• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

Dokumen otentik adalah dokumen yang dibuat dan di hadapan pejabat yang berwenang melakukannya, yaitu: notaris dan/atau kantor notaris (selanjutnya PPAT). Malah, terdapat banyak masalah yang timbul daripada wujudnya litigasi daripada pemindahan hak tanah. Oleh kerana bayaran harga tanah tersebut telah pun dibayar oleh Maria Nengah Suarti, maka untuk pelaksanaan dan penyempurnaan jual beli tanah tersebut, sijil hak milik atas nama I Rantuh dikuasai oleh Maria Nengah Suarti, untuk pelaksanaan selanjutnya perjanjian jual beli di hadapan Pegawai Berkuasa dan Hakmilik Tanah/pendaftaran Songsang atas nama Marie Nengah Suarti sebagai pembeli.

Sehubungan dengan perselisihan di atas, pada mulanya keputusan Pengadilan Negeri Denpasar no. 611/Pdt.G/2015/PN Dps menyatakan bahwa perjanjian jual beli (PPJB) adalah sah, sehingga dapat digunakan untuk membuat perjanjian jual beli (AJB) dan penjual tidak dapat menguasai dan mengalihkannya kepada orang lain. siapa mereka tidak berhak atasnya. Pengadilan Tinggi Denpasar Nomor 71/Pdt/2016/PT Dps menyatakan dalam Perjanjian Jual Beli (PPJB) Nomor 36 tanggal 9 November 1984 terjadi kesalahan kehendak karena tidak adanya keseimbangan persamaan hukum, sehingga tidak ada kebebasan bertindak, bahwa I Rantuh tetap mempertahankan hubungannya sebagai penjual (tidak menyenangkan), sebagaimana tertuang dalam Putusan Pengadilan Tinggi Denpasar No. Penggunaan akad jual beli yang cacat hukum sebagai alat bukti otentik dalam peralihan hak atas tanah (Penjelasan Putusan No. 130 K/Pdt/2017).

Apa akibat hukum dari penggunaan Perjanjian Pengikatan Jual Beli yang cacat hukum sebagai bukti peralihan hak atas tanah dalam putusan perkara nomor 130 K/Pdt/20 17. Apa perlindungan hukum bagi pembeli apabila menggunakan Perjanjian Pengikatan Jual Beli dan Penjualan Perjanjian sebagai instrumen otentik dalam peralihan hak atas tanah. Menganalisis akibat hukum dari penggunaan perjanjian jual beli yang cacat hukum sebagai bukti peralihan hak atas tanah dalam keputusan nomor 130 K/Pdt/2017.

Untuk menganalisis perlindungan hukum bagi pembeli mengenai penggunaan Perjanjian Jual Beli sebagai akta otentik dalam peralihan hak atas tanah.

Manfaat Praktis

Judul Penelitian : “Keabsahan akta jual beli tanah sebagai dasar pelaksanaan akta jual beli tanah dalam rangka peralihan hak atas tanah dan penyalahgunaan keadaan (Misbruik Van Omstandigheden)”. Judul Penelitian : “Pembatalan akta jual beli PPAT yang cacat hukum berdasarkan putusan pengadilan (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Tanjungkarang No. 17/Pdt.G/2012/PT.TK)”. 4 Selamat Lumban Gaol, “Keabsahan akta jual beli tanah sebagai dasar pelaksanaan akta jual beli tanah dalam rangka peralihan hak atas tanah dan penyalahgunaan keadaan (Misbruik Van Omstandigheden)” , Jurnal ilmiah hukum Dirgantara, Vol.

Tanggung jawab yang bersangkutan adalah tanggung jawab PPAT terhadap akta yang dibuatnya, dalam hal ini akta jual beli. Perbedaan: penelitian terdahulu telah meneliti tentang pembatalan akta jual beli yang dilakukan oleh PPAT yang mengandung cacat hukum serta tanggung jawab PPAT terhadap akta yang dibuatnya. 5 Rafiq Adi Wardana, “Pembatalan Akta Jual Beli PPAT yang Cacat Hukum dengan Putusan Pengadilan (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Tanjungkarang No.

Judul Penelitian : “Perjanjian Jual Beli (SPA) Dalam Transaksi Pengalihan Hak Tanah dan/atau Bangunan”. Pengikatan perjanjian jual beli tersebut timbul karena adanya pembatasan atau adanya beberapa syarat yang ditentukan oleh undang-undang sehubungan dengan jual beli hak atas tanah yang pada akhirnya menimbulkan sedikit hambatan bagi jual beli untuk menyelesaikan suatu transaksi jual beli. hak atas tanah. Persyaratan tersebut ada yang timbul karena peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ada pula yang timbul karena adanya kesepakatan antara pihak-pihak yang akan melakukan jual beli hak atas tanah.

6 Made Ara Denara Asia Amasangsa dan Saya membuat Dedy Priyanto, "Perjanjian Jual Beli (PPJB) Dalam Transaksi Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan", Kertha Semaya, vol. Untuk memastikan bahwa perjanjian tersebut dibuat dengan baik dan sesuai dengan kondisi yang diinginkan dapat diurus, pada umumnya pihak-pihak yang akan melakukan jual beli dan jual beli itu mengadakan perjanjian semula yang berbentuk perjanjian, yang selanjutnya disebut jual beli mengikat. dan perjanjian pembelian. Pengertian perjanjian pengikatan jual beli dapat dilihat dengan memisahkan kata pengikatan perjanjian jual beli menjadi perjanjian dan pengikatan jual beli.

