• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbaikan sosial ekonomi berdampak pada peningkatan derajat kesehatan di masyarakat dan usia harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga semakin meningkat setiap tahunnya.1 lanjut usia adalah seorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.

Komposisi penduduk tua bertambah dengan pesat baik di negara maju maupun negara berkembang. Menurut World Health Organization (WHO) Sampai sekarang penduduk di 11 negara di kawasan Asia Tenggara yang berusia diatas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tiga kali lipat di tahun 2050. 2,3

Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2017 berkisar 23,4 juta (8,97%) sedangkan jumlah Penduduk lansia di Jawa Barat pada tahun 2017 sebanyak 4,16 juta jiwa (8,67%) dari total penduduk Jawa Barat, dengan jumlah lansia laki-laki sebanyak 2,02 juta jiwa (8,31%) dan lansia perempuan sebanyak 2,14 juta jiwa (9,03%). 2,4 Proporsi jumlah lansia yang ada di Kota Bandung pada tahun 2018 adalah sebesar 264.415 orang (10,96%) dari total jumlah penduduk di Kota Bandung.5 Sedangkan Jumlah lansia di wilayah kerja Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung tahun 2018 yaitu 2.814 orang.6

1

(2)

Dalam Peningkatan jumlah populasi lansia di Indonesia, banyak lansia yang tidak dapat menikmati masa tuanya dan merasa putus asa, dikarenakan timbulnya masalah kesehatan karena kurang adanya perhatian dan perawatan dari keluarga.7 menurut Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada tahun 2004 terdapat lansia yang terlantar sebanyak 2.426.191 jiwa (15%) dan terdapat kenaikan pada tahun 2009 jumlah lansia terlantar sebanyak 2.852.606 (16%).8 sedangkan jumlah lansia terlantar di kota Bandung pada tahun 2015 berjumlah 2.375 jiwa.9 Lansia terlantar pada umumnya berpendidikan rendah, tidak mempunyai keterampilan untuk bekerja dalam menambah penghasilan dan tidak mempunyai sanak keluarga untuk membantu dalam memenuhi kehidupannya secara layak.10 Peningkatan ini tentunya perlu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah berkaitan dengan pelayanan sosial dan pelayanan kesehatan terkait dengan proses menua. Lansia membutuhkan perhatian khusus dalam kesehatan, kemandirian, keperawatan, dan penghargaan.

Alasan lansia membutuhkan perhatian khusus dikarenakan masalah pada lansia dimasukkan ke dalam “empat besar” penderitaan geriatrik yaitu mempunyai masalah yang komples, tidak ada pengobatan sederhana, penurunan kemandirian, dan membutuhkan bantuan orang lain dalam perawatan. Perhatian yang diberikan kepada lansia dapat berupa dukungan sosial khususnya keluarga atau kerabat dekat. Dukungan keluarga dapat merupakan informasi verbal maupun nonverbal, saran, bantuan, atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-

(3)

orang terdekat berupa kehadiran serta hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional kepada penerimanya.11

Dukungan merupakan suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan kegiatan. Dukungan keluarga sangat erat hubungannya dengan fungsi keluarga, dimana keluarga dapat mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan, memberikan perawatan, mempertahankan suasana rumah, mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan. Keluarga menjadi tempat untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan mendukung. Dampak positif dari dukungan keluarga yaitu meningkatkan penyesuaian diri seseorang terhadap kejadian-kejadian dalam kehidupan.12 Hal ini sejalan dengan penelitian Arini dkk bahwa ada hubungan signifikan antara dukungan keluarga terhadap lansia, hal ini di pengaruhi anggota keluarga menjadi salah satu solusi alternatif dalam meningkatkan kualitas dari harapan hidup lansia yang tetap baik.13

Dukungan keluarga memegang peranan penting dalam menentukan bagaimana pemenuhan dalam melakukan aktivitas sehari-hari lansia, meliputi makan, minum, mandi, berjalan, tidur, duduk, BAB, BAK, dan bergerak.

