• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kesehatan adalah kondisi dimana tubuh seseorang merasa sehat, baik fisik mental, dan spiritual. Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan adalah keadaan sejahtera setiap individu yang terbebas dari penyakit, cacat dan kelemahan yang meliputi 3 aspek, yaitu sehat jasmani, rohani dan sosial.

Seseorang dapat dikatakan sehat fisik jika tidak memiliki gangguan apapun.

Secara klinis, organ tubuhnya berfungsi secara baik dan tidak sakit sedangkan sehat mental adalah sehat dari pikiran, emosional maupun spiritual untuk mewujudkan kehidupan yang produktif (Kementrian Kesehatan RI, 2015).

Keadaan sehat pada seseorang perlu diperhatikan untuk memperlancar aktivitas kehidupan sehari-hari. Keadaan sehat merupakan salah satu faktor penting dalam upaya meningkatkan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Upaya untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan harus dimulai dari usia dini, yaitu usia anak sekolah SD, SMP, dan SMA dengan mengikuti program UKS di sekolah. Pemerintah menilai penting upaya ini karena untuk membangun sebuah negara, tentu membutuhkan sumber daya manusia yang kuat dan cerdas (Kurnia, 2017).

UKS adalah wadah atau organisasi yang akan menyalurkan kesadaran kesehatan sejak dini menurut Kurnia (2017). UKS diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin. Menurut

(2)

2

Maryunani, dkk (2012), Pendidikan formal di Indonesia diawali pada jenjang Sekolah Dasar (SD) yang memfokuskan pendidikan pada anak-anak usia 6-12 tahun, dimana pada usia ini anak rentan terhadap kesehatannya sehingga dengan mengikuti secara aktif program UKS diharapkan anak-anak tersebut mengerti akan pentingnya kesehatan.

Program yang dimiliki UKS disebut juga dengan Trias UKS yang meliputi Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat. UKS merupakan upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah, dan bertanggung jawab dalam menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan dan membimbing dalam melaksanakan PHBS di dalam kehidupan sehari-hari (Kurnia, 2017).

PHBS masih menjadi perhatian khusus bagi pemerintah. Hal ini terlihat dari ditempatkannya PHBS dan sanitasi sekolah yang merupakan bagian dari program UKS sebagai salah satu indikator capaian peningkatan kesehatan dalam program Sustainable Development Goals (SDGs) 2015-2030. Dalam SDGs, PHBS merupakan strategi pencegahan dengan dampak jangka pendek bagi peningkatan kesehatan dalam 4 tatanan wilayah yaitu sekolah, keluarga masyarakat dan tempat umum (Kementrian Kesehatan RI, 2015).

Kementrian Kesehatan (2018) menyebutkan 68,35% sekolah belum memiliki UKS, 64% sekolah tidak memiliki jamban yang layak, kurang lebih 30% sekolah tidak memiliki air layak, 31,19% sekolah tidak memiliki sarana cuci tangan, 61% kantin sekolah tidak memenuhi standar. Situasi kesehatan anak usia sekolah belum sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Kondisi

(3)

3

kesehatan anak usia sekolah khususnya tingkat SD/MI seringkali terkait dengan perilaku konsumsi makanan dan kebiasaan ber-PHBS (RISKESDAS, 2013) dalam (Kementrian Kesehatan RI, 2018).

Hal tersebut dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan yaitu munculnya berbagai macam penyakit, Oleh karena itu penanaman nilai-nilai PHBS disekolah mutlak dilakukan melalui pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Dampak lainnya dari kurang dilaksanakan PHBS diantaranya yaitu suasana belajar yang tidak mendukung karena lingkungan sekolah yang kotor, menurunnya semangat prestasi belajar mengajar di sekolah, menurunkan citra sekolah di masyarakat umum. Selain itu dapat menyebabkan faktor resiko kesehatan khususnya pada usia 10-14 tahun.

Hasil persentase faktor resiko kesehatan dari Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS (2013) dalam Kementrian Kesehatan RI (2018), menunjukkan bahwa kurang konsumsi sayur dan buah sebesar 93,6%, tidak meggosok gigi setelah makan pagi 87,5%, tidak cuci tangan dengan benar 82,6 4%, konsumsi makanan berpenyedap 75,7%, tidak menggosok gigi sebelum tidur malam 71,3%, kurang aktifitas fisik 66,9%, konsumsi makanan manis 63,1%, perilaku BAB tidak benar 32,8%, konsumsi makanan asin 24,4%, pernah merokok 0,9%. Persentase di atas menunjukkan adanya perilaku beresiko pada anak usia sekolah terkait kesehatan antara lain kurang konsumsi sayur dan buah, konsumsi makanan asin, peilaku BAB tidak dijamban, konsumsi makanan manis, kurang aktifitas fisik, tidak menggosok gigi sebelum tidur.

