dan lain-lain (pidii, 2019).
Kota Tanjungpinang terdapat beberapa macam objek wisata seperti wisata religi, wisata sejarah, wisata budaya, wisata kuliner, agro wisata dan sarana wisata.
Tanjungpinang memiliki wisata kuliner seperti mie lendir jalan bintan, sei enam seafood restaurant, rumah makan mie tarempa, restaurant bumi maitri, melayu square, nasi lemak gesek, akau potong lembu, kedai kopi hawai, restaurant surya indah, pondok makan sarbana dan lain-lain. Tanjungpinang juga memiliki oleh-oleh khas Tanjungpinang yaitu Batik Gonggong, Bingka Pandan, Bilis Gulung, Tepung Gomak, Kue Batang Buruk, Kerupuk Gonggong, dan Otak-Otak.
Beberapa objek wisata yang ada di Tanjungpinang yaitu tepi laut yang terletak digaris pantai pusat kotpa sebagai pemandangan alam atau wajah Kota.
Tanjungpinang Selain itu, dapat dijumpai kelenteng atau vihara di kawasan Kampung Bugis dan Senggarang. Wisata lainnya juga dapat ditemukan di Pantai Impian, Tugu Pensil, Tepi Laut, Danau Biru dan lainnya. Selain itu, terdapat juga objek wisata budaya yang berada di Kota Tanjungpinang yang memiliki sejarah yang terdapat di Pulau Penyengat (Syaiful & Syech, 2015).
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 8 tahun 2018 tentang Pengelolaan Wisata Budaya Pulau Penyengat, menetapkan sebagai kawasan pariwisata yang memiliki luas 3,5 km2, berada tepat di sebelah barat Kota
Tanjungpinang. Pulau ini hanya berjarak kurang lebih 2 mil dari pelabuhan Sri Bintan Pura dan dapat ditempuh 15 menit dengan transportasi laut.
Gambar 1. 1 Peta Potensi Pariwisata Pulau Penyengat
Sumber: Suyito, Endri Bagus Prastiyo. 2019
Pulau Penyengat sebagai destinasi wisata memiliki banyak peninggalan yang memiliki nilai sejarah dengan wujud bangunan yang telah dijadikan situs cagar budaya. Warisan warisan budaya yang terdapat di Pulau Penyengat menjadi saksi bahwa Pulau Penyengat menyimapan banyak sejarah dan Pulau Penyengat menjadi pusat pertahanan dari kesutanan Johor-Riau oleh orang bugis. Di Bukit Kursi terdapat benteng yang masih berdiri sampai sekarang dan lengkap dengan meriam-meriam yang menghadap ke laut. Warisan budaya lainnya di Pulau Penyengat adalah Masjid Agung Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, makam raja-raja, komplek istana dan kantor blokir di bukit kursi (Jaharuddin, 2022).
Dalam Peraturan Daerah No 8 tahun 2018 Kota Tanjungpinang, Bab IV tentang Pengelolaan Obyek Wisata pasal 7 (tujuh) ayat 1 (satu) yang berbunyi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan wisata budaya Pulau Penyengat dilakukan oleh
Pemerintah Daerah, pada ayat 2 (dua) disebutkan bahwa pengelolaan objek wisata Pulau Penyengat yang didalamnya terdapat kawasan
cagar budaya dapat dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan, dan pada ayat 4 (empat) pengelolaan wisata budaya Pulau Penyengat dilaksanakan atau dikelola oleh Dinas melalui (UPTD). Oleh karena itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang meluncurkan sebuah paket wisata yang di mana untuk melaksanakan pengelolaan wisata budaya Pulau Penyengat sesuai dengan peraturan daerah no 8 tahun 2018 Kota Tanjungpinang.