Menurut Friedman, ikatan kekeluargaan yang kuat sangat membantu ketika lansia mengahadapi masalah, karena keluarga merupakan orang yang paling dekat hubungannya dengan lansia. Keluarga memiliki beberapa jenis dukungan

(4)

antara lain dukungan infromasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan emosional.14-16

Dukungan keluarga terhadap lansia sangat dipengaruhi oleh modernisasi yang menyebabkan terjadinya pergeseran nilai-nilai keluarga dalam merawat lansia. Ada tiga penyebabnya yaitu perubahan keluarga dari extended family ke nuclear family, meningkatnya tingkat partisipasi kerja pada wanita, dan migrasi

keluar pada usia muda (young out migration). Perubahan tanggung jawab keluarga mengurus lansia menyebabkan keluarga sangat sibuk dengan pekerjaanya, keluarga tidak mau direpotkan dengan berbagai permasalahan dan penyakit yang umumnya diderita oleh lansia sehingga keluarga tidak mempunyai waktu mengurus lansia atau bahkan ditinggal sendiri oleh keluarga yang membuat hidup lansia tidak potensial atau lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain sehingga menjadi terlantar. Kondisi ini yang menyebabkan keluarga memilih pelayanan institusi untuk mengurus lansia, salah satu institusi lansia adalah panti sosial.7,11

Pergeseran nilai di tengah modernisasi dan kuatnya tuntutan secara materil terasa semakin kuat, sehingga nilai-nilai kebersamaan, kegotong-royongan, dan tanggung jawab sosial semakin terkikis. Seseorang akan menjadi lebih individualis dan tidak lagi memiliki beban moral dan tanggung jawab sosial terhadap keterlantaran yang dialami oleh kerabat yang lain.11

Penelitian yang dilakukan oleh Cahyati tentang perbedaan kualitas hidup antara lansia yang tinggal di Panti Wreda dengan yang tinggal bersama

(5)

keluarganya. Terdapat perbedaan makna hidup yang signifikan antara lansia yang tinggal di Panti Wreda dengan lansia yang tinggal bersama keluarganya. Mereka yang tinggal di rumah sendiri merasakan adanya kehangatan dan tidak terlalu merisaukan keterbatasan dibidang ekonomi. Sebaliknya mereka yang tinggal di Panti Wreda merasa sedih meskipun kebutuhan mereka sehari-hari tercukupi.17

Bagi seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia, berbagai perubahan yang dialami akan menimbulkan persoalan tersendiri yang terkadang akan dapat berpengaruh dalam kesehatan fisiknya ataupun keseimbangan mental psikologisnya. Tidak jarang karena perubahan-perubahan yang dialami oleh seorang lansia juga akan berdampak kepada kerohaniannya. Karena kondisi inilah, maka keluarga menjadi tempat pertama bagi seorang lanjut usia untuk dapat memasuki proses penerimaan diri terhadap perubahan-perubahan kehidupan dan itulah sebabnya dukungan keluarga sangat dibutuhkan. Dukungan keluarga merupakan bantuan yang dapat diberikan kepada keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasehat, yang membuat penerima dukungan akan merasa disayang, dihargai dan tentram.12

Kemampuan keluarga dalam mendukung kesehatan lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap, dukungan petugas, dukungan tokoh masyarakat maupun infrastruktur atau sarana prasarana pendukung lainnya.18

Pengetahuan keluarga yang kurang baik dapat disebabkan sumber informasi yang didapat keluarga sangat kurang.18 Hasil wawancara dengan salah satu