(4)

4

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pomarida Simbolon (2017), menyebutkan bahwa 56% UKS belum diterapkan disekolah dan kurangnya kesadaran untuk melaksanakan PHBS seperti kegiatan pembuangan sampah dan mencuci tangan. Hal ini berdampak pada penerapan UKS yang dapat dilihat dari peningkatan status kesehatan masyarakat sekolah dengan indikator menurunnya angka absensi siswa dan guru karena sakit, menurunnya kasus/siswa yang memerlukan P3K disekolah, menurunnya kasus/siswa yang menderita kurang gizi, adanya pertmabahan tinggi badan dan berat badan yang normal serta meningkatnya kebersihan peserta didik secara umum. Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Nurul Azizah (2018) denga mengukur penerapan UKS dengan PHBS menggunakan tingkat pengetahuan dengan kategori kurang.

Program Trias UKS sangat penting untuk diketahui oleh Anak Sekolah Dasar, dengan memperhatikan cara hidup bersih dan sehat dan mempelajarinya sejak dini. Sekolah SDN 259 Griya Bumi Antapani pernah mendapat predikat sekolah bersih pada tahun 90an. Sekolah tersebut mendapat bendera kuning karena mendapat juara 1 tingkat kota Bandung dan pernah menjadi model sekolah sehat, oleh sebab itu siswa disekolah tersebut harus dibiasakan dengan hidup bersih dan sehat.

Hal tersebut menunjukkan SDN 259 Griya Bumi Antapani masuk dalam kategori 10 Sekolah Dasar di kecamatan Antapani untuk menjadi Bimbingan Teknis Model Sekolah Sehat tahun (2019), sehingga penelitian ini dilakukan di SD tersebut. Peneliti memilih Siswa kelas V SD untuk menjadi sampel

(5)

5

penelitian karena pada usia tesebut anak berada dimasa transisi, dimana anak mengalami perbedaan kondisi lingkungan dari kelas V menuju kelas VI sehingga anak dituntut untuk memiliki kesiapan dalam menghadapi perubahan tersebut.

Masalah kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas Griya Antapani Kota Bandung pada bulan Januari-Desember 2018 yang menitikberatkan pada anak SD usia 10-14 tahun yang meliputi 4 masalah kesehatan yaitu diare dan gastritis yang dialami 21 anak laki 14 anak perempuan, demam dangue yang dialami 4 anak laki-laki, demam thypoid 3 anak laki-laki dan 6 anak perempuan, cacar air 2 anak laki-laki.

Berdasarkan data UPT Puskesmas Griya Antapani Kota Bandung dari hasil penjaringan kesehatan yang telah dilakukan selama 6 bulan terakhir di SDN 259 Griya Bumi Antapani, terdapat kelas V yang terdiri dari 53 siswi dan 49 yaitu mengenai status gizi dengan kategori kurus 11 anak perempuan dan 12 anak laki-laki, Normal 39 anak perempuan dan 35 anak laki-laki, gemuk 3 anak laki-laki dan 2 anak perempuan, status anemia HB kurang yaitu 7 anak laki- laki, dan HB normal 77 anak perempuan. Penyakit yang ditemukan serumen 12%, tonsilitis 4%, gangguan refraksi 4%, ISPA 6%, Karies 24%., absen karena sakit dalam 6 bulan terakhir 1 anak laki-laki dan 1 anak perempuan, pemberian obat cacing dalam 6 bulan terakhir 53 anak perempuan dan 49 anak laki-laki, jumlah kader kesehatan sekolah 5 anak permpuan dan 5 anak laki-laki

Hasil studi pendahuluan dilakukan oleh peneliti di SDN 259 Griya Bumi Antapani kota Bandung dengan metode wawancara pada tanggal 22-28

(6)

6

februari 2019 pada siswa kelas V SD sebanyak 23 orang mengenai PHBS dan UKS kepada Pembina UKS. Hasil wawancara tersebut menunjukkan banyak yang belum menerapkan 8 indikator PHBS disekolah yaitu mencuci tangan dengan air mengalir dengan menggunakan sabun, kurang diterapkan karena air disetiap wastafel yang tersedia tidak mengalir, mengkonsumsi jajanan sehat dikantin sekolah terlihat masih banyak siswa siswi yang jajan diluar sekolah, menggunakan jamban bersih dan sehat, didapatkan hanya ada dua toilet yang masih berfungsi dari jumlah keseluruhan 521 siswa-siswi sedangkan 2 toilet sudah tidak berfungsi dan tidak dapat dipakai, olahraga dan aktifitas fisik yang teratur, belum seluruh siswa mengikutinya, membuang sampah pada tempatnya terlihat masih ada siswa yang membuang sampah dengan tidak memisahkan sampah kering dan basah, memberantas jentik nyamuk disekolah, ditemukan jentik nyamuk di sekitar lingkungan sekolah yaitu pada vas bunga yang tersisi air. Apotik hidup yang sudah lama tidak dirawat kembali, tidak merokok disekolah, terdapat guru yang merokok dilingkungan sekolah serta kurangnya poster kawasan tanpa rokok (KTR), dan menimbang berat badan dan tinggi badan setiap sebulan sekali kurang diterapkan.