Sebelum adanya paket wisata tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang mengadakan kegiatan tahunan yang bernama Festival Pulau Penyengat, di mana kegiatan ini sudah berlangsung lama sejak tahun 2016. Ada juga kegiatan lomba yang diadakan lainnya yaitu lomba panggak gasing, lomba jong, lomba dayung sampan layar, lomba pukul bantal, lomba ngambat itik, lomba berbalas pantun, lomba syair gurindam, carnival fashion, lomba napak tilas, dan kegiatan- kegiatan lainnya. Dalam pengelolaan wisata budaya Pulau Penyengat, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata membuat suatu paket wisata yang dapat mempermudah wisatawan datang ke Pulau Penyengat. Dalam paket wisata tersebut terdapat 8 (delapan) rincian paket yaitu tur Masjid Raya Penyengat (Tour of the Mosque), tur sejarah Pulau Penyengat (Tour History Culture), busana tradisional Melayu (Traditional Dress Experience), Literature Tour (Littour), Cultural performance (culper), gurindam experience (Gurex), tanjak experience dan cooking class (cooclass). Adapun harga paket wisata tersebut sebagai berikut :
Gambar 1. 2 Harga Paket Wisata
Produk Wisata
Harga per/pax
Keterangan
1 Orang 2 Orang 3-5 Orang 6-10 Orang 10-14 Orang 15-20 Orang
Tur Masjid Raya
Sultan Riau Rp. 50.000 Rp 50.000 Rp 25.000 Rp. 25.000 - -
Incl, interpreter, dan peminjaman selendang/sarung
Tur Sejarah Pulau Penyengat(Bentor) By Reservation(1
days before)
Rp. 320.000 Rp. 185.000 Rp. 175.000 Rp. 150.000 Rp. 150.000 Rp. 125.000
Incl, interpreter, sewa bentor peminjaman tumbler, air minum,
kudapan dan minuman tradisional, peminjaman paying,
handuk dingin di akhir perjalanan
Tur Sejarah Pulau Penyengat (sepeda)
By reservation (1 days before)
Rp. 330.000 Rp. 225.000 Rp. 200.000 Rp. 180.000 - -
Incl. interpreter, sewa sepeda,
peminjaman tumbler, air minum,
kudapan dan minuman tradisional, peminjaman jas
hujan, handuk dingin di akhir perjalanan
Tur Sejarah Pulau Penyengat (jalan
kaki) By reservation 1 days
before
Rp. 195.000 Rp.125.000 Rp. 105.000 Rp. 90.000 Rp. 90.000 Rp. 90.000
Incl, interpreter, peminjaman tumbler, air minum,
kudapan dan minuman tradisional, peminjaman paying,
handuk dingin diakhir perjalanan
Tur Literatur (jalan kaki) by reservation (1 days
before)
Rp. 280.000 Rp. 170.000 Rp. 120.000 Rp.100.000 Rp. 100.000 Rp. 100.000
Incl, interpreter, peminjaman tumbler, air minum,
kudapan dan minuman tradisional, peminjaman paying,
handuk dingin diakhir perjalanan Pengalaman
Gurindam By reservation (1 days
before)
Rp. 280.000 Rp. 175.000 Rp. 125.000 Rp. 115.000 Rp. 100.000 Rp.100.000
Incl, interpreter, kudapan dan
minuman tradisional, buku
gurindam Pengalaman
Membuat Tanjak by reservation (2 days before)
Rp. 320.000 Rp. 215.000 Rp. 165.000 Rp. 140.000 Rp. 125.000 Rp. 125.000
Incl, interpreter, kudapan dan
minuman tradisional, bahan
tanjak Produk Wisata
Harga per/pax
Keterangan
1 Orang 2 Orang 3-5 Orang 6-10 Orang 10-14 Orang 15-20 Orang
Pengalaman berbusana tradisional melayu
Rp. 25.000 Rp. 25.000 Rp. 25.000 Rp. 25.000 Rp. 25.000 Rp. 25.000
Incl, interpreter dan peminjaman baju tradisional melayu
Kelas memasak by reservation (2 days
before)
Rp.580.000 Rp. 325.000 Rp. 250.000 Rp. 170.000 - -
Incl, instruktur, bahan masakan, peminjaman peralatan memasak
dan resep
Pengalaman kuliner melayu by reservation (2 days
before)
- - - - Rp. 100.000 Rp. 100.000
Incl, interpreter, makanan dan
minuman
Sumber : Olahan Data Lapangan, 2023.