(6)

petugas kesehatan di Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung, mengatakan bahwa petugas kesehatan belum optimal dalam memberikan informasi dukungan keluarga lansia meskipun selama ini petugas kesehatan sudah memberikan penyuluhan berupa ceramah tanya jawab kepada lansia maupun kepada keluarga tentang kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh lansia pada saat kegiatan PROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit Kronis), selain itu tugas dan tanggung jawabnya yang sangat besar sehingga kinerja mereka dalam satu program seperti lansia masih kurang optimal dan hanya mengandalkan keberadaan dirinya sebagai salah satu sumber informasi kesehatan bagi masyarakat termasuk keluarga.6

Data survey pendahuluan peneliti di Puskesmas Ibrahim adjie kota Bandung pada tanggal 12 Februari 2019, hasil wawancara terhadap 10 orang lansia, sebanyak 4 orang lansia (40%) mengatakan bahwa mereka masih tinggal dengan keluarganya dan 6 orang lansia (60%) yang hidup sendiri dikarenakan anak-anak yang sudah menikah tidak tinggal bersama mereka lagi. Dari pengumpulan wawancara tersebut didapatkan hasil bahwa lebih dari setengah responden (53,3%) memiliki dukungan keluarga yang tidak mendukung, lebih dari setengah responden (58,4%) memiliki dukungan emosional yang tidak mendukung, lebih dari setengah responden (59,7%) memiliki dukungan penghargaan yang mendukung, lebih dari setengah responden (81,8%) memiliki dukungan informasi yang tidak mendukung, dan hampir sebagian besar dari responden (53,2%) memiliki dukungan instrumental yang mendukung.6 Kehidupan lansia

(7)

kurang berkualitas baik dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi seperti ekonomi dan keluarga yang kurang memberikan perhatian kepada mereka.

Misalnya keluarga tidak memberikan informasi tentang kesehatan, tidak membawa lansia ke puskesmas saat sakit, tidak memberikan perhatian kepada lansia, hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan keluarga yang kurang baik 6 Berdasarkan hasil penelitian Agustin, bahwa pengetahuan mempengaruhi dukungan keluarga mengenai perawatan hipertensi pada lansia. Pengetahuan merupakan aspek mendasar yang harus diperhatikan mengingat pengetahuan yang baik terhadap sesuatu hal akan mempengaruhi persepsi, sikap dan perilaku seseorang.19,20

Peningkatan pengetahuan pada keluarga lansia dapat dilakukan dengan penyuluhan menggunakan berbagai metode seperti ceramah tanya jawab maupun melalui media, misalnya dengan media booklet. Metode ceramah tanya jawab merupakan metode pengajaran atau pemberian informasi yang menggabungkan antara ceramah dan tanya jawab yang dilakukan oleh pendidik untuk menyampaikan materi dan memberikan peluang untuk melakukan tanya jawab.21 Metode ceramah tanya jawab dilakukan untuk membantu keluarga memperoleh informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan, sedangkan media Booklet memiliki dua kelebihan dibandingkan dengan media lain yaitu dapat dibawa kemana - mana dan dipelajari setiap saat oleh keluarga lansia karena didesain dalam bentuk buku kecil serta memuat informasi lebih banyak dan lebih ringkas.20,22,23

(8)

Berdasarkan penelitian Rahmawati dkk, pengaruh ceramah tanya jawab dengan media booklet terhadap peningkatan pengetahuan ibu dalam upaya pencegahan gizi buruk balita menunjukkan ada pengaruh penyuluhan gizi dengan adanya perbedaan tindakan ibu sebelum dilakukan penyuluhan gizi yang baik sebanyak 14,29%, sesudah penyuluhan gizi menjadi 42,86%.24 Hal ini didukung oleh Notoatmodjo, bahwa pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.25 Selain itu dalam penelitian safitri dkk, menyimpulkan bahwa booklet dan ceramah tanya jawab mampu meningkatkan pengetahuan pre-test yang awal penelitian mempunyai kategori baik sebanyak 50%, kategori cukup sebanyak 42,8% dan kategori kurang sebanyak 71,4% meningkat menjadi 64,3% kategori baik, 35,7% dengan kategori cukup dan tidak ada dengan kategori kurang saat post-test, hal ini dikarenakan materi yang dituangkan dalam booklet dan ceramah tanya jawab lebih lengkap, lebih terperinci, jelas dan edukatif serta penyusunan materi booklet dibuat sedemikian rupa agar menarik perhatian, sesuai dengan kebutuhan

dan kondisi. Selain itu, booklet juga dapat dibawa pulang sehingga subjek dapat membaca dan mempelajarinya.26