Oleh karena itu jelaslah bahwa perjanjian pengikatan jual beli mempunyai fungsi sebagai perjanjian awal atau perjanjian pendahuluan yang memberikan penegasan untuk melaksanakan perjanjian pokok, serta melengkapi hubungan/hubungan hukum apabila beberapa hal telah disepakati. setelah dalam perjanjian jual beli dilaksanakan sepenuhnya. Isi dari perjanjian pengikatan jual beli yang merupakan suatu perjanjian pendahuluan sehubungan dengan timbulnya suatu perjanjian pokok/pokok, pada umumnya berupa janji-janji dari para pihak yang didalamnya memuat peraturan atau ketentuan mengenai sejumlah syarat-syarat yang disepakati untuk , antara lain keabsahan pelaksanaan perjanjian pokok. Selain janji-janji biasa, dalam perjanjian jual beli juga memuat hak untuk mengeluarkan surat kuasa kepada pembeli.

Dan pemberian kebenaran tersebut biasanya hanya berlaku apabila semua syarat pembelian dan penjualan hak tanah di Pejabat Pendaftaran Tanah (PPAT) telah dipenuhi. Ini selaras dengan kenyataan Herlien Budion bahawa kontrak jualan yang mengikat adalah kontrak bantuan yang bertindak sebagai kontrak pendahuluan yang mempunyai bentuk percuma.

Macam-Macam Akta a. Akta Otentik

Sedangkan menurut pendapat Hakim Mertokusumo, akta adalah suatu surat yang ditandatangani yang memuat peristiwa-peristiwa atau peristiwa-peristiwa hukum yang menjadi acuan suatu hak atau kewajiban yang dibuat dengan sengaja untuk tujuan pembuktian sejak semula. Berdasarkan ketentuan Pasal 1867, “bukti tertulis harus diberikan dalam bentuk tulisan otentik atau tulisan tangan”. Pengertian akta privat didasarkan pada ketentuan Pasal 1874 KUH Perdata, yaitu akta yang ditandatangani di bawah tangan, surat tanda pendaftaran, surat-surat mengenai urusan rumah tangga, dan tulisan-tulisan lain yang dibuat tanpa campur tangan pejabat umum.

Akta Otentik

Perolehan hak atas tanah juga dapat dilakukan karena pewarisan dari pemilik kepada ahli waris berdasarkan Pasal 26 UUPA. Yang dimaksud dengan peralihan hak atas tanah dapat berpindah-pindah, perpindahan maksudnya peralihan hak atas tanah karena pewarisan. Apabila seseorang yang mempunyai hak atas tanah meninggal dunia, maka tanah itu berpindah kepada ahli warisnya.

Oleh karena itu, sebelum perubahan nama dilaksanakan, hak atas tanah tidak lepas dari penjual kepada pembeli. Pertukaran atau penukaran sama dengan pengertian jual beli, yaitu pihak yang mempunyai hak atas tanah itu mengalihkan tanah itu untuk selama-lamanya dan sebagai balasannya menerima tanah atau barang lain dari orang yang menerima tanah itu dan dari pengalihan itu. . Sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, pendaftaran hak atas tanah dilaksanakan menurut asas sederhana, aman, terjangkau, terkini dan terbuka.

Penelitian hukum normatif adalah penelitian kepustakaan yaitu penelitian terhadap bahan hukum sekunder melalui kajian peraturan. Penelitian ini menggunakan dua jenis bahan hukum, yaitu bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang bersifat otoritatif, yaitu bahan hukum yang mempunyai kewenangan.21 Bahan hukum primer dalam penelitian ini adalah Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata), Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Kedudukan. Notaris dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Kedudukan Notaris, dan Keputusan Nomor 130 K/Pdt/2017.

Bahan hukum sekunder adalah sejumlah bahan hukum yang memberikan petunjuk dan juga menjelaskan tentang bahan hukum primer. 22 Bahan hukum sekunder seperti buku atau kitab suci tentang perjanjian jual beli. Tata Cara Pengumpulan dan Pengolahan Bahan Hukum Teknik pengumpulan bahan hukum yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur yaitu pengumpulan bahan hukum primer dan sekunder. Kemudian bahan hukum yang diperoleh dipelajari, diklasifikasi dan kemudian dianalisis kembali berdasarkan tujuan dan permasalahan dalam penelitian ini.

Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah studi terhadap dokumen atau bahan pustaka yang berasal dari bahan hukum primer dan sekunder. Penulis mengumpulkan bahan hukum primer dan sekunder dari peraturan perundang-undangan, berbagai buku terkait, karya ilmiah, dokumen resmi dan bahan hukum yang diperoleh dari Internet. Editing yaitu memeriksa kembali apakah bahan hukum sudah lengkap, jelas, relevan dengan penelitian yang dilakukan.

Klasifikasi data adalah pengklasifikasian/pengelompokan data yang diterima berdasarkan jenisnya untuk memudahkan analisis bahan hukum. Sistematisasi data, yaitu penyiapan dan penempatan bahan hukum secara sistematis pada setiap kasus, yang akan memudahkan penafsiran bahan hukum dan.

PENDAHULUAN

BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMBELI ATAS PENGGUNAAN PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI YANG

PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan mendapatkan pengetahuan yang jelas terkait dengan Kedudukan Akta Notaris dalam pengikatan jual beli hak atas tanah dan Perlindungan

Penulis meneliti mengenai keabsahan Akta Notariil Perjanjian Pengikatan Jual Beli PPJB menurut pertimbangan hukum hakim di tiap tingkat peradilan yang berbeda, dengan judul “ Keabsahan