Hasil wawancara kepada Pembina UKS, terdapat 4 Guru yang membina UKS tersebut namun hanya 2 Guru yang sudah mengikuti pelatihan. Kondisi didalam ruangan UKS terdapat 2 bed untuk yang sakit, wastafel yang airnya tidak mengalir, minimnya obat-obatan yang tersedia dan di dapatkan obat yang sudah kadaluarsa. Program Trias UKS disekolah SDN Griya Bumi Antapani ini sudah berjalan namun belum optimal karena tidak adanya

(7)

7

pendokumentasian. Khususnya pada pendidikan kesehatan tidak diberlakukan di kegiatan ekstrakurikuler, kurangnya pelayanan kesehatan, dan kurang di berlakukan kantin sekolah sehat pada pembinaan sekolah sehat.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Notoadmodjo (2010) yang menyebutkan bahwa pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid dalam menanamkan kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri serta lingkungannya dapat mengikuti dengan aktif pada program UKS.

Melihat data dan keterangan diatas UKS yang bekum optimal dapat berpengaruh terhadap PHBS khusunya pada siswa SDN 259 Griya Bumi Antapani Kota Bandung. Maka peneliti tertarik untuk mengetahui “Hubungan Program Trias UKS dengan PHBS Pada siswa SDN 259 kelas V Griya Bumi Antapani Kota Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, kurangnya kesadaran ber-PHBS pada siswa SDN 259 kelas V Griya Bumi Antapani kota Bandung dan belum optimalnya Program Trias UKS, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah terdapat Hubungan Program Trias UKS dengan PHBS Pada Siswa Kelas V SDN 259 Griya Bumi Antapani Kota Bandung?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui “Hubungan Program Trias UKS dengan PHBS Pada Siswa Kelas V SDN 259 Griya Bumi Antapani Kota Bandung”.

2. Tujuan Khusus

(8)

8

a. Mengetahui gambaran Program Trias UKS pada SDN 259 kelas V Griya Bumi Antapani Kota Bandung.

b. Mengetahui gambaran PHBS pada Siswa Kelas V SDN 259 Griya Bumi Antapani Kota Bandung.

c. Menganalisis hubungan Program Trias UKS dengan PHBS pada siswa kelas V SDN 259 Griya Bumi Antapani Kota Bandung.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi tentang Program UKS dengan PHBS pada tatanan sekolah khususnya SDN 259 Griya Bumi Antapani Kota Bandung.

2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan untuk lebih memperhatikan Program Trias UKS dengan PHBS dan untuk siswa-Siswi SDN 259 Griya Bumi Antapani Kota Bandung dapat meningkatkan kesadaran setiap individu dalam berperilaku hidup bersih dan sehat, serta dapat menambah pengetahuan dan dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini di harapkan dapat di jadikan dasar dalam penelitian selanjutnya dan dapat menambah variabel penelitian, dengan

(9)

9

demikian faktor yang berhubungan dengan program Trias UKS dengan PHBS dapat diketahui lebih dalam.

c. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk pihak puskesmas dalam mengevaluasi program Trias UKS pada setiap sekolah terutama pada kegiatan UKS dan dapat membuat jadwal perlombaan seperti Perawat Kecil dan pemberian penyuluhan kesehatan.

E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini di lakukan pada bulan Mei 2019.

2. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini di lakukan di SDN 259 Griya Bumi Antapani Kota Bandung dalam wilayah Kerja UPT puskesmas Griya Antapani Kota Bandung.

3. Ruang Lingkup Materi

Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah keperawatan komunitas yang membahas tentang Program Trias UKS dan PHBS.

Referensi

Dokumen terkait

PHBS Strata Utama STRATA PALING BAIK  Menggunakan jamban bersih dan sehat  enggunakan air bersih  Mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun  Membuang sampah

Chapter-1: Introduction 1.1 Abbreviations AC Alternative current DC Direct current PV Photovoltaic PLL Phase lock loop PI Proportional integral VSI Voltage source inverter IGBT