Perjalanan paket wisata tersebut tidak semata mata dijalankan sendiri oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, masyarakat Pulau Penyengat juga turut serta membantu perjalanan paket wisata Pulau Penyengat. Masyarakat yang turut serta membantu disebut Kelompok Sadar Wisata atau di singkat POKDARWIS.
Data Badan Pusat Statistik Kota Tanjungpinang, wisatawan pengunjung ke Kota Tanjungpinang pada Juli 2018- Juli 2019,
Gambar 1. 3 Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Kota Tanjungpinang
Sumber: Data BPS Kota Tanjung Pinang
Menurut data Badan Pusat Statistik dari Juli 2018-Juli 2019 menunjukan adanya peningkatan jumlah wisatawan yang dimana pada bulan Mei 2019 terdapat
sekitar 11.000 pengunjung, mengalami penaikan pada bulan Des 2019 mencapai 16.000 pengunjung, pada bulan Jan 2019 mengalami penurunan yang sangat signifikan dari bulan Des 2019 ke Jan 2019 sebesar 10.000 pengunjung berkurang, dan terjadi penaikan secara signifikan pada bulan Juni 2019 mencapai 19.000 pengunjung.
Gambar 1. 4 Jumlah Kunjungan Wisatawan KeKota Tanjungpinang April 2022- Februari 2023
Sumber: BPS Kota Tanjung Pinang
Pada Bulan Agustus 2019-Maret 2022 tidak ditemukan pengunjung ke Pulau Penyengat dimana hal ini terjadi dikarenakan COVID 19, dan seluruh negara menutup jalur keluar masuk wisatawan termasuk Indonesia khususnya Provinsi Kepulauan Riau. Pada bulan April 2022 dibuka lagi jalur wisatawan kePulau Penyengat, dan wisatawan yang datang pada bulan tersebut sebesar 500 pengunjung, dan wisatawan pengunjung ke Pulau Penyengat mengalami peningkatan yang signifikan pada bulan Des 2022 sebesar 5.500 pengunjung.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjung Pinang menargetkan pertahun 150.000 pengunjung wisatawan yang datang ke Kota Tanjung Pinang (City et al., 2021). Pengelolaan destinasi wisata Pulau Penyengat sudah sangat baik, tetapi dalam perjalanan prosesnya masih ada kekurangan di mana banyak wisatawan yang
belum mengetahui Pulau Penyengat tersebut sebagai wisata sejarah di Kota Tanjung Pinang ini, di mana letak nya Pulau Penyengat, dan bagaimana wisatawan berkunjung wisata ke Pulau Penyengat, ini membuat sebagian wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Penyengat menjadi ragu untuk berkunjung wisata ke Pulau Penyengat.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Tanjungpinang juga meluncurkan paket wisata Pulau Penyengat, dalam hal ini paket wisata ini sudah berjalan, dan sudah diperjual belikan di agen agen wisata, contohnya hotel dan agen agen travel, tetapi dalam perjalanannya, paket wisata Pulau Penyengat tersebut tidak banyak diketahui oleh masyarakat atau wisatawan, sehingga hal ini juga membuat wisatawan ragu dalam berkunjung sendiri tanpa adanya instruktur atau pendamping dalam berkunjung ke Pulau Penyengat.
Oleh karena itu, perlu diketahui bagaimana implementasi yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang dalam melakukan dan melaksanakan pengelolaan wisata sejarah Pulau Penyengat Kota Tanjung Pinang.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana implementasi terhadap pengelolaan objek wisata pulau Penyengat yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang dalam meningkatkan jumlah wisatawan di Pulau Penyengat?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi pengelolaan objek wisata yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Tanjungpinang dalam meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke Pulau Penyengat.
1.4.Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis
Adapun hasil penelitian tentang strategi pemasaran pariwisata kota Tanjungpinang dapat dijadikan referensi pembaca untuk mengetahui dan mengembangkan teori yang peneliti lakukan. Sebagai penelitian yang relevan, diharapkan mampu melahirkan calon peneliti yang mempunyai ketertarikan pada kajian peningkatan pariwisata di kota Tanjungpinang.
1.4.2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pemerintah kota Tanjung Pinang dalam hal megembangkan pengelolaan pariwisata di kota Tanjung Pinang dan dapat juga memperkaya kajian-kajian Ilmu Administrasi Negara.