Media booklet dan metode ceramah tanya jawab bisa menambah pengetahuan manusia dalam memberikan pesan kesehatan, karena pengetahuan yang ada pada manusia bisa diterima dan ditangkap melalui panca indera.

Semakin banyak panca indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak pula pengetahuan yang diperoleh. Oleh sebab itu media booklet

(9)

dan metode ceramah tanya jawab dapat meningkatkan pengetahuan responden mengenai dukungan keluarga terhadap lansia.27,28

Berdasarkan uraian diatas maka, tema sentral pada penelitian ini adalah : Dukungan keluarga sangat erat hubungannya dengan salah satu fungsi dasar keluarga, yaitu fungsi afektif, yaitu keluarga menjadi tempat untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan mendukung. Dampak positif dari dukungan keluarga yaitu meningkatkan penyesuaian diri seseorang terhadap kejadian-kejadian dalam kehidupan. Keluarga merupakan pemberi dukungan utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Banyak orang berharap dapat hidup sampai usia tua. Namun demikian, hanya beberapa saja yang siap menghadapi masa lanjut usia tersebut, demikian pula keluarga yang merawatnya. Pada saat kemampuan fisik, mental dan emosionalnya sangat menurun, seseorang lansia tidak dapat hidup secara berguna dan tidak bergantung kepada orang lain. Dalam keadaan ini keluarga dan masyarakat di sekitarnya cenderung untuk meninggalkannya.

Keadaan tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang masa usia lanjut.

Pengetahuan merupakan aspek mendasar yang harus diperhatikan mengingat pengetahuan yang baik terhadap sesuatu hal akan mempengaruhi persepsi, sikap dan perilaku seseorang Peningkatan pengetahuan pada keluarga lansia dapat dilakukan dengan menggunakan penyuluhan menggunakan berbagai metode ataupun dengan media, misalnya dengan media booklet. Metode Ceramah merupakan suatu cara untuk memberikan informasi secara lisan sedangkan media Booklet memiliki dua kelebihan dibandingkan dengan media lain yaitu dapat dibawa kemana - mana dan dipelajari setiap saat oleh keluarga lansia karena didesain dalam bentuk buku kecil serta memuat informasi lebih banyak dan lebih ringkas, sehingga melalui booklet keluarga lansia menambah pengetahuan tentang dukungan kepada lansia untuk memberikan perhatian khusus dalam kesehatan, kemandirian, keperawatan, dan penghargaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Media Booklet dan Metoda Ceramah Tanya Jawab Terhadap Pengetahuan Keluarga Tentang Dukungan kepada Lansia.

(10)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Bagaimana Pengaruh Media Booklet dan Metoda Ceramah Tanya Jawab Terhadap Pengetahuan Keluarga Tentang Dukungan pada Lansia?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis Pengaruh Media Booklet dan Metoda Ceramah tanya Jawab Terhadap Pengetahuan Keluarga Tentang Dukungan pada Lansia.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan referensi keluarga tentang dukungan pada Lansia.

1.4.2 Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan sebagai media pendidikan bagi keluarga untuk menggunakan Booklet dalam memberikan Dukungan pada Lansia.

Referensi

Dokumen terkait

Wibisono [7] presented a circuit diagram for satellite dish alignment where the architecture was based on AVR Design of Wireless Automatic Microwave Antenna Alignment System Mortada

I hope that Peter Andren has many years ahead of him in Parliament, and that his success prompts more good people to take the plunge, build a team and make another seat Independent.. We